BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik Pierce, untuk menginterprestasikan
representasi karikatur pada media cetak yaitu surat kabar, yang akan dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah karikatur tentang karut marut
hukum peradilan di Indonesia yang terdapat pada harian Kompas Edisi 21 November 2009.
Oleh karena itu peneliti yang melakukan studi analisis isi kualitatif harus memperhatikan beberapa hal: pertama adalah konteks atau situasi
social diseputar dokumen atau teks yang diteliti. Disini, peneliti diharapkan dapat memahami the nature atau kealamiahan dan culture meaning atau
makna cultural dari artifact atau teks yang diteliti. Kedua adalah proses atau bagaimana suatu produksi media atau isi pesannya dikreasi secara actual dan
diorganisasikan secara bersama. Ketiga adalah emergence, yakni pembentukan secara gradualbertahap dari makna sebuah pesan melalui
pemahaman dan interpretasi.
3.2. Kerangka Konseptual
3.2.1. Corpus
Didalam penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu pembahasan masalah yang disebut corpus. Corpus adalah sekumpulan bahan terbatas
39
40
yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisa dengan semacam kesemenaan, bersifat sehomogen mungkin Kurniawan.2001:7.
Corpus adalah kata lain dari sampel, bertujuan tetapi khusus digunakan untuk analisis semiologi dan analisis wacana. Pada penelitian
kualitatif ini memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi alternatif. Corpus dari penelitian ini adalah Karikatur “Karut Marut
Hukum dan Peradilan di Indonesia” dalam Harian Kompas Edisi 21 November 2009.
3.2.2. Unit Analisis
Unit analisis data dalam penelitian ini adalah tanda yang ada dalam karikatur yang berupa gambar dan tulisan yang terdapat dalam karikatur
”Carut Marut Hukum dan Peradian di Indonesia” yang dimuat di harian Kompas, kemudian diinterpretsikan dengan menggunakan ikon icon,
indeks index, dan simbol symbol.
3.2.2.1. Ikon
Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah
hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon dalam karikatur rubrik opini yang dimuat di harian Kompas adalah gambar
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tokoh karikatur Oom Pasikom yang
sedang menyaksikan aktivitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
41
3.2.2.2. Indeks
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat,
atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam karikatur yang dimuat di harian Kompas adalah ”teks hukum peradilan”,
teks ”goverment”, teks ”supaya clean ganti air yang bersih pak”, busa cucian, percikan air dan gesture.
3.2.2.3. Simbol
Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda hukum dan peradilan dengan petandanya. Hubungan diantaranya
bersifat abitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Simbol dalam karikatur yang dimuat di harian Kompas adalah
air keruh, sikat cucian, bak cucian, dan jas.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan mengamati karikatur yang dimuat di surat kabar Kompas
secara langsung serta melakukan studi pustaka untuk melengkapi data-data dan bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai referensi.
3.4. Teknis Analisis Data
Analisis Semiotika pada corpus penelitian pada karikatur ”Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” setelah melalui tahapan
42
pengkodean maka selanjutnya peneliti akan menginterpretasikan tanda- tanda tersebut untuk ditahui pemaknaannya.
Terkait dalam penelitian ini, untuk mengetahui isi pesan dalam karikatur surat pembaca, peneliti mengamati signs atau system tanda yang
tampak dalam Iklan, kemudian memaknai dan menginterpretasikannya dengan menggunakan metode semiotik Pierce, yang terdiri dari :
1. Obyek
Adalah gambar atau karikatur itu sendiri. Obyek dalam penelitian ini adalah karikatur pada harian Kompas “Karut Marut Hukum dan
Peradilan di Indonesia” Edisi 21 November 2009. 2.
Sign Adalah segala sesuatu yang ada dalam gambar karikatur tersebut. Sign
dalam penelitian ini adalah gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tokoh karikatur Oom Pasikom yang sedang menyaksikan
aktivitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, teks ”hukum peradilan”, teks ”goverment”, teks ”supaya clean ganti air yang bersih
pak”, busa cucian, percikan air, air keruh, sikat cucian, bak cucian, dan jas.
3. Interpretant
Adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang dirujuk sebuah tanda. Interpretant dalam penelitian ini adalah hasil
interpretasi dari peneliti.
43
Berdasarkan obyeknya Peirce membagi tanda atas icon ikon, index indeks, dan symbol simbol. Ketiga kategori tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut: 1.
Ikon Icon Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat
bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. .
Ikon dalam karikatur rubrik opini yang dimuat di karikatur Oom Pasikom adalah gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tokoh
karikatur Oom Pasikom yang sedang menyaksikan aktivitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
2. Indeks Index
Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat,
atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam karikatur yang dimuat di karikatur Oom Pasikom adalah teks ”hukum
peradilan”, teks ”goverment”, teks ”supaya clean ganti air yang bersih pak”, busa cucian, percikan air dan gesture.
3. Simbol Symbol
Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat abitrer atau
semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Simbol dalam karikatur yang dimuat di harian Kompas adalah air
keruh, sikat cucian, bak cucian, dan jas.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Harian Kompas
Kompas adalah nama surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Kompas adalah bagian dari Kelompok Kompas Gramedia. Selain
versi cetak, Kompas juga memiliki edisi online yang berisi berita-berita yang diperbarui secara aktual.
Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jenderal Ahmad Yani, yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan
surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya, P.K. Ojong
1920-1980 dan Jakob Oetama. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan Jakob Oetama sebagai editor in-chief pertamanya.
Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat. Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, sebagai media
pencari fakta dari segala penjuru. Kompas mulai terbit pada tanggal 28 Juni 1965 berkantor di
Jakarta Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar. Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras
hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi Minggunya malah mencapai 610.000 eksemplar. Pembaca koran ini mencapai 2,25
juta orang di seluruh Indonesia. Seperti kebanyakan surat kabar yang lain,
44