2.4. Proses Hirarki Analitik
Metode Proses Hirarki Analitik PHA pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an.
Metode PHA merupakan model yang fleksibel dan memungkinkan pribadi- pribadi, atau kelompok-kelompok untuk membentuk gagasan-gagasan dan
membatasi masalah dengan membuat asumsi dugaan sendiri dan menghasilkan pemecahan yang diinginkannya.
Metode PHA bermanfaat dalam menganalisis suatu permasalahan yang kompleks menjadi permasalahan lebih sederhana, sehingga lebih mudah
untuk dipahami. Hal ini mengakibatkan keputusan efektif dapat diambil. Dengan menggunakan PHA, suatu persoalan yang akan dipecahkan dapat
dikategorikan dalam suatu kerangka berpikir terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan efektif atas
persoalan tersebut. Keuntungan penerapan proses hirarki menurut Fewidarto 1996
adalah: 1. Penyajian sistem secara hirarki dapat digunakan untuk menjelaskan
bagaimana perubahan-perubahan prioritas pada level atas memengaruhi prioritas unsur pada leveltingkat di bawahnya.
2. Hirarki memberikan banyak informasi yang lengkap pada struktur dan fungsi suatu sistem dalam level yang lebih rendah dan memberikan
gambaran tentang pelaku-pelaku dan tujuan-tujuan pada level yang lebih tinggi. Unsur-unsur kendala yang terbaik adalah disajikan pada level yang
lebih tinggi untuk menjamin bahwa kendala-kendala itu diperhatikan. 3. Hirarki lebih efisien daripada merakit modul-modul secara keseluruhan.
4. Hirarki lebih mantap stabil dan lentur fleksibel. Stabil dalam arti bahwa perubahan yang kecil memiliki dampak kecil dan lentur dalam hal bahwa
penambahan untuk mendapatkan suatu hirarki yang terstruktur baik tidak menggangu untuk kerjanya.
Menurut Saaty 1991, terdapat tiga 3 prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis, yaitu prinsip menyusun hirarki, prinsip