90
jasa serta manfaat atau alasan mereka memilih merek tersebut. Sedangkan daya tarik emosional berusaha menggugah emosi negatif maupun positif yang dapat
memotivasi pembelian. Untuk bisa menggugah emosi konsumen, pembuat iklan bisa menggunakan daya tarik rasa takut, rasa bersalah, rasa malu, rasa cinta, rasa
bangga, keceriaan, humor, seks, animasi dan fantasi. Daya tarik rasa takut akan efektif digunakan untuk membuat konsumen
tertarik pada produk yang diiklankan, asalkan rasa takut yang digunakan tidak berlebihan. Daya tarik humor juga efektif untuk menarik lebih banyak perhatian
konsumen dan menciptakan rasa suka dan keyakinan yang lebih besar kepada sponsor. Sedangkan daya tarik animasi dan fantasi lebih banyak digunakan pada
iklan produk-produk yang ditujukan kepada anak. Selain penggunaan daya tarik yang tepat ada hal lain yang bisa membuat
konsumen tertarik pada produk yang diiklankan. Menurut As’ad 2004: 140 apabila konsumen sudah memiliki minat beli pada suatu produk, maka dia akan
tertarik pada iklan yang menampilkan produk yang diinginkannya itu tanpa melihat bagaimana tampilan iklannya. Orang yang akan membeli pakaian dia
akan tertarik pada iklan-iklan pakaian bagaimanapun tampilan iklannya.
4.6.3 Keefektifan Iklan Ditinjau dari Aspek Keinginan
Aspek ini ditunjukkan oleh keinginan calon konsumen untuk membeli produk yang diiklankan. Keinginan konsumen muncul seiring dengan
terbentuknya ketertarikan konsumen pada produk yang diiklankan. Sebagus
91
apapun tampilan suatu iklan produk, tidak akan ada gunanya jika tidak bisa
menimbulkan reaksi beli konsumen pada produk yang diiklankan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa keinginan subjek untuk membeli produk yang diiklankan pada kelompok
eksperimen berada pada kategori tinggi. Dari 30 subjek pada kelompok eksperimen ada 25 subjek atau 83,33 yang memiliki keinginan untuk
membeli produk yang diiklankan. Tidak berbeda dengan kelompok eksperimen, keinginan subjek untuk membeli produk yang diiklankan pada kelompok
kontrol juga berada pada kategori tinggi. Dari 30 subjek pada kelompok kontrol ada 25 subjek atau 83,33 yang memiliki keinginan untuk membeli produk
yang diiklankan. Dengan demikian keefektifan iklan pada iklan cetak kartun dan iklan cetak bukan kartun dalam aspek keinginan sama-sama berada pada
kategori tinggi. Menurut Peter dan Olson 2000: 197 konsumen yang memiliki
keterlibatan yang tinggi pada produk atau pesan dalam iklan, mereka termotivasi untuk memperhatikan informasi sentral yang berkaitan dengan produk yang
diiklankan serta memahaminya dalam tingkat yang lebih mendalam dan terperinci. Pikiran positif terhadap ciri-ciri produk menimbulkan kepercayaan
positif konsumen terhadap produk, sikap positif konsumen terhadap produk dan pada akhirnya menimbulkan keinginan yang lebih kuat untuk membeli produk.
Menurut Peter dan Olson keterlibatan merupakan persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian atau aktivitas.
Konsumen yang melihat produk yang memiliki relevansi secara pribadi dengan
92
dirinya, dia akan terlibat atau memiliki hubungan dengan produk tersebut 1999: 82
4.6.4 Keefektifan Iklan Ditinjau dari Aspek Tindakan
Aspek tindakan, yaitu tindakan membeli produk yang diiklankan akan muncul setelah konsumen memiliki perhatian dan tertarik pada produk yang
diiklankan serta memiliki keinginan untuk membeli produk yang diiklankan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa keefektifan
iklan cetak kartun pada aspek tindakan berada pada kategori sedang. Dari 30 subjek pada kelompok eksperimen ada 19 subjek yang memilih untuk membeli
produk yang diiklankan. Berbeda dengan iklan cetak kartun, keefektifan iklan cetak bukan kartun pada aspek tindakan berada pada kategori tinggi. Dari 30
subjek pada kelompok kontrol ada 20 subjek yang memilih untuk membeli produk yang diiklankan. Tidak sama dengan aspek perhatian, ketertarikan dan keinginan
yang sama-sama berada pada kategori tinggi, pada aspek tindakan ini iklan cetak kartun berada pada kategori sedang dan iklan cetak bukan kartun berada pada
kategori tinggi. Berdasarkan keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa tidak semua
subjek yang memiliki perhatian, ketertarikan dan kenginan yang tinggi melakukan tindakan pembelian. Menurut Peter dan Olson 1999: 92 konsumen tidak
membeli produk untuk mendapatkan ciri-cirinya, namun mereka berfikir tentang produk dari sudut manfaat dan resiko yang diperkirakan. Produsen biasanya
menghubungkan ciri produk pada relevansi pribadi, nilai, tujuan dan kebutuhan
93
konsumen untuk memunculkan keterlibatan konsumen pada produk yang diiklankan. Keterlibatan ini akan mempengaruhi konsumen ketika memilih produk
yang akan dibelinya.
4.6.5 Perbedaan Keefektifan Iklan Cetak Kartun dan Iklan Cetak Bukan