Cara subjek memaknai tanggung jawab sebagai mahasiswa:

belum mampu menahan dirinya ketika di ajak oleh bebrapa temannya untuk dugem. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut: “Ya menyesal pastinya. Dia tuh mau berubah sebenarnya. Hanya lingkungan sekitarnya itu loh dek yang selalu membawa dia ikut dugem.” WINT-17.D1 Sama halnya dengan Af, dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadapnya bahwa ia adalah seseorang yang sungkan menolak ajakan temannya. Sehingga menyebabkan kesulitan dalam mencapai sesuatu ingin yang ditujunya. Peneliti memperoleh hasil observasi kedua subjek melalui observasi tidak langsung bahwa dalam memandang masa depan mereka memiliki kesamaan anatara keduanya. Tya memiliki masa depan yang ingin ia capai dengan tujuan yang telah ia tetapkan. Demikian juga dengan Af, ia juga memiliki masa depan yang ingin dicapainya dengan tujuan yang telah ditetapkannya. Namun, keduanya masih belum mampu menjalankan tujuan yang mereka tetapkan.

3. Cara subjek memaknai tanggung jawab sebagai mahasiswa:

Peneliti memperoleh data bahwa Tya sedang berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir dari Universitasnya. Pengalaman yang membuatnya menyesal ketika sedang mengikuti mata pelajaran ia sering ngantuk dan sering bolos. Peneliti beranggapan bahwa ia belum mampu memenuhi tugasnya sebagai mahasiswa. Dalam penelitian ini Tya belum mampu memenuhi tanggung jawab sebagai mahasiswa karena dalam pencapaian tujuannya memperoleh sarjana. Ia memiliki rasa penyesalan atas apa yang ia lakukukan selama ia kuliah. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara terhadap Tya: “Ya aku tetap ikut, tapi ngantuk-ngantuk. Ya kalau kuat, berangkat. Kalau engga ya harus bolos. Makanya sekarang aku sudah menyesal dek. andai saja aku dulu lebih mentingin kuliah dari pada dugem. Pasti semua akan berjalan dengan baik-baik saja.” WSIT-21.M1 “Iyaa dek. Skripsiku juga belum selesai-selesai dan uang juga terbuang sia- sia.” WSIT-22.M2 Peneliti juga memperoleh data yang tidak jauh beda dengan Tya, Af juga mahasiswa yang sedang berjuang dalam menyelesaikan tugas akhirnya. Selama kuliah ia cendrung telat masuk ke kelas dan kadang- kadang ia tidur dalam kelas saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Tidak heran jika seperti itu, karena hampir setiap malamnya ia pergi dugem sehingga pada saat mengikuti mata kuliah ia cendrung tidak konsentrasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara terhadap Af: “Itu dia dek kalau ada kuliah pagi aku sering telat, kadang- kadang sering tidur juga di kelas kalau dosennya enak. Jadi bisa dimanfaatkan waktunya untuk tidur.” WSIIA-25.M1 Af sangat menyesal dengan perilakunya yang suka dugem. Hal ini sangat berpengaruh bagi studinya. Sehingga ia mengulang beberapa mata kuliah yang seharusnya dipelajari. Hal ini membuatnya menyesal dan kecewa pada dirinya sendiri. Peneliti melihat bahwa ia merasa dirinya kurang mampu mengatur waktu dalam urusan studinya. Sehingga sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berpengaruh bagi kelancaran studinya. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara terhadap Af: “Ya kalau itu bisa membuat aku senang dek ya aku engga masalah dengan itu. Hanya yang aku sesali tuh kuliahku. Banyak mata kuliah yang harus ku ulangi dek. kalau saja aku rajin kuliah, pasti enggak seperti ini kejadiannya. Ya kalau itu bisa membuat aku senang dek ya aku engga masalah dengan itu. Hanya yang aku sesali tuh kuliahku. Banyak mata kuliah yang harus ku ulangi dek. kalau saja aku rajin kuliah, pasti enggak seperti ini kejadiannya.” WSIIA-35.M2 Dari hasil wawancara terhadap kedua subjek, peneliti memperoleh hasil dari ungkapan keduanya bahwa mereka memaknai tanggung jawabnya sebagai mahasiswa dengan menyadari bahwa perilaku yang menghambat kelancaran studi mereka bersumber pada keinginan semata. Sehingga mereka memiliki keinginan untuk merubah perilaku mereka menjadi lebih baik lagi. Dari hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti terhadap informan Tya mengungkap bahwa kebiasaan dugemnya itu membuatnya terbebani karena membuat studinya berproses lama dan ingin segera mengurangi kebisannya degem. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara terhadap informan Tya: “Nah, itu dia dek sekarang jadi bebannya. Apalagi dia kan udah semester tua, otomatis dia pengen cepat-cepat lulus to. Makanya dia udah agak mengurangi hobyynya itu. Dulu pas masa-masanya suka dugem, kuliahnya juga berantakan dek. Jarang masuk kuliah karena suka pulang pagi. Jadi engga sempat kuliah karena ngantuk, ya tidur.” WINT-14.M1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berbeda dengan Tya, Af adalah anak yang memiliki daya pikir yang lambat dan pendiam di kelasnya. Ia kurang percaya diri jika tampil di depan, ditambah dengan kebiasaannya dugem. Hal ini mungkin sangat berpengaruh pada studinya. Bisa saja ia sering mengantuk di kelas pada saat mata kuliah berlangsung akibat sering pulang pagi karena dugem semalaman. Hal ini dapat dilihat pada wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan Af: “Kalau masalah studi dia tergolong sebagai anak yang agak lambat dan diam. Dalam arti setiap kali ada kesempatan berbicara di kelas. Dia cendrung diam dan kurang percaya diri.” WINA-17.M1 Dapat disimpulkan bahwa kedua subjek memiliki kesamaan dalam kelancaran studi mereka. Studi mereka terhambat oleh kebiasaan yang mereka lakukan.

4. Cara subjek memaknai tanggung jawab sebagai anak: