Desain bubu lobster yang efektif

Begitu juga dengan lobster, umpan merupakan salah satu faktor penting sebagai bahan atraktor dalam memikat lobster. Umpan yang mengandung unsur lemak, protein dan chitine serta adanya bau yang menyengat merupakan umpan yang sangat baik sebagai bahan atraktor untuk memikat lobster Fielder 1965; Phillips and Cobb 1980; Moosa dan Aswandy 1984. Jenis makanan alami lobster adalah jenis binatang lunak seperti bulu babi, bintang laut, teripang, lili laut, siput laut dan kekerangan lainnya Fielder 1965. Umpan yang berasal dari perairan laut yang biasa digunakan oleh nelayan adalah ikan rucah, siput laut Kholifah 1998, umpan kanikil Chiton sp, kepala ikan kembung Rastrelliger sp Sopati 2005. Umpan yang berasal dari wilayah daratan adalah kelapa bakar Kholifah 1998, kulit kambing dan kulit sapi Febrianti 2000, dan keong mas Babylonia spirata L Sopati 2005. Lobster lebih menyukai jenis umpan dalam keadaan segar fresh dan diduga selain kandungan zat yang dimilikinya juga berkaitan dengan aroma bau kimiawi yang juga ditimbulkannya. Banyak kontroversial yang muncul di sekitar pertanyaan mengenai apakah krustasea adalah hewan pemakan bangkai, atau apakah hal tersebut suka membeda-bedakan dalam makanannya. Adalah suatu yang bersifat alami bahwa sekali waktu terjadi kelangkaan makanan, krustasea akan memakan apapun, tetapi percobaan-percobaan yang telah dilakukan dalam skala laboratorium dan juga di laut membuktikan secara meyakinkan bahwa metode penangkapan yang terbaik untuk semua makanan yang menggunakan umpan segar. Mereka kemudian menggunakan aspek morfologi tertentu untuk menduga kemungkinan sumber-sumber makanan. Berdasarkan kondisi ini, mereka tidak menganggap ikan yang bersisik sebagai makanannya, karena mereka terlalu bergerak cepat dan menduga bahwa moluska seperti kekerangan sebagai sumber makanan yang disukainya Fielder 1965. Berdasarkan hal tersebut, dapat diindikasikan bahwa penggunaan umpan alami yang segar dan mengandung bahan rangsangan umpan bersifat kimiawi akan memberikan daya tarik bagi lobster. Terdapat organisme yang berasal dari wilayah daratan yang diduga memiliki potensi ekonomis sebagai alternatif umpan alami bagi lobster, yaitu cacing tanah Lumbricus rubellus. Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan dan pakan karena kandungan nutrisinya cukup tinggi, dimana komposisi kimia cacing tanah g100g, yaitu energi 110,50 kalori; protein 19,77; lemak 2,48; karbohidrat 2,25; air 72,69 dan abu 2,93 Raharti 1999; Soenanto 2000, dan sebagai umpan ikan Sihombing 1999. Umpan yang mengandung asam amino diidentifikasi dapat menjadi stimulus dan atraktor makan pada ikan dan krustasea. Hampir semua studi mengenai rangsangan kimia untuk tingkah laku makan menunjukkan bahwa rangsangan makan pada ikan dan krustasea akan hilang seiring dengan hilangnya kandungan asam amino pada umpan Engas and Lokkeborg 1994. Profil asam amino esensial cacing tanah dan bekicot termasuk sangat baik sebagai bahan makanan untuk ikan dan udang Sihombing 1999. Profil asam amino cacing tanah dan bekicot dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Profil asam amino g100g protein cacing tanah Lumbricus rubellus Profil asam amino Cacing tanah Esensial : - Arginin 7,30 - Fenilalanin 5,10 - Histidin 3,80 - Isoleusin 5,30 - Leusin 6,20 - Lisin 7,30 - Metionin 2,00 - Treonin 6,00 - Triptofan 2,10 - Valin 4,40 Non-esensial : - Alanin 5,40 - Asam aspatat 10,50 - Asam glutamat 13,20 - Glisin 4,30 - Prolin 5,10 - Serin 5,80 - Sistein 1,80 - Tirosin 4,60 Sumber : Sabine 1982 Pendekatan penggunaan umpan alami yang berasal dari wilayah daratan adalah bahwa umpan tersebut dapat dibudidayakan secara sederhana sehingga pengadaannya tidak membutuhkan biaya yang besar. Kegiatan pemeliharaan dalam budidaya cacing tanah Lumbricus rubellus tidak dibutuhkan lahan yang luas atau biaya pakan yang mahal, karena pemeliharaan cacing tanah bersifat zero feed cost Edwards and Lotfy1972 diacu dalam Pardamean 2002. Selama ini cacing tanah hanya diambil dari alam bebas dan masyarakat mengumpulkannya saat musim hujan sebagai bahan pangan Sihombing 1999. Kondisi saat ini, jenis umpan alami yang berasal dari perairan laut masih tersedia, namun memiliki harga yang cukup tinggi dan bersaing dengan kebutuhan tingkat konsumsi ikan oleh masyarakat, sehingga untuk pengadaan umpan akan meningkatkan biaya operasi penangkapan. Dengan demikian, diperlukan alternatif jenis umpan lainnya yang lebih ekonomis yang berasal dari wilayah daratan, yaitu cacing tanah yang diharapkan hasilnya akan cukup efektif dengan daya pikat yang baik dalam proses penangkapannya. Gambar 36 Cacing tanah Lumbricus rubellus Gambar 37 Bagian-bagian tubuh cacing tanah Lumbricus rubellus sumber: Kumolo 2011 Hagner and Engemann 1968 mengklasifikasikan cacing tanah Lumbricus rubellus sebagai berikut : Kingdom : Animalia Divisi : Vermes Filum : Annelida Kelas : Oligochaeta Ordo : Opisthopora Family : Lumbricidae Genus : Lumbricus Spesies : Lumbricus rubellus Bubu lipat modifikasi pintu samping dan bubu lipat pintu atas dengan penambahan pintu jebakan bentuk kisi-kisi bahan plastik merupakan desain dan konstruksi yang pertama kali dibuat. Bentuk pintu masuk bubu yang terbuka menyebabkan lobster yang telah masuk ke dalam bubu akan dapat keluar dengan mudah dan juga bubu dapat menangkap berbagai jenis ikan lainnya sebagai hasil tangkapan sampingan by-catch. Oleh karena itu, penggunaan pintu jebakan pada mulut bubu diharapkan selain memudahkan lobster masuk ke dalam bubu dan sulit meloloskan diri, tetapi juga dapat mengurangi hasil tangkapan sampingan by-catch Cacing tanah sebagai hewan yang berasal dari daratan sudah sering dilakukan sebagai umpan untuk memancing ikan di perairan umum. Kegiatan experimental fishing menggunakan bubu lipat modifikasi dengan menggunakan umpan cacing merupakan kegiatan uji coba penangkapan yang juga pertama kali dilakukan. Melalui pengujian, diharapkan dapat diukur efektivitasnya bila dibandingkan dengan bubu lipat standar dan umpan standar.

4.3 Efektivitas Bubu Lipat Dengan Umpan Ikan Tembang Standar

4.3.1 Komposisi hasil tangkapan total

Selama penelitian 31 trip operasi penangkapan diperoleh komposisi hasil tangkapan dalam jumlah ekor yang terdiri dari kelompok krustasea lobster sebagai Hasil Tangkapan Utama HTU dengan total 42 ekor 35,0 terdiri dari 3 spesies, yaitu Lobster hijau pasir Panulirus homarus 39 ekor 32,5, Lobster hijau Panulirus versicolor 2 ekor 1,7, dan Lobster mutiara Panulirus ornatus 1 ekor 0,8. Komposisi hasil tangkapan dalam berat gram yang terdiri dari kelompok krustasea lobster sebagai Hasil Tangkapan Utama HTU dengan total 2840 gram 33,4 terdiri dari 3 spesies, yaitu Lobster hijau pasir Panulirus homarus 2605 gram 30,6, Lobster hijau Panulirus versicolor 115 gram 1,4, dan Lobster mutiara Panulirus ornatus 120 gram 1,4. Komposisi hasil tangkapan dalam jumlah ekor untuk Hasil Tangkapan Sampingan HTS atau by-catch dengan total 78 ekor 65,0 yang terdiri dari kelompok krustasea rajungan 59 ekor 49,2, kelompok moluska sotong- Sepia sp. 14 ekor 11,7, kelompok ikan kerapu tutul- Epinephelus maculatus dan sinreng- Canthigaster sp. 5 ekor 4,2. Komposisi hasil tangkapan dalam berat gram untuk Hasil Tangkapan Sampingan HTS atau by-catch dengan total 5665 gram 66,6 yang terdiri dari kelompok krustasea rajungan 4175 gram 49,1, kelompok moluska sotong- Sepia sp. 830 gram 9,8, kelompok ikan kerapu lumpur- Epinephelus maculatus dan sinreng- Canthigaster sp. 660 gram 7,8. Komposisi hasil tangkapan total baik ukuran jumlah ekor maupun ukuran berat gram dapat dilihat pada Tabel 10, Gambar 38 dan 39. Tabel 10 Komposisi hasil tangkapan total ukuran jumlah ekor dan ukuran berat gram Jumlah Berat No. Hasil tangkapan ekor gram 1 Utama: a. Krustasea lobster Lobster hijau pasir Panulirus homarus 39 32.5 2,605.0 30.6 Lobster hijau Panulirus versicolor 2 1.7 115.0 1.4 Lobster mutiara Panulirus ornatus 1 0.8 120.0 1.4 sub-Total HTU 42 35.0 2,840.0 33.4 2 Sampingan By-catch: a. Krustasea rajungan Rajungan Portunus pelagicus 10 8.3 700.0 8.2 Rajungan Portunus sanguinolentus 14 11.7 730.0 8.6 Rajungan Carybdis natator 28 23.3 1,645.0 19.3 Rajungan Carybdis feriatus 7 5.8 1,100.0 12.9 sub-Total 59 49.2 4,175.0 49.1 b. Moluska Sotong Sepia sp 14 11.7 830.0 9.8 sub-Total 14 11.7 830.0 9.8 c. Ikan Kerapu tutul Epinephelus maculatus 3 2.5 590.0 6.9 Singreng Canthigaster sp. 2 1.7 70.0 0.8 sub-Total 5 4.2 660.0 7.8 sub-Total HTS 78 65.0 5,665.0 66.6 Total Hasil Tangkapan 120 100 8,505.0 100 Gambar 38 Komposisi hasil tangkapan total dalam jumlah ekor Gambar 39 Komposisi hasil tangkapan total dalam berat gram Rajungan, 59 ekor 49,2 Sotong, 14 ekor 11,7 Ikan, 5 ekor 4,2 Lobster, 42 ekor 35,0 Rajungan, 4.175 gram 49,1 Sotong, 830 gram 9,8 Ikan, 660 gram 7,8 Lobster, 2.840 gram 33,4 Be tangkapan 42 ekor 3 dengan H diperoleh masing-m jumlah by Gamb Gambar 41 Be untuk lob yaitu bah dibanding erdasarkan n lobster seb 35,0 dan HTS Gamb bahwa hasi masing adal y-catch lebih ar 40 Kompo 1 Kompos erdasarkan bster adalah hwa hasil gkan dengan komposisi bagai HTU n 78 ekor 6 bar 40. B il tangkapan ah 2840 g h besar diba osisi hasil tan isi hasil tang rata-rata ha h 1,4 ekor ± tangkapan n HTU lobs total dalam dibandingk 5,0, dim Berdasarkan n lobster se gram 33,4 andingkan d ngkapan lob gkapan lobste asil tangkap ± 0,038 da n by-catch ter Gamba m jumlah ek kan dengan H mana by-catc n komposis bagai HTU dan 566 dengan HTS ster dan by-c er dan by-cat pan dalam j an by-catch ekor ad ar 42. kor dipero HTS masin ch lebih bes si total dala U dibandingk 65 gram 6 S Gambar 4 catch dalam j tch dalam be umlah eko sebesar 2, dalah 56 oleh bahwa g-masing ad sar dibandin am berat g kan dengan 66,6, dim 41. jumlah ekor erat gram or per trip 5 ekor ± 0 lebih ba hasil dalah ngkan gram HTS mana r ± SE 0,045, anyak Pan panj masi bahw ekon karen Ukur Daer yang daer Gamba Lobster nulirus hom ang karapas ih kecil ba wa lobster y nomis, kare na memang ran lobster rah penang g cukup dan ah tersebut Gamba 1 1 2 2 H a s il Ta ngk a pa n Lobs te r e k or ar 42 Rata deng yang dom marus . L s 41 - 46 m aby lobster yang tertan ena di bawa g ukuran y yang tertan gkapan dala ngkal, yaitu merupakan ar 43 Kompo 10 5 10 15 20 25 35 - 40 -rata jumlah gan by-catch minan terta obster yan mm 17 ekor Gambar 4 ngkap seban ah 100 gram yang masih ngkap didom am penelitia u 15 mete n daerah pem osisi panjang 17 41 - 46 SELANG KE h ekor hasi angkap ad g tertangka r yang juga 43. Berdas nyak 39 ek m harga lob h kecil untu minasi oleh an ini adal er. Sehingg mbesaran lo g karapas mm 12 47 - 52 5 ELAS PANJAN il tangkapan alah jenis ap dominan a merupakan sarkan selan kor merupak bster sanga uk dimanfa h ukuran di lah perairan ga ada kece obster. m lobster ha 1 1 53 - 58 59 - NG KARAPAS per trip ant lobster h n pada sel n ukuran lo ng kelas ber kan di baw at rendah, s aatkan Ga bawah size n dengan k enderungan asil tangkapa 1 1 - 64 65 - 7 mm tara lobster hijau pasir lang kelas bster yang rat gram, wah ukuran selain juga ambar 44. e ekonomi. kedalaman n bahwa di an 70 Gambar 44 Komposisi berat gram lobster hasil tangkapan

4.3.2 Efektivitas bubu lipat penelitian

Berdasarkan penggunaan bubu lipat Modifikasi Pintu Samping MPS, bubu lipat Modifikasi Pintu Atas MPA dan bubu lipat Standar S selama 31 trip operasi penangkapan tersebut dengan menggunakan umpan tembang, maka komposisi hasil tangkapan lobster sebagai Hasil Tangkapan Utama HTU, masing-masing adalah 14 ekor 33,3, 25 ekor 29,5, dan 3 ekor 7,1, sedangkan komposisi Hasil Tangkapan Sampingan HTS atau by-catch, masing- masing adalah 22 ekor 28,2, 44 ekor 56,4, dan 9 ekor 11,5 Tabel 11 dan Gambar 45. Tabel 11 Komposisi hasil tangkapan lobster berdasarkan jenis bubu lipat Jenis bubu lipat S MPS MPA No. Hasil tangkapan Jumlah Jumlah Jumlah ekor ekor ekor 1 Utama: lobster 25 59.5 14 33.3 3 7.1 2 Sampingan: By-catch 44 56.4 22 28.2 9 11.5 Total 69 57.5 36 30.0 12 10.0 10 25 3 1 1 2 5 10 15 20 25 30 35 40 40 - 57 58 - 75 76 - 93 94 - 111 112 - 129 130 - 147 SELANG KELAS BERAT gram H asi l T an g kap an L o b s ter eko r di bawah size ekonomis Gambar 45 Komposisi hasil tangkapan lobster berdasarkan jenis bubu lipat Berdasarkan hasil analisis sidik ragam untuk total hasil tangkapan lobster Tabel 12 menunjukkan bahwa faktor bubu lipat dengan perlakuan umpan tembang berpengaruh nyata F value = 9,44 F tabel = 3,097 atau p-value = 0.0002 0.05 pada taraf nyata 5. Demikian juga bila dilihat dari perbedaan nilai rata- rata hasil tangkapan lobster ekor per trip ± SE, dimana terlihat bahwa bubu lipat standar 0,8 ekor ± 0,03 lebih baik dibandingkan dengan bubu lipat MPS 0,5 ekor ± 0,02 dan MPA 0,1 ekor ± 0,01. Bubu lipat MPS 0,5 ekor ± 0,02 lebih baik dibandingkan dengan bubu lipat MPA 0,1 ekor ± 0,01 Gambar 46. Sementara rata-rata hasil tangkapan by-catch ekor per trip ± SE, dimana terlihat bahwa bubu lipat modifikasi lebih sedikit, yaitu masing-masing untuk MPS 0,7 ekor ± 0,02 dan MPA 0,6 ekor ± 0,05 dibandingkan dengan bubu lipat standar 1,5 ekor ± 0,04 Gambar 47. Meskipun bubu lipat modifikasi memberikan hasil tangkapan sampingan by-catch yang lebih sedikit dibandingkan dengan hasil tangkapan bubu lipat standar, namun jenis hasil tangkapan sampingan tersebut juga memiliki nilai komersial yang baik. 25 30 10 4 14 1 1 18 3 8 3 5 10 15 20 25 30 35 Lobster Rajungan Sotong Ikan HASIL TANGKAPAN Ju m lah ek o r Bubu Lipat Standar S Bubu Lipat Modifikasi Pintu Samping MPS Bubu Lipat Modifikasi Pintu Atas MPA Tabel 12 A Sum keraga Perlakuan Galat Total Kor F tabel = 3, Ga Gam Analisis sidi mber aman n reksi ,097 ambar 46 Ra an mbar 47 Ra an ik ragam mod db 2 90 3 92 4 ata-rata jumla ntara bubu lip ata-rata jumla ntara bubu lip 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 R a ta -r a ta Jum lah b y -cat ch eko r per Tr ip + - S E del terhadap Jumlah kuadrat 7.80645161 7.22580645 45.03225806 ah ekor lob pat Standar, M ah ekor by- pat Standar, M 1.5 JENIS Bubu lipat Standa Bubu lipat Modifik Bubu lipat Modifik total hasil ta Kuadrat Tengah 3.903225 0.413620 bster yang ter MPS dengan -catch yang t MPS dengan 0.7 0.6 1 BUBU LIPAT ar S kasi Pintu Samping M kasi Pintu Atas MPA angkapan lob t h F 0,05 581 9.44 007 rtangkap per n bubu lipat M tertangkap pe n bubu lipat M MPS A bster Probabili 0.0 trip ± SE MPA er trip ± SE MPA itas 002 Pengujian bubu lipat penelitian, yaitu bubu lipat modifikasi pintu samping, modifikasi pintu atas dan bubu lipat standar telah dilakukan selama 31 trip dengan menggunakan umpan tembang sebagai umpan standar. Pengujian ini untuk melihat respons hasil tangkapan lobster dari masing-masing bubu lipat, sehingga dapat diketahui efektivitasnya. Unit alat tangkap penelitian menggunakan sistem longline yang dapat diperhitungkan nilai efektivitasnya, yaitu prosentase jumlah lobster yang tertangkap pada jenis bubu lipat tertentu terhadap total bubu lipat yang dioperasikan untuk keseluruhan trip penangkapan Tabel 13. Tabel 13 Nilai efektivitas bubu lipat Jumlah Jumlah Jumlah Efektivitas No. Jenis lobster Hari bubu bubu lipat bubu lipat operasi lipattrip ekor trip bubu 1 Standar S 25 31 12 6.7 2 Modifikasi Pintu Samping MPS 14 31 12 3.8 3 Modifikasi Pintu Atas MPA 3 31 12 0.8 Berdasarkan perhitungan nilai efektivitas bubu lipat pada Tabel 13 di atas, maka efektivitas bubu lipat standar 6,7 lebih besar dibandingkan dengan bubu lipat modifikasi pintu samping 3,8 dan bubu lipat modifikasi pintu atas 0,8. Sementara, nilai efektivitas bubu lipat modifikasi pintu samping 3,8 lebih besar dibandingkan dengan bubu lipat modifikasi pintu atas 0,8. Bubu lipat modifikasi pintu samping memberikan hasil tangkapan yang lebih sedikit dibandingkan dengan bubu lipat standar. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada konstruksi pintu jebakan yang terkait dengan ketebalan bahan dan lebar kisi-kisi. Permasalahannya adalah apakah keberadaan pintu jebakan memberikan dampak terhadap sulitnya lobster masuk ke dalam bubu. Sementara, bubu lipat modifikasi pintu atas kemungkinan besar terkait dengan tingginya sudut kemiringan pintu masuk slope net menuju pintu atas. Namun demikian, bubu lipat modifikasi tetap memperoleh hasil tangkapan lobster, meskipun tidak sebanyak hasil tangkapan bubu lipat standar.

4.4 Efektivitas Bubu Lipat Modifikasi Pintu Samping dan Umpan Cacing Tanah

4.4.1 Komposisi hasil tangkapan total

Selama penelitian 20 trip operasi penangkapan diperoleh komposisi hasil tangkapan yang terdiri dari : kelompok krustasea lobster sebagai Hasil Tangkapan Utama HTU dengan total 31 ekor 33,7 terdiri dari 3 spesies, yaitu Lobster hijau pasir Panulirus homarus 29 ekor 31,5, Lobster hijau Panulirus versicolor 1 ekor 1,1, dan Lobster mutiara Panulirus ornatus 1 ekor 1,1. Komposisi hasil tangkapan dalam berat gram yang terdiri dari kelompok krustasea lobster sebagai HTU dengan total 1925,5 gram 27,0 terdiri dari 3 spesies, yaitu Lobster hijau pasir Panulirus homarus 1780,5 gram 25,0, Lobster hijau Panulirus versicolor 55 gram 0,8, dan Lobster mutiara Panulirus ornatus 90 gram 1,3. Hasil Tangkapan Sampingan HTS atau by-catch dengan total 61 ekor 66,3 yang terdiri dari kelompok krustasea rajungan 33 ekor 35,9, kelompok moluska sotong-Sepia sp. 22 ekor 23,9, kelompok ikan kerapu tutul- Epinephelus maculatus 5 ekor 5,4, dan kelompok krustasea udang ronggeng- Squilla mantis 1 ekor 1,1. Komposisi hasil tangkapan dalam berat gram untuk by-catch dengan total 5207 gram 73,0 yang terdiri dari kelompok krustasea rajungan 3331 gram 46,7, kelompok moluska sotong-Sepia sp. 1312 gram 18,4, kelompok ikan kerapu tutul- Epinephelus maculatus dan sinreng- Canthigaster sp. 494 gram 6,9, dan kelompok krustasea udang ronggeng- Squilla mantis 70 gram 1,0. Komposisi hasil tangkapan total baik ukuran jumlah ekor maupun ukuran berat gram dapat dilihat pada Tabel 14, Gambar 48 dan 49. Berdasarkan komposisi total ekor diperoleh bahwa hasil tangkapan lobster sebagai HTU dibandingkan dengan HTS masing-masing adalah 31 ekor 33,7 dan 61 ekor 66,3, dimana by-catch lebih besar dibandingkan dengan HTS Gambar 50. Rata-rata hasil tangkapan ekor per trip ± SE untuk lobster adalah 1,6 ekor ± 0,04 dan by-catch sebesar 3,1 ekor ± 0,11 Gambar 51. Tabel 14 Komposisi hasil tangkapan total jumlah ekor dan berat gram Jumlah Berat No. Hasil tangkapan ekor gram 1 Utama: a. Krustasea lobster Lobster hijau pasir Panulirus homarus 29 31.5 1,780.5 25.0 Lobster hijau Panulirus versicolor 1 1.1 55.0 0.8 Lobster mutiara Panulirus ornatus 1 1.1 90.0 1.3 sub-Total HTU 31 33.7 1,925.5 27.0 2 Sampingan By-catch: a. Krustasea rajungan Rajungan Portunus pelagicus 4 4.3 280.0 3.9 Rajungan Portunus sanguinolentus 7 7.6 205.0 2.9 Rajungan Carybdis natator 10 10.9 495.0 6.9 Rajungan Carybdis feriatus 12 13.0 2,351.0 33.0 sub-Total 33 35.9 3,331.0 46.7 b. Moluska Sotong Sepia sp 22 23.9 1,312.0 18.4 sub-Total 22 23.9 1,312.0 18.4 c. Ikan Kerapu tutul Epinephelus maculatus 4 4.3 474.0 6.6 Singreng Canthigaster sp. 1 1.1 20.0 0.3 sub-Total 5 5.4 494.0 6.9 d. Krustasea udang Udang ronggeng Squilla mantis 1 1.1 70.0 1.0 sub-Total 1 1.1 70.0 1.0 sub-Total HTS 61 66.3 5,207.0 73.0 Total Hasil Tangkapan 92 100 7,132.5 100 Gambar 48 Komposisi hasil tangkapan total dalam jumlah ekor Sotong 22 ekor 23,9 Ikan 5 ekor 5,4 Udang 1 ekor 1,1 Rajungan 33 ekor 35,9 Lobster 31 ekor 33,7 Gambar 4 Gambar 50 Gambar 51 Sotong 13 gram 18 49 Komposisi 0 Komposisi 1 Rata-rata h antara lob Ikan 494,0 gram 6,9 312,0 ,4 i hasil tangk hasil tangka hasil tangkap ster dengan b apan total da apan total dal pan ekor pe by-catch Rajungan 3331,0 gram 46,7 Udang 70,0 gram 1,0 alam berat g lam jumlah er trip ± SE a Lobster 192 gram 27,0 gram ekor antara 25,5