ی ی
ی
“Pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pekerja pedagang untuk diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu menjadi milik bersama dan dibagi
menurut kesepakatan bersama.
15
Secara terminologi, mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola dengan pembagian keuntungan usaha menurut kesepakatan bersama yang telah dituangkan dalam kontrak, apabila terjadi kerugian
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian
pengelola maka yang bertanggung jawab atas kerugian tersebut adalah pihak pengelola.
F. Landasan Hukum
Ketetapan diperbolehkannya pembiayaan mudharabah terdapat di dalam sumber-sumber hukum islam, yaitu al-qur’an dan hadits.
1. Al-Qur’an
…. ی
ی +
….
“…..Dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT …..”Al-Muzzammil:20
15
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalat,Jakarta: Gaya Media Pratama, h.176.
, ﺕ . ﺕ
ﺕ 0 1
, 2 3ﺕ
, + ی4 5ی ی 0 67ﻥ 2 9ﺕ
“Hai orang-orang yang beriman Janganlah kalian saling memakan mengambil harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan sukarela diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” An-Nisa:29
2. Hadits
Pembiayaan mudharabah telah dipraktekkan sejak zaman Rosulullah SAW, hal tersebut diperkuat dengan hadits yang dijadikan landasan hukum pembiayaan
mudharabah. Adapun beberapa hadits tersebut antara lain :
: ; 2. ﺵ ? A B2C .
D ﻥ
A E1 F A
G ی : E ی
?H,ی: I
26ی JK ﺝ3 2
2. 2;
? 1 ﺵ M2 E ﺽ
O ﻥ C J
D . . P
Q
“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia menyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni
lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia mudharib harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan itu didengar Rosulullah,
beliau membenarkannya”.HR Thabrani dari Ibnu Abbas
16
16
Ibid, DSN-MUI, h.40
? R 2 2.
2; , S
5 TUV S
ﺽ 9 ﺝ
2 W 2
P2 O
B 5; . ﺝ J
Q
“Dari Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rosulullah SAW bersabda, Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan : Jual beli secara tangguh, muqarradhah
mudharabah dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual”. HR Ibnu Majah
17
3. Fatwa No.07DSN-MUIIV2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah.
18
Dalam fatwa tersebut disebutkan bahwa pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang
disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
19
G. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah
Rukun adalah segala sesuatu yang harus diikutsertakan untuk menentukan sah atau tidaknya suatu kegiatan. Berikut ini adalah rukun pembiayaan mudharabah dan
syarat-syarat yang berkaitan dengan rukun mudharabah tersebut : 1.
Penyedia dana shahibul maal dan pengelola mudharib harus cakap hukum. 2.
Pernyataan ijab qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak akad dengan memperhatikan
hal-hal berikut
20
:
17
Ibid , h.41
18
Ibid, h.39.
14
Ibid , h.43
15
Ibid , h.44
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan
kontrak akad. b.
Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. c.
Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
3. Modal ialah sejumlah uang dan atau asset yang diberikan oleh penyedia dana
kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut
21
: a.
Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya. b.
Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk asset, maka asset tersebut harus dinilai pada
waktu akad. c.
Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus diserahkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan
kesepakatan dalam kontrak akad. 4.
Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal, dengan syarat :
a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan
hanya untuk satu pihak. b.
Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk
21
Ibid , h.45
persentasi nisbah dari keuntungan sesuai kesepakatan. Jika terjadi perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.
c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah
dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran
kesepakatan. 5.
Kegiatan usaha oleh pengelola mudharib sebagai perimbangan muqabil modal yang disediakan oleh penyedia dana, dengan memperhatikan hal-hal
berikut
22
: a.
Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan
pengawasan. b.
Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah yaitu profit. c.
Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah dan harus
mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas itu.
22
Ibid, h.46
Terdapat perbedaaan pendapat di kalangan ulama mengenai mudharabah antara lain : a.
Rukun dan syarat Menurut ulama Hanafiyah yang menjadi rukun dalam akad mudharabah hanya
ijab dan qabul. Jika pemilik modal telah melafalkan ijab qabul maka akad itu telah memenuhi rukunnya dan akad tersebut sah.
23
Sedangkan menurut jumhur ulama, rukun mudharabah tidak hanya terbatas pada ijab qabul tetapi juga hal-hal yang telah diungkap penulis di halaman
sebelumnya. b.
Sifat akad mudharabah Menurut Imam Malik dalam akad mudharabah apabila perdagangan telah
dimulai, maka akadnya bersifat mengikat kedua pihak dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak.
24
Menurut Imam Abu Hanifah, Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad Ibn Hanbal menyatakan bahwa akad mudharabah brsifat tidak mengikat karena pekerja
melakukan tindakan hukum pada milik orang lain dengan seizinnya. Salah satu pihak dapat membatalkan akad dengan ketentuan harus memberitahukan
kepada pihak lainnya terlebih dahulu.
23
Ibid, Haroen, Fiqh Muamalat, h.178.
24
Ibid, h.179.
Kontrak yang disepakati kedua pihak mengakibatkan beberapa implikasi, yaitu
25
: 1.
Mudharib berstatus sebagai pemegang amanah dari modal yang telah diberikan oleh shahibul maal. Jika terjadi kerugian yang bukan disbabakan
kelalaian, kecurangan maupun penyelewengan akad maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh shohibul maal. Namun jika kerugian tersebut
terjadi akibat kecurangan dan kelalaian mudharib, maka ia harus mengganti 100 modal tersebut.
2. Mudharib berhak mendapatkan laba berdasarkan nisbah yang telah disepakati
dalam kontrak.
H. Jenis-jenis Pembiayaan Mudharabah