58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah
Sejak awal kelahirannya perbankan syariah dilandasi dengan dua gerakan renaissance Islam modern; neorevivalis dan modernis. Tujuan
utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek
kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Upaya awal penerapan sistem profitdan loss sharing tercatat di
Paikistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya upaya mengelola dana jamaah haji secara non-konvensional. Rintisan
institusional lainnya adalah islamic Rural Bank di desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir, Antonio, 18:2001.
Setelah dua rintisan awal yang cukup sederhana itu bank Islam tumbuh dengan sangat pesat. Sesuai dengan analisa prof. Khursid Ahmad
dan laporan International Association of Islamic Bank, hingga akhir 1999 tercatat lebih dari dua ratus lembaga keuangan islam yang beroperasi
diseluruh dunia, baik di negara-negara berpenduduk muslim maupun di Eropa, Australia, maupun Amerika.
Suatu hal yang patut juga dicatat adalah saat ini banyak nama besar dalam dunia keuangan internasional seperti Citibank, jardine Flemming,
ANZ, Chase Chemical Bank, Goldman Sach, dan lain-lain telah membuka cabang dan subsidiories yang berdasarkan syariah. Dalam dunia pasar
59
modal pun, Islamic fund kini ramai deperdagangkan, suatu hal yang mendorong singa pasar modal dunia Dow Jones untuk menerbitkan
Islamic Dow Jones Index. Oleh karena itu, tak heran jika Scharf, mantan direktur utam Bank Islam Denmark yang kristen itu, menyatakan bahwa
Bank Islam adalah prtner baru pembangunan. Antonio 19:2001
2. Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia
Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi
mengenaibank syari’ah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah Karnaen A.
Perwataatmadja, M.Dawam Rahardjo, A.M.Saefuddin, M.Amien Azis, dan lain-lain. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah
diwujudkan, diantaranya adalah Baitut Ramwil-Salman, Bandung, yang sempat tumbuh mengesankan. Di jakarta juga dibentuk lembaga serupa
dalam bentuk koperasi, yakni Koperasi Ridho Gusti.Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru
dilakukan pada tahun 1990. Majelis ulam Indonesi MUI pada tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan di Cisarua, Bogor, jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah nasional IV MUI yang
berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk
mendirikan bank islam di Indonesia. antonio 25:2001
60
Kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan MUI, bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait.
3. Visi dan Misi Bank Syariah
a. Visi Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia
b. Misi 1. Muwujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata
industri yang berkesinambungan 2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM 3. Mengembangkan manafemen Talenta dan lingkungan kerja yang
sehat 4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal antonio 226:2001
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitiaan ini dilakukan di setiap bank syariah yang berada diwilayah Jakarta Timur. Penelitian ini untuk mengukur seberapa besar
pengaruh yang signifikan antara variabel Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing Bagi Hasil dan Promosi terhadap
Minat. Dimana objek penelitian ini adalah nasabah non-muslim di bank syari’ah. Alasan peneliti mimilih wilayah didaerah jakarta timur
dikarenakan oleh kemudahan peneliti dalam mencari subyek yang digunakan dalam melakukan penelitian ini.
61
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner penelitian yang dibagikan secara langsung kepada
para responden.Penyebaran kuesioner ini dilakukan sepanjang 18-28 2014 dengan penyebaran sebanyak 68 kuesioner yang disebar kepada nasabah
non-muslim bank syariah diwilayah Jakarta Timur. Rincian distribusi kuesioner dalam penelitian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Proses penyebaran dan penerimaan kuesioner
Responden Jumlah
Persentase Kuesioner yang disebar
68 100
Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner kembali namun tidak dapat diolah
Kuesioner yang dapat diolah 68
100 sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukkan bahwa kuesioner yang dibagikan kepada responden sebanyak 68 kuesioner, dengan tingkat pengembalian sebesar
100, berarti seluruh kuesioner kembali dan dapat diolah.
Tabel 4.2 Karakterisitik responden
No Keterangan
Jumlah Persentase 1
Jenis kelamin 1. Laki-laki
2. Perempuan Jumlah
48 20
68 70.6
29.4 100