Sejarah kecamatan Haranggaol Horisan Sarana wisata

BAB 3 GAMBARAN UMUM KECAMATAN HARANGGAOL HORISAN

3.1. Gambaran Umum Kecamatan Haranggaol Horisan

3.1.1. Sejarah kecamatan Haranggaol Horisan

Kecamatan Haranggaol Horisan adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Simalungun, yang merupakan pemekaran dari kecamatan Purba. Pada tahun 2006 Haranggaol Horisan sah menjadi sebuah kecamatan yang berada dipesisir Danau Toba. Dulunya daerah Haranggaol merupakan sebuah Desa yang disebut desa Tiga Langgiung yang artinya pasar dipinggir danau karena dulunya daerah ini adalah tempat perdagangan hasil bumi yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di pelosok- pelosok pesisir danau toba. Dan perdagangan ini di lakukan di sepanjang pesisir Danau Toba. Pada tahun 1960 nama Langgiung diubah menjadi Haranggaol yang artinya ladangnya pisang atau sarang pisang karena pada tahun 1960 masyarakat Haranggaol mayoritas menanam pisang sebagai matapencaharian mereka, dan pada saat itu pisang di daerah ini sangat terkenal di Simalungun dengan kata lain daerah Haranggaol pada Universitas Sumatera Utara saat itu terkenal sebagai penghasil pisang di Simalungun, oleh karena itu lah daerah ini ini disebut Haranggaol dan Horisan artinya daerah yang berada di pesisir Danau Toba. Karena pertumbuhan masyarakat semakin meningkat, daerah ini di bagi menjadi empat nagori dan satu kelurahan yaitu : 1. Nagori Sihalpe 2. Purba Horisan 3. Purba Pasir 4. Haranggaol 5. Nagori Purba Penduduk asli Kecamatan Haranggaol Horisan awalnya adalah Suku Simalungun, kemudian ditambah oleh pendatang yang awalnya adalah Batak Toba kemudian disusul oleh suku lain seperti suku Karo, Jawa dan Padang. Tetapi hingga saat ini, penduduk mayoritas daerah ini adalah Suku Simalungun.

3.1.2. Letak dan keadaan wilayah

3.1.2.1 Kondisi iklim dan letak geografis

Kecamatan Haranggaol Horisan berada di pinggiran Danau Toba dan dikelilingi gunung dan bukit. Kecamatan Haranggaol terletak diantara 2 ˚49’46”-2˚52’31” LU dan 98 ˚35’ 51”- 94˚ 45’ 11” BT. Berada pada ketinggian 904 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Rata-rata suhunya adalah 26-28 ˚C. Keadaan iklim di Haranggaol beriklim dingin. Universitas Sumatera Utara

3.1.2.2 Batas dan luas wilayah

Kecamatan Haranggaol Horisan merupakan bagian dari daerah Kabupaten Simalungun, dengan luas daerah 34,5 Km 2 atau 1,27 dari luas wilayah Kabupaten Simalungun. Kecamatan Haranggaol Horisan berbatasan dengan : - Sebelah Utara : Kecamatan Purba - Sebelah Selatan : Kecamatan Danau Toba - Sebelah Barat : Kecamatan Silimakuta - Sebelah Timur : Kecamatan Dolok Pardamean Dengan jarak ibukota kecamatan Haranggaol Horisan ke ibukota kabupaten 30 km. Kecamatan ini terdiri dari empat nagori dan satu kelurahan. Tabel 3.1. Luas Wilayah menurut NagoriKelurahan di Kec. Haranggaol Horisan tahun 2010 No NagoriKelurahan Luas km Rasio terhadap Luas Kecamatan 1 2 3 4 1 Nagori Sihalpe 4,00 11,59 2 Purba Horisan 9,75 28,26 3 Purba Pasir 4,75 13,77 4 Haranggaol 9,75 28,26 5 Nagori Purba 6,25 18,12 Jumlah 34,50 100,00 Sumber BPS Simalungun Universitas Sumatera Utara

3.2. Kondisi Sosial – Ekonomi Masyarakat

3.2.1. Komposisi penduduk

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk oleh BPS Pemerintah Kabupaten Simalungun Simalungun dalam Angka 2010 jumlah penduduk Kecamatan Haranggaol Horisan adalah 4.994 jiwa yang terdiri dari 2.517 orang laki-laki dan 2.477 orang perempuan sex ratio sebesar 101,61 dan kepadatan penduduknya sebesar 145 jiwaKm 2 . Dari hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk yang terkecil terdapat pada kecamatan Haranggaol Horisan, dari jumlah penduduk pada 31 kecamatan di daerah kabupaten Simalungun.

3.2.1.1 Komposisi penduduk berdasarkan suku

Penduduk Kecamatan Haranggaol di dominasi oleh Suku Simalungun. Hal ini dilatarbelakangi karena pertama-tama menempati daerah ini adalah Suku Simalungun dapat dikatakan Suku Simalungun adalah penduduk asli Kecamatan Haranggaol Horisan. Tapi pada saat ini selain suku asli banyak juga suku perantau yang menempati daerah ini, seperti Suku Batak Toba, Karo, Padang, Jawa dan lainnya. Untuk lebih jelasnya perbandingan penduduk suku dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Universitas Sumatera Utara Dilihat dari tabel di atas suku pendatang yang paling dominan adalah suku batak Toba yaitu 20, kemudian disusul oleh suku Karo dan Jawa dan yang terakhir ialah suku Padang. Namun suku batak Toba sebagian sudah tidak mau lagi disebut sebagai pendatang dengan alasan mereka sudah turun-temurun tinggal dan lahir di daerah Haranggaol.

3.2.1.2 Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan

Masyarakat Kecamatan Haranggaol Horisan sebenarnya sudah sadar akan pentingnya pendidikan, hal ini ditandai dengan sudah banyaknya masyarakat Haranggaol telah lulus SMA tetapi sebagian besar tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena faktor kurangnya minat belajar pemuda-pemudi setempat dan faktor ekonomi. Masyarakat kecamatan Haranggaol Horisan ada juga menyekolahkan putraputri ke luar dari daerah Haranggaol, ini dikarenakan keinginan orangtua agar anaknya mendapat pendidikan yang lebih bagus.

3.2.1.3 Komposisi penduduk berdasarkan matapencaharian

no Suku Persentase 1 Simalungun 70 2 Batak Toba 20 3 Karo 5 4 Jawa 3 5 Padang 2 Jumlah 100 Universitas Sumatera Utara Ada beberapa jenis matapencaharian yang digeluti oleh masyarakat Kecamatan Haranggaol seperti peternak ikan, petani, pedagang, wiraswasta pemilik hotel, penginapan dan PNS. Sebahagian besar penduduk kecamatan ini bermatapencaharian dari sektor pertanian. Adapun jenis tanaman yang ditanam para petani adalah berupa tanaman palawija seperti : sayur- mayur, kacang, tomat, bawang dan lain-lain. Sebagai tanaman tua masyarakat setempat menanam kopi dan mangga. Pada sektor peternakan ikan, masyarakat memanfaatkan alam Danau Toba sebagai tempat untuk membudidayakan ikan. Adapun jenis ikan yang diternakkan oleh masyarakat adalah jenis ikan mujair atau sering juga disebut ikan Nila ikan air tawar. Adapun alasan masyarakat setempat memilih memelihara ikan mujair adalah karena menurut mereka ikan nila lebih tahan terhadap virus dan kondisi alam Danau Toba. Sebenarnya sebelum tahun 2004 masyarakat kecamatan Haranggaol Horisan membudidayakan Ikan Mas, namun pada tahun 2004 virus Koiherves menyerang ikan Mas tersebut sehingga banyak ikan yang mati, sejak itulah ikan mas tidak diternakkan lagi di daerah ini, sehingga masyarakat lebih memilih menternakkan ikan Nila. Perlu juga diketahui para PNS tidak hanya bekerja sebagai pegawai tetapi banyak juga diantara mereka yang menjadi peternak ikan Nila sebagai kerja sampingan. Oleh sebab itu keramba jaring apung juga memberi sumbangan yang besar terhadap perekonomian masyarakat.

3.3. Sarana dan Prasarana

Universitas Sumatera Utara

3.3.1. Sarana wisata

Haranggaol adalah tempat parawisata walaupun pada saat ini mengalami keterpurukan dan kemunduran, tetapi masih ada terdapat sarana wisata yang ada di kelurahan Haranggaol. Masyarakat setempat memanfaatkan indahnya alam Danau Toba. Adapun sarana yang biasa dimanfaatkan di Haranggaol atau hal sebagai pendukung pariwisata adalah seperti adanya hotel atau peninapan yang ada di daerah ini. Adapun penginapan yang ada di daerah ini adalah : 1. Penginapan Horisan 2. Penginapan Marbun 3. Penginapan Naga Murni 4. Penginapan Sigumba-gumba 5. Penginapan Tuhulan Semua penginapan diatas tidak hanya menyediakan fasilitas kamar tetapi juga memanfaatkan pinggiran Danau Toba sebagai tempat berenang pengunjung. Penginapan ini juga menyediakan restoran. Sebagian kecil masyarakat setempat juga menyediakan fasilitas lain seperti menyediakan kapal, bebek air, ban yang disewakan kepada pengunjung yang datang ke daerah Haranggaol.

3.3.2. Sarana kesehatan