Apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik dana kecuali ada misconduct
, negligence atau violation, cara menyelesaikannya adalah sebagai berikut :
1 Diambil terlebih dahulu dari keuntungan karena keuntungan merupakan pelindung modal.
2 Bila ada kerugian melebihi kentungan, maka baru diambil dari pokok modal.
2.1.8 Pengawasan Syariah Transaksi Mudharabah
Untuk memastikan kesesuaian syariah pada praktik transaksi mudharabah
yang dilakukan bank, DPS melakukan pengawasan syariah secara periodik. Pengawasan tersebut berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut : 1.
Menilai apakah pemberian informasi secara lengkap telah disampaikan oleh bank kepada nasabah, baik secara tertulis maupun
lisan tentang persyaratan investasi mudharabah telah dilakukan. 2.
Menguji apakah perhitungan bagi hasil telah dilakukan sesuai prinsip syariah.
3. Memastikan adanya persetujuan para pihak dalam perjanjian
investasi mudharabah 4.
Memastikan terpenuhinya rukun dan syarat mudharabah 5.
Memastikan bahwa kegiatan investasi yang dibiayai tidak termasuk jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah
Universitas Sumatera Utara
Adanya pengawasan syariah yang dilakukan oleh DPS menuntut bank syariah untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi mudharabah
dengan para nasabah. Selain itu, bank juga dituntut untuk melaksanakan tertib administrasi agar berbagai dokumen yang diperlukan DPS dapat
tersedia setiap saat pengawasan dilakukan.
2.1.9 Alur Transaksi Mudharabah
Pertama, dimulai dari pengajuan permohonan pembiayaan oleh nasabah dengan mengisi formulir permohonan pembiayaan. Formulir
tersebut diserahkan kepada bank syariah beserta dokumen pendukung. Pihak bank selanjutnya melakukan evaluasi kelayakan investasi mudharabah yang
diajukan nasabah dengan menggunakan analsis 5C character, Capacity,Capital, Commitment,
dan Collateral. Analisis diikuti kemudian dengan verifikasi. Bila nasabah dan usaha dianggap layak, selanjutnya
diadakan perikatan dalam bentuk penadatanganan kontrak mudharabah dengan mudharib di hadapan notaris. Kontrak yang dibuat setidaknya
memuat berbagai hal ini untuk memastikan terpenuhinya rukun mudharabah
. Kedua, bank mengontribusikan modalnya dan nasabah mulai
mengelola usaha yang disepakati berdasarkan kesepakatan dan kemampuan terbaiknya.
Ketiga, hasil usaha dievaluasi pada waktu yang ditentukan berdasarkan kesepakatan. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara
bank sebagai shahibul maal dengan nasabah sebagai mudharib sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan porsi yang telah disepakati. Seandainya terjadi kerugian yang tidak disebabkan oleh kelalaian nasabah sebagai mudharib, maka kerugian
ditanggung oleh bank. Adapun kerugian yang disebabkan oleh kelalaian nasabah sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
Keempat, bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing- masing berdasarkan metode perhitungan yang telah disepakati.
Kelima, bank menerima pengembalian modalnya dari nasabah. Jika nasabah telah mengembalikan semua modal milik bank, selanjutnya usaha
menjadi milik nasabah sepenuhnya.
2.1.10 Aplikasi Dalam Perbankan