E. Pembahasan
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning. Penerapan Model Pembelajaran
Aktif Tipe Quantum Learning ternyata dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi dalam pembelajaran akuntansi. Peningkatan Aktivitas
Belajar Siklus Akuntansi ditunjukkan pada rata-rata nilai Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi dengan penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe
Quantum Learning sebesar 2.24 pada pelaksanaan siklus I dan meningkat menjadi 3.27 pada pelaksanaan siklus II dan persentase jumlah siswa yang
menunjukkan Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi dengan nilai ≥ 3 yang
masuk ke dalam kategori Baik pada siklus II mencapai 91.7. Pada siklus I seluruh siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran
sehingga indikator Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi belum mencapai target yang diharapkan peneliti yaitu minimal sebesar 75
atau dengan nilai ≥ 3. Pada siklus II seluruh indikator mengalami peningkatan dan sudah mencapai
target minimal 75 atau dengan nilai ≥ 3.
Peningkatan nilai sebesar 0.93 dari siklus I ke siklus II dapat dikatakan bahwa pembelajaran Akuntansi pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan
Keuangan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dengan Model pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Siklus
Akuntansi. Peningkatan nilai sebesar 0.93 tersebut didukung dengan jumlah siswa yang melakukan indikator Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi mencapai
100. Hal ini juga diperkuat dengan tercapainya rata-rata nilai Aktivitas
Belajar Siklus Akuntansi yang mencapai 3.27 pada siklus II dan telah memenuhi kriteria keberhasilan minimal
yaitu ≥ 3. Adanya peningkatan Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi dalam
pembelajaran Akuntansi yang menerapkan Model Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning, maka diharapkan pada pembelajaran selanjutnya siswa
tetap aktif membaca materi pelajaran, memperhatikan penjelasan guru, bertanya kepada guru atau forum diskusi kelas, mengemukakan pendapatnya,
mengemukakan jawaban atas soal yang telah diberikan oleh guru, menulis pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan yang diajukan teman-temannya,
mengerjakan latihan yang diberikan, dan membuat catatan materi pelajaran. Semua Indikator Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi dapat meningkat dalam
diri siswa setelah diterapkannya Model Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang semangat, aktif, antusias, dan
lebih termotivasi selama mengikuti pembelajaran Akuntansi. Hasil penelitian Penerapan Model Pembelajarn Aktif Tipe Quantum
Learning menunjukkan bahwa Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila pembelajaran yang
dilakukan lebih terpusat pada siswa, guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman belajar, kegiatan pembelajaran dapat mencapai
tujuan yang telah ditentukan, pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas belajar siswa, meningkatkan kemampuan
minimalnya, dan menciptakan siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep. Setelah itu besarnya manfaat aktivitas dalam pembelajaran
telah dirasakan oleh peneliti, guru, dan siswa karena siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri, berbuat sendiri akan
mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral, memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa, siswa bekerja menurut minat dan
kemampuan sendiri, memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis, pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit
sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat
seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik 2009: 175. Dari hasil pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran
Aktif Tipe Quantum Learning dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi. Peningkatan aktivitas belajar yang disebabkan Penerapan Model
Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning menimbulkan adanya interaksi yang terjadi antara siswa dan seluruh komponen yang menjadi lingkungan
belajarnya. Hal ini membuat siswa lebih mampu memaknai dan memahami semua materi yang mereka pelajari.
F. Keterbatasan Penelitian