Karakteristik Tepung Ubi Jalar
Tabel 10 Luas panen, produksi dan produktivitas ubi jalar di Kabupaten Bogor tahun 2000
– 2005 Tahun
Luas Panen Ha Produksi ton Produktivitas
TonHa 2000
4 219 57 329
14 2001
4 306 65 202
15 2002
4 144 67 515
16 2003
3 882 67 159
17 2004
3 656 56 213
15 2005
3 662 52 762
14
Sumber: BPS Kabupaten Bogor 2000-2005, data diolah
Model pengembangan agroindustri ubi jalar yang saat ini dikembangkan oleh pihak Pemda Kabupaten Bogor masih tergolong ke dalam industri kecil.
Realisasi pengembangannya dimulai pada tahun 2004 melalui pembangunan Unit Pengolahan Tepung Ubi jalar di Desa Giri Mulya, Kecamatan Cibungbulang,
dengan produk yang dihasilkan adalah tepung ubi jalar Pramuji 2007. Proses pengembangan agroindustri ini melibatkan berbagai pihak, diantaranya Pemda
Kabupaten Bogor melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Kantor Koperasi, pihak swastaindustri PT BogasariPT
Lippo, petani dan perguruan tinggi. Salah satu agro industri berskala rumah tangga yang terletak di Kabupaten
Bogor adalah agroindustri yang dikelola oleh Kelompok Tani di Desa Cikarawang, yaitu Kelompok Tani Hurip. Kelompok Tani tersebut memproduksi
tepung ubi jalar hasil tanam sendiri, dengan mencoba membidik pasar di wilayah Bogor dengan fokus utama konsumen yaitu industri kecil pengolah pangan.
Industri-industri kecil pengolahan pangan tersebut mempunyai tingkat konsumsi tepung terigu yang tinggi, sehingga dengan kemiripan kandungan yang dimiliki
antara tepung terigu dan tepung ubi jalar, diasumsikan tepung ubi jalar dapat menggantikan penggunaan tepung terigu oleh industri pengolah pangan tersebut.
Tepung ubi jalar diposisikan sebagai tepung yang berkualitas, berbasis sumber daya lokal dengan kandungan gizi yang tinggi cocok sebagai tepung kesehatan.
Agroindustri tepung ubi jalar berskala kecil yang dikelola Kelompok Tani hurip terdiri dari rumah salah satu warga yang merupakan ketua kelompok petani,
tempat dilangsungkannya sebagian besar proses produksi, yaitu proses penyawutan, pemerasan sawut, pengeringan, penepungan, pengayakan dan
pengemasan. Gudang bahan baku terletak tak jauh dari rumah produksi, yaitu
sekitar 4 m dari depan rumah. Lokasi industri rumah tangga tepung ubi jalar yang terletak di Desa Cikarawang dapat dilihat pada Gambar 14.
Proses produksi tepung di Desa Cikarawang ini menggunakan bahan baku ubi jalar hasil produksi warga sekitar yang berukuran kecil dan tak laku jual. Hal
ini dilakukan dengan maksud memanfaatkan umbi ubi jalar yang tak laku jual yang diproduksi masyarakat sekitar -agar tak terbuang dengan meningkatkan nilai
tambahnya dengan pengolahan lebih lanjut. Harga ubi jalar berukuran normal berkisar Rp 1000.00 kg sedangkan ubi jalar berukuran kecil dihargai sekitar
Rp 400.00 - 500.00 kg. Upaya ini jelas dapat menghemat biaya perolehan bahan baku dan memperbesar margin keuntungan dari penjualan tepung ubi jalar.
Gambar 14 Lokasi industri rumah tangga tepung ubi jalar
Proses produksi tepung ubi jalar yang dilakukan oleh poktan Hurip di Desa Cikarawang secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 15. Proses diawali
dengan penyortiran bahan baku ubi yang akan dijadikan tepung. Ubi ditimbang A, dikupas B dan dihitung susut pengupasannya. Selanjutnya dilakukan proses
penyawutan C dengan alat penyawut, dengan kapasitas penyawutan 60 kg ubijam. Selanjutnya sawut ubi jalar diperas untuk mengurangi kadar airnya, dan
air sisa perasan yang mengandung pati ubi jalar akan diendapkan semalam untuk kemudian dikeringkan. Sawut ubi jalar selanjutnya dikeringkan dalam alat
pengering khusus D, E, dengan kapasitas alat 10 kg per satu kali pengeringan. Bila cuaca mendukung, proses pengeringan ini memakan waktu sekitar 2 hari.
Setelah didapatkan sawut kering F, selanjutnya dilakukan proses penepungan G. Tepung yang dihasilkan H kemudian diayak untuk mendapatkan tepung
dengan tingkat kehalusan yang diinginkan I. Tepung hasil ayakan kemudian dikemas J dan siap untuk dipasarkan.
Gambar 15 Proses pengolahan ubi jalar menjadi tepung ubi jalar