Pengertian Clubbing Hakikat Clubbing

perkembangan intelek tetapi seluruh perkembangan murid. 2 Makanan Makan secara tidak langsung mempengaruhi kepribadian, terutama mempengaruhi perkembangan fisik dan penampilannya, secara khusus pada masa remaja dimana kebutuhan akan makanan ini meningkat sesuai dengan pertumbuhan fisiknya. Pandangan dan penilaian orang lain terhadap keadaan fisiknya akan menyebabkan remaja membentuk gambaran mengenai dirinya. 3 Belajar Belajar juga mempengaruhi perkembangan seorang remaja. Belajar sebagai faktor yang berasal dari lingkungan, sengaja dipersiapkan supaya aktif dan efektif mempengaruhi bentuk perkembangannya.

C. Hakikat Clubbing

1. Pengertian Clubbing

Istilah clubbing sering disebut dengan dugem merupakan singkatan dari dunia gemerlap. Dunia gemerlap merupakan gambaran tempat bersenang-senang. Biasanya tempat itu penuh dengan lampu warna-warni dan musik tanpa henti dengan para pengunjung yang berpakaian serba seksi, serta minuman beralkohol di gelas yang indah. https:repository.usd.ac.id23422019114028_Full.pdf Clubbing dengan menikmati alunan musik yang volumenya kuat atau keras yang merangsang badan untuk bergoyang semalam dapat membuat seseorang merasa rileks dan dapat menghilangkan kepenatan di otak. hal ini yang membuat penikmat dugem tak bisa terlepas dari clubbing dan menjadikannya sebagai gaya hidup. Awalnya muncul clubbing dimulai dari manusia mengena musik. Musik adalah beberapa nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan. Musik merupakan bagian dari kebudayaan yang terus berkembang sepanjang waktu. Club pun muncul ketika musik disko sedang booming sedang hangat- hangatnya. Club adalah sebutan tempat clubbing yang sering disebut dengan diskotik. Diskotik menjadi salah salah satu lokasi pembaratan masyarakat lokal yang diawali dengan proses pengenalan kata-kata atau ucapan bahasa asing serta musik dan lagu-lagu barat. Makna diskotik sebenarnya lebih luas dari hanya sekedar musik dan ajojing dansa. Diskotik tidak hanya sebagai gedung untuk berajojing tetapi juga ruang sosial yang memiliki beberapa fungsi. Fungsi catharsis, menempatkan diskotik sebagai ruang pembebasan atau pelapasan ketegangan dan kecemasan dengan jalan mengalami kembali dan mencurahkan keluar kejadian-kejadian traumatis dimasa lalu yang semula dilakukan dengan cara menekankan emosi-emosi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kedalaman “ketidaksadaran”. Sementara itu fungsi ekspresi diri bermakana bahwa diskotik merupakan sarana dari para pengunjungnya untuk bebas mengungkapkan perasaan. 2. Faktor Penyebab Clubbing Clubbing merupakan salah satu gaya hidup masyarakat perkotaan dan urbanisasi. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari tempat yang jarang pendudknya ke tempat yang padat penduduknya. Banyaknya peningkatan urbanisasi di Negara ternyata membawa dampak meningkatnya perilaku menyimpang. Pengaruh yang ditimbulkan urbanisasi terlihat dalam konsepsi dan dan tingkat penyimpangan yang sangat besar Siahaan, 2009. Soekanto 2006, mengungkap faktor penarik dari kota untuk pendidikan terutama pendidikan lanjutan lebih banyak di kota dan dengan sendirinya lebih mudah didapatkan dan dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi, termasuk tempat pergaulan dengan segala macam orang dan dari segala lapisan. Menurut Soetarno 1989, masyarakat adalah sekelompok individu manusia yang terdiri dari keluarga-keluarga yang tinggal di suatu daerah, tiap-tiap individu saling mempunyai kepentingan untuk mengembangkan hidup bersama dengan norma-norma tertentu. Berikut adalah perbedaan mengenai masyarakat desa dan masyarakat kota: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Masyarakat Desa Masyarakat desa adalah suatu bentuk kehidupan bersama dengan sejumlah orang yang hampir semuanya saling mengenal. kebanyakan yang tinggal adalah para petani, nelayan atau penduduk yang mata pencahariannya sangat dipengaruhi oleh alam. Dalam kehidupan masyarakat desa terdapat ikatan keluarga yang sangat erat hubungannya satu sama lain. b. Masyarakat Kota Biasanya masyarakat kota mayoritas penghuninya tidak agraris, perekonomiannya diatur berdasarkan rasio dan ikatan antara kelompok-kelompok kecil sangat kurang. Hubungan masyarakat kota tidak serukun masyarakat desa. Sering terjadi keluarga yang bertetanggaan sekalian pun tidak mengenal satu sama lain. Hal ini terjadi karena kehidupan masyarakat kota bersifat individualistis. Masyarakat kota mudah menerima perkembangan baru dan kebudayaan luar. Keterbukaan dalam hal ini yang sering kali menyebabkan masyarakat kota cepat kehilangan kesadaran akan niai sopan santun dan hakikat hidup. Menurut Ahmadi 1990, teman bergaul memberikan pengaruh yang tidak baik dalam tindakan dan perilaku seseorang. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mengalami urbanisasi mengalami perubahan karena harus menyesuaikan diri dengan tempat yang ditinggalinya. Hal ini menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran diri dalam berperilaku. 24

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data, teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai makna hidup mahasiswa penikmat dunia malam melalui penelitian kualitatif fenomenologi, karena metode ini menekankan pada metode penghayatan atau pemahaman interpretative. Fenomenologi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena atau gejala yang dilandasi oleh teori Max Weber 1864-1920. Jika seseorang menunjukkan perilaku tertentu dalam masyarakat, maka perilaku tersebut merupakan realisasi dari pandangan-pandangan atau pemikiran yang ada dalam kepala orang tersebut. Kenyataan merupakan ekspresi dari dalam pikiran seseorang Sarwono, 2006.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian, yang dalam hal ini disebut responden adalah beberapa mahasiswa penikmat dugem. Dalam proses penelitian, peneliti mendapatkan dua subjek yang telah ditentukan, yaitu mahasiswa penikmat dugem yang berdomisi di Yogyakarta.