mengalami perubahan karena harus menyesuaikan diri dengan tempat yang ditinggalinya. Hal ini menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran
diri dalam berperilaku. Pengaruh urbanisasi banyak terjadi dikalangan remaja yang baru
memasuki lingkungan perkotaan. Lebih tepatnya perpindahan dari desa ke kota yang biasanya di desa belum mengenal apa kegiatan-kegiantan yang
terjadi di kota. Akibatnya mahasiswa terjerumus ke perilaku menyimpang. Terutama mereka yang belum mampu mengarahkan diri
tanpa bantuan dari masing-masing orangtua. Soekanto 2006, mengungkap faktor penarik dari kota untuk
pendidikan terutama pendidikan lanjutan lebih banyak di kota dan dengan sendirinya lebih mudah didapatkan dan dianggap mempunyai
tingkat kebudayaan yang lebih tinggi, termasuk tempat pergaulan dengan
segala macam orang dan dari segala lapisan.
2. Cara subjek memandang masa depan:
Menurut Anderson Mappiare, 1983 salah satu kematangan emosi pada mahasiswa ialah memiliki tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-
kebiasaan kerja yang efisien; seseorang yang matang melihat tujuan- tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat
didefinisikannya secara cermat dan tahu mana yang pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya. Namun mahasiswa penikmat
dugem belum mampu mengarahkan tujuan yang hendak dicapainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kedua subjek memiliki keinginan untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Tetapi masih banyak hal-hal yang diluar dirinya yang belum
mendukungnya. Hal ini menjadi hambatan besar bagi mereka untuk mencapai tujuan-tujuan yang jelas. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan
wawancara: WSIT-29.D1, WSIT-36.D2, WSIIA-42.D2 Dalam menata masa depan tentunya sebagai mahasiswa sudah
mampu mengarahkan dirinya dan bertanggung jawab atas tugas-tugas yang harus ia lakukan dalam membentuk diri agar menjadi lebih baik lagi.
Menurut wawancara yang sering peneliti lakukan terhadap beberapa teman bahwa masing-masing dari mereka memiliki tujuan untuk hidup
kedepan. Namun sering kali terjadi penyimpangan tanpa mereka sadari dan mengakibatkan tujuan mereka tertunda atau tidak terarah.
Menurut Frankl dalam Schulttz, 1991 setiap apapun peristiwa yang terjadi didalam hidup setiap orang ditegaskan bahwa hanya ada satu
jawaban terhadap setiap situasi. Masalah yang terjadi bukanlah beberapa situasi yang mempunyai arti. Semua situasi mempunyai arti, tetapi
bagaimana seseorang menemukan arti dari setiap situasi tersebut. Orang- orang yang menemukan arti dalam kehidupannya mencapai keadaan
transendensi-diri, keadaan ada yang terakhir untuk kepribadian yang sehat. Dari pandangan tersebut mengungkapkan setiap manusia mempunyai
tujuan dalam hidupnya demi mencapai kepribadian yang sehat. Tetapi hal ini menjadi masalah bagi mereka yang belum mampu memaknai setiap
peristiwa yang ada dalam hidupnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil
wawancara terhadap
beberapa mahasiswa
mengungkapkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi terhambatnya dalam mencapai tujuan tertentu. Salah satunya ialah kurangnya kesadaran
diri. Hal ini membuat sebagian mahasiswa bingung dan terjebak dalam menentukan tujuan hidup mereka karena mereka lebih mengutamakan hal-
hal yang mereka inginkan dan bukan hal-hal yang mereka butuhkan. Sama halnya dengan orang yang menyukai barang tertentu, padahal barang itu
bukan sesuatu hal yang ia perlukan melainkan barang yang ingin. Ini merupakan salah satu contoh seseorang yang belum mampu memaknai apa
yang terbaik baginya.
3. Cara subjek memaknai tanggung jawab sebagai mahasiswa: