ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Dapat melayani kecepatan belajar individu dan memberikan kemudahan dalam belajar tanpa
bimbingan dari orang lain, memberikan kebebasan dalam memilih materi mata pelajaran sesuai dengan yang dikehendaki oleh
pengguna, bersifat interaktif yang mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan respon balik oleh program
multimedia dengan suatu balikan atau feedback. Dan memiliki
kemampuan dalam membangkitkan rangsangan indera.
c. Tahapan Desain Multimedia Pembelajaran
Pembuatan multimedia pembelajaran tidak jauh pada masalah desain, desain yang dirancang memberikan pengaruh terhadap
penggunanya. Beberapa prinsip dalam mendesain multimedia pembelajaran dijabarkan dalam buku
Multi-Media Learning karya Richard E. Mayer Baroto, 2009:
1 Prinsip Multimedia: Murid-murid bisa belajar lebih baik dari kata- kata dan gambar-gambar daripada dari kata-kata saja.
2 Prinsip Keterdekatan Ruang: Murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan saling berdekatan
daripada saling berjauhan di halaman atau di layar. 3 Prinsip Keterdekatan waktu: Murid-murid bisa belajar lebih baik saat
kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan secara simultan berbarengan daripada suksesif bergantian.
4 Prinsip Koherensi: Murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata- kata, gambar-gambar, atau suara-suara ekstratambahan dibuang
daripada dimasukkan. 5 Prinsip Modalitas: Murid-murid bisa belajar lebih baik dari animasi
dan narasi daripada animasi dan teks on-screen.
13
6 Prinsip Redudansi: Murid-murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi,narasi, dan teks
on-screen. 7 Prinsip Perbedaan Individual: Pengaruh desain lebih kuat terhadap
murid-murid berpengetahuan rendah daripada berpengetahuan tinggi, dan terhadap murid-murid berkemampuan spatial tinggi
daripada berspatial rendah. sumber berdasarkan riset.
Pendapat lain dipaparkan oleh Sutarno Mukhidin, 2013 beberapa prinsip dalam pengembangan model pembelajaran berbasis
multimedia interaktif, diantaranya: 1 Multimedia interaktif melalui animasi yang didesain secara menarik
mampu meningkatkan pembelajaran, sehingga siswa menyimak pelajaran dengan baik dan tidak membosankan.
2 Multimedia interaktif didesain berdasarkan bagian-bagian dan penggalan-penggalan menjadi unit terkecil, sehingga siswa dengan
mudah dapat memahami isi materi yang disampaikan. 3 Multimedia interaktif dengan bahasa yang komunikatif dan
mengandung ilustrasi-ilustrasi menarik akan efektif untuk disimak, sehingga merangsang siswa untuk belajar mandiri.
4 Multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar, sehingga siswa dengan mudah dapat mengecek keberhasilan belajarnya
secara mandiri. 5 Multimedia interaktif setiap bagianpenggalan ada
reinforcement penguatan, sehingga siswa akan dapat meningkatkan hasil
belajarnya. Prinsip-prinsip desain multimedia lainnya yaitu, keseimbangan,
keserasian, kesederhanaan dan kejelasan Rahayu, 2013: 1 Keseimbangan
14
Sebuah karya dikatakan seimbang manakala semua bagian pada karya memiliki beban yang sama, sehingga membuat rasa tenang dan
enak dilihat. Ada beberapa jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris, memancar, sederajat dan tersembunyi.
2 Proporsi Proporsi merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa untuk
memperoleh keserasian. Ada tiga hal yang perlu dipahami dalam mempelajari proporsi yaitu, proporsi ideal, proporsi pemecahan
masalah, proporsi penyangatan. 3 Kesederhanaan
Kesederhanaan diartikan bahwa tidak lebih dan tidak kurang. Suatu desain jika ditambah menjadi ruwet dan jika dikurangi menjadi
terasa ada yang hilang, jadi desain yang sederhana yaitu pas dengan kebutuhannya.
4 Kejelasan Jelas artinya mudah dipahami, mudah dimengerti, tidak memiliki
lebih dari satu arti. Suatu desain dapat dibaca dengan jelas, harus dapat dimengerti maksud dan isi desain.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, hal penting dalam suatu multimedia khususnya pembelajaran perlu
adanya penerapan beberapa prinsip untuk menentukan desain yang baik, sehingga materi dapat dengan mudah dipahami dan tidak
memiliki penafsiran yang berlebih. Terdapat beberapa langkah dalam membuat suatu desain dalam multimedia pembelajaran menjadi lebih
15
menarik berdasarkan beberapa prinsip yang dijabarkan diatas, diantaranya Wibawanto, 2017:
1 Design Treatment
Design Treatment merupakan sebuah istilah yang mengandung arti bahwa dalam membuat suatu multimedia pembelajaran kita harus
mengetahui produk apa yang akan dibuat dan apa yang dibutuhkan untuk membuatnya. Proses ini disebut juga sebagai tahap analisis
suatu produk secara mendalam tentang apa saja yang terkait dengan produk tersebut diantaranya, yaitu:
a Materi yang akan disampaikan dalam suatu produk. Adanya pembatasan materi secara mutlak agar produk atau multimedia
pembelajaran yang dihasilkan fokus dengan tujuan yang diharapkan.
b Menerapkan target audience pada produk yang akan dibuat, apakah
balita, anak-anak, atau orang dewasa. Penentuan tersebut digunakan untuk menetapkan pengayaan desain, kekompleksan
navigasi, dan interaktifitas. c Menentukan fitur-fitur yang akan ditampilkan. Apakah nantinya
menampilkan materi, atau terdapat simulasi, evaluasi dalam bentuk kuis, penyimpanan data evaluasi dan sebagainya.
d Membandingakan dengan produk yang sudah ada sebelumnya sebagai tolak ukur mulai dari tampilan desain serta fitur-fitur yang
menjadi nilai tambah dari produk sebelumnya.
16
e Menentukan target waktu atau merancang lamanya proses pembuatan serta menetukan aplikasi yang akan digunakan untuk
membuatnya. 2
Visual Development Phase Tahap ini seorang
development mulai menetukan bahan visual yang akan dimasukkan sebagai objek dalam suatu produk seperti, efek
visual, typografi teknik penggunaan huruf dan grafik untuk keperluan interface antar muka. Beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan
untuk membangun grafis dari sebuah multimedia pembelajaran diantaranya adalah Photoshop, Corel Draw, Adobe Illustrator, Adobe
Flash dan sejenisnya. Penguasaan teknis terhadap aplikasi tersebut diperlukan agar tampilan multimedia pembelajaran yang dibuat
menjadi lebih atraktif dan efesien dari sisi ukuran file. Terdapat
beberapa yang harus diperhatikan agar produk atau multimedia pembelajaran yang dihasilkan menjadi lebih optimal, yaitu:
a Penggunaan Gambar Untuk mencari bahan berupa grafik sudah tersedia secara
online, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya, namun terdapat syarat
dan ketentuan dalam mengolah gambar secara online, yaitu:
1 Gambar yang tersedia di internet memiliki lisensi yang bermacam- macam, mulai dari 100 gratis, lisensi nama pembuat dan lisensi
berbayar. Sebaiknya memperhatikan terlebih dahulu lisensinya sebelum
mendownload. 2 Gambar yang memiliki
watermark menandakan bahwa gambar tersebut berlisensi dan tidak boleh dipakai tanpa ijin.
17
3 Gambar yang tersedia memiliki variasi tipe grafis, yaitu vector dan
bitmap. 4 Gambar memiliki ukuran tertentu. Penggunaan gambar dengan
ukuran tertentu dapat mempengaruhi tampilannya. 5 Penggunaan gambar yang bersumber secara online, memungkinkan
sebuah objek ditampilkan secara berulang-ulang di produk lain. Sehingga kesan eksklusif sebuah produk menjadi berkurang.
b Penggunaan Warna Komposisi warna yang menggunakan perbandingan keluasan
warna dengan perbandingan berdasarkan hasil percobaan Newton Rahayu, 2013:
a Keluasan warna kuning 3 bagian b Keluasan warna merah 5 bagian
c Keluasan warna biru 8 bagian Masing-masing memiliki kekuatan yang sama, tidak ada yang
menonjol. Jika salah satu warna dibesarkan ukurannya, maka akan menjadi tidak seimbang dan warna yang perbandingan keluasaannya
diperbesar akan menjadi menonjol dan dominan. c Tata Letak
Layout Layout yaitu sebuah sketsa dalam perancangan awal sebuah
desain untuk menggambarkan unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan. Usaha untuk menyusun, menata dan memadukan
unsur-unsur komunikasi grafis menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, persuasif menarik perhatian dan mendukung
pencapaian tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah tata
18
letak. Terdapat beberapa tata letak yang umum digunakan dianataranya vertika, horisontal dan diagonal Rahayu, 2013.
d Penggunaan musik latar belakang Penggunaan musik dan
sound effect dapat membuat presentase multimedia bisa lebih dinikmati para murid, meningkatkan level
rangsangan emosional yang mengakibatkan peningkatan perhatian terhadap materi tersaji serta meningkatkan pembelajaran Mayer
dalam Baroto, 2009. Musik latar belakang digunakan untuk mengiringi pembacaan teks
atau percakapan, agar teks dapat lebih meresap ke hati pendengar karena musik ini dapat memberikan variasi, tekanan, dan menciptakan
suasana Sadiman, 2009. 3
Programming Phase Tahap ini dilakukan oleh seorang
programmer yang ahli dalam bidang multimedia pembelajaran, namun
non programmer juga dapat dengan mudah mempelajarinya sebab tidak membutuhkan kode yang
terlalu panjang atau sesuai dengan kebutuhan. Untuk mempermudah proses pemrograman dapat digunakan sistem
flowchart. 4
Testing Phase Tahapan ini adalah sebuah proses pengumpulan informasi untuk
memperbaiki segala kesalahan desain dan kesalahan programming.
Tahapan ini diperlukan sebagai bentuk quality control dari multimedia
pembelajaran yang dibuat. Dari tahapan ini akan diketahui berbagai kesalahan, kesalahan penulisan materi, kesalahan logika, kesalahan
ukuran interface dan sebagainya. Sebaiknya pada tahapan ini
19
dilakukan oleh beberapa orang dengan tingkat keahlian yang berbeda, sehingga akan didapatkan masukan dari berbagai sudut pandang,
setelah proses evaluasi tersebut dilakukan perbaikan ulang, untuk memperolah hasil akhir yang benar-benar siap untuk dipublikasikan.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan suatu multimedia pembelajaran memiliki beberapa
tahap yang perlu diperhatikan agar dalam pembuatannya dapat berjalan secara terstruktur, mulai dari mentukan desain,
mengumpulkan bahan-bahan yang akan digunakan, memperhatikan pengambilan bahan secara
online, merancang program, membuat hingga melakukan uji kelayakan suatu multimedia pembelajaran agar
benar-benar siap digunakan.
d. Model Penyajian Multimedia Interaktif