Hasil Estimasi VAR Hasil IRF Impulse Response Function

48 hipotesis Ho diterima. Dari hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara F dan I adalah independence atau tidak saling mempengaruhi.

4.2.4 Hasil Estimasi VAR

Hasil estimasi VAR bertujuan untuk melihat apakah variabel-variabel saling mempengaruhi dengan cara membandingkan nilai t-statistik hasil estimasi dengan nilai t-tabel. Jika nilai t-statistik lebih besar daripada nilai t-tabelnya, maka dapat diketahui bahwa variabel tersebut mempengaruhi. Y = 1.226191 + 0.119415 BI t-1 - 0.025955 I t-1 – 8.24E-05 K t-1 – 0.183812 Y t-1 [0.98746] [1.18628] [-0.69116] [-0.93971] [- 1.93214] + 0.911370 F t-1 [14.0090 ] ………………………………………. 4.1 R-squared = 0.960537 Adjusted R-squared = 0.955056 F-statistik = 175.2483 = signifikan pada 1 Angka dalam kurung merupakan nilai t-statistik Sumber : pengolahan datas Pada persamaan diatas menunjukkan pada lag satu atau satu sebelumnya BIt-1 Y dipengaruhi dengan pengaruh positif tidak signifikan sebesar 0.119415. Pada lag satu atau satu tahun sebelumnya It-1 Y dipengaruhi dengan pengaruh negatif tidak signifikan sebesar 0,025955. Pada variabel selanjutnya yaitu pada lag satu atau satu tahun sebelumnya Kt-1 Y dipengaruhi dengan pengaruh negatif tidak signifikan . Pada variabel selanjutnya yaitu pada lag satu atau satu tahun sebelumnya Yt-1 Y dipengaruhi negatif tidak signifikan. Pada 49 variabel selanjutnya yaitu pada lag satu atau satu tahun sebelumnya Ft-1 Y dipengaruhi dengan pengaruh positif tidak signifikan. Hasil yang ditunjukkan pada F-statistik signifikan, artinya secara keseluruhan variabel I, K, Y danF dipengaruhi secara nyata oleh BI Rate. Kedua, bahwa secara keseluruhan variabel BI, I, Y dan F dipengaruhi secara nyata oleh kurs dollar AS. Ketiga bahwa secara keseluruhan variabel BI, I, K, dan Y dipengaruhi secara nyata oleh suku bunga internasional The Fed.

4.2.5 Hasil IRF Impulse Response Function

Di dalam model VAR fungsi IRF menggambarkan ekspektasi k-periode ke depan dari kesalahan prediksi suatu variabel akibat inovasi dari variabel yang lain. Dalam model ini juga terdapat bahwa ada kesulitan untuk mengintrepetasikan koefisien, maka dilakukan analisis Impulse response. Analisis Impulse response ini merupakan bagian yang sangat penting dalam model VAR. Analisis ini melacak respon dari variabel endogen dalam VAR, karena adanya guncangan shock atau perubahan dalam variabel gangguan. Hasil Impulse Response Function dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 50 -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to BI -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to DI -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to DK -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to DY -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to F -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to BI -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to DI -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to DK -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to DY -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to F -300 -200 -100 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to BI -300 -200 -100 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to DI -300 -200 -100 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to DK -300 -200 -100 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to DY -300 -200 -100 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to F -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to BI -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to DI -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to DK -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to DY -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to F -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to BI -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to DI -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to DK -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to DY -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to F Response to Cholesky One S.D. Innov ations ± 2 S.E. 51 Dari Grafik di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap shock BI mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock BI direspon positif oleh BI hingga periode seterusnya. 2. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap impulse shock DI pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini menuujukkan bahwa impulse DI direspon secara positif oleh BI, sehingga terbukti bahwa pada tahap ini relatif seimbang dan tidak bergejolak. 3. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap shock DK mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DK direspon positif oleh BI hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi BI untuk dapat merespon shock DK dan respon BI terhadap shock DK relatif kuat. 4. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap shock DY mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode 52 kedelapan. Pada periode pertama shock DY direspon positif oleh BI hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi BI untuk dapat merespon shock DY dan respon BI terhadap shock DY relatif kuat. 5. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap shock F mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock F direspon positif oleh BI hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi BI untuk dapat merespon shock F dan respon BI terhadap shock F relatif kuat. 6. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap shock BI mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock BI direspon positif oleh DI hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi DI untuk dapat merespon shock BI dan respon DI terhadap shock BI relatif kuat. 7. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock DI adalah negatif mulai dari periode pertama hingga periode kedua, kemudian dari peride kedua hingga ketiga mengalami penurunan kembali, namun mulai dari periode ketiga hingga keenam mengalami peningkatan kembali dan pada periode keenam hingga periode kesepuluh sudah sejajar dengan garis , dan hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kelima sudah sejajar dengan garis konvergen. 53 8. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock DK adalah mengalami penurunan hingga pada periode ketiga , namun mulai dari periode keempat hingga seterusnya sudah mulai mendekati garis konvergen , hal ini dibuktikan dari grafik yang bergerak mendekati garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock DK relatif seimbang dengan garis konvergen dan tidak bergejolak. 9. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock DY adalah mengalami penurunan hingga pada periode ketiga , namun mulai dari periode keempat hingga seterusnya sudah mulai mendekati garis konvergen , hal ini dibuktikan dari grafik yang bergerak mendekati garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock DY relatif seimbang dengan garis konvergen dan tidak bergejolak. 10. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock F pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. 11. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap impulse shock BI adalah positif dengan standar deviasi meningkat dari dua 2 hingga sebesar lima 5 mulai dari periode pertama hingga periode ketiga, dan 54 periode ketiga hingga ke periode kesepuluh mengalami penurun dan tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 satu DK terhadap impulse shock BI untuk dapat merespon shock BI secara positif agar relatif seimbang dengan garis konvergen. 12. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap shock DI mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DI direspon positif oleh DK hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi DK untuk dapat merespon shock DI dan respon DK terhadap shock DI relatif kuat. 13. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap impulse shock DK adalah negatif dengan standar deviasi -5 dan mengalami penurunan dari periode pertama hingga periode kesepuluh, dan tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 satu DK terhadap impulse shock DK untuk dapat merespon shock DK secara positif agar relatif seimbang dengan garis konvergen. 14. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap shock DY mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DY direspon positif oleh DK hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa 55 diperlukan time lag 1 satu bagi DK untuk dapat merespon shock DY dan respon DK terhadap shock DY relatif kuat. 15. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap impulse shock F pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini menuujukkan bahwa impulse F direspon secara positif oleh DK, sehingga terbukti bahwa pada tahap ini relatif seimbang dan tidak bergejolak. 16. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap impulse shock BI adalah positif dengan standar deviasi meningkat sebesar dua 2 mulai dari periode pertama hingga periode kedua , dan periode ketiga hingga ke periode kesepuluh relatif stabil namun tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 satu DY terhadap impulse shock BI untuk dapat merespon shock DY agar relatif seimbang dengan garis konvergen. 17. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap shock DI mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DI direspon positif oleh DY hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa 56 diperlukan time lag 1 satu bagi DY untuk dapat merespon shock DI dan respon DY terhadap shock DI relatif kuat. 18. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap impulse shock DK adalah positif dengan standar deviasi meningkat sebesar dua 2 mulai dari periode pertama hingga periode kedua , dan periode ketiga hingga ke periode kesepuluh relatif stabil namun tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 satu DY terhadap impulse shock DK untuk dapat merespon shock DY agar relatif seimbang dengan garis konvergen. 19. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap impulse shock DY adalah negatif mulai dari periode pertama hingga periode kedua, kemudian dari peride kedua hingga ketiga mengalami penurunan kembali, namun mulai dari periode ketiga hingga keenam mengalami peningkatan kembali dan pada periode keenam hingga periode kesepuluh sudah sejajar dengan garis , dan hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kelima sudah sejajar dengan garis konvergen. 20. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap shock F mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock F direspon positif oleh DY hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi DY untuk dapat merespon shock F dan respon DY terhadap shock F relatif kuat. 57 21. Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap impulse shock BI adalah positif dengan standar deviasi meningkat dari dua 2 hingga sebesar lima 5 mulai dari periode pertama hingga periode ketiga, dan periode ketiga hingga ke periode kesepuluh mengalami penurun dan tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 satu F terhadap impulse shock BI untuk dapat merespon shock BI secara positif agar relatif seimbang dengan garis konvergen. 22. Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap impulse shock DI pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini menuujukkan bahwa impulse DI direspon secara positif oleh F, sehingga terbukti bahwa pada tahap ini relatif seimbang dan tidak bergejolak. 23. Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap shock DK mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DK direspon positif oleh F hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi F untuk dapat merespon shock DK dan respon F terhadap shock DK relatif kuat. 58 24. Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap impulse shock DY pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini menuujukkan bahwa impulse DY direspon secara positif oleh F, sehingga terbukti bahwa pada tahap ini relatif seimbang dan tidak bergejolak 25. Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap shock F mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock F direspon positif oleh F hingga periode seterusnya.

4.2.6 Hasil Analisis Dekomposisi Varians