lxvii satu orang pedagang besar dan tiga orang pengecer lebih dari enam tahun,
sementara satu orang pedagang pengumpul dan seorang pedagang pengecer memiliki pengalaman masing-masing tiga dan empat tahun. Selain pengalaman
yang dimiliki, peranan pendidikan juga sangat penting dalam kemajuan usaha para pedagang. Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa pedagang pengumpul desa
PPD dan pedagang besar merupakan lulusan SLTA, sedangkan dua orang pedagang pengecer 50 persen merupakan lulusan SLTP dan sisanya adalah
lulusan SD dan SLTA.
Tabel 11. Karakteristik Pedagang Responden Komoditas Jamur Tiram Putih.
Karakteristik Pedagang
Pedagang Responden PPD
Pedagang BesarGrosir
Pengecer Orang
Orang Orang Umur
25-50 tahun 1
100 1
100 3
75 ≥ 50 tahun
- -
- -
1 25
Pendidikan
Tidak tamat SD -
- -
- -
- Tamat SD
- -
- -
1 25
Tamat SLTP -
- -
- 2
50 Tamat SLTA
1 100
1 100
1 25
Pengalaman
≤ 5 tahun 1
100 -
- 1
25 ≥ 6 tahun
- -
1 100
3 75
5.4 Pengalaman Usaha
Pada umumnya para petani jamur tiram putih di Desa Cipendawa belum lama menjalankan usaha budidaya jamur tiram putih. Sebagian besar petani
memulai usahanya sekitar dua sampai tiga tahun yang lalu. Akan tetapi, para petani di Desa Cipendawa sebagian besar sudah mempelajari dan mendalami teknik
budidaya jamur tiram putih sejak sekitar sepuluh tahun lalu sehingga mereka menganggap budidaya jamur tiram putih bukan merupakan sesuatu yang baru. Hal
tersebut ditunjang oleh tingkat pendidikan para petani yang cukup baik sehingga
lxviii mempengaruhi cara pandang petani terhadap bisnis jamur tiram putih yang mereka
tekuni.
5.5. Gambaran Umum Produksi Jamur Tiram Putih
Produksi jamur tiram putih di Desa Cipendawa melalui beberapa tahapan atau proses yang harus dilakukan. Adapun tahapan-tahapan tersebut terdiri atas: 1
inkubasi, 2 pemeliharaan, 3 pengendalian hama dan penyakit, dan 4 panen dan pascapanen.
1 Inkubasi Inkubasi adalah proses pertumbuhan miselium pada baglog produksi setelah
baglog diinokulasi. Baglog-baglog tersebut kemudian disusun pada rak-rak yang telah tersedia. Proses inkubasi memerlukan pengawasan yang ketat karena baglog
yang sudah diinokulasi rentan terhadap serangan jamur lain seperti jamur oncom dan jamur hijau. Baglog yang telah terkontaminasi oleh jamur lain harus segera
dipisahkan karena jika dibiarkan dapat menyebar ke baglog yang lain. Penyimpanan baglog di ruang inkubasi dimaksudkan untuk mempercepat
pertumbuhan miselium. Ruang inkubasi yang baik harus steril dan bersuhu 26
o
-28
o
Celcius sehingga penyimpanan baglog pada ruang inkubasi hanya membutuhkan waktu sekitar 40 hari.
2 Pemeliharaan Proses pemeliharaan diawali oleh pembukaan cincin baglog. Syarat baglog
yang dibuka adalah apabila semua permukaan baglog sudah berwarna putih. Setelah cincin dibuka, dalam dua sampai tiga hari kemudian akan tumbuh jamur
dan pada hari ke enam jamur sudah dapat dipanen. Selama proses pemeliharaan, baglog disiram dengan air bersih dengan frekuensi yang berbeda pada musim hujan
dan kemarau. Pada musim hujan penyiraman dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari, sedangkan pada musim kemarau penyiraman dilakukan sebanyak tiga kali
dalam sehari. Tujuan penyiraman adalah untuk menjaga kelembaban media sehingga miselium dapat tumbuh dengan baik.
3 Panen dan Pascapanen Jamur mulai dapat dipanen enam hari setelah pembukaan cincin baglog.
Jamur yang dipanen adalah jamur yang memiliki diameter tudung 5-10 cm dan bagian daun terasa tipis bila dipegang. Masa produksi jamur dari setiap baglog
lxix adalah selama sekitar empat bulan dan dapat dipanen setiap hari. Pada proses
pemanenan semua jamur yang sudah siap panen pada satu baglog harus dipanen seluruhnya karena jika ada yang tertinggal akan menyebabkan pembusukan serta
akan mengurangi produktivitas baglog. Setiap baglog dapat menghasilkan sekitar 0,8-l kg jamur tiram putih per
musim. Kegiatan pemanenan jamur tiram putih dilakukan pada pagi hari dengan tujuan untuk menjaga kesegaran jamur. Pemanenan pada pagi hari berlangsung
sekitar pukul 06.00 WIB. Setelah dipanen, kemudian dilakukan proses pembersihan kotoran yang menempel pada bagian tubuh jamur serta dilakukan pemotongan pada
bagian pangkal batang jamur. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan penyortiran untuk memilih jamur yang baik kondisinya dengan jamur yang sudah cacat. Jamur
tiram putih yang tergolong baik selain dilihat dari keutuhan badan tudungnya juga dilihat dari ada atau tidaknya hama ulat yang biasa menempel di sela-sela bagian
bawah permukaan tudung. Jamur tiram putih yang terlalu tua dan dihinggapi ulat akan dipisahkan dan kemudian dibuang.
lxx
VI. ANALISIS TATANIAGA JAMUR TIRAM PUTIH