Glans penis bentuknya lebih datar Preputium kulup tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di Kulit penis bagian bawah sangat tipis. Tunika dartos, fasia Buch dan korpus spongiosum tidak ada. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari g

Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian bawah, bukan di ujung penis. Hipospadia merupakan kelainan kelamin bawaan sejak lahir. B. PENYEBAB 1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone. Hormon yang dimaksud di sini adalah hormon androgen yang mengatur organogenesis kelamin pria. 2. Genetika Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. 3. Lingkungan Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.

1. Glans penis bentuknya lebih datar

dan ada lekukan yang dangkal di bagian bawah penis

2. Preputium kulup tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di

bagian punggung penis. 3. Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan membentang hingga ke glans penis.

4. Kulit penis bagian bawah sangat tipis.

5. Tunika dartos, fasia Buch dan korpus spongiosum tidak ada.

6. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glans

penis. 7. Chordee dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadi bengkok.

8. S8ering disertai undescended testis testis tidak turun ke kantung

skrotum. 9. Kadang disertai kelainan kongenital 1.Tipe sederhana Tipe anterior 2.Tipe penil Tipe Middle 3.Tipe Posterior E. PEmEriksaan diagnostik Berupa pemeriksaan fisik. Jarang dilakukan pemeriksaan tambahan untuk mendukung diagnosis hipospadi. Seperti USG. dapat dilakukan pemeriksaan ginjal seperti USG. Universitas Sumatera Utara PERAWATAN KATETER DI RUMAH PADA ANAK POST CHORDEXTOMi Komplikasi dari hipospadia yaitu : 1. Infertility 2. Resiko hernia inguinalis 3. Gangguan psikososial G. Penatalaksanaan Pasca Bedah 1. Anak harus t irah bar ing hingga kat et er diangakat . Har us agar anak t idak m enarik kat et er . Kem ungkinan diper lukan penahan t et api sedapat m ungkin hal ini dihindar kan. 2. Baik luka penis dan t em pat luka donor dij aga t et ap ber sih dan kering. Swab harus diam bil j ika dicurigai adanya infeksi. 3. Per awat an kat et er , 4. Pem eriksaan urine unt uk m em eriksa kandungan bakt eri. 5.Masukkan cairan yang adekuat unt uk m em per t ahankan alir an ginj al dan m engencer kan t oksin. 6. Pengangkat an j ahit an kulit set elah 5 sam pai 7 hari PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 1. Orang tua diberi saran mengenai setiap masalah yang menyangkut luka atau jika anak kesulitan untuk mengeluarkan urine. 2. Observasi aliran urine penting dilakukan ketika anak mulai mengeluarkan urine melalui uretra yang baru dibentuk. 3. Jika anak mengalami kesukaran BAK maka mandi dengan air hangat dapat membantu anak santai. Ini sering membantu memulihkan kepercayaan diri dan kemampuannya untuk mengeluarkan urine dan umumnya tidak terdapat kesukaran lanjutan untuk berkemih. 4. Observasi komplikasi. Dapat terjadi sumbatan terhadap kateter. Hal ini dapat dihindarkan dengan perawatan kateter setiap 4 jam. 5. Dukungan dan bimbingan dari orang tua sangat penting, karena anak masih muda, maka dianjurkan agar orang tua tetap tinggal bersama mereka dan diberikan dorongan untuk berpartisispasi dalam perawatan. 6. Jika terjadi hematoma, anak perlu kembali ke ruang bedah untuk evalusi hematoma. 7. Perhatikan pola makan yang sehat pada anak. RUMAH PADA ANAK POST CHORDEXTOMi Oleh: Novriani Harahap S.Kep Universitas Sumatera Utara LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERAWATAN KATETER PADA PASIEN PRE DAN POST CHORDEXTOMI ai HIPOSPADIA DI RUANG KENANGA 1 RSUD Dr.PIRNGADI EDAN

A. Persiapan

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr.Pirngadi Medan

0 38 106

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

8 132 220

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Muskuloskeletal :Konstipasi di Ruang Rindu B3 Bedah Orthopaedi RSUP HAM Medan

8 92 131

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Post Persalinan Normal di Ruang Anyelir Rumah Sakit G.L. Tobing Tanjung Morawa

7 128 195

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Pre dan Post Chordextomi a/i di Ruang Kenanga 1 Bedah Anak RSUD Dr.Pirngadi Medan

4 72 176

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Penyakit Hernia Inguinal Lateralis di Ruang Bedah Anak Kenanga 1 Dr. Pingadi Medan

0 91 155

b. Directing - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Muskuloskeletal :Konstipasi di Ruang Rindu B3 Bedah Orthopaedi RSUP HAM Medan

0 0 28

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar 1. Manajemen Keperawatan - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Muskuloskeletal :Konstipasi di Ruang Rindu B3 Bedah Orthopaedi RSUP HAM Medan

0 1 51

1. Identitas pasien - Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Post Persalinan Normal di Ruang Anyelir Rumah Sakit G.L. Tobing Tanjung Morawa

1 2 100

2. Fungsi Manajemen Keperawatan - Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Post Persalinan Normal di Ruang Anyelir Rumah Sakit G.L. Tobing Tanjung Morawa

1 4 39