untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat. Komponen dalam pemeriksaan klinis tersebut adalah:
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
40
b. Pemeriksaan darah rutin
c. Foto toraks
d. CT scan toraks
e. Pencitraan tambahan lain yang diperlukan
f. Biopsi diagnostik
2.5.1. Manifestasi Klinis
Parenkim paru tidak memiliki serat saraf sensorik, karena itu gejala klinis kanker paru biasanya timbul setelah ada penekanan, invasi atau metastasis tumor ke organ atau
struktur lainnya.
41
A. Manifestasi Lokal Kanker Paru Intrapulmonal Intratorakal
Manifestasi klinis dapat dibagi menjadi:
Gejala lokal yang timbul berupa batuk berdahak, batuk darah, sesak napas, nyeri dada, obstruksi saluran napas biasanya terjadi setelah tumor berukuran besar.
40,41,42
1. Batuk disebabkan oleh tumor endobronkial, pneumonia atau efusi pleura. Batuk
biasanya kronis dan tidak berdahak. Batuk berdahak yang berlebihan biasanya didapati pada bronkoalveolar sel karsinoma. Obstruksi pada bronkus utama atau bronkus lobaris,
dapat mengganggu pengeluaran sputum, menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan, dan akan menimbulkan pneumonia.
2. Batuk darah biasanya ditemukan pada lesi endobronkial, tetapi dapat juga terjadi
sebagai konplikasi kanker paru itu sendiri, misalnya emboli paru dan pneumonia.
Universitas Sumatera Utara
3. Nyari dada, pada umumnya terjadi sebagai akibat invasi tumor ke pleura, ke dinding
dada dan ke mediastinum. Invasi lokal tumor ke struktur yang berdekatan, seperti tulang rusuk dan tulang belakang dapat menyebabkan nyeri dada yang menetap.
4. Sesak napas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit pada
endobronkial, atelektasis, emboli paru, penyebaran tumor ke kelenjar limfe dan efusi perikardial yang menyebabkan aritmia dan temponade.
B. Manifestasi Intratorakal Ekstrapulmonal
1. Sindroma Vena Kava Superior SVKS
2. Tumor yang berlokasi di lobus atas paru kanan atau kelenjar mediastinum, dapat
menginvasi atau menekan vena kava superior. Gambaran klinis SVKS adalah sesak napas, bengkak pada muka, leher dan lengan, batuk, orthopnue, nyeri dada dan sakit
kepala, sedangkan tanda klinis SVKS adalah pelebaran vena dileher, wajah sembab, venektasi vena dileher, daerah dada maupun punggung, bengkak pada lengan dan
edema. 3.
Sindroma Horner
40,41,43 ,
Tumor yang berada di apikal dapat meluas, melibatkan saraf simpatis dan menyebabkan sindroma Horner
s
,
s kelopak mata jatuh, pupul mengecil, tidak berkeringat pada satu sisi wajah.
41,43,44
Tumor apikal juga dapat melibatkan plexus brakialis, menyebabkan nyeri pada bahu dan leher, terjadinya atropi pada otot-otot kecil
di tangan.
41
4. Suara Serak
Tumor pada paru kiri, dapat menekan nervus laringeus rekurens yang berada tepat diatas arcus aorta menyebabkan paralisis pita suara sebelah kiri.
41
Tumor mediastinum
Universitas Sumatera Utara
yang besar, dapat menyebabkan paralisis pita suara bilateral, menyebabkan stridor akibat sumbatan pada saluran napas bagian atas.
5. Disfagia
40
Invasi tumor secara langsung atau kelenjar mediastinum yang membesar dapat menyebabkan penekanan pada oesophagus, menyebabkan disfagia.
C. Manifestasi Ekstratorakal Non Metastasis