Tabel 1 Perbedaan antara preservasi dengan konservasi
No. Preservasi
Konservasi
01 Logika :
Arkeologis archaelogical logic , mengelola alam sebagai SDA yang
tidak dapat diperbaharui non renewable resources
Contoh: pengelolaan candi Borobudur sebagai warisan dunia yang harus dan
hanya diawetkan Biologi Biological logic, mengelola
alam sebagai SDA yang dapat diperbaharui Renewable Resources
Contoh: mengelola rusa sebagai satwa langka untuk diselamatkan dari
kepunahan dan memanfaatkannya lagi bagi ummat manusia secara lestari
02 Sifat:
Statis, cenderung berkurang, baik kuantitas maupun kualitasnya
Dinamis, kualitas dan kuantitasnya dapat turun dan naik, tergantung pada
baik atau buruknya pengelolaan 03
Aksi:
Diterapkan pada akhir abad ke 19 Melindungi perkebunan Belanda
Berdampak romantis dan utopis Diterapkan pada pertengahan abad ke
20 Melestarikan kawasan dengan
pendekatan ekosistem Berdampak realistisnyata
Sumber: Wiratno et al. 2004
Di Indonesia, arsip tertulis tentang gerakan konservasi pada zaman kerajaan Nusantara, sangat sulit ditemukan. Namun demikian, tidak berarti bahwa
di kepulauan Nusantara tidak ada gerakan konservasi, baik pada tingkat perilaku budaya
8
Oleh karena masyarakat itu berkewajiban mengamat-amati padang alang-alang di lereng gunung Ledjar, supaya jangan terbakar, maka haruslah ia bebaskan dari
pembayaran pelbagai titisara Baca: pajak. Selanjutnya masyarakat dilarang menebang pohon kayu dari hutan kekayu dan memungut telur penyu dan getan,
karena larangan itu tidak berlaku padanya. Juga tidak seorang jua pun boleh
masyarakatnya maupun pada tingkat kebijakan politik Raja. Berdasarkan Prasasti Malang, kebijakan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, telah
dimulai pada tahun 1395 pada zaman kerjaan Majapahit. Dalam Prasasti Malang, tertulis:
”Pemberitahuan kepada seluruh satuan tata negara si parasama di parasama sebelah timur Gunung Kawi, baik di timur atau di barat batang air Berantas;
diberitahukan kepada sekalian Wedana, Juru, Bujut, terutama kepada Pacatanda di Turen. Bahwa telah kita perkuat perintah Sri Paduka Batara Partama Iswara,
yang ditanam di Wisnu bawana dan begitu pula perintah Sri Paduka yang di tanam di Kertabuana, berhubungan dengan kedudukan satuan tata negara si
parasame Katiden yang meliputi sebelas desa.
8
Perilaku budaya konservasi, untuk menjaga keseimbangan hubungan – harmoni -- dengan alam lingkungannya, ada dan hidup di hampir semua suku kelompok masyarakat nusantara, dan sangat beragam., .... Ritual
Shadaqah Bumi misalnya, tidak harus dipahami secara sederhana sebagai syirik menyekutukan Tuhan, tetapi perlu dilihat dari perspektif lain sebagai bentuk kesadaran yang paling dalam dari masyarakat Indonesia zaman dulu, bahwa lingkungan
alam pun membutuhkan perhatian dari manusia. Manusia memberikan Shadaqah pada Bumi, maka bumi pun memberikan kemakmuran –kemelimpahan-- yang berkelanjutan pada manusia. Perhatikan misalnya, perilaku konservasi yang menjadi
landasan dan filosofi hidup dikalangan masyarakat Jawa ”Kuno” dalam pengambilan hasil bumi -- sa’cukupe, ora ’ilo, panenmancing hari kamis legi, pasar Jum’at Kliwon, dll -- adalah untuk menjaga harmoninya dengan lingkungan alam
sekitarnya dan juga keadilan distribusi sumberdaya alam. Perilaku budaya konservasi tersebut, tentu harus disesuiakan dengan perkembangan dan kemajuan cara berpikir masyarakat.
melakukan di sana peraturan larangan berupa apa jua. Apabila keputusan Raja ini sudah dibaca, maka desa Lumpang haruslah menurutnya. Demikianlah
diselenggarakan pada bulan pertama tahun Saka 1317
9
1. Kawasan Suaka Alam KSA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan yang pelaksanaannya dilakukan
oleh pemerintah. Yang termasuk dalam kategori ini adalah Suaka Marga Satwa, Cagar Alam dan Cagar Biosfer.
”
Catatan sejarah tersebut menunjukan bahwa gerakan konservasi di Indonesia bukan sekedar mengikuti kecenderungan global, tetapi sudah menjadi
bagian dari perilaku budaya dan juga kebijakan politik Raja dalam rangka mengamankan kawasan konservasi; hutan, daerah aliran sungai DAS, dan isinya
yang mendukung kelestarian kawasan tersebut. Pada sisi lain kebijakan politik Raja Majapahit tersebut tidak hanya melarang masyarakatnya untuk mengambil
kayu, telur penyu dan getan, tetapi juga memberikan jalan keluar sebagai kompensasi berupa pembebasan pajak, sementara kebutuhan akan kayu dapat
dipenuhi dengan mengambil di tempat lain Wiratno et al. 2004.
2.2.2 Kategori tujuan, manfaat dan permasalahan Taman Nasional
Berdasarkan UU No.51990 Pasal 1 ditegaskan bahwa kawasan konservasi dibagi menjadi dua kategori, yakni Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam. Bentuk-bentuk kawasan konservasi berdasarkan dua kategori tersebut, adalah:
2. Kawasan Pelestarian Alam KPA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan, yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari SDAH dan ekosistemnya. Yang termasuk dalam kategori ini adalah: Taman
Nasional, Taman Wisata Alam, dan Taman Hutan Raya
10
.
Kategori dan tujuan pengelolaan kawasan Taman Nasional menurut MacKinnon et al. 1990 adalah untuk melindungi kawasan alami dan
berpandangan indah yang penting, secara nasional atau internasional, serta
9
Prof. Muh. Yamin. 1962.Tata Negara Majapahit, Jakarta, 1962. dalam Wiratno, dkk. 2004. Berkaca di Cermin Retak, Refleksi Konservasi dan Implikasi Bagi Pengelolaan Taman Nasional. Publikasi, FOReST Press, The
Gibbon Foundation Indonesia, Departemen Kehutanan, PILI-NGO Movement
10
Taman Nasional: kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan system zonasi
yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Wisata Alam: kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
Taman Hutan Raya: kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi UU Nomor: 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya hayati dan
Ekosistemnya.
memiliki nilai pemanfaatan ilmiah, pendidikan dan rekreasi. Kawasan ini relatif luas, materinya tidak diubah oleh kegiatan manusia serta pemanfaatan
sumberdaya tambang tidak diperkenankan. Berdasarkan kategori IUCN 1978 yang dikutip oleh MacKinnon et al.
1990, terdapat 10 sepuluh tujuan pelestarian dalam Kawasan Taman Nasional, 7 tujuh diantaranya merupakan tujuan pelestarian yang utama, 1 satu
merupakan tujuan penting, dan 2 dua merupakan tujuan yang sifatnya kondisonal dan bergantung, seperti dapat dilihat Tabel 2.
Tabel 2 Kategori internasional kawasan taman nasional berdasarkan tujuan pelestarian
No Tujuan Pelestarian Yang Utama
Kategori
01 Mempertahankan contoh ekosistem dalam kondisi alaminya
1 02
Mempertahankan keaneka-ragaman ekologis dan pengaturan lingkungan 1
03 Mempertahankan sumberdaya plasma nutfah
1 04
Menyediakan pendidikan, penelitian, dan pemantauan lingkungan 2
05 Melestarikan kondisi kawasan tangkap air
1 06
Mengendalikan erosi, sedimentasi dan melindungi investasi kawasan hilir 3
07 Menghasilkan protein dan hasil satwa, memperkenalkan olah-raga buru
dan memancing -
08 Menyediakan pelayanan rekreasi dan pariwisata
1 09
Menghasilkan kayu, pakan dan hasil laut yang didasarkan prinsip keberlanjutan
- 10
Melindungi objek dan tempat warisan budaya, sejarah dan purbakala 1
11 Melindungi keindahan alam dan tempat terbuka
3 12
Menjaga agar pilihan terbuka, izin pemanfaatan ganda -
13 Mendorong pemanfaatan rasional dan berkelanjutan dari kawasan
marjinal dan pembangunan perdesaan 1
Sumber: Disadur dari IUCN 1978 dalam MacKinnon et al. 1990
Catatan Kategori:
1. tujuan utama untuk pengelolaan kawasan dan sumberdaya 2. tidak perlu utama, tetapi selalu masuk dalam tujuan penting
3. masuk sebagai tujuan jika dapat dipergunakan serta kapan saja sumberdaya dan tujuan pengelolaan lainya memungkinkan
Berdasarkan UU No.51990, kawasan konservasi, memiliki 3 tiga manfaat, yakni: 1 manfaat ekologi yang berarti melestarikan keaneka-ragaman
hayati dan ekosistemnya, 2 manfaat ekonomi yang berarti mampu menciptakan peluang dan kesempatan kerja, dan 3 manfaat social yang berarti mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dixon Sherman 1990 menyatakan bahwa manfaat kawasan konservasi
bergantung pada tujuan atau tipe pengelolaannya. Secara umum, manfaat kawasan konservasi antara lain; 1 menjaga dan melindungi sumberdaya hayati dan jasa
lingkungan, serta proses-proses ekologis, 2 melindungi kepentingan produksi
sumberdaya hayati, seperti kayu dan satwa liar, 3 untuk kepentingan rekreasi dan industri pariwisata, 4 untuk melindungi nilai-nilai budaya dan situs-situs
sejarah, dan 5 sebagai wahana pendidikan dan penelitian. Nilai manfaat Kawasan Pelesatarian Alam dan Kawasan Suaka Alam yang
sangat tinggi tersebut, maka eksistensinya menurut Saparjadi 1998, berhadapan dengan sejumlah masalah, yang berkaitan dengan; 1 tingkat pengelolaan
kawasan konservasi yang menyangkut status kawasan, kelembagaan, sumberdaya manusia, perencanaan, sarana prasarana, dan pendanaan, 2 masalah sosial
ekonomi dan budaya masyarakat, berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, petumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan lahan dan sumberdaya alam,
pemahaman dan kepedulian masyarakat mengenai konservasi alam, dan 3 pandangan dan kepedulian sektoral mengenai pembangunan dan konservasi alam.
2.2.3 Konsep dan karakterisitk Taman Nasional
Konsep pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan yang modern menurut MacKinnon et al. 1990 adalah pemeliharaan dan pemanfaatan
sumberdaya bumi secara bijaksana. Konsep ini pada hakikatnya adalah gabungan dari dua prinsip kuno yang telah ada, yakni; Pertama adalah kebutuhan untuk
merencanakan pengelolaan sumberdaya yang didasarkan pada inventarisasi yang akurat, dan; Kedua adalah kebutuhan untuk melakukan tindakan perlindungan
untuk menjamin agar sumberdaya tidak habis. Pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan memegang peranan penting
dalam pembangunan sosial dan ekonomi di lingkungan perdesaan dan turut menyumbangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi pusat-pusat perkotaan serta
dapat meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Penetapan dan pengelolaan kawasan konservasi adalah salah satu cara terpenting untuk dapat menjamin agar
sumberdaya alam bumi dapat dilestarikan, sehingga sumberdaya ini dapat lebih memenuhi kebutuhan ummat manusia sekarang dan di masa datang
MacKinnon et al. 1990. Konservasi sumberdaya alam adalah upaya pemeliharaan dan pemanfaatan
sumberdaya bumi secara bijaksana MacKinnon et al. 1990. Dalam Pasal 1 UU No. 51990 ditegaskan bahwa konservasi sumberdaya alam hayati adalah
pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara