Kepuasan kerja Mengukur Kepuasan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kertas

Menurut Smook 1994, kertas secara tradisional didefinisikan sebagai sebuah lembaran yang dibentuk dengan kasa halus dari suspensi air dan serat. Orang Perancis bernama Louis Robert pertama kali mematenkan desain sebuah mesin kertas pada tahun 1799. Mesin pertama yang dibangun dan sukses dioperasikan dimulai di Inggris pada tahun 1803. The Fourdrinier Brothers telah mengambil alih proyek pembangunan tersebut pada tahun 1804 dan pada tahun 1807 memperoleh hak paten. Pada akhirnya mesin tersebut dikenal sebagai mesin fourdrinier. Pada awalnya mesin kertas terdiri dari headbox yang ditambahkan pula paper stock untuk pergerakan wire yang didukung di antara dua gulungan. Lembaran basah dikempa di wire dan kemudian masuk ke felt dan melalui pengempaan lainnya sebelum diakumulasikan dalam roll untuk selanjutnya mengalami proses pengeringan dalam bentuk lembaran.

2.2 Kepuasan kerja

Menurut Hasibuan 2005 kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, perlakuan, perkataan dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Tolak ukur tingkat kepuasan tidak ada yang mutlak karena setiap individu dari karyawan memiliki standar kepuasan yng berbeda. Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Secara teoritis, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, seperti gaya kepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control, pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja. Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan adalah: a isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan; b supervisi; c organisasi dan manajemen; d kesempatan untuk maju; e gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif; f rekan kerja; dan g kondisi pekerjaan Rivai dan Sagala 2009. Selain itu, menurut Job Descriptive Index JDI dalam Rivai dan Sagala 2009 faktor penyebab kepuasan kerja ialah: 1 bekerja pada tempat yang tepat, 2 pembayaran yang sesuai, 3 organisasi dan manajemen, 4 supervisi pada pekerjaan yan tepat, 5 orang yang berada pada pekerjaan yang tepat.

2.3 Mengukur Kepuasan Kerja

Pengumpulan data mengenai kepuasan kerja tenaga kerja menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner. Daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner harus terperinci dan lengkap. Setiap pertanyaan harus dapat memberikan keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin dipecahkan Nazir 2003.

2.4 Produktivitas