213
Setelah data diketahui normal dan homogen berdasarkan uji F F hitung 0,803 4,06 = F tabel, selanjutnya dilakukan uji signifikansi
kenaikan skor tes setiap subyek dengan uji-t. Hasil uji signifikansi tersebut dapat dilihat pada tabel 17 dibawah ini.
Tabel 17. Rangkuman hasil perhitungan Uji-t, untuk uji signifikansi peningkatan nilai skor post test terhadap nilai skor pre test di PKn
UPY.
Data yang Diuji df
t hitung t tabel
α Kesimpulan
Post Test-Pre Test 22
31,395 2,073
0,05 Signifikan
Berdasarkan pada tabel 17 tersebut disimpulkan bahwa kenaikan skor
nilai post test terhadap skor nilai pre test pada uji coba lebih luas di Prodi PKn FKIP UPY secara statistik adalah signifikan.
Dilihat dari hasil analisis data hasil belajar mahasiswa pada ketiga lokasi penelitian dalam uji coba lebih luas, maka nampak bahwa model
pembelajaran ”active learning” dengan metode kelompok memiliki pengaruh yang positif terhadap kemampuan penguasaan materi perkuliahan pada setiap
kelas yang mempunyai karakteristik agak berbeda satu dengan yang lainnya. Dilihat dari data yang terangkum pada tabel 12, 14, dan 16, juga menunjukkan
bahwa hasil nilai post test selalu memiliki perbedaan dibandingkan dengan hasil nilai pre test, yang secara statistik perbedaan tersebut adalah signifikan.
4. Interpretasi Hasil Uji Coba Lebih Luas
Mengacu kepada fokus penelitian yang menjadi perhatian dalam proses uji coba lebih luas, maka interpretasi data hasil penelitian diarahkan ke dalam dua
214
hal: pertama, interpretasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran; dan kedua, interpretasi terhadap hasil pembelajaran.
Ditinjau dari sudut proses pelaksanaan pembelajaran, memperlihatkan bahwa model pembelajaran ”active learning” dengan metode kelompok sebagai
suatu model pembelajaran yang diterapkan pada perkuliahan teori strategi pembelajaran memiliki pengaruh yang positif terhadap keaktifan mahasiswa
dalam proses interaksi perkuliahan. Seperti pada akhir proses pengembangan dan akhir uji coba, baik dalam uji coba terbatas maupun dalam uji coba lebih luas,
nampak bahwa proses pembelajaran yang dikelola oleh dosen melalui langkah- langkah model pembelajaran ”active learning” dengan metode kelompok dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, baik dari segi keaktifan, ketrampilan mengelola informasi perkuliahan, ketrampilan berkomunikasi, dan tanggung
jawab individu mahasiswa terhadap proses penyelesaian tugas kelompok. Dalam aspek keaktifan, dapat dilihat semakin meningkatnya partisipasi
aktif mahasiswa dalam bertanya, merespon pertanyaan, dan menyampaikan gagasanpendapat selama proses pembelajaran. Keaktifan mahasiswa juga dapat
dilihat dari segi meningkatnya perhatian mahasiswa terhadap materi yang disampaikan oleh tim penyaji, dan keaktifan dalam mengelola informasi atau
mencatat poin-poin penting materi sesuai alur pikir sendiri, serta keaktifan mahasiswa dalam menggali dan mengkaji bahan-bahan sumber.
Berkaitan dengan keaktifan mahasiswa dalam mengelola informasi pembelajaran, ketrampilan mahasiswa dalam mengelola informasi juga semakin
meningkat. Peningkatan ini ditunjukkan dengan kemampuan mahasiswa dalam
215
membuat peta konsep, mencatat poin-poin inti materi dan mengungkapkan informasi materi yang ditangkap sesuai dengan alur pikir yang mereka pahami,
seperti terlihat dalam uraian jawaban mahasiswa saat menyelesaikan soal essay tes formatif pada setiap akhir putaran tahap belajar antar tim.
Dalam aspek ketrampilan berkomunikasi, dapat dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan materi secara lebih komunikatif tanpa harus
terpaku dengan makalah. Kalau sebelumnya mahasiswa dalam membuat materi power poin cenderung memindahkan makalah, secara berangsur-angsur telah
berubah dengan hanya menyajikan poin-poin inti materi. Kalau sebelumnya mahasiswa dalam presentasi materi hanya membacakan makalah, secara
berangsur-angsur mulai dapat mempresentasikan materi secara lebih komunikatif, sehingga menjadi lebih menarik, tidak membosankan dan lebih mudah ditangkap
oleh mahasiswa lain yang menyimak. Dalam aspek tanggung jawab individu terhadap penyelesaian tugas
kelompok, dapat dilihat dari keseriusan dan keterlibatan setiap mahasiswa dalam tim untuk sama-sama menyusun tugas dan memahami materi yang sedang dikaji
oleh timnya. Adanya fase ”belajar menjadi tim ahli” dan penilaian terhadap kesiapan, kemampuan, dan kekompakan tim dalam mempresentasikan materi juga
telah mampu mendorong kesadaran dan tanggung jawab belajar setiap mahasiswa dalam proses pembelajaran, terutama pada tahap ”belajar dalam tim”.
Berbagai peningkatan yang berkaitan dengan keaktifan, ketrampilan belajar, ketrampilan berkomunikasi, dan kesadaran mahasiswa akan tanggung
jawab belajarnya tersebut tidak dihasilkan secara tiba-tiba, akan tetapi melalui
216
proses yang terus menerus yang dilakukan oleh dosen. Proses itulah yang dimaksudkan dengan proses peningkatan motivasi belajar dan keaktifan
mahasiswa dalam proses interaksi pembelajaran, yang merupakan kekhasan dari model pembelajaran ”active learning” dengan metode kelompok yang
dikembangkan dalam penelitian ini. Berdasarkan keterlibatan aktif mahasiswa dalam
proses interaksi
perkuliahan, ketrampilan
belajar, ketrampilan
berkomunikasi dan tanggung jawab belajar mahasiswa yang terus menerus meningkat, maka dapat dipastikan bahwa model pembelajaran ”active learning”
dengan metode kelompok memiliki pengaruh yang positif terhadap perbaikan kualitas proses perkuliahan di Perguruan Tinggi.
Disamping terhadap proses pelaksanaan pembelajaran, berdasarkan hasil perhitungan dan analisis statistik terhadap hasil belajar mahasiswa ternyata model
pembelajaran ”active learning” dengan metode kelompok yang dikembangkan juga memiliki pengaruh yang positif terhadap kemampuan mahasiswa dalam
menguasai materi perkuliahan seperti nampak dalam grafik pada gambar 8 dibawah ini.
217
21.8 37.743
20.743 36.429
16.131 30.826
5 10
15 20
25 30
35 40
Rerata
P Mat FMIPA UNY
P Sej FISE UNY
PKn FKIP UPY
Lokasi Uji Coba Lebih Luas
Pre test Post test
Gambar 8. Grafik Perolehan Rata-rata Hasil Pre Test dan Post Test di Prodi Pend. Matematika FMIPA UNY, Pend. Sejarah FISE UNY, dan PKn FKIP
UPY
Gambar grafik 8 di atas menunjukkan bahwa pengembangan model pembelajaran ”active learning” dengan metode kelompok pada ketiga kelas yang
memiliki karakteristik agak berbeda, terbukti tetap mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan. Dan berdasarkan
hasil uji signifikansi pada skor nilai post test terhadap skor nilai pre test sebagaimana terlihat pada tabel 12, 14, dan 16, menunjukkan bahwa peningkatan
kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan tersebut adalah signifikan.
G. PERBAIKAN MODEL PEMBELAJARAN
Pada hasil uji coba terbatas, model pembelajaran “active learning” dengan metode kelompok yang pada awalnya terdiri dari 6 langkah kegiatan pembelajaran
telah dikembangkan menjadi 8 langkah kegiatan pembelajaran, yaitu: 1 orientasi awal, 2 pembentukan penugasan tim, dan 3 eksplorasi ketiga kegiatan