Kondisi Geografis GAMBARAN UMUM
21
ketinggian sekitar 127 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan pertahun sekitar 800 milimeter.
45
Luas keseluruhan Desa Plosokuning sekitar 15.000 m² untuk bagian sekitaran masjid, hanya seluas 2.500 m², dengan kelembaban udara
mencapai 85-90 persen, pada ketinggian itu maka udara di sekitarnya tergolong sejuk, dengan suhu rata-rata di musim panas dan musim hujan
berkisar antara 23-31 C°. Vegetasi Desa Plosokuning berupa tumbuhan pangan dan
komersial seperti, padi dan palawija berupa singkong, ubi jalar, kelapa dan tanaman buah-buahan lainnya, adapun tanaman komersial berupa kelapa,
kayu sengon, waru dan tumbuhan lainnya yang dapat dimanfaatkan kayunya. Tanah di sekitarnya tergolong berbukit, di sebelah barat dan timur terdapat
dataran rendah yang sempit, sedangkan utara dan selatannya berbukit mengikuti arah Gunung Merapi dengan tingkat kelandaian sekitar 25 derajat.
Tata letak Desa Plosokuning sejak tahun 1760 M hingga tahun 1926 M, adapun secara administrasi sejak tahun 1760 M hingga 1830 M,
berada di bawah pengawasan langsung Sultan dalam sistem kekuasaan Nagaragung. Oleh Sultan daerah-daerah Pathok Negoro di bawah
pengawasan pemerintahan setingkat kawedanan dikenal sebagai sistem pemerintahan setingkat kecamatan atau distrik sekarang, yaitu abdi dalem
Reh Kawedanan Pengulon. Setelah reorganisasi pemerintahan pada tahun 1830 M, kekuasaan Sultan dipisahkan dari daerah itu, dengan penetapan
45
Tonny Whitten, Roehayat Emon Soeriaatmadja dan Suraya A. Afiff, The Ecology of Indonesian Series Volume II: The Ecology of Java and Bali Singapore: Periplus Editions
HK Ltd., 2000, hlm. 41-42.
22
wilayah Plosokuning berada di dalam lingkungan wilayah administrasi distrik Ngaglik, di bawah wilayah administrasi wedana Denggung pada tahun 1831.
Setelah diadakan lagi reorganisasi pemerintahan pangreh praja pada tahun 1926, maka Plososkuning menjadi sebuah daerah onderdistrik, di
bawah distrik Ngaglik, di bawah afdeeling Sleman sistem administrasi kawedana Denggung sudah dihapuskan.
46
Setelah reorganisasi wilayah dan pamong praja kembali tahun 1947 M dan 1950 M hingga sekarang, tidak ada
perubahan sistem pemerintahan berarti.