50
4.3.1. Klasifikasi Tanda
Charles Sanders Pierce terkenal dengan teori tandanya. Di dalam lingkup semiotika, Pierce seringkali mengulang ulang bahwa secara umum
tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Untuk itu Pierce membagi tanda menjadi sepuluh jenis, selengkapnya sebagai berikut :
1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras
menunjukkan kualitas tanda. Gambar karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” dalam harian Kompas Edisi 21 November
2009 yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Gambar
karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” dalam harian Kompas Edisi 21 November 2009 yaitu gambar Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan jas. Adanya macam-macam iconic sinsign yang terdapat pada gambar karikatur tersebut memiliki kemiripan
dengan kepala negara, jas dapat menjadi orang yang memiliki jabatan.
3. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman
langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan sesuatu. Misalnya : gambar Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, serta gambar tokoh karikatur Oom Pasikom yang sedang menyaksikan aktivitas Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dapat digambarkan bahwa presiden SBY sedang mencuci
semua keadilan yang ada di negeri ini.
51
4. Discent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang
sesuatu. Misalnya : air keruh, sikat cucian, bak cucian, dan jas yang menunjukkan bahwa keadilan di negeri ini serasa hanya milik orang –
orang kalangan keatas.
5. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau
hukum. Misalnya : hukum peradilan.
6. Rhematic Indexica Legisign, yakni tanda yang mengacu kepada obyek
tertentu. Misalnya : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan gambar tokoh karikatur Oom Pasikom yang sedang menyaksikan aktivitas
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
7. Dicent Indexica Legisign, tanda yang bermakna informasi dan
menunjuk subjek informasi. Misalnya teks hukum peradilan, teks
goverment, teks supaya clean ganti air yang bersih pak dan gesture.
8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan
dengan obyeknya melalui asosiasi ide umum yaitu semua gambar yang terdapat pada gambar karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di
Indonesia” dalam harian Kompas Edisi 21 November 2009.
9. Dicent Symbol atau Proposion proporsi adalah tanda yang langsung
menghubungkan dengan obyek melalui asosiasi dalam otak. Gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tokoh karikatur Oom Pasikom
yang sedang menyaksikan aktivitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, teks hukum peradilan, teks goverment, teks supaya
52
clean ganti air yang bersih pak, air keruh, sikat cucian, bak cucian, dan
jas.
10. Argument, yakni tanda yang merupakan inferens seseorang terhadap
sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Misalnya : tokoh karikatur Oom Pasikom yang sedang menyaksikan aktivitas presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. 4.4.
Gambar Karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” Dalam Harian Kompas Edisi 21 November 2009 dalam
Model Pierce
Menurut Pierce, sebuah tanda itu adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal
atau kapasitas. Dalam pendekatan semiotic model Charles Sanders Pierce, diperlukannya adanya sebagai model analisis yaitu tanda sign, objek
object dan interpretan interpretant. Menurut Pierce salah satu bentuk tanda adalah kata, karena tandaitu sendiri adalah pencitraan indrawi yang
menampilkan pengertian dari obyek yang dimaksudkan, sedangkan obyek adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Sementara interpretan adalah
tanda yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang dirujuk sebuah tanda.
Gambar karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” dalam harian Kompas edisi 21 November 2009 ini akan
menjadi korpus penelitian terlebih dahulu akan dibagi menjadi unsur – unsur komponen berdasarkan unit analisis dalam penelitian ini, yaitu :
53
1. Tanda Sign, dalam gambar karikatur ini adalah setiap bentuk
pemaknaan yang dapat ditimbulkan oleh gambar karikatur tersebut baik itu makna yang bersifat konotatif maupun yang bersifat denotatif.
2. Obyek Object, dalam penelitian ini adalah keseluruhan badan gambar
karikatur, mulai dari jenis gambar karikatur, bentuk gambar dan bentuk dari penyajian gambar karikatur tersebut.
3. Interpretan Interpretant, sebagai interpretan peneliti akan
menganalisa gambar karikatur yang akan dijadikan corpus, yaitu gambar karikatur keserakahan secara keseluruhan dengan
menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model kategori tanda yang dimiliki pierce, yaitu : ikon, indeks dan simbol
sehingga akan diperoleh makna dalam gambar karikatur tersebut.
Gambar 4.2. Gambar Karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di
Indonesia” dalam Elemen Makna Pierce
Obyek
karikatur pada harian Kompas “Karut Marut Hukum dan
Peradilan di Indonesia” Edisi 21 November 2009
Interpretasi
Hasil interpretasi peneliti dalam melihat
hubungan antara tanda dan petanda
Tanda
Setiap bentuk penggambaran yang dapat
ditimbulkan oleh karikatur
54
Apabila digambarkan hubungan antara tanda, obyek dan interpretan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” dalam harian Kompas edisi 21 November 2009 merupakan
obyek dalam penelitian ini dan keseluruhan dari tampilan karikatur yang berupa gambar, teks dan warna yang menjadi latar belakang maupun
visual dari gambar karikatur tersebut merupakan tanda – tanda yang terkandung dalam suatu gambar. Gambar karikatur “Karut Marut Hukum
dan Peradilan di Indonesia” ini akan direpresentasikan dengan menggunakan model Semiotik Pierce. Dalam semiotik Pierce sebuah
acuan dan representasi adalah fungsi utamanya. 4.5.
Ikon, Indeks, Simbol
Dalam pendekatan semiotic pierce terdapat tiga komponen yaitu, Tanda Sign, Obyek Object dan Interpretan Interpretant. Sebagai
interpretan, peneliti menganalisa gambar karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” dalam harian Kompas edisi 21 November
2009 yang dijadikan korpus sampel terbatas dengan menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model semiotic Charles
Sanders Pierce yang membagi tanda atas tiga bagian kategori yaitu ikon icon, Indeks index dan simbol Symbol sehingga akan diperoleh
interpretasi dari gambar melalui kategori tersebut.
55
Dalam menganalisa hubungan antara tanda dengan acuan tanda berdasarkan model Charles Sanders Pierce yang membagi tanda menjadi
ikon icon, Indeks index dan simbol Symbol, maka peneliti akan mengkaji tanda yang berupa gambar gambar tersebut.
Interpretasi yang dilakukan terhadap gambar karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” dalam harian Kompas edisi 21
November 2009 akan menampakkan makna yang tersirat di dalamnya. Gambar ini merupakan suatu bentuk sistem tanda yang merujuk pada
sesuatu diluar tanda itu sendiri. Dalam pendekatan semiotik Charles Sanders Peirce terdapat tiga
unsur yaitu ikon, indeks dan simbol. Oleh karena itu peneliti akan menginterpretasikan makna pesan berdasarkan unsur – unsur tersebut.
Dalam gambar karikatur keserakahan, yang menjadi Ikonnya adalah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tokoh karikatur Oom Pasikom yang sedang menyaksikan aktivitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Indeks dari gambar karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di
Indonesia” adalah teks hukum peradilan, teks goverment, teks supaya
clean ganti air yang bersih pak dan gesture. Dan Simbol dari gambar
karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” ini yaitu air keruh, sikat cucian, bak cucian, dan jas.
Gambar karikatur pada harian Kompas “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” Edisi 21 November 2009 ini apabila digambarkan
kedalam model semiotika dari Charles Sanders Peirce adalah sebagai berikut :
56
Gambar 4.3. Gambar Karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di
Indonesia” Dalam Kategori Tanda Peirce I
Interpretasi gambar yang dilakukan terhadap gambar pada harian Kompas “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” Edisi 21
November 2009 terlihat makna yang tersirat di dalam gambar karikatur tersebut. Gambar karikatur “Karut Marut Hukum dan Peradilan di
Indonesia” merupakan suatu bentuk sistem yang merujuk pada sesuatu di luar tanda itu sendiri dimana hal tersebut tersirat di dalam gambar
karikatur pada harian Kompas “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” Edisi 21 November 2009. Gambar karikatur pada harian
Kompas “Karut Marut Hukum dan Peradilan di Indonesia” tersebut digunakan oleh peneliti untuk menginterpretasikan sistem tanda dalam
penelitian ini.
Icon:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Tokoh Karikatur Oom
Pasikom yang sedang menyaksikan aktivitas Susilo
Bambang Yudhoyono
Index:
teks hukum peradilan, teks goverment, teks supaya clean
ganti air yang bersih pak, busa cucian, percikan air dan
gesture.
Simbol:
air keruh, sikat cucian, bak cucian, dan jas
57
1. Ikon
Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah
hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tokoh karikatur Oom Pasikom
yang sedang menyaksikan aktivitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dimana tanda ikon ini mempunyai kemiripan ciri yang
serupa sekaligus sebagai pemaknaan perwakilan langsung sebagai model dalam karikatur tersebut.
Ikon pada gambar karikatur pada harian Kompas “Karut Marut
Hukum dan Peradilan di Indonesia” adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai seorang presiden, Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono identik dengan petinggi negara yang memiliki jabatan dengan semua kewenangan untuk mengatur birokrasi di Indonesia.
Namun dalam pemerintahannya saat ini, Indonesia khususnya di bidang hukum dan peradilan mengalami kebobrokan di segala aspek.
Saat ini banyak ditemui mafia peradilan seperti kasus yang sedang marak saat ini yaitu kasus Anggodo, kasus Gayus dan kasus-kasus
lainnya yang menyeret banyak nama pejabat tinggi di Indonesia. Adanya mafia peradilan dalam pelaksanaan hukum dan
peradilan di Indonesia membuat hukum dan perundang-undangan yang telah disusun dengan baik tidak dapat berjalan dengan
semestinya. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya campur tangan