Pengungkapan Wajib Mandatory Disclousure

commit to user 41 penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Subiyantoro 1997 dalam Fitria 2006, mendefinisikan pengungkapan dalam arti luas yaitu: “pengungkapan berkenaan dengan informasi yang disajikan baik dalam bentuk laporan keuangan maupun media komunikasi pendukung lainnya seperti: catatan kaki, peristiwa setelah tanggal pelaporan, analisis manajemen mengenai operasi pada tahun yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi serta laporan keuangan tambahan mengenai segmental disclosure dan informasi lain diluar historiacal cost”. Subekti 2001 dalam Tonor 2009 membagi pengungkapan menjadi tiga bentuk, yaitu: 1 full disclosure : perusahaan mengungkapkan seluruh informasi yang berkaitan dengan laporan keuangannya yang menggambarkan keadaan perusahaan apa adanya, jenis pengungkapan ini biasanya bersifat detail dan substansional; 2 adequate disclosure : perusahaan melakukan pengungkapan hanya untuk memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh institusi tertentu; 3 fair disclosure : perusahaan melakukan pengungkapan wajar, tidak terlalu detail, tetapi juga tidak terlalu minim. Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar dan regulasi.

a. Pengungkapan Wajib Mandatory Disclousure

Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan yang wajib dikemukakan oleh perusahaan, khususnya perusahaan publik kepada masyarakat. Peraturan tentang standar pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik antara lain: commit to user 42 1 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-06PM2000 tentang Perubahan Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan 2 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-134BL2006 tentang Kewajiban penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik. 3 Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor No.SE- 02PM2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan oleh Emiten atau Perusahaan Publik-Industri Manufaktur. b. Pengungkapan Sukarela Voluntary Disclosure Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan PSAK nomor 1 yang menyatakan sebagai berikut: “ Informasi lain atau informasi tambahan telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi ketidakpastian, laporan mengenai lingkungan hidup, dan laporan nilai tambah adalah merupakan pengungkapan yang dianjurkan tidak diharuskan dan diperlukan dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan pemakai”. Perusahaan akan selalu mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diperolehnya dengan melakukan pengungkapan sukarela Fitria, 2006. Di sisi lain perusahaan akan memperoleh manfaat dari pengungkapan sukarela antara lain meningkatkan kredibilitas perusahaan, membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen, menarik perhatian analis dalam meningkatkan akurasi commit to user 43 ekspektasi pasar, menurunkan ketidaksimetrisan informasi pasar, dan menurunkan kejutan pasar Na’im dan Rakhaman, 2000; dalam Zubaidah dan Zulfikar, 2005. Pengungkapan sukarela dimaksudkan memberi informasi tambahan kepada pemakai laporan keuangan. Alasan pengungkapan sukarela juga erat dengan keputusan investor dalam hal ini diwakili oleh pasar modal. Pada umumnya perusahaan akan mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan untuk mengoptimalkan fungsi pasar modal Hendriksen dan Brenda, 2001. Pada umumnya perusahaan enggan melakukan pengungkapan melebihi peraturan yang ditetapkan, terutama melakukan pengungkapan sukarela. Menurut Hendriksen dan Brenda 2001, ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan enggan melakukan pengungkapan, yaitu sebagai berikut: 1 Pengungkapan akan membantu para pesaing dan merugikan pemegang saham. 2 Pengungkapan yang lengkap akan memberikan keuntungan kepada serikat pekerja dalam hal tawar menawar upah. 3 Adanya keraguan terhadap kemampuan investor dalam memahami kebijakan dan prosedur akuntansi sehingga full disclosure hanya akan menyesatkan. 4 Tersedianya sumber-sumber informasi lain selain laporan tahunan yang tersedia dengan biaya yang lebih mahal. 5 Kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan investor Penelitian yang dilakukan oleh Achmad 2008 menggunakan indeks pengungkapan untuk mengukur tingkat pengungkapan sukarela perusahaan. commit to user 44 indeks pengungkapan ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu indeks pengungkapan tanpa pembobotan dan dengan pembobotan. Kedua jenis indeks pengungkapan dan item-item pengungkapan dapat dikembangkan sendiri oleh peneliti atau dikembangkan lembaga tertentu. Penggunaan indeks pengungkapan dengan pembobotan dilakukan karena setiap item informasi kemungkinan besar memiliki tingkat kepentingan important berbeda bagi pengguna dibandingkan item yang lain, dan perusahaan mungkin akan terpengaruh untuk melakukan pengungkapan lebih pada item pengungkapan yang lebih penting Achmad, 2008.

B. Kaitan Corporate Governance, Pengungkapan Sukarela, dan Asimetri

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

1 5 137

Financial Distress, Corporate Governance dan Karakteristik Peruahaan terhadap Pengungkapan Sukarela pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

0 3 165

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 3 98

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP ASIMETRI INFORMASI (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014)

0 7 22

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008 – 2011).

0 3 14

ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH STRUKTUR DEWAN TERHADAP PENURUNAN ASIMETRI INFORMASI DI SEKITAR PENGUMUMAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI SEBELUM DAN SELAMA KRISIS FINANSIAL GLOBAL

0 2 98

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI).

0 6 30

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 0 15

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) AWAL

0 0 15

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) RINGKASAN Revisi

0 1 17