Jenis-jenis imunisasi yang wajib

memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri kedalam tubuh, dan kemudian menimbulkan antibodi kekebalan tubuh. Untuk mementuk kekebalan tubuh yang tinggi anak harus kondisi yang fit. Jika anak dalam kondisi sakit maka kekebalan yang terbentuk tidak bagus. Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu misalkan anak mengalami kelainan atau penurunan daya tahan tubuh misalkan anak mengalami kelainan atau penurunan daya tahan seteroid, anak diketahui mengalami reaksi alergi berat terhadap imunisasi tertentu atau kom ponen imunisasi tertentu.

6. Jenis-jenis imunisasi yang wajib

Imunisasi yang wajib diberikan pada balita dibawah 12 bulan adalah BCG, hepatitis B, polio, DPT dan campak. Berfungsi untuk menangkis penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan kematian serta kecacatan. Seperti TBC, hepatitis dan polio. Sedangkan reaksi berbeda-beda pada setiap anak, tergantung pada penyimpanan vaksin dan sensitivitas tubuh tiap anak. a. BCG Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis TBC. BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan, vaksin ini mengandung bakteri bacillus calmette guerrin hidup yang dilemahkan sebanyak 50.000-1.000.000 partikel dosis. Biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi ini adalah setelah 4-6 minggu di tempat bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah. Penularan penyakit TBC terhadap seseorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru paling sering terjadi, Universitas Sumatera Utara kelenjar getah bening, tulang sendi , ginjal, hati, atau selaput otak yang terberat. Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi M. tuberculosa 100, tapi dapat mencegah penyabaran penyakit lebih lanjut, berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan Pasteur Paris 1173 P2, ditemukan oleh Calmette dan Guerin. 1. Diberikan sebelum usia 2 bulan disuntikan intrakutan di daerah insertion m. deltoid dengan dosis 0.05 ml, sebelah kanan. 2. Imunisasi ulang tidak perlu, keberhasilan diragukan. b. DPT Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang ternggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit ini mudah menular melalui batuk atau bersin. Pertusis batuk rejan adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bias menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Dosis 0,5 ml secara intra muscular di bagian luar paha, imunisasi dasar 3x dengan interval 4 minggu, dan vaksin ini mengandug Alumunium fosfat, jika diberikan sub kutan menyebabkan iritasi local, peradangan dan nekrosis setempat. c. Hepatitis B Imunisasi hepatitis B untuk mencengah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit ini menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain dari ornag yang terinfeksi. Vaksin ini Universitas Sumatera Utara diberikan 3 kali hingga usia 3-6 bulan : Vaksin berisi HBsAg murni, diberikan sedini mungkin setelah lahir, suntikan secara Intra muscular didaerah deltoid, dosis 0,5 ml, penyimpanan vaksin pada suhu 2-8ºC, bayi lahir dari ibu HBsAg + diberikan immunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi Hepatitis B, dosis kedua 1 bulan berikutnya, imunisasi ulangan 5 tahun kemudian , kadar pencegahan anti HBsAg 10 mgml, produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai program imunisasi pada tahun 1997.

7. Efek samping yang meliputi : demam ringan, perasaan tidak enak pada