Pengaruh Kepercayaan terhadap Pemanfaatan RSU Swadana Tarutung

dunia “praktis”. Dengan memahami orientasi nilai ini, partisipasi sangat mudah dibangun dalam menjalankan program pembangunan. Disinilah letak penggunaan ilmu antropologi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Oleh karena itu tenaga antropologi sangat dibutuhkan dalam program pembangunan kesehatan Sanggenafa, 2002.

5.4 Pengaruh Kepercayaan terhadap Pemanfaatan RSU Swadana Tarutung

Kepercayaan dibagi menjadi dua yaitu kepercayaan organisasi dan kepercayaan personal. Kepercayaan terhadap petugas kesehatan di rumah sakit merupakan kepercayaan personal. Kepercayaan merupakan variabel terpenting dan strategis untuk membina hubungan jangka panjang antar rumah sakit dengan pasien sebagai konsumen. Pengalaman masa lalu dalam berinteraksi dengan petugas kesehatan dan faktor-faktor lain mempengaruhi kepercayaan pasien. Interaksi tersebut dapat menggugah pasien secara emosi akan menimbulkan adanya rasa percaya terhadap suatu rumah sakit. RSU Swadana Tarutung sebagai sarana pelayanan kesehatan mengalami hambatan untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat karena terkait dengan kepercayaan masyarakat, padahal di satu sisi kesadaran masyarakat untuk memelihara kesehatan semakin tinggi. Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap pentingnya kesehatan merupakan salah satu alasan bahwa kebutuhan akan prasarana kesehatan juga semakin meningkat, selain itu pula masyarakat akan semakin pandai untuk memilih mana yang terbaik dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan Universitas Sumatera Utara butuhkan. Tumbuh suburnya tempat-tempat pelayanan kesehatan atau klinik serta rumah sakit diberbagai tempat merupakan salah satu bukti bahwa produsen telah merespon keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pemerintah daerah di bidang kesehatan dan dengan memperhatikan tuntutan kinerja dan kualitas aparatur yang diharapkan dapat memberikan yang terbaik kepada masyarakat merumuskan visi pembangunan kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah RSUD sebagai salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah SKPD yang dulu merupakan lembaga cost center, dengan berlakunya otonomi daerah, kini harus merubah orientasinya dengan memadukan service public oriented dan profit oriented. Sebagai salah satu sarana kesehatan didaerah, keberadaan RSUD masih dipandang sebelah oleh masyarakat. Kondisi ini disebabkan perlengkapan medis yang masih minim dan pelayanan yang diberikan belum bisa memberikan harapan masyarakat. Sesuai pendapat Prasetyono dan Kompyurini 2007, selain itu perubahan orientasi ini menyebabkan terjadinya persaingan antara rumah sakit dalam meningkatkan jumlah pemakai jasa rumah sakit. Persaingan ini memaksa pihak manajemen harus membuat suatu konsep rencana pemasaran yang berorientasi kepada konsumen bagi rumah sakit yang dikelolanya sehingga rumah sakit tersebut akan mempunyai suatu keunggulan yang dapat dipergunakan untuk menghadapi persaingan. Untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pasien melalui penyampaian kualitas jasa yang terbaik terhadap pasien. Keyakinan tersebut menyebabkan semakin banyak rumah sakit yang berfokus pada kepuasan tinggi, karena para pasien yang tidak puas mudah untuk berubah pikiran Universitas Sumatera Utara bila mendapat tawaran yang lebih baik. Taraf kehidupan yang membaik membuat masyarakat menjadi krisis terhadap jasa atau layanan kesehatan, mereka mulai menuntut penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas Wahyudin, 2005. Sesuai dengan pendapat Hakim 2005 bahwa dari segi.bisnis, hal ini merupakan pukulan bagi rumah sakit daerah karena sebagai konsumen yang mampu bisa jadi mereka akan berpaling dari rumah sakit ini. Rumah sakit daerah sulit bersaing dengan milik swasta karena mengemban kewajiban melayani publik public service oriented tanpa menerima keuntungan, tetapi secara komersial hal ini tidak menguntungkan, sementara pemerintah setahap demi setahap akan mengurangi subsidi rumah sakit daerah untukmengurangi anggaran. Banyaknya rumah sakit menawarkan jasanya akan menarik bagi calon konsumen. Mereka memiliki kebebasan menentukan pilihan dan jika temyata tidak puas dengan rumah sakit yang dipilih mereka dengan mudah bisa mencari pilihan yang baru. Bagi rumah sakit banyaknya saingan akan memotivasi untuk beroperasi dengan profesional dengan menomorsatukan kepuasan konsumennya.

5.5 Analisis Kepercayaan Masyarakat di Wilayah Kerja RSU Swadana Tarutung tentang Kesehatan