IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN METODE ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah jenis penelitian noneksperimen yang bertujuan untuk memeriksa hubungan antara dua atau lebih variabel pada setiap subjek penelitian Singh, 2007. Kekuatan dari hubungan antar variabel tersebut secara statistik akan dinyatakan dengan koefisien korelasi Goodwin, 2005. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat hubungan antara variabel konflik peran ganda dan variabel life satisfaction pada subjek penelitian wanita bekerja.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah ciri-ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah. Ciri-ciri tersebut memungkinkan untuk dilakukan pengukuran, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif Sudjana, 2000. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu dependent variable dan independent variable. Dependent variable adalah pengukuran perilaku subjek yang merefleksikan efek dari independent variable dan independent variable adalah kondisi yang dipercayai menyebabkan perubahan pada nilai dependent variable McBurney White, 2007. Universitas Sumatera Utara Secara ringkas, variabel penelitian yang akan diukur dalam penelitian ini adalah: 1. Dependent variable : Life satisfaction. 2. Independent variable : Konflik peran ganda

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Life Satisfaction

Life satisfaction pada wanita bekerja adalah penilaian secara kognitif mengenai seberapa baik dan memuaskan hal-hal yang sudah dilakukan wanita dewasa dini yang sudah menikah dan memiliki anak serta terikat dalam aktivitas fisik maupun mental untuk mendapatkan kepuasan atau upah selama 8 jam kerjahari terhadap kehidupan rumah tangga dan pekerjaan serta kehidupannya secara menyeluruh berdasarkan suatu standar atau patokan yang dibuat oleh wanita itu sendiri. Tingkat life satisfaction yang diungkap dalam penelitian ini akan diukur dengan mengunakan skala life satisfaction yang disusun peneliti berdasarkan pengembangan aspek life satisfaction yang terdapat dalam satisfaction with life scale oleh Diener, Emmons, Larsen dan Griffin dalam Diener Biswas-Diener, 2008 dan Diener et al., 1985, yaitu 1. Keinginan untuk mengubah kehidupan, 2. Kepuasaan terhadap hidup saat ini, Universitas Sumatera Utara 3. Kepuasan hidup di masa lalu, 4. Kepuasan terhadap kehidupan di masa depan, 5. Penilaian orang lain terhadap kehidupan seseorang. Kelima aspek diatas terangkum dalam 5 item pernyataan dalam satisfaction with life scale oleh Diener et al. 1985 yang menggambarkan penilaian individu terhadap kehidupannya, antara lain: 1. In most ways my life is close to my ideal. 2. The conditions of my life are excellent. 3. I am satisfied with my life. 4. So far I have gotten the important things I want inlife. 5. If I could live my life over, I would change almost nothing Selanjutnya, dalam penelitian kelima pernyataan diatas mengalami proses penerjemahan kedalam bahasa Indonesia dan mengalami pengembangan konteks dalam dua area pekerjaan dan keluarga. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek dalam skala life satisfaction menunjukkan semakin baik dan memuaskan penilaian yang diberikan subjek maka semakin tinggi pula tingkat life satisfaction subjek. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek semakin buruk dan kurang memuaskan penilaian yang diberikan subjek maka semakin rendah tingkat life satisfaction subjek.

2. Konflik Peran Ganda

Konflik peran ganda pada wanita bekerja adalah suatu situasi ketegangan Universitas Sumatera Utara atau kesulitan dimana tuntutan dari beberapa peran yaitu peran sebagai pekerja, peran sebagai istri dan peran sebagai ibu yang melekat pada wanita dewasa dini yang sudah menikah dan memiliki anak serta terikat dalam aktivitas fisik maupun mental untuk mendapatkan kepuasan atau upah selama 8 jam kerjahari muncul secara bersamaan dan saling bertentangan dalam hal pemenuhannya. Konflik peran ganda diukur dengan skala konflik peran ganda yang disusun peneliti berdasarkan dimensi konflik peran ganda menurut Beutell dan Greenhaus dan Gutek et al. dalam Schabracq et al., 2003 dan Greenhaus Beutell, 1985 antara lain: time-based conflict, strain based conflict dan behavior based conflict. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek dalam skala konflik peran ganda menunjukkan semakin tinggi pula tingkat konflik peran ganda yang dialami subjek. Dan begitu pula sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh subjek semakin rendah tingkat konflik peran ganda yang dialami subjek.

C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi

Sampling adalah proses menetapkan dan memperoleh partisipan penelitian yang dilakukan dengan tiga langkah yaitu 1 menetapkan target populasi; 2 memilih prosedurteknik sampling dan 3 menentukan ukuran sampel Barker Pistrang Elliott, 2002. Dalam penelitian sosial, populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Kelompok subjek ini harus Universitas Sumatera Utara memiliki kesamaan ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik sama yang dapat membedakannya dengan kelompok subjek yang lain Azwar, 2007. Dalam penelitian ini, yang menjadi target populasi adalah wanita bekerja di kota Medan.

2. Metode Pengambilan Sampel

Dalam setiap penelitian, populasi terdiri dari terlalu banyak individu untuk diteliti secara individual oleh peneliti. Oleh karena pertimbangan keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti melaksanakan penelitian dengan menggunakan sampel. Sampel adalah sejumlah target responden yang dipilih dari populasi yang lebih besar demi mencapai tujuan penelitian Singh, 2007. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Dalam nonprobability sampling seluruh populasi tidak diketahui secara lengkap, peluang individu untuk dipilih menjadi sampel tidak diketahui, tidak ada proses seleksi acak dan teknik sampling ini bergantung pada faktor kemudahan atau pengetahuan awam Singh, 2007. Metode nonprobability sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah incidental. Incidental sampling atau convenience sampling merupakan teknik memilih subjek yang mudah ditemui oleh peneliti hingga jumlah sampel terpenuhi Cohen, Manion Morrison, 2000. Pada teknik ini tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, tetapi hanya kemudahan dijumpainya sampel yang disesuaikan dengan karakteristik tertentu Hadi, 2000. Universitas Sumatera Utara Kelemahan dari metode convenience sampling ini adalah sampel yang tidak representatif sehingga tidak dapat digeneralisasikan kepada populasi yang lebih luas Cohen et al., 2000. Kelemahan ini dapat diatasi dengan menggunakan asumsi peneliti bahwa populasinya relatif sangat homogen Hadi, 2000. Sementara itu, keuntungan dari penggunaan metode convenience sampling adalah menghemat waktu dan biaya Cohen et al., 2000. Setelah menentukan target populasi dan teknik sampling yang digunakan, langkah berikutnya adalah menentukan ukuran sampel. Arikunto 2005 mengatakan bahwa penelitian korelasional tidak menuntut subjek penelitian yang terlalu banyak. Ary dalam Arikunto, 2005 mengatakan bahwa 50 hingga 100 subjek penelitian sudah dapat dianggap cukup. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Wanita berusia 25 – 40 tahun Hal ini merujuk pada batasan usia dini menurut Hurlock 1980 yaitu usia 20 – 40 tahun. Selain itu, batasan usia ini juga merujuk pada usia yang disarankan untuk melaksanakan suatu pernikahan menurut Walgito 2006 yaitu usia 23 – 24 tahun bagi wanita. Super dalam Weiten Llyod, 2006 mengatakan bahwa pada usia 25 – 44 tahun individu juga sudah mulai memasuki pekerjaan yang permanen. 2. Menikah dan memiliki anak Dalam keluarga berpenghasilan ganda, wanita dilaporkan memikul tanggung jawab dan beban yang lebih besar dalam hal perawatan anak dan pekerjaan rumah tangga Bond et al. dalam Weiten Llyod, 2006. Hal ini juga merujuk pada pernyataan Glenn dalam Diener, 2009 bahwa meskipun wanita yang menikah Universitas Sumatera Utara mungkin dilaporkan mengalami gejala stres yang lebih besar daripada wanita yang tidak menikah, mereka juga dilaporkan memiliki life satisfaction yang lebih tinggi. 3. Bekerja full time Dari hasil penelitian Moen dan Mc Cain dalam Hastuti, 2008 yang dilakukan pada istri yang bekerja diketahui bahwa istri yang bekerja full time ingin mempersingkat jam kerjanya untuk mengurangi ketegangan akibat konflik peran antara peran pekerjaan dan keluarga dibandingkan wanita yang bekerja part time. 4. Telah bekerja secara kontinue selama minimal 1 tahun Hal ini dimaksudkan agar subjek penelitian telah memahami hak dan kewajibannya sebagai pekerja dan sudah memiliki komitmen terhadap pekerjaannya. 5. Berdomisili di kota Medan Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih mudah mendapatkan subjek penelitian. 6. Pendidikan minimal SLTA sederajat. Hal ini mengacu pada asumsi bahwa individu SLTA sederajat sudah memiliki pekerjaan yang tetap dan full time dan dapat memahami skala yang diberikan.

D. INSTRUMEN ATAU ALAT UKUR PENELITIAN

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode self-report inventory. Barker et al. 2002 mengartikan self-report methods sebagai suatu metode yang menanyakan informasi secara langsung kepada individu baik dalam bentuk kuesioner, wawancara dan rating scale. Universitas Sumatera Utara Barker et al. juga menyebutkan keuntungan dan kerugian dari penggunaan metode self-report ini. Adapun keuntungan dari metode self report adalah peneliti memperoleh pandangan responden secara langsung. Selain itu, metode self-report berguna untuk mendapatkan informasi dalam situasi dimana data observasi tidak tersedia. Sementara itu, kelemahan metode self-report berkaitan dengan masalah validitas. Data yang diperoleh bersifat pribadi dan istimewa; oleh karena itu data menunjukkan hubungan yang mungkin berbeda dari realita menurut patokan orang lain dan peneliti. Selain itu, individu tidak selalu berkata jujur, mereka mungkin saja berbohong terhadap diri mereka sendiri ataupun terhadap peneliti sehingga partisipan penelitian mungkin tidak mampu menyediakan detail atau penggunaan konsep yang ingin diteliti. Hal ini disebut juga dengan social desirability yaitu kecenderungan subjek untuk memberikan jawaban “fake good” Landrigde, 2004. Bentuk dari metode self-report yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertulis atau rating scale. Kelebihan dari penggunaan kuesioner antara lain adalah hemat biaya, mudah diadministrasikan dan mudah diinterpretasikan. Selain kelebihan, kuesioner juga memiliki kekurangan yaitu penggunaan kalimat yang bebas konteks dan penjumlahan perilaku, pikiran dan keadaan afektif dalam suatu skor umum. Dengan menggunakan rating scale responden akan memberikan nilai numerikal pada beberapa tipe penilaian Barker et al., 2002. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain skala life satisfaction dan skala konflik peran ganda. Universitas Sumatera Utara

1. Skala Life Satisfaction

Skala life satisfaction disusun oleh peneliti dengan mengembangkan aspek-aspek life satisfaction yang dikemukakan oleh Diener et al. dalam Diener Biswas-Diener, 2008 dan diperjelas dalam jurnal Subjective Well Being: Three Decades of Progress Diener et al., 1999 yang kemudian oleh Diener et al. 1985 aspek-aspek tersebut dinyatakan dengan 5 kalimat dan dirangkum menjadi satisfaction with life scale. Dalam penelitian ini, skala satisfaction with life scale tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan dikembangkan dalam dua domain penting dalam kehidupan wanita dewasa dini yaitu domain work dan domain family. Pengukuran tingkat life satisfaction pada domain work terdiri dari 5 pernyataan dan begitu pula dengan domain family, sehingga skala life satisfaction yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 item. Skala ini disusun dengan menggunakan model penskalaan Likert. Dalam skala ini terdapat 10 aitem dan tujuh pilihan respon yaitu angka ‘1 Sangat Tidak Setuju’, ‘2 Tidak Setuju’, ‘3 Agak Tidak Setuju’, ‘4 Antara Setuju ataupun Tidak Setuju’, ‘5 Setuju’, ‘6 Agak Setuju’ dan ‘7 Sangat Setuju’. Bobot penilaian berkisar dari nilai 1 sampai dengan 7 dengan total penilaian berkisar dari skor 10 – 70. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Bobot Penilaian Skala Life Satisfaction Respon Nilai 1 Sangat Tidak Setuju 1 2 Tidak Setuju 2 3 Agak Tidak Setuju 3 4 Antara Setuju atau Tidak Setuju 4 5 Setuju 5 6 Agak Setuju 6 7 Sangat Setuju 7

2. Skala Konflik Peran Ganda

Skala konflik peran ganda disusun oleh peneliti berdasarkan dimensi- dimensi konflik peran ganda yang dikemukakan oleh Beutell dan Greenhaus dan Gutek et al. dalam Schabracq et al., 2003 dan Greenhaus Beutell, 1985 yaitu time based conflict, strain based conflict dan behavior based conflict. Skala ini disusun dengan menggunakan model penskalaan Likert. Skala ini terdiri dari 22 aitem dan terdapat empat pilihan respon yaitu ‘Sangat Sesuai’, ‘Sesuai’, ‘Tidak Sesuai’, dan ‘Sangat Tidak Sesuai’. Setiap dimensi dalam skala ini terdiri dari aitem favourable dan unfavourable. Bobot penilaian untuk setiap aitem favorable dan aitem unfavorable dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Bobot Penilaian Skala Konflik Peran Ganda Pernyataan Respon SS S TS STS Favourable 4 3 2 1 Unfavourable 1 2 3 4

E. UJI COBA ALAT UKUR

Setelah aitem-aitem pada skala life satisfaction dan skala konflik peran ganda selesai dirancang kemudian skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan pada penelitian yang sesungguhnya. Menurut Azwar 2000, Universitas Sumatera Utara tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah: a Seberapa jauh alat ukur skala life satisfaction dan skala konflik peran ganda dapat mengungkap dengan tepat indikator karakteristik dari individu yang satisfied dan mengalami konflik peran ganda. b Seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitian pengukuran atau dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan sebenarnya.

1. Uji Validitas

Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya Azwar, 2002. Dalam penelitian kuantitatif, validitas data dapat ditingkatkan dengan teknik sampling yang teliti, penggunaan alat dan teknik statistika yang tepat Cohen et al., 2000. Singh 2007 mengatakan bahwa ada dua jenis validitas yang menjadi fokus perhatian peneliti, antara lain validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal menunjukkan perluasan hasil generalisasi hasil penelitian. Sedangkan validitas internal mengacu pada penyebab-penyebab sebenarnya dari hasil penelitian. Dalam validitas internal sub kategori validitas yang hendak dicapai antara lain: 1. Face validity, mengacu pada penampilan alat ukur. Peneliti membuat tampilan fisik alat ukur yang bagus dan menarik, menggunakan kata dan petunjuk pengerjaan yang mudah dipahami serta tata letak dari setiap kalimat yang baik. Skala life satisfaction dan skala konflik peran ganda diketik rapi pada kertas A4 70 gram dengan tulisan Times New Roman 20 pt spasi 1.5 dan Universitas Sumatera Utara dilengkapi dengan cover kertas berwarna. Pengujian face validity dilakukan pada 8 orang wanita bekerja untuk mendapatkan feedback. 2. Content validity, menilai apakah konten teknik pengukuran sesuai dengan literatur topik. Pengujian validitas ini dilakukan peneliti dengan mengadakan observasi dan penyebaran kuesioner pertanyaan terbuka terhadap 5 orang wanita bekerja untuk mengetahui konteks pertanyaan. Setelah itu, peneliti meminta professional judgement dari dosen pembimbing. 3. Construct validity, peneliti membuat representasi ciri-ciri atribut yang akan diukur lewat pembuatan blue print dari setiap alat ukur. Skala dinyatakan memiliki validitas konstrak bila item tidak menyimpang dan merupakan representasi konsep yang akan diukur. Validitas konstrak ini akan terdapat uji daya beda item yang dilakukan dengan mengkorelasikan nilai-nilai tiap butir item dengan nilai totalnya. Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisis korelasi pearson product moment dengan menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS versión 16.0 for Windows dengan interval kepercayaan 95. Azwar, 2005.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau stabilitas alat ukur Landrigde, 2004. Furlong, Lovelace Lovelace 2000 mengatakan bahwa tujuan dari dilakukannya uji reliabilitas adalah untuk meyakinkan peneliti bahwa variasi nilai dua variabel yang diukur konsisten dan sistematis pada individu atau objek yang sama. Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisis koefisien Alpha Universitas Sumatera Utara Conbrach oleh Conbrach dengan menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS versión 16.0 for windows. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r xx’ yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas.

a. Hasil Uji Reliabilitas Skala Life Satisfaction

Hasil uji coba skala life satisfaction menghasilkan nilai koefisien realibiltas alpha sebesar 0,815 dengan kisaran nilai corrected item total correlation dimulai dari 0,352 sampai 0,768. Aitem yang diujicobakan dinyatakan lulus dengan koefisien korelasi r ix minimal 0,30. Blue print skala life satisfaction sebelum dan setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Blue Print Skala Life Satisfaction Sebelum dan Setelah Uji Coba N o Domain Aspek Nomor Aitem Total 1. Work 1. Keinginan untuk mengubah kehidupan. 1 1 2. Kepuasaan terhadap kehidupan saat ini. 3 1 3. Kepuasan terhadap kehidupan di masa lalu. 5 1 4. Kepuasan terhadap kehidupan di masa depan. 7 1 5. Penilaian orang lain terhadap kehidupan individu. 9 1 2. Family 1. Keinginan untuk mengubah kehidupan. 2 1 2. Kepuasaan terhadap kehidupan saat ini. 4 1 3. Kepuasan terhadap kehidupan di masa lalu. 6 1 4. Kepuasan terhadap kehidupan di masa depan. 8 1 5. Penilaian orang lain terhadap kehidupan individu. 10 1 Total 10 10

b. Hasil Uji Reliabilitas Skala Konflik Peran Ganda

Sebelum menghitung reliabillitas skala konflik peran ganda secara menyeluruh, peneliti melakukan uji daya beda aitem dalam masing-masing dimensi konflik peran ganda terlebih dahulu. Batasan minimal koefisien korelasi r ix yang digunakan sesuai dengan tabel pearson product moment sebesar 0,214 untuk 60 orang subjek penelitian Pearson dalam Landrige, 2004. a. Dimensi Time Based Conflict Hasil penghitungan uji daya beda 10 aitem pada dimensi time based conflict diperoleh nilai koefisien reliabilitas alpha 0.313 dengan kisaran nilai corrected item total correlation dimulai dari -0,437 sampai 0,382. Jumlah aitem yang valid Universitas Sumatera Utara setelah dilakukan uji coba adalah sebanyak 7 aitem dengan nilai koefisien reabilitas alpha sebesar 0,626. b. Dimensi Strain Based Conflict Hasil penghitungan uji daya beda 7 aitem pada dimensi strain based conflict diperoleh nilai koefisien reliabilitas alpha 0.262 dengan kisaran nilai corrected item total correlation dimulai dari -0,038 sampai 0,241. Jumlah aitem yang valid setelah dilakukan uji coba adalah sebanyak 4 aitem dengan nilai koefisien reabilitas alpha sebesar 0,468. c. Dimensi Behavior Based Conflict Hasil penghitungan uji daya beda 5 aitem pada dimensi behavior based conflict diperoleh nilai koefisien reliabilitas alpha 0.398 dengan kisaran nilai corrected item total correlation dimulai dari 0,022 sampai 0,345. Jumlah aitem yang valid setelah dilakukan uji coba adalah sebanyak 3 aitem dengan nilai koefisien reabilitas alpha sebesar 0,492. Setelah dilakukan uji daya beda aitem pada setiap dimensi dan diperoleh aitem-aitem yang valid dan reliable untuk setiap dimensi, kemudian dilakukan pengujian reliabilitas skala konflik peran ganda. Hasil uji coba skala konflik peran ganda dengan menggunakan 14 aitem menghasilkan nilai koefisien realibiltas alpha sebesar 0,749 dengan kisaran nilai corrected item total correlation yang dimulai dari 0,245 sampai 0,471. Blue print skala life satisfaction sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Blue print Skala Konflik Peran Ganda Sebelum Uji Coba No Bentuk Konflik Nomor Aitem Total Favorable Unfavorable 1. Time-Based Conflict 1, 7, 8, 9, 11, 18 5, 12, 15, 19 10 2. Strain Based Conflict 2, 20, 22 3, 6, 14, 17 7 3. Behavior Based Conflict 4, 16, 21 10, 13 5 Total 12 10 22 Blue print skala life satisfaction setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda Setelah Uji Coba No Bentuk Konflik Nomor Aitem Total Favorable Unfavorable 1. Time-Based Conflict 1, 7, 8, 9, 11, 18 5, 12, 15, 19 7 2. Strain Based Conflict 2, 20, 22

3, 6, 14, 17, 4

3. Behavior Based Conflict

4, 16, 21 10, 13,

3 Total 8 6 14 Keterangan: nomor aitem = aitem yang gugur Selanjutnya, skala konflik peran ganda yang telah diuji coba mengalami penomoran ulang untuk pengambilan data yang sesungguhnya. Jumlah aitem yang dijadikan alat ukur penelitian adalah sebanyak 14 aitem. Distribusi aitem pada skala konflik peran ganda yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Distribusi Skala Konflik Peran Ganda Untuk Penelitian Bentuk Konflik Nomor Aitem Total Favorable Unfavorable Time-Based Conflict 2 18, 6 9, 11 7, 13 8 1 15, 4 5, 8 19 7 Strain Based Conflict 5 2, 10 20 7 3, 12 17 4 Behavior Based Conflict 3 4, 14 16 9 13 3 Jumlah 8 6 14 Keterangan: nomor aitem = nomor aitem saat uji coba

F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap Universitas Sumatera Utara pengumpulan data dan tahap analisis data.

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti mengadakan studi literatur untuk mengkaji teori-teori mengenai konflik peran ganda dan life satisfaction. Peneliti juga mencari tahu alat ukur yang sesuai untuk mengukur konflik peran ganda dan life satisfaction. b. Proses test taking attitude Sebelum membuat alat ukur konflik peran ganda, terlebih dahulu peneliti memberikan sejumlah pertanyaan terbuka dan melakukan observasi pada 5 orang wanita bekerja berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dan situasi-situasi apa saja yang dapat menimbulkan terjadinya konflik peran ganda pada wanita bekerja untuk mendukung pembuatan alat ukur. Selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap jawaban mana yang paling banyak muncul itulah dilakukan pengembangan skala pengukuran konflik peran ganda. Kemudian peneliti membuat blue print dengan memperhatikan indikator dari setiap dimensi konflik peran ganda. Setelah itu, peneliti mulai menyusun aitem-aitem berdasarkan blue print yang telah dibuat dan meminta pertimbangan professional judgement yaitu dosen pembimbing. c. Pembuatan alat ukur Pengukuran konflik peran ganda dan life satisfaction dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner atau skala. Pada skala konflik peran ganda, alat ukur dirancang sendiri oleh peneliti sesuai dengan dimensi konflik peran ganda yang dikemukakan oleh Greenhaus dan Beutell dalam Schabracq et al., 2003 dan Greenhaus Beutell., 1985. Universitas Sumatera Utara Pada alat ukur life satisfaction, peneliti menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan mengembangkan satisfaction with life scale oleh Diener et al. 1985 yang semula berjumlah 5 item menjadi 10 aitem dan mencakup satisfaction dalam dua domain penting dalam kehidupan wanita bekerja yaitu domain work dan domain family. Tahap selanjutnya adalah peneliti memberikan skala konflik peran ganda dan skala life satisfaction untuk pengujian face validity kepada 8 orang wanita bekerja untuk melihat pemahaman subjek dan mendapatkan feedback mengenai format penulisan skala dan penyusunan kata-kata dalam aitem. Setelah tahap ini dilakukan, peneliti kemudian mendiskusikan kembali susunan aitem-aitem yang akan diujicobakan berdasarkan professional judgement yaitu dosen pembimbing. d. Uji coba alat ukur Uji coba skala konflik peran ganda dan life satisfaction dilakukan kepada 60 wanita berusia 25 – 40 tahun di kota Medan yang bekerja full time, sudah menikah dan memiliki anak. Kedua kuesioner diujicobakan secara bersamaan pada tanggal 1 – 15 Februari 2011. Jumlah kuesioner yang disebar untuk uji coba adalah 80 eksemplar dan kuesioner yang kembali kepada peneliti dan memenuhi syarat untuk pengujian reliabilitas berjumlah 60 eksemplar. Peneliti memberikan secara langsung kuesioner kepada subjek penelitian dan juga meminta bantuan kepada orang lain untuk membagikan skala kepada subjek yang sesuai dengan kriteria subjek dalam penelitian ini. e. Penyusunan alat ukur penelitian Universitas Sumatera Utara Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur, peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala penelitian dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS. Aitem-aitem yang valid dan reliabel kemudian disajikan dalam skala penelitian.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan alat ukur pada 90 orang wanita bekerja yang telah disesuaikan dengan karakteristik sampel. Dalam penyebaran skala, peneliti secara langsung menjumpai subjek penelitian dan meminta kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner. Selain itu, peneliti juga menitipkan skala kepada orang yang peneliti anggap memahami metode pemberian skala. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan skala ini kurang lebih 10 – 15 menit. Pengambilan data dilakukan tanggal 18 Februaru – 09 Maret 2011. Jumlah skala yang disebar untuk penelitian adalah sebanyak 114 eksemplar. Jumlah skala yang kembali kepada peneliti ada sebanyak 94 eksemplar dan jumlah skala yang memenuhi persyaratan untuk diikutsertakan dalam proses pengolahan data sebanyak 90 skala.

3. Tahap Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data lebih lanjut peneliti melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan data yang diperoleh di lapangan diantaranya adalah: a. Pengecekan kembali data yang telah terkumpul apakah sudah lengkap dan sesuai dengan karakteristik subjek yang ditetapkan Universitas Sumatera Utara b. Penskoran jawaban subjek terhadap alat ukur penelitian c. Melakukan tabulasi terhadap jawaban subjek penelitian yang telah diskor d. Memasukan data yang telah ditabulasi dan mengeceknya kembali. Setelah data terkumpul maka data tersebut diolah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS version 16.0 for windows.

G. UJI NORMALITAS DAN UJI LINEARITAS

Sebelum dilakukannya analisis data terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian untuk mengetahui metode statistik yang sesuai untuk digunakan dalam pengolahan data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis terdistribusi sesuai dengan prinsip–prinsip distribusi normal. Hal ini penting dilakukan karena kalau populasi yang darinya sampel diambil tidak bersifat normal maka pengukuran statistik yang bergantung pada asumsi normalitas ini menjadi cacat sehingga kesimpulannya menjadi tidak berlaku Kerlinger, 1986. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for windows. Kolmogorov-Smirnov adalah suatu uji yang memperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel skor yang diobservasi dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Universitas Sumatera Utara Kaidah normal yang digunakan adalah jika p ≥ 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal Field, 2009.

2. Uji linearitas

Uji linieritas hubungan dilakukan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji F dengan bantuan program komputer SPSS 16.0. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier Hadi, 2000.

H. METODE ANALISA DATA

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows. Alasan yang mendasari dipakainya analisis statistik adalah karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan penelitian. Selain itu alasan penggunaan statistik adalah karena statistik bekerja dengan angka, statistik bersifat objektif, dan universal Hadi, 2000. Data konflik peran ganda dan data life satisfaction dalam penelitian ini Universitas Sumatera Utara bersifat interval. Metode analisis penelitian untuk melihat hubungan korelasional antara dua data yang bersifat interval adalah metode korelasi Pearson Product Moment. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan analisa data dan pembahasan sesuai dengan hasil dari data yang diperoleh. Analisa data diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan interpretasi hasil penelitian.

A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah wanita bekerja di kota Medan yang berusia 25 – 40 tahun, sudah menikah dan memiliki anak serta bekerja full time. Dari 90 orang subjek penelitian diperoleh gambaran subjek penelitian berdasarkan usia, tingkat pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, lama bekerja, status pernikahan, jumlah anak, status tempat tinggal, kepemilikan pengasuh anak, kepemilikan Pembantu Rumah Tangga PRT.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia subjek penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut: Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia Tahun Jumlah N Persentase 25 – 29 15 16.7 30 – 34 18 20 35 – 40 57 63.3 TOTAL 90 100 Berdasarkan tabel 7 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar wanita bekerja yang diteliti berusia 35 – 40 tahun, yaitu sebanyak 57 orang 63.3. Kemudian kelompok terbanyak kedua adalah kelompok usia 30 – 34 tahun, Universitas Sumatera Utara