DINAMIKA HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DENGAN LIFE

menyelesaikan tuntutan pekerjaan dan keluarga Barnett Baruch; Beutell Greenhaus dalam Schabracq et al., 2003.

E. DINAMIKA HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DENGAN LIFE

SATISFACTION PADA WANITA BEKERJA. Meltzer dan Ludwig dalam Hurlock, 1980 mengatakan bahwa faktor penentu kebahagiaan seorang individu dalam berbagai periode dewasa dini, antara lain menyangkut kehidupan keluarga, pekerjaan, kesehatan yang baik dan prestasi-prestasi dalam pencapaian tujuan. Secara khusus, Hurlock 1980 menyatakan bahwa tingkat keberhasilan individu dalam memecahkan masalah penting di masa dewasanya menyangkut kehidupan pekerjaan dan keluarga akan menentukan kepuasannya dan mempengaruhi kebahagiaannya. Life satisfaction merupakan penilaian secara kognitif mengenai seberapa baik dan memuaskan hal-hal yang sudah dilakukan individu dalam kehidupannya secara menyeluruh dan atas area-area utama dalam hidup yang mereka anggap penting domain satisfaction seperti hubungan interpersonal, kesehatan, pekerjaan, pendapatan, spiritualitas dan aktivitas di waktu luang Diener Biswas-Diener, 2008. Sebagai komponen kognitif dari subjective well being, life satisfaction dan domain satisfaction berpatokan pada kepercayaan atau sikap individu dalam menilai kehidupannya Schimmack, dalam Eid Larsen, 2008. Dua area domain yang utama dalam kehidupan individu dewasa adalah domain pekerjaan dan keluarga Newman Newman, 2006. Bekerja merupakan Universitas Sumatera Utara area penting dalam penentuan life satisfaction individu Diener et al., 2008. Bekerja itu sendiri merupakan aktivitas manusia baik fisik maupun mental yang pada dasarnya merupakan bawaan dan mempunyai tujuan yaitu mendapatkan kepuasan As’ad, 1998. Fenomena yang sedang berkembang sebagai akibat dari pelaksanaan pembangunan nasional adalah semakin besarnya jumlah wanita yang bekerja dan semakin banyaknya wanita yang berhasil memasuki jenis-jenis pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah dimasuki oleh kaum hawa seperti penerbang, manajer, direktur eksekutif, berbagai sektor industri dan sektor usaha bahkan profesi yang tergolong keras Anoraga, 2006. Bekerja memberikan dampak yang menguntungkan bagi well being wanita dewasa dini. Wanita bekerja tampak lebih bahagia dan lebih puas, mempunyai kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, kompetensi dan rasa percaya diri yang lebih besar dan kemandirian finansial bila dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja Matlin, 2004; Rini, 2002. Selain bekerja, perempuan dewasa dini menurut tugas perkembangannya juga dituntut untuk menikah dan membentuk sebuah keluarga Hurlock, 1980. Pernikahan biasanya digambarkan sebagai bersatunya dua individu Santrock, 2002. Pernikahan mempunyai efek positif terhadap well being individu Lee, Seccombe dan Shehan, dalam DeGenova, 2008. Wanita bekerja yang menikah dikatakan lebih bahagia karena pernikahan menyediakan intimasi, dukungan sosial, komitmen, persahabatan, kasih sayang, pemuasan seksual, pendampingan Universitas Sumatera Utara dan peluang bagi pertumbuhan emosional, sumber identitas dan kepercayaan diri yang baru serta adanya penghasilan ganda Carr, 2004; Papalia et al., 2008. Masa dewasa dini juga merupakan periode khusus dan sulit dalam rentang kehidupan manusia. Individu dewasa dini diharapkan memainkan peran baru, seperti peran pencari nafkah, peran suamiistri, dan peran orangtua Hurlock, 1980. Peran role adalah pola perilaku yang menentukan perilaku yang tepat pada suatu situasi yang spesifik Myers Myers, 1992 sesuai dengan pandangan masyarakat Henslin, 2005. Setiap hari, individu laki-laki dan perempuan memainkan beberapa peran sekaligus Henslin, 2005. Setiap peran yang dimainkan individu tidak terlepas dari adanya harapan-harapan atau tuntutan Newman Newman, 2006. Sebagai contoh, wanita dewasa dini memainkan peran sebagai pekerja, istri dan ibu secara bersamaan. Status sebagai pekerja juga menuntut wanita untuk bekerja dalam sejumlah waktu tertentu dalam seminggu atau menyelesaikan pekerjaan sesuai standar kualitas. Di sisi lain, status sebagai istri dan ibu menuntut wanita untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan perawatan anggota keluarga Matlin, 2004. Pada umumnya, tuntutan atau harapan berbagai peran yang dimainkan individu muncul dan terpenuhi secara terpisah-pisah. Namun, terkadang apa yang diharapkan oleh peran yang satu tidak sesuai dengan harapan peran yang lain. Hal inilah yang menyebabkan individu mengalami konflik peran Henslin, 2005. Universitas Sumatera Utara Konflik peran terjadi ketika tuntutan atau harapan berbagai peran saling bertentangan dan muncul secara bersamaan Newman Newman, 2006. Friedman dan Greenhaus dalam Schabracq et al., 2003 mengatakan bahwa wanita bekerja mengalami konflik peran ganda sebagai bentuk ketegangan antara tekanantanggung jawab dari peran pekerjaan dan peran di keluarga yang saling bertentangan. Konflik peran ganda yang dialami wanita bekerja menyangkut kehidupan pekerjaan dan keluarga tersebut meliputi time based conflict, strain based conflict, dan behavior based conflict Beutell dan Greenhaus dan Gutek et al. dalam Schabracq, et al., 2003. Wanita merasakan tekanan personal yang membuat mereka merasa bersalah dan cemas ketika mereka tidak mampu memenuhi seluruh tanggung jawabnya Pines Aronson dalam Schabracq et al., 2003. Dalam situs e- psikologi.com, Rini 2002 mengatakan bahwa wanita bekerja yang mengalami peran ganda ingin dapat memainkan peran mereka sebaik mungkin secara proporsional dan seimbang. Konflik antara peran pekerjaan dan keluarga memiliki efek negatif terhadap well being individu Burke Greenhaus dalam Schabracq et al., 2003. Konflik peran ganda ini dapat mengarah pada ketidakpuasan dan ketidaknyamanan distress dalam area pekerjaan dan keluarga serta mempunyai dampak negatif terhadap pola pengasuhan Schabracq et al., 2003. Wanita dilaporkan mengalami kesulitan ketika harus mengkombinasikan peran ganda Universitas Sumatera Utara dengan baik sementara mereka juga harus tetap memperhatikan diri mereka DeGenova, 2008. Hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh McMunn et al. 2005 yang menyimpulkan bahwa perempuan yang menjalankan satu peran utama saja dalam kehidupannya misalnya hanya menjadi ibu rumah tangga, janda atau perempuan lajang yang bekerja secara signifikan mengalami kondisi kesehatan yang buruk dibandingkan perempuan yang menjalankan banyak peran utama. Hal ini juga didukung oleh Mark dan Sieber dalam Schabracq et al., 2003 yang mengatakan bahwa semakin banyak peran yang dilakukan oleh wanita maka semakin besar potensi untuk mengakses sumberdaya harga diri, status sosial dan keuntungan financial dan semakin besar juga kemampuan mendelegasikan kewajiban dari peran-peran yang berbeda.

F. HIPOTESIS PENELITIAN