Proses Pengawasan dan Pembinaan bagi Nasabah Pembiayaan

4. Collateral Jaminan Ibu tersebut hanya memberikan jaminan berupa BPKB motor Supra X tahun 2006 karena tidak ada lagi surat-surat berharga yang dapat dijadikan jaminan.. 5. Condition Keadaan Account officer melihat letak kios tempat sasaran pembukaan cabang baru warung makan tersebut sangat strategis yaitu di samping pasar lontar dengan sekelilingnya adalah pemukiman penduduk yang cukup ramai. Setelah penulis melakukan observasi terhadap kasus tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan survei untuk mengetahui kelayakan usaha yang dilakukan di BMT berlangsung sederhana namun tetap mengacu pada prinsip 5C dalam analisis kelayakan pembiayaan. Jika bank-bank syariah masih mewajibkan adanya jaminan dalam pemberian pembiayaan, hal tersebut tidak berlaku di BMT. Pihak BMT menjadikan jaminan sebagai instrument tambahan untuk menjaga keamanan dana pembiayaan mudharabah tersebut.

C. Proses Pengawasan dan Pembinaan bagi Nasabah Pembiayaan

Jika seluruh rangkaian analisis kelayakan pembiayaan selesai dilaksanaakan dan akad mudharabah telah disepakati kedua belah pihak maka realisasi pembiayaan dapat segera dicairkan. Nasabah dapat menggunakan dana tersebut semaksimal mungkin untuk keperluan usahanya. Namun tugas BMT tidak berhenti sampai disini, pihak BMT perlu melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan tersebut. Proses pengawasan sangat penting dilakukan oleh BMT terhadap nasabah pembiayaan, adapun tujuan dilakukannya proses pengawasan tersebut adalah : 1. mencegah terjadinya penyalahgunaan dana pinjaman side streaming 2. mengawasi keberhasilan usaha nasabah 3. mengetahui tingkat kolektibilitas nasabah dalam mengembalikan dana 4. mempererat hubungan silaturahmi dan kekeluargaan antara BMT dan nasabah Dalam hal pengawasan nasabah pembiayaan mudharabah, penulis memperoleh hasil penelitian yang sama antara Pihak BMT Tanjung Sejahtera dan BMT Al-Kautsar dalam melakukan pengawasan terhadap usaha mudharib selama jangka waktu pembayaran angsuran. Proses pengawasan dilakukan oleh seorang funding officer yang telah ditunjuk dengan cara sebagai berikut : 1. melihat kelancaran pembayaran angsuran mudharib. 2. melihat mutasi rekening tabungan mudharib. 3. mendatangi tempat usaha mudharib sewaktu-waktu tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu untuk mengetahui volume penjualan dan tingkat keramaian usaha tersebut. Selain pengawasan, pihak BMT juga melakukan kegiatan pembinaan kepada nasabah pembiayaan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. memberikan wawasan dan pengetahuan baik dari sisi keagamaan, sistem ekonomi syariah dan kewirausahaan 2. melatih nasabah untuk melakukan tertib administrasi dan akuntansi 3. mengembangkan usaha nasabah ke tingkat kesuksesan yang lebih baik Setiap BMT memiliki langkah dan strategi tersendiri untuk melakukan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan mudharabah. Peneliti menemukan hal yang berbeda antara BMT Tanjung Sejahtera dan BMT Al-Kautsar. Adapun upaya pembinaan yang dilakukan di BMT Tanjung Sejahtera seperti : 1. Pengajian rutin setiap bulan yang diadakan di BMT. Pengajian ini diperuntukkan bagi seluruh pegawai BMT dan beberapa mudharib yang dipilih secara bergiliran. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan keagamaan dan meningkatkan keimanan agar sikap istiqomah berjalan di jalur syariah tetap dijaga oleh pegawai dan mudharib. 2. Pelatihan entrepreneurship dan training motivasi yang diselenggarakan atas kerjasama antara BMT, PINBUK dan BMI. 3. Membuka jaringan usaha nasabah untuk pengembangan pemasaran. BMT Tanjung Sejahtera terus berusaha agar kegiatan operasionalnya mengacu pada standar yang telah ditetapkan BI tanpa mengabaikan peran penting BMT dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan modal kerja dengan proses dan prosedur yang mudah. BMT sangat menjaga kepercayaan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi, hal tersebut guna mencapai perkembangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tabel 4.2 Data Realisasi Pembiayaan BMT TJ. Sejahtera Tahun 2008 No. Bulan Jumlah Nasabah Nominal 1. Januari 8 orang 29.000.000 2. Februari 14 orang 120.500.000 3. Maret 12 orang 72.150.000 4. April 20 orang 320.200.000 5. Mei 13 orang 335.633.000 6. Juni 7 orang 76.700.000 7. Juli 12 orang 201.300.000 8. Agustus 11 orang 263.000.000 TOTAL 1.418.483.000 BMT Al-Kautsar juga memiliki upaya pembinaan terhadap nasabah pembiayan mudharabah untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada mudharib agar mereka memiliki bekal yang cukup untuk mengembangkan usahanya. Hal tersebut diwujudkan dengan cara melakukan pembinaan berupa pelatihan maupun talk show. Pelatihan tersebut dilaksanakan atas kerjasama BMT Al-Kautsar dengan Baitul Maal Hidayatullah BMH dan pihak perbankan maupun organisasi ekonomi syariah lainnya. Pada awalnya mudharib tidak tertarik mengikuti kegiatan tersebut karena mereka menganggap “waktu adalah uang” sehingga lebih baik berdagang dari pada mengikuti pelatihan. BMT Al-Kautsar kemudian mencari cara untuk menarik minat mudharib mengikuti pelatihan yaitu dengan memberikan door prise bagi mereka yang menghadirinya. Kegiatan pelatihan dirancang sedemikian rupa bersifat semi formal agar para mudharib merasa nyaman mengikutinya. Cara tersebut cukup berhasil karena sampai sekarang mereka sangat antusias untuk menghadiri pelatihan yang dilaksanakan.

D. Kendala yang Dihadapi dan Solusinya