19
tingkat suku bunga domestik BI Rate dengan tingkat suku bunga luar negeri The Fed berada pada tingkat yang wajar, guna mengurangi ekspansi moneter yang
berasal dari aliran modal masuk terutama yang berjangka pendek.
2.7 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat menggambarkan kondisi perekonomian negara tersebut. Hal itu sangat berpengaruh karena pertumbuhan
ekonomi dapat merangsang investor untuk menanamkan modalnya di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu wikipedia.org.
Menurut Samuelson 2001 pertumbuhan ekonomi menggambarkan ekspansi GDP potensial atau output nasional negara. Dengan kata lain,
pertumbuhan ekonomi terjadi apabila batas kemungkinan produksi production- possiblity frontierPPF bangsa bergeser keluar. Pertumbuhan ekonomi meliputi
pertumbuhan output perkapita merupakan sasaran penting pemerintah karena berkaitan dengan peningktan rata-rata riil pendapatan dan standar-standar hidup.
Ada empat faktor pertumbuhan ekonomi yaitu : 1. Sumber daya manusia penawaran tenaga kerja, pendidikan, displin, motivasi.
2. Sumber daya alam tanah, mineral, bahan bakar, kualitas lingkungan. 3. Pembentukan modal mesin, pabrik, jalan.
4. Teknologi sains, rekayasa, manajemen, kewirausahaan
20
Sadono Sukirno 2004 menyatakan bahwa dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan
fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan
jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal.
Todaro 2006 menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses peningkatan kapasitas produksi dari perekonomian secara komprehensif
dan terus menerus atau berkesinambungan sepanjang waktu sehingga menghasilkan tingkat pendapatan nasional yang semakin lama semakin besar.
2.8 Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Ahli
2.8.1 Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik Sadono Sukirno, 2004 ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu : jumlah penduduk,
jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.
2.8.2 Teori Schumpeter
21
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Para pengusaha merupakan golongan
yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi
semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Pada akhirnya akan akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “stationary state”.
2.8.3 Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh
atau steady growth dalam jangka panjang. Dalam Teori Harrod-Domar tidak diperhatikan syarat untuk mencapai kapasitas penuh apabila ekonomi terdiri dari
tiga sektor atau empat sektor. Melalui analisis Harrod-Domar dapat dilihat bahwa dalam jangka panjang pertambahan pengeluaran agregat yang berkepanjangan
perlu dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang teguh hanya mungkin dicapai apabila I+G+X-M terus menerus
bertambah dengan tingkat yang menggalakkan.
2.9 Penelitian-Penelitian Terdahulu
Penelitian Yu Hsing 2012 meneliti tentang dampak dari desakan makroekonomi dan shock eksternal terhadap produksi riil di Indonesia. Penelitian
ini menggunakan model IS-MP untuk mempelajari dampak potensial dari variabel ekonomi makro yang sudah dipilih dan shock eksternal yaitu harga minyak dunia
terhadap GDP Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa tingginya tingkat harga, rupiah yang terapresiasi, rendahnya tingkat inflasi, tingginya harga minyak dunia
22
dan rendahnya tingkat persediaan federal diharapkan bisa meningkatkan GDP riil Indonesia. Persentase defisit dari GDP tidak akan mengakibatkan produki
meningkat. Oleh karena itu, Indonesia tidak akan menderita karena tingginya harga minyak dunia.
Penelitian Ibnu Yahya 2007 menganalisis efektivitas kebijakan moneter dalam menangani dampak variabel shock external pada rezim nilai tukar
mengambang bebas : studi kasus Indonesia model struktural VAR : periode 1997:8-2006:12. Penelitian ini ingin menguji efektifitas kebijakan moneter
terhadap perubahan variabel harga minyak dunia dan suku bunga internasional pada perekonomian Indonesia dalam rezim nilai tukar mengambang bebas periode
Agustus 1997 sampai dengan Desember 2006. Dengan menggunakan model struktural VAR milik Kim dan Roubini 1999 yang telah dimodifikasi oleh
Andrea Brischetto dan Graham Voss 1999, maka didapat kesimpulan bahwa kebijakan moneter berlangsung secara efektif dalam mempengaruhi tingkat harga.
Kebijakan moneter yang cenderung ketat menyebabkan penurunan tingkat inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan harga minyak dunia dan suku bunga
internasional. Penelitian Andrea Brischetto dan Graham Voss 1999 menganalisis
efektivitas kebijakan moneter negara Australia dengan memperhatikan variabel shock eksternal, yaitu harga minyak dunia dan suku bunga internasional.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah respon kualitatif dari tingkat harga dan nilai tukar terhadap perubahan dari kebijakan moneter konsisten dengan teori. Sebagai
respon dari perubahan kebijakan moneter mereka mengamati bahwa perubahan
23
terhadap output dan harga, besar dan waktunya konsisten secara empiris untuk Australia dan negara lainnya. Selain itu, model ini juga memberikan prediksi yang
tepat untuk dampak terhadap output dan harga dari shock suku bunga luar negeri atau shock siklus bisnis eksternal. Model ini juga berkesimpulan bahwa kebijakan
moneter dapat mengurangi dampak dari shock siklus bisnis eksternal.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti dan Tahun
Penelitian Judul Penelitian
Tujuan Penelitian Metode
Penelitian Kesimpulan
Yu Hsing 2012
Impacts of Macroeconomic
Forces and External Shocks
on Real Output for Indonesia
Meneliti dampak beberapa variabel
ekonomi makro
yang dipilih dan shock eksternal
termasuk harga minyak dunia
terhadap produksi riil di Indonesia
Regresi Ordinary
Least Square OLS dan
metode Newey-West
GDP riil memiliki hubungan yang
positif dengan harga minyak dunia
Ibnu Yahya
2007 Efektivitas
Kebijakan Moneter Dalam
Menangani Dampak Variabel
1.Menjelaskan bagaimana
pengaruh perubahan shock
harga minyak dunia Model
Struktural Vector Auto
Regressive VAR
Kebijakan moneter berlangsung secara
efektif dalam mempengaruhi
tingkat harga dan
24
Shock External Pada Rezim Nilai
Tukar Mengambang
Bebas : Studi Kasus Indonesia
Model Struktural VAR :Periode
1997:8-2006:12 dan tingkat suku
bunga internasional terhadap variabel
domestik Indonesia seperti pendapatan
nasional dan tingkat harga.
2.Membuktikan apakah kebijakan
moneter yang diterakan, terutama
penggunaan variabel suku
bunga domestik sudah benar dan
efektif dalam menghadapi
gangguan- gangguan external
tersebut. kebijakan moneter
yang cenderung ketat menyebabkan
penurunan tingkat inflasi yang
diakibatkan oleh peningkatan harga
minyak dunia dan suku bunga
internasional.
Andrea Brischetto
dan Graham
Voss 1999
A Structural Vector Auto
Regression Model of Monetary
Policy In Australia
Menganalisis efektivitas
kebijakan moneter negara Australia
dengan memperhatikan
variabel shock eksternal, yaitu
harga minyak dunia dan suku bunga
internasional Structural
Vector Auto Regression
Model VAR
Respon kualitatif dari tingkat harga
dan nilai tukar terhadap perubahan
dari kebijakan moneter
adalah konsisten dengan
teori. Model ini juga memberikan prediksi
yang tepat untuk dampak terhadap
output dan harga dari shock suku bunga
luar negeri atau shock siklus bisnis
eksternal.
25
2.10 Kerangka Konseptual