Pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing (Bagi Hasil) dan Promosi terhadap Minat Nasabah Non-Muslim menjadi Nasabah Bank Syariah (Wilayah Jakarta Timur)

(1)

PENGARUH LOKASI, PELAYANAN, RELIGIUS STIMULI, REPUTASI, PROFIT SHARING (BAGI HASIL) DAN PROMOSI TERHADAP MINAT

NASABAH NON-MUSLIM MENJADI NASABAH BANK SYARIAH (WILAYAH JAKARTA TIMUR)

Oleh : RANDY ANDIKA NIM: 108081000114

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Randy Andika

Nama panggilan : Randy Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 09 Agustus 1989 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln.H.Bakri Rt 02/7 No.60 Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan

E-mail address : Andika_randy@ymail.com

PENDIDIKAN

 Tamat th. 2001 : SDN 08 Pagi Jakarta  Tamat th. 2004 : SLTPN 87 Jakarta  Tamat th. 2007 : SMKN 18 Jakarta

 Tamat th. 201.. : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Mansyur

Ibu : Helda

Anak ke/dari : 2/3 bersaudara

Alamat : Jln.H.Bakri Rt 02/7 No.60 Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan

PENGALAMAN BERORGANISASI

 Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

KEMAMPUAN KOMPUTER  Ms Word : Baik  Ms Excel : Baik  Ms Power Point : Baik


(6)

ii By The: Randy Andika

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of location, service, religious stimuli, reputation, profit sharing (profit sharing), and the promotion of the interests of non-Muslim customers become bank customers Shari'ah. This study uses primary data obtained by spreading questionnaires to customers who are non-Muslims in East Jakarta. Sampling was performed using samples intentional and accidental. The sample in this study amounted to 68 respondents. The analysis used is multiple linear regression.

The results of this study indicate that the location, service, religious stimuli, reputation, profit sharing (profit sharing), and promotion affect the interests of non-Muslim customers simultaneously (F) or partially (t).

Keywords: Location, Service, Religious stimuli, Reputation, Profit Sharing (revenue), Promotion and Customer Interests Non-Muslims.


(7)

iii

PENGARUH LOKASI, PELAYANAN, RELIGIUS STIMULI, REPUTASI, PROFIT SHARING (BAGI HASIL) DAN PROMOSI TERHADAP MINAT

NASABAH NON-MUSLIM MENJADI NASABAH BANK SYARIAH (WILAYAH JAKARTA TIMUR)

Oleh: Randy Andika

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi, pelayanan, religius stimuli, reputasi, profit sharing (bagi hasil), dan promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah bank syari’ah.Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada nasabah non-muslim yang berada di wilayah Jakarta Timur. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sampel sengaja dan kebetulan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 responden. Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Dapat disimpulkan bahwa lokasi, pelayanan, religius stimuli, reputasi,

profit sharing (bagi hasil), dan promosi mempengaruhi minat nasabah non-muslim secara simultan (F) maupun parsial (t).

Kata kunci: Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing (bagi hasil), Promosidan Minat Nasabah Non-Muslim.


(8)

iv

Dengan memanjatkan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan segala nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambaNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dan memberikan wawasan kepada pembaca.

Salawat dan salam selalu dihaturkan pada junjungan Nabi Muhammad S.A.W, sebagai Nabi yang membawa perubahan dan transformasi dalam sejarah ummat manusia.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayahanda Mansyur, Ibunda Helda dan Kakak dan Adikku Anggraini Mandasari dan Fathia Ramda tercinta terima kasih atas segala dorongannya serta doanya untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan cepat dan untuk bantuan moril maupun finansial selama ini.

2. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid selaku Pembimbing I, terimakasih banyak atas segala ilmunya, waktunya untuk membimbing penulis dengan memberikan bimbingannya dengan penuh kesabaran.

3. Bapak Ade Suherlan, MM. Mba. selaku Pembimbing II, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingannya kepada penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas FEB Ekonomi, Ibu Lies Suzanawaty, SE., M.Si. selaku Wadek I, Ibu Yulianti, SE., M.Si. selaku Wadek II, Bapak Herni Ali HT, SE., MM. Selaku Wadek III FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih banyak penulis ucapkan atas segala pendidikan dan pengajaran yang telah diberikan.

5. Ibu Sri Hidayati, Ir MM, selaku dosen pembibing akademik, terima kasih atas nasihat yang tidak pernah bosan disampaikan.

6. Seluruh dosen, asisten dosen, karyawan dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai serta pelayanan akademik selama ini bagi penulis.


(9)

v

7. Sahabatku Arisansyah Sitourus S.E, Angger Razki Hakiki S.E, Basyirudin muchlis S.E, Roj Nst S.E, Adi “oo” Purnomo S.E, Dea Septian S.E, Dzulkifli Sirait S.sy, Zulkifli “Cims” S.E, Grossy S.E, M.Ginanzar S.E, Damar “black” Arief S.E, Tifa, Fatma Khaizan S.E, dan Ayu rohayati yang selalu memberikan, pelajaran kehidupan, kesetiaan, dan novel-novel yang fantastis sehingga penulis selalu bersemangat untuk lebih sukses.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan penulisan maupun dari isi materi. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Ciputat, 09 September, 2015 Penulis


(10)

vi

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………....………i

ABSRACK ………....……….ii

ABSTRAK ………...………….iii

KATA PENGANTAR ………...………iv

DAFTAR ISI ………...…..vi

DAFTAR TABEL ……….ix

DAFTAR GAMBAR ………..…..xi

DAFTAR LAMPIRAN ………..……..xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...…..………1

B. Rumusan Masalah ………..………9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...……….10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori………...12

1. Bank Syariah ...………...12

a. Pengertian Bank Syariah ...12

b. Tujuan Bank Syariah ...13


(11)

vii

d. Teori Bunga dan Riba ...14

2. Minat ...…………...……...16

3. Lokasi ...…………...18

4. Pelayanan ...……20

5. Religius Stimuli ...22

6. Reputasi ...24

7. Profit and Sharing (Bagi Hasil) ...25

8. Promosi ...29

B. Penelitian Terdahulu ………....31

C. Kerangka Berpikir…...………...…36

D. Hipotesis ………...….37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...………...39

B. Jenis Penelitian ...………. 39

C. Metode Penentuan Sampel .………... 39

D. Metode Pengumpulan Data ...……….. 40

1. Data Primer ...……… 40

a. Kuisioner ...……….... 40

E. Teknik Analisa Data ...………… 41

1. Statistik Deskriptif …...………... 41

2. Uji Instrumen ………... 41

a. Uji Validitas ... 41

b. Uji Reliabilitas ... 42

3. Analisis regresi linear berganda ... 43

a. Uji asumsi klasik ... 45

1) Uji Normalitas ... 45

2) Uji heteroskedestisitas ... 46

3) Uji multikolonieritas ... 47


(12)

viii

F. Operasional Variabel Penelitian ... 50

1. Variabel Independen (X) ... 50

2. Variabel Dependen (Y) ... 55

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……… 58

1. Sejarah Kelahiran Bank Syariah ....……….... 58

2. Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ………... 59

3. Visi dan Misi Bank Syariah ...………. 60

4. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 60

B. Analisis dan Pembahasan ………... 63

1. Statistik Deskriptif ………... 63

2. Uji Istrumen (uji kualitas instrumen penelitian) ….... 64

3. Analisis Regresi Linear Berganda ………. 69

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI . A. Kesimpulan ……….. 85

B. Saran ...………... 86

DAFTAR PUSTAKA ………... 89


(13)

ix

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

1.1 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah 2

2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional 13

2.2 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil 26

2.3 Penelitian Terdahulu 32

3.1 Operasional Variabel 56

4.1 Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuisioner 61

4.2 Karakteristik Responden 61

4.3 Rekap Skor Tertinggi dan Terendah 63

4.4 Uji Validitas Variabel Lokasi 64

4.5 Uji Validitas Variabel Pelayanan 65

4.6 Uji Validitas Variabel Religius Stimuli 66

4.7 Uji Validitas Variabel Reputasi 66

4.8 Uji Validitas Variabel Profit Sharing (Bagi Hasil) 67

4.9 Uji Validitas Variabel Promosi 67

4.10 Uji Validitas Variabel Minat Nasabah Non-Muslim 67

4.11 Uji Reliabilitas 68

4.12 One Sample Kolmongorov - Smirnov Test 73

4.13 Uji Spearman’s rho 74

4.14 Uji Multikolinearitas 76

4.15 Uji Autokerelasi 78

4.16 Uji Koefsien Determinasi 78

4.17 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 78


(14)

xi

2.1 Kerangka berpikir 36

4.1 Grafik NormalProbability Plot 71

4.2 Grafik Histogram 72


(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Hal

1 Kuesioner penelitian 94

2 Tabulasi jawaban kuesioner 98

3 Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Lokasi 111 4 Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Pelayanan 113 5 Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Religius Stimuli 114 6 Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Reputasi 115 7

8 9

Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Profit Sharing Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variable Promosi Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variable Minat

116 117 118 10 Output SPSS uji asumsi klasik dan uji regresi linear berganda 119

11 Uji normalitas 119

10 Uji Heteroskedestisitas 121

11 Uji Multikolinearitas 121

12 Uji autokorelasi 122

13 Koefisien Determinasi 122

14 Uji F ( simultan ) 122


(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha dalam berbagai jenis industri, seakan-akan tak pernah pupus oleh pergeseran zaman. Demikian juga dengan perkembangan industri perbankan yang tidak jauh berbeda tingkat perkembangannya dengan industri-industri lainnya. Untuk menyesuaikan zaman dan adanya kebutuhan serta masukan dari masyarakat luas, perbankan yang ada saat ini banyak mengalami perkembangan. Perkembangan ini ditunjukkan dalam bentuk inovasi produk, prinsip, sistem operasionalnya serta pergeseran paradigma sampai pada pengkonversian diri.

Dari pergeseran dan perkembangan yang ada tersebut, dalam kurun waktu terakhir, muncul lembaga-lembaga keuangan berbasis syari’ah yang mana sebagai salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi syari’ah di Indonesia, dimana perkembangannya mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Perkembangan sistem keuangan syariah semakin kuat dengan ditetapkannya dasar-dasar hukum operasional melalui UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan Syari’ah yang telah dirubah dalam UU No. 10 tahun 1998, UU No. 23 tahun 1999, UU No. 9 tahun 2004 tentang Bank Indonesia, dan UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan syariah. Tentu dukungan regulasi dari pemerintah ini memberikan peluang bagi beroperasinya bank dengan sistem syariah.


(17)

2

Dalam kata pengantar buku “Jejak-Jejak Ekonomi Syari’ah” oleh M. Luthfi Hamidi (1:2003), Kepala Biro Perbankan Syari’ah Bank Indonesia, mengatakan bahwa fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syari’ah, mendapatkan respon positif dari pemerintah yang diantara lain melalui dikeluarkannya UU No.21 tahun 2008 tentang perbankan syari’ah, yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syari’ah.

Bank syari’ah baik yang murni syari’ah maupun unit syari’ah dari bank konvensional dan lembaga non bank dengan sistem syari’ah perkembangan tersebut tetap didominasi oleh unit usaha syari’ah. Secara rinci perkembangan jumlah bank syari’ah sampai 2014, sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah

No Kelompok Bank KPO/KC KCP/UPS KK

HOO/ BO SBO/ SSU CO

Bank Umum Syariah 415 1,526 209

1 PT. Bank Muamalat Indonesia 2 PT. Bank Victoria Syariah 3 Bank BRIsyariah

4 B.P.D. Jawa Barat Banten Syariah 5 Bank BNI Syariah

6 Bank Syariah Mandiri

7 Bank Syariah Mega Indonesia 8 Bank Panin Syariah

9 PT. Bank Syariah Bukopin 10 PT. BCA Syariah

11 PT. Maybank Syariah Indonesia

83 8 51 9 64 137 35 7 12 8 1 255 11 196 56 159 510 320 5 8 6 110 7 1 17 64 5 5


(18)

Sumber: Data Statistik Perbankan Syari’ah) 2014, www.bi.go.id.

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa perkembangan perbankan syariah tidak hanya terlihat dari sisi penambahan kuantitas saja, namun juga dari sisi sistem dan layanan. Sebelumnya pada bank umum syariah maupun unit syariah hanya boleh melayani calon nasabah di kantor cabang syariah atau kantor cabang pembantu. Namun sejak office-channeling yang didasari Peraturan BI Nomor 8/3/PBI/2006 dan berlaku efektif Mei 2007 pelayanan jasa financing, seperti pembukuan rekening, setor, transfer, kliring, dan tarik tunai bisa dilakukan di cabang bank umum yang mempunyai unit syari'ah. Dengan penerapan office-channeling ini, akselerasi pertumbuhan bisa segera terealisasi.

Unit Usaha Syariah 142 241 42

12 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 13 PT Bank Permata Tbk

14 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 15 PT Bank Cimb Niaga, Tbk

16 PT Bank OCBC Nisp, Tbk 17 PT BPD DkI

18 BPD Yogyakarta

19 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah

20 PT BPD Jawa Timur 21 PT BPD Jambi 22 PT Bank Bpd Aceh 23 PT Bpd Sumatera Utara 24 BPD Sumatera Barat

25 PT Bank Pembangunan Daerah Riau 26 PT BPD Sumatera Selatan Dan Bangka Belitung

27 PT BPD Kalimantan Selatan 28 PT BPD Kalimantan Barat 29 BPD Kalimantan Timur 30 PT BPD Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Barat

31 PT BPD Nusa Tenggara Barat 32 PT Bank Sinarmas

33 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

34 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional 25 11 5 3 6 2 1 2 2 1 2 5 3 2 3 2 2 3 2 25 21 14 135 2 1 9 2 4 5 12 17 6 3 1 6 2 12 4 20 6 5 2 5 1 4 1 1 10 7

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 98 - 164


(19)

4

Keberhasilan sistem keuangan syariah hingga sekarang ini tidak semata-mata atas adanya dukungan regulasi pemerintah, namun juga didukung oleh kualitas dan pelayanan yang diberikan oleh lembaga tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian Maryani (75:2005) yang menyatakan Produk, Lokasi, Reputasi dan Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah di dalam hal ini adalah perbankan syariah secara umum, dianggap oleh sebagian orang sebagai alternatif, bagi masyarakat yang sudah jenuh dengan sistem ekonomi kapitalis, sebuah sistem ekonomi yang sudah lama mendunia, yang selalu mengutamakan kekayaan pribadi, yang berdampak pada ketidakmerataan distribusi kekayaan, sehingga banyak terjadi kesengsaraan.

Namun sisi lain, tidak sedikit masyarakat yang masih menganggap, bahwa sistem ekonomi syariah hanya hadir untuk masyarakat muslim. Tidak bisa dipungkiri, bahwa paradigma fanatisme agama masih kental terlihat dalam masyarakat kita, sehingga persepsi pasar syariah sendiri hanya dipahami sebagai pasar untuk kaum muslim saja, pasar yang (tertutup) untuk kalangan non-muslim. Padahal, sistem bagi hasil merupakan salah satu elemen penting dari pasar syari’ah, sudah sejak lama diterapkan negara-negara Eropa, terutama Inggris (Kertajaya dan Sula, 25:2006). Jadi, persepsi bahwa pasar konvensional selalu lebih menguntungkan dan pasar syari’ah adalah (pasarnya) kaum muslim, itu semua tidak tepat. Kemudian bagaimana dengan citra (Islam) dan apa yang dapat ditawarkan untuk menarik para nasabah, sedangkan citra Islam belum menjadi daya tarik nomor 1 bahkan dikalangan umat Islam sendiri.


(20)

Melihat fenomena tersebut, masyarakat mulai sadar bahwa bank-bank konvensional yang ada saat ini tidak bisa menjadi solusi terbaik dari masalah yang dihadapi masyarakat, sehingga masyarakat melirik kembali ajaran Islam yang bebas riba. Perbankan syari’ah merupakan suatu badan usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan hukum Islam sebagaimana yang diatur dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist (Usman, 93 : 2002).

Masyarakat muslim yang menggunakan jasa perbankan syari’ah menganggap bahwa bunga adalah riba. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 278-279, yang berbunyi (Depag 69-70:2002)

ﺎَﯾ

ﺎَﮭﱡﯾَأ

َﻦﯾِﺬﱠﻟا

ْاﻮُﻨَﻣآ

ْاﻮُﻘﱠﺗا

َﮫّﻠﻟا

ْاوُرَذَو

ﺎَﻣ

َﻲِﻘَﺑ

َﻦِﻣ

ﺎَﺑﱢﺮﻟا

نِإ

ﻢُﺘﻨُﻛ

ﻨِﻣْﺆﱡﻣ

ﻦَﯿ

نِﺈَﻓ

ْﻢﱠﻟ

ْاﻮُﻠَﻌْﻔَﺗ

ْاﻮُﻧَذْﺄَﻓ

ٍبْﺮَﺤِﺑ

َﻦﱢﻣ

ِﮫّﻠﻟا

ِﮫِﻟﻮُﺳَرَو

نِإَو

ْﻢُﺘْﺒُﺗ

ْﻢُﻜَﻠَﻓ

ُسوُؤُر

ْﻢُﻜِﻟاَﻮْﻣَأ

َنﻮُﻤَﻠْﻈُﺗ

َﻻَو

َنﻮُﻤِﻠْﻈَﺗ

Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah Swt dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika tidak melakukannya (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah Swt dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak pula di aniaya.”(Q.S. Al-baqoroh:278-279”)

Pelarangan riba ternyata tidak hanya terdapat dalam Islam, melainkan jauh sebelum Islam sudah ada. Di India Kuno hukum yang berdasarkan Weda, kitab suci tertua agama Hindu mengutuk riba sebagai sebuah dosa besar dan melarang operasi bunga. Dalam agama Kristen pelarangan atau restriksi keras atas riba berlaku selama lebih dari 1400 tahun. Secara umum semua kontrol menunjukkan bahwa penarikan bunga apapun dilarang (Alguad dan Lewis 264:2003).


(21)

6

Dalam buku karangan Muhammad Syafi’i Antonio tahun 2001 hal 43 yang berjudul ” Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek” menyatakan bahwa orang-orang Yahudi dilarang mempraktikan pengambilan bunga. Pelarangan ini banyak terdapat dalam kitab suci mereka, baik dalam Old Testament (Perjanjian Lama) maupun Undang-undang Talmud. Kitab Deuteronomy (Ulangan) Pasal 23 ayat 19 menyatakan:“ Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan”.

Karakteristik budaya non-muslim yang kurang dapat bekerjasama, dan jiwa kapitalisme yang lazim melekat pada kalangan non-muslim, sewajarnya menjadikan Bank Konvensional yang memiliki sistem kapitalis sebagai sarana investasi yang menjanjikan. Namun kenyataannya, sebagian besar nasabah non-Muslim juga tertarik untuk menyimpan dananya di perbankan Syari’ah. Penyataan tersebut diperkuat oleh Republika.co.id,Jakarta yang mengatakan produk perbankan syariah ternyata diminati komunitas non-muslim, hal itu dilandaskan karena jenis produk yang berbasiskan bagi hasil dan jual beli dengan angsuran tetap dianggap lebih fair dan transparan. Direktur BNI Syariah, Imam T Saptono mengatakan umumnya non muslim menggemari bank syariah karena didasarkan pada benefit yang diperoleh, misalnya margin bagi hasil dan tingkat margin pembiayaan yang kompetitif. Dengan demikian, penulis ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah

Penelitian yang pernah dilakukan Bank Indonesia dan Universitas Brawijaya Tahun 2000 membagi faktor yang mempengaruhi Bank customer's


(22)

decisions process yaitu: (1) MarketingStimuli(Product, Price, Promotion, place); (2) Other Stimuli (Economy) dan (3) Bank Customer's Characteristics (Cultural, Social, Personal, Psychological). Bagi responden yang sudah menjadi nasabah Bank Syari'ah, sebagian besar mereka sudah memahami Bank Syari'ah, baik secara penuh (58,3%) maupun secara sebagian (25%). Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat individu untuk memilih Bank Syari'ah antara lain; (1) Informasi dan Penilaian, (2) Humanisme dan Dinamis, (3) Ukuran dan Fleksibilitas Pelayanan, (4) Kebutuhan, (5) Lokasi, (6) Keyakinan dan Sikap, (7) Materialisme, (8) Keluarga, (9) Peran dan Status, (10) Kepraktisan dalam Menyimpan Kekayaan, (11) Perilaku pasca pembelian, (12) Promosi Langsung, dan (13) Agama (BI dan UNBRAW 11-12:2000).

Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dari nasabah untuk menggunakan jasa perbankan syari’ah, sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen perbankan demi kelangsungan dan tetap eksisnya lembaga tersebut. Diminati atau tidaknya suatu lembaga keuangan, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sifatnya psikologis, yang menyangkut aspek-aspek perilaku, sikap dan selera. Dan bukan hanya faktor psikologis saja, ada banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan jasa lembaga keuangan syari’ah. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan jasa layanan perbankan adalah konsumsi, pendapatan, produk, atau jenis tabungan, lokasi, pelayanan, kesadaran masyarakat dan promosi (Sinungan, 88: 1990). Termasuk juga didalamnya religius stimuli yang merupakan


(23)

8

faktor pengetahuan dan pengamalan keberagaman yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan ekonomi (Rachmawaty, 48:2008).

Faktor lain yang mempengaruhi seseorang berminat menjadi nasabah pada sebuah bank adalah reputasi. Suatu bank yang mempunyai reputasi yang baik akan dipercaya oleh nasabahnya. Sebuah bank dipandang mempunyai reputasi apabila bank itu diakui dan dipercaya sebagai perusahaan jasa dengan nama baiknya di mata masyarakat (Maryani, 23:2005). Mekanisme lembaga keuangan syari’ah dengan menggunakan system Profit sharing (bagi hasil), nampaknya menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat bisnis. Salah satu karakteristik bank syari’ah adalah profit sharing (bagi hasil). Jika dalam mekanisme ekonomi konvensional menggunakan instrument bunga, maka dalam mekanisme ekonomi islam dengan menggunakan instrumen profit sharing (bagi hasil). Bagi hasil menurut terminologi asing dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan sebagai distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan (Muhammad, 101:2002). Serta promosi yang merupakan faktor penentu bagi minat nasabah, apakah produk yang dipasarkan dapat diterima oleh masyarakat luas atau tidak.

Kondisi di atas menarik apabila dikaitkan dengan minat nasabah Non-Muslim yang memilih menjadi nasabah di bank syari’ah. Sebagaimana telah kita ketahui dari label yang ada yakni Syari’ah, disini berarti bahwa sistem yang dijalankan adalah dengan berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. Perbankan syariah bukan hanya menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia tapi juga telah menjadi


(24)

kecenderungan dunia internasional, termasuk negara-negara non-muslim seperti Inggris dan beberapa negara Eropa, China, India, dan Singapura.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memandang layak untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing (Bagi Hasil) dan Promosi Terhadap Minat Nasabah Non-Muslim Menjadi Nasabah Di Bank Syari’ah (Wilayah Jakarta Timur)”.

B. Rumusan Masalah

Dari keseluruhan uraian dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara simultan?

2. Apakah Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara parsial?

3. Dari faktor Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing

dan Promosi faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi minat nasabah non muslim menjadi nasabah di bank syari’ah?


(25)

10

C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing, dan Promosi terhadap minat nasabah non muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah.

b. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing, dan Promosi terhadap minat nasabah non muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah.

c. Untuk menganalisis faktor manakah diantara Lokasi, Pelayanan, Stimuli, Reputasi, Profit Sharing, dan Promosi yang dominan paling berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

1) Sebagai bahan bacaan untuk menambah bahan pengetahuan, referensi dan menyajikan informasi mengenai analisis factor-factor yang mempengaruhi nasabah non muslim memilih bank syariah. 2) Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai referensi bagi penelitian lanjutan atau penelitian yang berkelanjutan.

3) Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan dalam ekonomi, yaitu teori lokasi, pelayanan, religius stimuli, reputasi, profit


(26)

sharing serta promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di bank syari’ah.

b. Secara praktis

1) Dapat dijadikan dasar bagi manajemen bank untuk rencana mengelola pelayanan jasa dalam rangka menarik minat nasabah. 2) Bagi investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan


(27)

12

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Menurut Muhammad, Bank Syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Bank Islam atau bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga (Muhamad, 7:2002). Bank Islam atau biasa disebut bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan atau perbankan yang kegiatan usahanya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam. Berdasarkan pengertian tersebut, bank Islam berarti bank yang tata cara bermu’amalat secara Islam yakni mengacu kepada ketentuan Al-qur’an dan Hadits. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syari’at Islam (Muhamad, 13:2002).

Bank adalah sebuah lembaga perantara antara pihak yang surplus dana dengan pihak yang minus dana. Bank syari’ah memiliki keistimewaan yang membuatnya berbeda dengan bank konvensional.


(28)

Perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini (Sholahuddin, 16:2006):

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syari’ah dan Konvensional

Bank syariah Bank konvensional 1. Melakukan investasi yang halal

2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jualbeli atau sewa

3. Profit dan falah oriented

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan

5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

1. Investasi yang halal dan haram 2. Memakai perangkat bunga 3. Profit oriented

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hihubungan debitur-kreditur

5. Tidak terdapat dewan sejenis

Sumber: Muhammadiyah University Press, 2006

b. Tujuan Bank Syari’ah

Bank syariah memiliki tujuan yang lebih luas dibandingkan dengan bank konvensional, hal ini terkait dengan keberadaannya sebagai institusi komersial dan kewajiban moral yang disandangnya. Selain bertujuan meraih keuntungan sebagaimana layaknya bank konvensional pada umumnya, (Wibowo dan Widodo, 37:2005) Tujuan bank syari’ah diantaranya sebagai berikut :

1) Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat. 2) Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses

pembangunan.

3) Membentuk masyarakat agar berfikir secara ekonomis dan berperilaku bisnis untuk meningkatkan kualitas hidupnya.


(29)

14

4) Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank Syari’ah dapat beroperasi, tumbuh, dan berkembang melebihi bank–bank dengan metode lain.

c. Fungsi dan Peran Bank Syari’ah

Tim pengembangan perbankan syariah Institute Banking Indonesia (23-24:2002) menyebutkan fungsi dan peran bank syari’ah antara lain: 1) Manajer Investasi, bank Islam dapat mengelola investasi dana

nasabah.

2) Investor, bank Islam dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. 3) Penyediaan Jasa Keuangan dan Lalu Lintas Pembayaran, bank

Islam dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya institusi perbankan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Syari’ah.

4) Pelaksanaan Kegiatan Sosial, sebagai suatu ciri yang melekat pada entitas keuangan Islam.

d. Teori Bunga dan Riba

Teori bunga muncul sejak manusia mulai melakukan pemikiran ekonomi. Secara leksikal, bunga sebagai terjemahan dari kata Interest.

Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang yang biasanya dinyatakan dengan persentase dari uang yang dipinjamkan (Muhamad 40:2002). Secara umum, perkembangan teori bunga dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu Teori Bunga Murni, dan Teori


(30)

Bunga Moneter. Mengutip dalam buku Muhammad Syafi’i Antonio yang berjudul ”Bank Syariah”, Adam Smith dan Ricardo memandang bunga sebagai kompensasi yang dibayarkan oleh penghutang kepada pemilik uang sebagai jasa atas keuntungan yang diperoleh dari uang pinjaman (Antonio 12:2001). Asal makna ”Riba”

menurut bahasa arab adalah (bertambah). Adapun yang dimaksud disini menurut istilah syara’ adalah akad yang terjadi dengan penukaran yang tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya menurut aturan syara’ atau terlambat menerimanya (Rasjid, 290-292 :1994).

Adapun pengertian tambah dalam konteks riba adalah tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang tidak dibenarkan

syara'. Riba sering diterjemahkan orang dalam bahasa inggris sebagai

"usury" yang artinya The act of lending money at an exorbitant or illegal rate of interest (Rasjid, 40:1994).

Mas’adi (166:2002) membagi riba menjadi dua macam, yaitu: 1) Riba al-Nasi’ah adalah penambahan harga atas barang

kontan penundaan waktu pembayaran atau penambahan ‘ain (barang kontan) atas dain (harga hutang) terhadap barang berbeda jenis yang ditimbang atau ditukar atau ditukar dengan barang sejenis yang tidak ditakar atau ditimbang.


(31)

16

2) Riba al-Fadhl adalah penambahan pada salah satu dari benda yang dipertukarkan dalam jual beli benda ribawi yang sejenis, bukan karena faktor penundaan pembayaran. Dalam literatur ulama fikih klasik tidak dijumpai pembahasan yang mengaitkan antara riba dengan bunga bank. Mengutip pada buku Drs. Ghufron A. Mas’adi, M. Ag., “Fiqh Muamalah Kontekstual”, Wahbah al-Zuhaily membahas bunga bank dengan menggunakan sudut pandangan teori fikih klasik dimana menurutnya bunga bank termasuk Riba Nasi’ah .

2. Minat

Minat merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu. Shaleh dan Wahab (263:2004) mendefinisikan minat itu sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian kepada orang lain dan bertindak terhadap orang lain, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Sedangkan Menurut Andi Mappiare (62:1994) definisi minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari satu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Salah dan Wahab (265:2004) menyebutkan faktor–faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, secara garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu:


(32)

a. Dari dalam diri individu yang bersangkutan (misal: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian).

b. Berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Crow (250:2006) berpendapat terdapat tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu:

a. Dorongan dari dalam individu, misal dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain.

b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.

Dalam pandangan islam disebutkan dalam Al-Qur’an tentang minat yang terdapat dalam surat Q.S. Al- Alaq:1-3 dimana diperintahkan agar kita membaca. Membaca yang dimaksud bukan hanya membaca buku atau dalam artian tekstual, akan tetapi juga semua aspek. Apakah itu tuntutan untuk membaca cakrawala jagad yang merupakan tanda kebesaran-Nya, serta membaca potensi diri, sehingga dengan-Nya kita dapat memahami hal apa yang sebenarnya yang menarik minat kita dalam kehidupan ini. Alqur’an menyebutkan, yang berbunyi:

أَﺮْﻗا ِﻢْﺳﺎِﺑ َﻚﱢﺑَر يِﺬﱠﻟا َﻖَﻠَﺧ َﻖَﻠَﺧ َنﺎَﺴﻧِﺈْﻟا ْﻦِﻣ

ٍﻖَﻠَﻋ ْأَﺮْﻗا َﻚﱡﺑَرَو ُمَﺮْﻛَﺄْﻟا

“Bacalah! Tuhanmulah yang maha pemurah! Yang mengajarkan dengan Kalam. Mengajarkan manusia apa yang ia tahu. (Q.S. Al- Alaq:1-3”).


(33)

18

Dengan demikian, bakat dan minat merupakan karunia terbesar yang dianugerahkan oleh Allah Swt kepada kita. Namun, bukan berarti kita hanya berpangku tangan karena minat dan bakat tersebut tidak berkembang dengan sendirinya.

Salim dan Peter (273:1993) berpendapat ada 2 faktor yang mempengaruhi motif konsumen yaitu:

a. Motif rasional

Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen.

b. Motif emosional

Motif emosional adalah motif pembelian yang didasari dengan perasaan/emosi konsumen.

3. Lokasi

Fenomena global mengharuskan perbankan untuk melakukan

proactive strategic. Salah satu cara untuk mengaktualisasikan proactive strategic yaitu dengan strategi penentuan lokasi usaha yang tepat, sebab keberhasilan dalam penentuan suatu usaha yang tepat akan meningkatkan operasionalisasi bisnis sehingga akan menekan biaya operasional.

Lokasi usaha adalah tempat dan perusahaan melakukan kerja. Desain teori usaha secara sederhana berbunyi “tempatkanlah pada titik geografis yang paling banyak memberikan kesempatan perusahaan di dalam usaha untuk mencapai tujuannya”. Pendapat lain mengatakan


(34)

bahwa lokasi usaha adalah tempat perusahaan melakukan aktivitasnya (Sinungan,76:1990).

Menurut Kasmir (163:2005) lokasi bank adalah tempat dimana diperjual belikannya produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan. Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting. Bank yang terletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank.

Kasmir (221: 2002) menyebutkan pertimbangan dalam menetapkan lokasi sebagai berikut:

a) Akses yaitu lokasi yang mudah dijangkau secara umum.

b) Visibilitas yaitu lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari sisi jalan. c) Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan,

yaitu banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar terjadinya peningkatan penjualan dan kepadatan atau kemacetan lalu lintas dapat juga menjadi hambatan.

d) Tempat parkir yang luas dan aman.

e) Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha dikemudian hari.

f) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

g) Persaingan, yaitu daerah sekitar yang menghambat jasa yang ditawarkan.


(35)

20

Kasmir (165:2005) menyebutkan secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai berikut :

a. Jenis usaha yang dijalankan

b. Apakah dekat dengan pasar / konsumen c. Apakah tersedia tenaga kerja

d. Tersedia sarana dan prasarana e. Dekat dengan pusat pemerintahan f. Berada di kawasan industri

g. Kemudahan untuk melakukan ekspansi

h. Kondisi adat istiadat, budaya atau masyarakat setempat i. Hukumyang berlaku di wilayah setempat

j. Tersedianya sumber daya yang lain. 4. Pelayanan

Telah kita ketahui bahwa dalam memberikan pelayanan seorang pegawai bank harus memiliki etika, sehingga kedua belah pihak baik tamu maupun pegawai bank dapat saling menghargai. Definisi pelayanan sendiri yaitu suatu kegiatan yang membantu menyediakan segala apa yang dibutuhkan orang lain atau konsumen dengan penampilan produk yang sebaik-baiknya sehingga diperoleh kepuasan pelanggan dan usaha pembelian yang berulang-ulang (Sedyana, 2:2002).

Salah satu model kualitas jasa yang paling populer dan hingga kini masih dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Para Suraman (Lupiyo adi dan


(36)

Hamdan 181:2006). SERVQUAL dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (Perceived Service) dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan (Expected Service). Dalam salah studi mengenai studi

SERVQUAL oleh Para Suraman yang melibatkan 800 pelanggan (yang terbagi dalam empat perusahaan) berusia 25 tahun keatas, disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi SERVQUAL sebagai berikut:

a. Berwujud (Tangible): meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain-lain), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

b. Keandalan (Reliability): pemberian pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

c. Ketanggapan (Responsiveness): membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

d. Jaminan dan Kepastian (Assurance): pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para pegawai.

e. Empati (Empathy): perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan.

Dalam perbankan syari’ah juga melayani nasabah yang bukan beragama Islam. Ajaran Islam mengatakan bahwa diturunkannya agama Islam adalah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu tidak ada alasan yang menghalangani untuk melayani nasabah


(37)

non-22

muslim selama hal itu tidak merugikan kedua belah pihak (Antonio, 51:1992). Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar, sikap melayani yang baik dan sesuai dengan etika islami adalah dengan bersikap sopan santun dan rendah hati. Orang yang beriman diperintahkan untuk bermurah hati, sopan dan bersahabat saat berelasi dengan mitra bisnisnya. Sikap melayani juga merupakan salah satu ajaran yang cukup mewarnai pola kerja umat kristiani (Kartajaya danSula,75:2006).

5. Religius Stimuli

Religius stimuli merupakan faktor pengetahuan dan pengalaman keberagamaan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan ekonomi (kadir 55 : 2003). Variabel ini memiliki dua dimensi, yaitu dimensi pemahaman produk dan ketaatan terhadap agama.

a. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan (Rahmawaty, 159:2008). Produk bank yang bersifat jasa memiliki karakteristik tersendiri. Oleh karena itu, penentuan produk bank harus benar-benar dikelola secara benar-benar agar masyarakat benar-benar-benar-benar memahami produk-produk yang ditawarkan oleh bank syari’ah.

b. Ketaatan terhadap agama merupakan tingkat kesadaran dan ketaatan seseorang melakukan apa yang diyakini dalam melaksanakan apa yang diajarkan dalam agama yang telah mereka anut. Karena kesadaran ini merupakan awal dari ekspresi isi dalam kehidupan


(38)

praktis sebagai pangkal proses perilaku ekonomi religius (Kadir, 57:2003).

Pelarangan penerapan metode riba bukan hanya ada dalam agama islam, namun juga tercantum dalam kitab suci agama lain. Mengutip dari buku “Mengapa Memilih Bank Syariah?” St. John Chrysostom berpendapat bahwa larangan yang terdapat perjanjian lama untuk orang yahudi juga berlaku bagi penganut Kitab Perjanjian Baru, dimana terdapat dalam“Old Testament”: Exodus, Chapter 22 Verse 25 :

Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin di antaramu, janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia, janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya” (Alkitab (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1985) Dikutip dari Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, 62 : 2005).

Larangan pemberlakuan bunga untuk umat kristen secara umum dikeluarkan pada councilof Vienne yang menyatakan bahwa barang siapa menganggap bahwa bunga itu adalah sesuatu yang tidak berdosa, maka ia telah keluar dari agama kristen. Secara teologis cukup jelas bahwa metode pengambilan bunga menafikan andil Tuhan dan meletakkan ekonomi semata-mata dalam kekuasaan manusia.

Berkaitan dengan pelarangan riba yang universal ini, persepsi bahwa jasa-jasa perbankan islam erat kaitannya dengan ritual keagamaan dalam islam adalah salah. Bank syariah boleh memberikan fasilitas pembiayaan kepada nasabah non-muslim, dan sebaliknya nasabah non-muslim boleh menyimpan dananya di bank syariah. Bahkan dibeberapa bank besar di Amerika dan Eropa telah memiliki Islamic Window (Sjahdeni, 64:1999).


(39)

24

6. Reputasi

Reputasi bank diartikan sebagai suatu bangunan sosial yang mengayomi suatu hubungan, kepercayaan yang akhirnya akan menciptakan brand image bagi suatu perusahaan. Reputasi yang baik dan terpercaya merupakan sumber keunggulan bersaing suatu bank. Adanya reputasi yang baik dalam sebuah perusahaan bank akan menimbulkan kepercayaan bagi nasabahnya. Suatu kepercayaan adalah pikiran deskriptif oleh seseorang mengenai suatu hal (Kotler, 243:1997). Reputasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia reputasi adalah nama baik. Pandangan paling dominan pada literatur menunjukkan bahwa sikap terhadap merek yaitu reputasi atau penyedia jasa lebih merupakan evaluasi keseluruhan jangka panjang dibandingkan elemen kepuasan.

Dalam penelitiannya Joko Cahyono (dalam Gatot Febianto, 24:2006) menyatakan reputasi adalah persepsi kualitas yang berkaitan dengan nama dan akan mempengaruhi konsumen serta menyediakan jaminan apabila terdapat kendala-kendala kecil di perusahaan.

Sedangkan menurut mukherjee dan nath (21 : 2003) reputasi merupakan keseluruhan kualitas dan karakter yang dapar dilihat atau dinilai secara umum oleh masyarakat.


(40)

Bagian-bagian yang terdapat dalam reputasi adalah sebagai berikut (mukherjee dan nath 22 : 2003):

a) Kompetensi inti

Kemampuan perusahaan yang memiliki nilai strategis dan menjadi pusat keahlian untuk mewujudkan misi perusahaan atau yang berkontribusi memberikan keuntungan bagi perusahaan. b) Kredibilitas

Kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. c) Nama baik

bukan sekedar sebuah nama, tapi nama baik adalah sesuatu yang perlu dipertahankan dan dijaga. Sekali ternoda atau tercemar akan sulit memulihkannya.

7. Profit Sharing (Bagi Hasil)

Bagi hasil menurut terminology asing (Inggris) dikenal dengan

profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan sebagai pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Secara syari’ah prinsip bagi hasil (profit sharing) berdasarkan pada kaidah

Mudharabah. Dimana bank akan bertindak sebagai Mudharib atau Pengelola dana, sementara penabung sebagai Shahibul Maal atau Penyandang dana (Antonio, 95:2006).


(41)

26

Secara mendasar persoalan perbedaan bunga dengan bagi hasil dapat dikaji dari berbagai sisi, sebagaimana tertera dalam tabel berikut:

Tabel 2.2.

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Hal Sistem bunga SistemBagi Hasil Penentuan besarnya

Hasil Sebelumnya

Sesudah berusaha, sesudah ada untungnya

Jika terjadi kerugian

Bunga, besarnya nilai rupiah

Menyepakati proporsi pembagian untung untuk masing-masing pihak,misal 50:50, 40:60, 35:65, dst. Dihitung dari mana?

Dari dana yang dipinjamkan,

Ditanggung kedua pihak, Nasabah dan Lembaga

Titik perhatian proyek/ Usaha

Besarnya bunga yang harus dibayar nasabah, pasti diterima bank

Dari untung yang bakal diperoleh, belum tentu besarnya

Berapa besarnya?

Pasti : (%) kali jumlah pinjaman yang telah pasti diketahui

Proporsi (%) kali jumlah untung yang belum diketahui = belum diketahui

Status hokum Berlawanan dengan

Q.S Melaksanakan Q.S Luqman: 34 Sumber: Antonio 2006

Antoino (90-100 : 2006) mengungkapkan secara umum prinsip bagi hasil dalam perbankan syari’ah dapat dilakukan dalam empat akad:

a. Al-Musyarakah

Adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) sesuai dengan kesepakatan.


(42)

b. Al-Mudharabah

Adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama (Shahibul Maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi anggota.

c. .Al-Muzara’ah

Adalah kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (prosentase) dari hasil panen.

d. Al- Musaqah

Adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah dimana penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, penggarap berhak atas nisbah tertentu dari bagi hasil.

Menurut pengamat perbankan dan investasi Elvyn G. Masassya, menabung dan mendepositokan uang di bank syari’ah tidak hanya bagi masyarakat muslim saja, tetapi juga non-muslim. Hal ini dikarenakan metode profit sharing (bagi hasil) yang diterapkan membuka peluang mendapatkan hasil investasi yang lebih besar jika dibandingkan di bank konvensional (Wibowo dan Widodo, 88:2005).

Menurut Muhammad (15 : 2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi profit sharing (bagi hasil) yaitu:


(43)

28

a. Faktor langsung:

1). Investment Rate : merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana.

2). Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan: merupakan jumlah dana yang dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan.

3). Nisbah (Profit Sharing Ratio) : Salah satu ciri

Mudharabbah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian. Nisbah antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dapat berbeda. Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu. Selain itu nisbah juga dapat berbeda dari satu orang dengan orang lain sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya

b. Faktor tidak langsung

1). Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya Mudaharabah : perusahaan dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya. Jika semua biaya ditanggung perusahaan, maka hal ini disebut revenue sharing

2). Kebijakan Akunting ( prinsip dan metode akuntansi) : Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh


(44)

berjalanya aktivitas yang diterapkan terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. 8. Promosi

Produk yang sudah direncanakan dengan baik sayang apabila tidak dikenal oleh masyarakat luas. Upaya untuk memperkenalkan produk itu kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi. Promosi merupakan cara untuk memberitahukan kepada masyarakat.

Secara definisi promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang sehingga membeli produk tersebut (sudarmo, 237:1997). Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah (Kasmir, 175:2005).

Promosi merupakan bagian dari pemasaran. Seorang marketer harus pandai dalam melakukan promosi. Dalam menjalankan tugas hal ini kaitannya dengan promosi, marketer muslim harus memiliki jiwa Syari’ah Marketer. Dalam Islam ada empat karakteristik marketing syari’ah (Syari’ah Marketing) yang dapat dijadikan panduan bagi para marketer, diantaranya sebagai berikut:

a. Teitis (Rabbaniyah) : jiwa seorang syari’ah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syari’at yang teitis atau bersifat ke Tuhanan ini adalah hukum yang paling adil, sempurna, dan selaras dengan segala bentuk kebaikan. Seorang syari’ah marketer akan segera mematuhi


(45)

hukum-30

hukum syari’ah dalam segala aktivitasnya begitu juga dengan

Marketing mix-nya, dalam mendesain produk, menetapkan harga, dalam melakukan promosi, senantiasa dijiwai oleh nilai- nilai religious (Kartajaya dan Sula, 28:2006).

b. Etis (Akhlaqiyyah) : sifat etis sebenarnya merupakan turunan dari sifat

teitis (Rabbaniyah), selain karena teitis (Rabbaniyyah), syari’ah marketer harus mengedepankan akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya.

c. Realistis (al-waqi’iyyah): Syari’ah Marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti-modernitas, dan kaku. Syari’ah Marketing, adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan Syari’ah Islamiyah yang melandasinya.

d. Humanistis (insaniyyah): bahwa syari’ah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syari’ah.

Dalam promosi hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bauran promosi (promotionmix), dimana bauran promosi terdiri dari ( kotler 2005 : 264)

a. Iklan (Advertising), yaitu semua bentuk terbayar dari persentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu. b. Promosi Penjualan (Sales Promotion) yaitu kumpulan alat insentif


(46)

pembelian yang lebih cepat atau lebih besar terhadap produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan.

c. Hubungan Masyarakat (Public Relation), yaitu program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.

d. Penjualan personal (personal selling), yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan persentasi, menjawab pertanyaan dan pengadaan pesanan.

e. pemasaran langsung (Direct marketing), yaitu penggunaan saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran.

Pemasar dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka. Me nurut Lupiyo adi dan Hamdani (73:2006) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu:

a. Identifikasi audients target b. Tentukan tujuan promosi

c. Kembangkan pesan yang disampaikan

d. Pilih bauran promosi (baik personal maupun non personal). B. Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penelitian yang prnah dilakukan sebelumnya dengan yang


(47)

32

akan dilakukan. Berikut ini peneliti akan memberikan kesimpulan hasil penelitian yang pernah dilakukan.

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu N O Judul dan Peneliti

Variable Alat Hasil penelitian Posisi penelitian

dengan penelitian terdahulu

1 Analisis

faktor-faktor yang mempengaru hi non-muslim menjadi nasabah bank syariah Mandiri di Medan Evi Yupitri dan Laina Inda Sari 2012 Pelayanan, Promosi, Produk, keputusan nasabah non-muslim Uji korelasi Rank Spearman

Hasil uji hipotesa menunjukkan bahwa ρ hitung memiliki nilai lebih yang lebih besar bila

dibandingkandengan nilai ρtabel, semua variabel menyatakan Ha diterimadan Ho ditolak. Dengan demikian maka terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pelayanan, promosi, produk terhadap keputusan nasabah non-muslim yang signifikan di bank syariah Mandiri di Medan Penelitian Terdahulu meneliti nasabah non-muslim menjadi nasabah bank syariah di wilayah Medan sedangkan penelitian ini meneliti di wilayah Jakarta Timur

2 Analisis

Faktor- Faktor yang mempengaru hi Keputusan Nasabah Memilih Bank Syari’ah Mandiri. IisMaryani 2005 Produk, Lokasi, Reputasi, Pelayanan Analisis Regresi Berganda, uji hipotesis yakni uji t, uji f dan

koefisien determinasi.

Hasil Uji t menunjukkan bahwa masing– masing Variabel X berpengaruh positif dansignifikan terhadap variabelY. Dari koefisien

determinasi diketahui bahwa 65% variasi keputusan pemilihan bank syari’ah oleh Nasabah BSM Cabang Semarang dapat dijelaskanoleh penelitian terdahulu meneliti semua umat baik muslim maupun non muslim dalam memilih bank syariah dan penelitian dilakukan didaerah semarang.


(48)

faktor produk, Lokasi,Reputasi, danpelayanandansisa nya35% dipengaruhi oleh faktor lain.

Sedangkan penelitian ini ditujukkan untuk kaum non muslim dalam memilih bank syariah dan penelitian dilakukan diwilayah Jakarta

3 Analisis Pemicu Perbedaan Motivasi Nasabah Berafiliasi Antara Bank Konvensiona l dan Bank Syari’ah di Semarang. AnitaRahma waty 2006 - Rate of Return dan Risk -Religius Stimuli (Pemaha man produk dan ketaatan terhadap agama) -Lokasi Analisis Diskriminan

Hasil ini ditunjukkan dengan hasil

perhitungan statistic lewat nilai Square Canonical

Correlation (CR2), yang menunjukkan bahwa nilai CR2 sebesar 0.887. Artinya seluruh variabel diskriminan (Religius stimuli, pemahaman terhadap produk, ketaatan terhadap agama) mampu menjelaskan perbedaan motivasi berafiliasi antara bank konvensional dengan bank syari’ah sebesar 88,7%. Penelitian terdahulu meneliti Motivasi Nasabah Berafiliasi Antara Bank Konvension al dan Bank Syari’ah dan penelitian dilakukan diwilayah semarang Sedangkan penelitian ini meneliti kaum non muslim dalam memilih bank syariah dan penelitian dilakukan diwilayah Jakarta

4 Pengaruh

Profitabilitas Sistem Bagi Hasil terhadap Profitabilit as sistem bagi hasil dan Regresi Linear berganda Hasil penelitian Menunjukkan bahwa profitabilitas system bagi hasil berpengaruh cukup Penelitian terdahulu meneliti Sistem Bagi Hasil


(49)

34 minat nasabah untuk berinvestasi di bank Syari’ah. Nedy (2004). keputusan nasabah berinvestas i signifikan terhadap keputusan nasabah berinvesatasidi Bank syari’ah. Hasil analisis data menunjukan secara statitik pada tingkat signifikan 5% atau 0,05 sistem bagihasil mempengaruhi keputusan investasi. Hal ini dapat

dibuktikan dari hasil regresi t hitung (4,305) > t tabel (1,984) dan

signifikan pada 0,000 (p <0,05). terhadap minat nasabah untuk berinvestasi di bank Syari’ah. jadi penelitian lebih dikuatkan tentang provitabilita snya sedangkan penelitian ini ditujukkan untuk kaum non muslim dalam memilih bank syariah dan lebih menguatkan jasa yang ditawarkan kepada nasabahnya

5 Analisa

persepsi pengaruh pendapatan bank syari’ah terhadap bagi hasil tabungan Mudharabah pada banksyari’ah. Dodik Siswantoro, (2004) Pendapata n Bank syari’ah dan bagi hasil tabungan Mudharab ah Statistik non parametri,an alisa korelasi metode Spearman Rank (Spearman Rank Correlation).

Hasil uji hipotesa menunjukkan bahwa ρ hitung memiliki nilai lebih yang lebih besar bila

dibandingkandengan nilai ρtabel,baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%. Kedua-duanya menyatakan Ha diterimadan Ho ditolak. Dengan demikian maka terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pendapatan bank syari’ah terhadap bagi

Penelitian terdahulu meneliti pengaruh pendapatan bank syari’ah terhadap bagi hasil tabungan Mudharaba h pada banksyari’a h.

Sedangkan penelitian ini meneliti


(50)

hasil tabungan

Mudharabah yang signifikan pada Bank Syari’ah faktor-faktor yang mempenga ruhi minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di bank syari’ah

6 Motivasi

nasabah non-muslim berafiliasi di lembaga keuangan syari’ah (Studi Kasus di BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem). Yunus Mustaqim, (2006) Rateof return, Atribut keagamaan , tokoh agama, warrients dan motivasi Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa profit sharing, Atribut keagamaan, tokoh agama berpengaruh signifikan terhadap motivasi nasabah berafiliasi. Halini ditunjukkan dengan hasil 47, 27% (profit sharing). Penelitian terdahulu mengukur minat nasabah dari Rate of return, Atribut keagamaa n, tokoh agama, warrients dan motivasi sedangkan penelitian ini diukur dari lokasi, pelayanan, religius stimuli, reputasi, profit sharing dan promosi


(51)

36

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pada Theory dan Review Riset sebelumnya, peneliti mengkategorikan faktor yang menjadikan minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di bank syari’ah adalah faktor Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit sharing, dan Promosi

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Lokasi (X1) Pelayanan (X2) Religius Stimuli(X3) Reputasi(X4)

Profit Sharing (X5) Promosi (X6)

Minat (Y)

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

b. Uji Heteroskedasitas

c. Uji Multikolerasi

d. Uji Autokotrelasi

Analisis Regresi Linear Berganda

Uji Adjusted R² Uji Hipotesis

a. Uji F (Simultan)

b. Uji t (Parsial)


(52)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Abdul hamid, 16:2010). Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing

dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara simultan.

 H0 : Tidak terdapat pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara simultan.

 Ha :Terdapat pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara simultan.

2. Pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing

dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara parsial.

 H0 : Tidak terdapat pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara parsial.


(53)

38

 Ha :Terdapat pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara parsial.


(54)

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, penulis memerlukan data-data untuk melengkapi dalam penulisan skripsi ini. Data-data tersebut bertujuan untuk mendukung dan memperkuat teori-teori yang ada untuk diaplikasikan. Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian Manajemen Perbankan, dimana Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit sharing dan promosi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap minat nasabah non muslim memilih bank syariah. Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa ataupun nasabah non muslim yang ada di wilayah Jakarta timur. B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini, merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk bisa memaparkan berbagai temuan dengan dukungan statistic penelitian berdasarkan hasil kuesioner penelitian (Suharyadi dan Purwanto, 2003).

C. Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2010:81).

Pengambilan sampel dalam penelitian adalah dengan menggunakan tehnik Non Probability Sampling dengan cara purposive sampling. Teknik non


(55)

40

probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Purposive sampling teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010).

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan guna melengkapi proses penelitian ini, penulis melakukan serangkaian kegiatan yang bersumber dari:

1. Data Primer (primary data)

Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan langsung dari lapangan (tidak melalui media perantara), berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a.Kuisioner

Kuisioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dengan menggunakan skala likert 5 poin (Prasetyo Jannah, 65 : 2006). Jawaban responden berupa pilihan dari lima alternatif yang ada, yaitu :

1. SS : Sangat Setuju = 5 Poin 2. S : Setuju = 4 Poin 3. RR : Ragu-Ragu = 3 Poin 4. TS : Tidak Setuju = 2 Poin


(56)

5. STS : Sangan tidak Setuju = 1 Poin

Data primer yang diperoleh dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada nasabah bank syariah non muslim yang berada diwilayah Jakarta Timur dengan jumlah responden 60 orang nasabah.

E. Teknik Analisis Data 1. Statistik deskriptif

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Metode ini merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh dalam penelitian ini. Tujuannya untuk menjelaskan aspek-aspek yang sesuai atau relevan dengan fenomena atau masalah yang ada.

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghazali, 2011:19).

2. Uji Instrumen (Uji Kualitas Instrumen Penelitian) a. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Ujivaliditas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52).


(57)

42

Uji validitas ini dengan cara mengorelasikan masing-masing skor item dengan skor total, skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. Uji validitas ini dapat dicari dengan menggunakan rumus korelasi product moment:





 

  2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( T T n p p n T p pT n rpT keterangan:

rpT = koefisien korelasi item total (bivariate pearson) p = skor item variabel

T = skor total variabel

n = banyaknya subjek/responden

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika r hitung > r tabel maka butir atau variabel tersebut valid. 2) Jika r hitung < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2011:47). Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini


(58)

adalah mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Adapun rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

              

1 2 2 1 1 b k k r n keterangan:

rn = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan ∑ b2 = jumlah varian butir

2

1 = varian total

Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah (Priyatno, 2012: 105) :

1) Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliable.

2) Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliable.

3. Analisis regresi linear berganda

Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas hanya ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda. Analisis regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk


(59)

44

tujuan kontrol, serta untuk tujuan prediksi. Regresi mampu mendeskripsikan fenomena data melalui terbentuknya suatu model hubungan yang bersifatnya numerik. Regresi juga dapat digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-hal yang sedang diamati melalui penggunaan model regresi yang diperoleh.

Menurut Dwi Priyatno (2011:61) analisis regresi linear berganda adalah alat analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variable terikat.

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka model persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut:

Y = α+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e

Dimana:

Y = Variabel Minat α = Konstanta X1 = Variabel Lokasi

X2 = Variabel Pelayanan

X3 = Variabel Religius Stimuli

X4 = Variabel Reputasi

X5 = Variabel Promosi

β1β2β3β4 = Kofesien Regresi


(60)

a. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heteroskedestisitas, dan uji multikolonieritas dan autokorelasi.

1) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk munguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Imam Ghazali, 2011:160). Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan normal probability plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Imam Ghazali, 2011:163).

Pengujian normalitas pada model regresi yang dibuat menggunakan nilai error term. Pada prinsipnya deteksi normalitas dilakukan dengan melihat grafik normalprobability plot. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distibusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram yang tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011:163).


(61)

46

2) Uji heteroskedestisitas

Uji heteroskedestisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Imam Ghazali, 2011:139). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedestisitas dapat dialihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengidikasikan bahwa telah terjadi heteroskedestisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedestisitas (Imam Ghazali, 2011:139).

Cara untuk mendeteksinya adalah dengan melihat grafik Scater Plot antara nilai prediksi variable terikat (z variabel), dengan residualnya (s residual):

a) Jika ada pola tertentu yang teratur, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,melebar, kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokesdastisitas.


(62)

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokesdastisitas (Ghozali, 2011:139).

3) Uji multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Imam Ghozali, 2011: 105). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance (TOL).Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai VIF <10 dan nilai TOL >0.1 (Imam Ghozali, 2011: 106).

b. Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Koefisien determinasi (Adjusted R²) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Imam Ghozali, 2011: 97).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel independen maka Adjusted R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara


(63)

48

signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R². Jika nilai Adjusted R² adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai Adjusted R² berkisar dari 0 sampai 1. Jika mendekati 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai Adjusted R² semakin medekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen untuk dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2011: 97).

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Imam Ghozali, 2011:98). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh Lokasi (X1), Pelayanan (X2), Religius Stimuli (X3), Reputasi (X4), Promosi (X5) terhadap Minat nasabah non-muslim menjadi nasabah bank syariah (Y).

Untuk menguji hipotesis ini dengan kriteria dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05, atau Fhitung < Ftabel maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel


(64)

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, atau Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Imam Ghozali, 2011:99). d. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan variabel Y secara parsial atau dapat dikatakan uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi-variasi dependen (Ghozali, 2011:98).

Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini uji signifikansi parameter individual (Uji t) menggunakan pengujian dua arah (two tail test). Peneliti menggunakan pengujian dua arah dikarenakan Ha merupakan hipotesis komposit dua arah yang bisa menunjukkan variabel bebas dapat berpengaruh negatif atau positif terhadap variabel terikat. Untuk menunjukkan apakah masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, maka kriteria pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05, atau Thitung < Ttabel maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau terikat secara parsial.


(65)

50

2) Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, atau Thitung > Ttabel maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau terikat secara parsial (Imam Ghozali, 2011:86).

F. Operasional Variabel Penelitian

Variabel variabel dalam penelitian ini diukur melalui instrumen instrumen yang telah dikembangkan dan digunakan oleh penelitian penelitian sebelumnya. Penggunaan instrumen instrumen dalam penelitian terdahulu dimungkinkan karena telah teruji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Terdabat terdapat 8 variabel yang terdiri dari lokasi, pelayanan, religius stimuli, reputasi, profit sharing, promosi dan minat nasabah. Berikut ini akan diuraikan definisi dari masing masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Variabel Independen (X) a. Lokasi

1) Definisi operasional

Lokasi adalah tempat dan perusahaan melakukan aktivitas. Desain teori usaha sederhana berbunyi tempatkanlah pada titik geografis yang paling banyak memberikan kesempatan perusahaan dalam perusahaan mencapai tujuannya (Sinungan 76 : 1990).

2) Indikator Lokasi (Kasmir 221 : 2002)

a) Akses yaitu lokasi yang mudah dijangkau secara umum

b) Visibilitas yaitu lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari sisi jalan.


(66)

c) Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar terjadinya peningkatan penjualan dan kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi hambatan. d) Tempat parkir yang luas dan aman

e) Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha dikemudian hari

f) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan

g) Persaingan, yaitu daerah sekitar yang menghambat jasa yang ditawarkan

h) Peraturan pemerintah b. Pelayanan

1) Definisi operasional

Pelayanan adalah suatu kegiatan yang menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain atau konsumen dengan penampilan produk yang sebaik-baiknya sehingga diperoleh kepuasan pelanggan dan usaha pembelian yang berulang ulang (Sedyana 2 : 2002).


(1)

VAR00002 Pearson Correlation .481** 1 .316** .785**

Sig. (2-tailed) .000 .009 .000

N 68 68 68 68

VAR00003 Pearson Correlation .337** .316** 1 .683**

Sig. (2-tailed) .005 .009 .000

N 68 68 68 68

VAR00004 Pearson Correlation .823** .785** .683** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 68 68 68 68

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Realibilitas Variabel Minat

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(2)

Lampiran IV


(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 68

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.07411796

Most Extreme Differences Absolute .069

Positive .049

Negative -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .567

Asymp. Sig. (2-tailed) .904

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Uji Heteroskedestisitas

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Correlations

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -3.091 2.162 1.430 .158

LOKASI .114 .054 -.227 2.121 .038 .113 -.262 -.190 .696 1.437

PELAYANAN .193 .069 .362 2.781 .007 .471 .335 .249 .471 2.122

R.STIMULLI .481 .123 .383 3.922 .000 .147 .449 .351 .837 1.195

REPUTASI .416 .096 .533 4.309 .000 .541 .483 .385 .524 1.910


(5)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Correlations

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -3.091 2.162 1.430 .158

LOKASI .114 .054 -.227 2.121 .038 .113 -.262 -.190 .696 1.437

PELAYANAN .193 .069 .362 2.781 .007 .471 .335 .249 .471 2.122

R.STIMULLI .481 .123 .383 3.922 .000 .147 .449 .351 .837 1.195

REPUTASI .416 .096 .533 4.309 .000 .541 .483 .385 .524 1.910

PROMOSI .139 .065 -.219 2.133 .037 .032 -.263 -.191 .761 1.314

a. Dependent Variable: MINAT

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R

R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .716a .512 .464 1.126 .512 10.682 6 61 .000 1.571

a. Predictors: (Constant), PROMOSI, R.STIMULLI, LOKASI, REPUTASI, PELAYANAN b. Dependent Variable: MINAT

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R

R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .716a .512 .464 1.126 .512 10.682 6 61 .000 1.571

a. Predictors: (Constant), PROMOSI, R.STIMULLI, LOKASI, REPUTASI, PELAYANAN b. Dependent Variable: MINAT


(6)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 81.215 6 13.536 10.682 .000a

Residual 77.300 61 1.267

Total 158.515 67

a. Predictors: (Constant), PROMOSI, R.STIMULLI, LOKASI, REPUTASI, PELAYANAN b. Dependent Variable: MINAT

Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -3.091 2.162 1.430 .158

LOKASI .114 .054 -.227 2.121 .038 .113 -.262 -.190 .696 1.437

PELAYANAN .193 .069 .362 2.781 .007 .471 .335 .249 .471 2.122

R.STIMULLI .481 .123 .383 3.922 .000 .147 .449 .351 .837 1.195

REPUTASI .416 .096 .533 4.309 .000 .541 .483 .385 .524 1.910

PROMOSI .139 .065 -.219 2.133 .037 .032 -.263 -.191 .761 1.314