23
karikatur harus memenuhi syarat untuk memancing tawa. Selanjutnya kelucuan atau serba tafsiran dapat ditambah sendiri. Sebuah karya kartun
memang mengandung banyak sisi kenyataan dan itulah barangkali yang justru menghibur.
2.1.5. Teori Charles Sanders Pierce
Model dasar semiotik dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce 1839-1914 dan Ferdinand de Saussure 1857-1913, yang pada
perkembangannya sangat mempengaruhi model-model berikutnya. Peirce menekankan pada hubungan antara tanda, obyek dan peserta komunikasi.
Hubungan antara ketiga unsur tersebut adalah untuk mencapai suatu makna, terutama antara tanda dan obyeknya. Karena itu hubungan antara
ketiganya disebut hubungan makna. Bila Peirce menekankan pada fungsi logika tanda, maka Sausssure yang dianggap sebagai pendiri lingusitik
modern, lebih menekankan pada hubungan dari masing-masing tanda, dan menurut Saussure tanda merupakan obyek fisik yang penuh dengan
berbagai makna. Saussure tidak terlalu memperhatikan realitas dari makna seperti yang dikemukakan oleh Peirce. Bintoro, 2002:12
Penelitian ini mengutamakan situasi dan kondisi yang bertema ”Hukum dan Peradilan” sebagai sesuatu yang berarti dalam proses
pembentukan pesan. Peristiwa tersebut dipaparkan dalam pembentukan tanda –tanda gambar, kata-kata, dan lainnya dalam format sebuah kartun
editorial. Sehingga yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimana suatu peristiwa dalam masyarakat dipandang, dituangkan dan
24
dinilai. Sebab itulah diperlukan adanya kartun editorial tersebut, dengan siatuasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat. Hal itulah yang
kemudian dijadikan alasan penggunaan model semiotik Peirce, karena Peirce dalam hal ini lebih memperhatikan realita makna. Dengan demikian
penelitian ini termasuk pada bidang studi semiotik budaya tempat kode- kode dan tanda-tanda digunakan.
Teori semiotik Peirce berpendapat bahwa tanda dibentuk melalui hubungan segitiga yaitu tanda berhubungan dengan obyek yang
dirujuknya. Hubungan tersebut membuahkan interpretan. Preirce menelaskan modelnya sebagai berikut: ”A sign is something which stands
to somebody for something in the respect or capacity. It addresses somebody,that is, creates in the mind of that person an equivalent sign, or
perhaps a more developed sign. The sign which it creates I call the interpretant of the first sign. The sign for something, its object. Tanda
adalah sesuatu yang memberi arti atas sesuatu bagi seseorang. Tanda ditujukan kepada seseorang, karenanya membuat seseorang menciptakan
tanda yang ekuivalen atau tanda yang lebih berkembang di dalam benaknya. Tanda yang diciptakan itu saya sebut interpretant dari tanda
yang pertama. Tanda memberi arti atas sesuatu yang disebut obyek.” Fiske, 1985:45
Model semiotik Peirce dapat digambarkan dalam bentuk segitiga seperti berikut:
25
Gambar 2.1. Model Semiotik Peirce
Sumber: Fiske 1990:42 Sign
Interpretant Obyek
Garis-garis berpanah tersebut hanya bisa dimengerti dalam hubungannya antara satu elemen dengan elemen lainnya. Tanda merujuk
pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, yaitu obyek dipahami oleh seseorang. Interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang
tentang obyek yang dirujuk sebuah tanda. Interpretan merupakan konsep mental yang diproduksi oleh tanda dan pengalaman pengguna tanda
terhadap sebuah obyek. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang maka muncul makna tentang sesuatu yang diwakili
oleh tanda tersebut. Diantara ketiganya, interpretanlah yang paling sulit dipahami. Interpretan adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita,
sebagai hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri. Berdasarkan obyeknya Peirce membagi tanda atas icon ikon,
index indeks, dan symbol simbol. Ketiga kategoru tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
26
Gambar 2.2. Model Kategori Tanda Icon
Index Simbol
Sumber: Fiske 1990:47 Model tersebut merupakan hal penting dan sangat fundamental dari
hakekat tanda. Peirce mengungkapkannya sebagai berikut: 1.
Ikon Adalah tanda yang berhubungan antara tanda dan acuannya bersifat
bersamaan bentuk alamiah berupa hubungan kemiripan. Misalnya adalah potret dan peta. Potret merupakan ikonik dari orang yang ada
dalam potret tersebut, sedangkan peta merupakan ikonik dari pulau yang ada dalam peta tersebut. Ikon Pierce merupakan tanda yang
memberikan tanda berdasarkan kualiatasnya sendiri, dan berlawanan dengan indeks, yang tergantung pada objeknya, dan simbol yang
tergantung pada konvensi antara interpretannya. Noth, 2006:121 2.
Indeks Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara
tanda dan acuannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau atnda yang langusng mengacu pada kenyataannya. Misalnya
adalah asap sebagai tanda adanya api Sobur, 2006:41. Menurut Noth
27
2006:47 indeks sebagai tanda alami berdasarkan ”hubungan alami” antara alat tanda dan referen. Dengan demikian, indeks hanya bisa
dinamai, tidak dapat direproduksi. 3.
Simbol Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda dan
acuannya berdasarkan hubungan konvensi atau perjanjian. Misalnya orang yang menggelengkan kepalanya merupakan simbol yang
menandakan ketidak setujuan yang termasuk secara konvensional. Sobur, 2003:41. Menurut Pierce dalam Noth 2006:116 simbol
didefinisikan sebagai tanda konvensional dan arbiter yang elementer. Sedangkan menurut Lacan simbolik merupakan sesuatu yang riil,
imajiner, dan simbolis.
2.1.6. Hukum