and Weatherby 2002. Lobster mendeteksi bau ini dari sumber-sumber yang jauh
melibatkan indera kimiawi chemosensory setae yang disebut aesthetasc terletak di antennule Hallberg et al. 1992 diacu dalam Mead and Weatherby 2002.
Meminimalkan jarak di mana molekul-molekul bau harus berdifusi sebelum menjumpai sensilla adalah sangat penting untuk penciuman efektif
karena dua alasan. Pertama, difusi molekul adalah proses yang lamban, dengan banyak isyarat kimia yang khas seperti asam amino yang memiliki koefisien
difusi sekitar 10
-9
m
2
detik dalam air Lide 1991 diacu dalam Mead and Weatherby 2002. Oleh karena itu, meningkatkan akses fluida secara substansial
dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk molekul pembau berdifusi ke permukaan sensillar, sehingga lobster dapat merespons lebih cepat. Selain itu,
Kedua, ketika fluida yang mengandung pembau dekat permukaan aesthetasc dan proses difusi cepat, perubahan konsentrasi pembau lebih akurat dan cepat
tercermin pada permukaan sensillar Mead dan Koehl 2000 diacu dalam Mead and
Weatherby 2002. Organ penciuman spiny lobster Florida, Panulirus argus, terdiri dari
susunan padat sensilla pada cabang-cabang lateral antennule Gambar 2. Masing-masing sensillum tersusun tipis, dengan selubung berpori dari kutikula
yang di dalamnya terdapat dendrite berbulu halus yang bercabang lebih dari 300 syaraf indera kimiawi chemosensory neuron utama, ditambah dengan populasi
sel-sel pembantu dari nonneuronal Grunert and Ache 1988 diacu dalam Trapido- Rosethal 1990.
2.7 Pelepasan Bahan Kimiawi Umpan
Kelayakan dua produk olahan dari ikan herring, yaitu tepung ikan dan tepung ikan yang diasamkan, sebagai substrat kemo-atraktan pikatan kimiawi
yang berfungsi sebagai umpan komersial untuk American lobster Homarus americanus
telah dilakukan pengujian di laboratorium. Ikan kering homogenat diuji sebagai standar untuk perbandingan. Tiga substrat yang diuji untuk tingkat
pikatan, dan berbagai metode, termasuk pencernaan proteolitik, telah dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan tingkat pikatan. Setelah penggabungan
substrat pikatan kimiawi ke pertalian yang sesuai, maka laju pelepasan pikatan
kimi diev
ditem
pada iawi secara
aluasi deng mukan menj
Ga
Meskipu a tepung ik
Keterang A dan B
pada filam C : Setiap
sel tubuh yang men
pm dan m kutikula
Grunert a
a temporal gan menggu
jadi sumber
ambar 2 Org
un tingkat p kan yang di
an : : organ pen
men lateral a p sensillum b
dan axon ya ngandung ba
memiliki dia berpori unt
and Ache 19
dipantau. nakan juven
r pikatan kim
gan pencium
pikatannya iasamkan, t
nciuman terd antennule
; berisi dendrit
ang berlokasi agian-bagian
ameter intern tuk menghu
988 diacu da
Akhirnya, nil lobster. K
miawi yang
man dan sensi
dalam tepu tepung ikan
diri dari aes te dari syara
i di dalam lu n dari sensill
nal 18 pm. P ubungi dend
alam Trapido
kualitas Kedua tepu
g baik Dani
illa dari spiny
ung ikan ja n bisa diang
thetasc sens af indera prim
umen antennu la
dengan pa Perangsang
drite . Strukt
o-Rosethal 1
pikatan kim ung ikan ters
iel et al. 198
y lobster
auh lebih re gkat ke tin
silla yang ter
mer yang me ule
. Distal, d anjang sekita
eksogen me tur sensillar
1990.
miawi itu sebut telah
89.
endah dari ngkat yang
rdapat emiliki
dendrit ar 700
elewati r
dari
sama baiknya melalui inkubasi dengan protease tertentu. Pikatan kimiawi dilepaskan dari dua pengujian umpan yang memiliki pola pelepasan temporal
yang serupa dan membangkitkan respons mencari makanan yang sama seperti pikatan kimiawi yang dilepaskan dari umpan ikan herring alami. Namun, ikan
kering homogenat ternyata mengandung kadar pikatan kimiawi yang jauh lebih tinggi dari pada tepung ikan. Ini mungkin saja terjadi, karena suhu yang lebih
rendah digunakan untuk menyiapkan ikan kering homogenate Daniel et al. 1989.
Sebuah metode untuk mendeteksi fluorometrik asam amino telah digunakan untuk menentukan laju pelepasan zat kimia dari umpan ikan mackerel
dan umpan buatan didasarkan pada bahan ekstrak udang. Untuk kedua umpan, pelepasan pikatan kimiawi sebagai pemikat potensi makan awalnya tinggi dan
menurun pesat dalam kurun waktu 1,5 jam pertama dengan kondisi air laut yang mengalir. Dari 2 hingga 24 jam kemudian, laju pelepasan menurun pada
kecepatan yang lebih rendah Lokkeborg 1990. Efektivitas dari semua umpan berhubungan dengan laju difusi bahan
kimia yang terkandung pada atraktan yang berasal dari bahan yang tidak larut ke lingkungan. Umpan buatan yang paling efisien adalah umpan yang telah
dipersiapkan dengan memasukkan baik secara ekstrak seluruh sprats, Sprattus sprattus
L. atau campuran bahan kimia attraktan murni ke dalam matriks padat dari blok padat kalsium sulfat terdehidrasi. Laju pelepasan atraktan dan
efektivitas umpan buatan ditemukan secara kritis tergantung pada bentuk kristal dari blok kalsium sulfat Mackie et al. 1978.
Banyak umpan yang belum diketahui efektivitasnya telah diajukan selama bertahun-tahun pada asumsi yang masuk akal bahwa bahan kimia atraktan adalah
komponen jaringan yang spesifik seperti tetesan minyak atau senyawa yang larut dalam air yang berdifusi dari umpan dan terdeteksi oleh indera penciuman
kimiawi lobster Mackie et al. 1978. Penentuan laju pelepasan bahan kimia dari umpan buatan yang
mengandung kelompok senyawa amino bebas, seperti asam amino, yang ditentukan untuk berbagai umpan buatan dan untuk satu umpan alami. Hasilnya
Gambar 3 menyediakan satu penjelasan untuk efisiensi rendah dari umpan
buat perio
dalam jam.
ump lebih
pena
Gam
deng berk
laju karen
struk Selan
perc buat
ump berh
alam an yang dib
ode penangk m 1 jam da
Sebalikny an buatan y
h lambat da angkapan M
mbar 3 Tin
cam den
Pikatan gan air dan
kesinambung difusi dari
na atraktan ktur yang ta
njutnya dij obaan ini
an seefekti an segar u
hasil mendo minya denga
buat dari a kapan. Sek
an proses di ya, pelepasa
yang dibuat an laju pel
Mackie et al
ngkat pelepa mpuran bah
ngan umpan
kimiawi a n proses dif
gan sampai umpan bua
n akan laru ak berbentu
elaskan jug menunjukk
f umpan ik untuk lobst
orong tingk an efisiensi y
gar-agar se itar setenga
ifusi pada d an senyawa
dengan gip lepasan me
l. 1978.
asan asam an kimia d
alami
atraktan y fusi yang t
suatu kead atan diuji d
ut dalam fa uk dari fase
ga, bahwa p kan bahwa
kan asin ma ter. Dapat
kah laku pe yang tidak k
ebagai baha ah asam am
dasarnya ter a amino bai
psum atau g endekati ko
amino dari alam 100 g
yang mungk terjadi ke d
daan ekuilib dalam waktu
ase kelebih padat kals
perbandinga campuran
ackerel, teta disimpulka
encarian m kurang dari
an pengemu mino telah te
rjadi secara ik dari dagi
elatin adala nstan setela
umpan bu g bahan pen
kin terkait dalam air l
brium telah u 24 jam h
han air yan ium sulfat
an langsung bahan kim
api hanya s an bahwa
makanan ole setengah d
Keteran ○ = bah
● = bah ∆ = bah
▼= 100 Eu
ulsi lebih da ersebar dari
keseluruha ing ikan seb
ah sebuah pr ah 6-24 jam
uatan yang ngemulsi dib
dengan teg aut akan la
tercapai. S harus jauh l
ng terkandu Mackie et
g yang dib mia di dala
sekitar 50 umpan bu
eh lobster dari umpan a
ngan : han pengemu
han pengemu han pengemu
0 g daging ik uropean plaic
ari 24 jam i agar-agar
an dalam 6 belah atau
roses yang m periode
berisi 2 g bandingkan
gas terikat ambat dan
Sebaliknya, ebih cepat
ung dalam al.
1978. buat dalam
am umpan seefektif
uatan akan di habitat
alami.
ulsi agar ulsi gipsum
ulsi gelatin kan sebelah
ce