Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Kinerja DPRD Dalam Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Komitmen Profesional Sebagai Variabel Moderasi

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN,

PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI

KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP KINERJA DPRD

DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN KOMITMEN PROFESIONAL

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

TESIS

Oleh

WARDAYANI

087017080/Akt

S

E K O L A H

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN,

PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI

KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP KINERJA DPRD

DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN KOMITMEN PROFESIONAL

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

WARDAYANI

087017080/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

Judul Tesis : PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN, PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP KINERJA DPRD DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN KOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Nama Mahasiswa : Wardayani

Nomor Pokok : 087017080

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Fachruddin, MSM, Ak) (Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Ac) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. T.Chairun Nisa, B, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 20 Desember 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Fachruddin, MSM, Ak Anggota : 1. Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec,Ac

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul:

“Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat, Transparansi Kebijakan Publik terhadap Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah dengan Komitmen Profesional sebagai Variabel Moderasi”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Desember 2010

Yang membuat pernyataan


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah dengan Komitmen Profesional sebagai variabel moderating.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, metode pengumpulan data adalah menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui pengisian kuesioner. Subjek penelitian ini adalah anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara pada komisi C dan panitia anggaran yang berjumlah 48 orang. Dari 48 kuesioner yang disebar dikembalikan dan yang dapat dievaluasi sebanyak 38 kuesioner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Penelitian ini menghasilkan 2 penemuan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.Pertama Pengetahuan dewan tentang Anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik berpengaruh signifikan terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Kedua tidak ditemukan pengaruh interaksi komitmen profesional terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.

Kata Kunci: Pengetahuan tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat, Transparansi Kebijakan Publik, Komitmen Profesional, Kinerja DPRD.


(7)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the influences of Parliament Member’s knowledge in Budgeting, Community participations, and Public policy Transparency towards the Parliament member (DPRD) performance in Province Finance Supervision by using Professional Commitment as the moderating varabel.

The data used in this research was primer data. The method used in collecting data was simple random sampling, thus by spreading the written questions which were filled by the responden. The subjects of the research were the DPRD of North Sumatera Province in Commission C and budgeting committee, which involved 48 people. The data were collected by using 48 questionnaires. Out of the 48 questionnaires, only 38 were returned and evaluated. The method used in this research was multiple regression analysis.

There were two fundings achieved as the result of this research that matched to the hypothesis proposed. Firstly, the Parliament Members knowledge in Budgeting, Community Participations, and Public Policy Transparency had significant influences towards the performance of Province Finance Supervision. Secondly, there was no professional commitment interaction influence towards the relationship of the Parliament Members knowledge in Budgeting, Community participations, and Public Policy Transparency on the Parliament member performance in Province Finance Supervision.

Keywords: Knowledge of budgeting, Community Participation, Public Policy Transparency, Professional commitment, Performance of parliament member.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Rahmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan, motivasi dan bantuan yang begitu besar selama penulis mengikuti proses kegiatan perkuliahan dan penyusunan tesis ini kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Dr. Fachruddin, MSM, Ak selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing, dan memberi saran kepada penulis.

5. Drs. M.Lian Dalimunthe, M.Ec, Ac selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing dan memberi saran kepada penulis.

6. Drs. Firman Syarief, M.Si.Ak selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberi saran perbaikan penyusunan tesis kepada penulis.

7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberi saran perbaikan penyusunan tesis kepada penulis.

8. Seluruh staf pengajar Pascasarjana Ilmu-ilmu Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

9. Pengelola dan seluruh staf Pascasarjana Ilmu-ilmu Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(9)

10. Kedua orang tua penulis: Wirdana dan Roslaini. Terima kasih untuk doa, dukungan, nasehat yang tiada henti diberikan kepada penulis.

11. Suami ku tersayang Supriyanto terima kasih atas semua dukungan, doa, kesabaran yang tidak pernah henti untuk penulis.

12. Anak-anak ku tercinta Ayu Winda Rizky, Syarinda Putri, Arsa Fawwazie. Arrizqa Umari dan Arsyafi Fadhilla Umeira.

13. Adik-adiku tercinta, Ruaida, Ramawiyah, Didi Kusmana, Dede Ismail.

14. Sahabat-sahabat, rekan-rekan kuliah, dan rekan-rekan kerja. Terima kasih atas persahabatan yang telah terjalin selama ini.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat menghargai saran dan kritik yang membangun terkait dengan tesis ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2010


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Wardayani

Tempat dan tanggal lahir : Paya Bakung, 15 Mei 1973

Pekerjaan : Politeknik LP3I Medan

Agama : Islam

Orang tua : Ayah Wirdana

Ibu Roslaini

Suami : Supriyanto

Anak : Ayu Winda Rizky,

Syarinda Putri Arsa Fawwazie. Arrizqa Umari

Arsyafi Fadhilla Umeira.

Riwayat Pendidikan : 2010 Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara 1996 Sarjana Ekonomi dari Fakultas

Ekonomi Univesitas Muhammadiyah Sumatera Utara.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………..………... i

ABSTRACT…………..………... ii

KATA PENGANTAR ……….………. iii

RIWAYAT HIDUP ………... v

DAFTAR ISI ………...………... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... … 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ……… 6

1.4. Manfaat Penelitian ………... 7

1.5. Originalitas ……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 9

2.1. Tinjauan Teori ………. 9

2.1.1 Pengertian Keuangan Daerah ….………... 9

2.1.2 Pengertian Kinerja ……… 9

2.1.3 Pengawasan Keuangan Daerah ……… ……… 10

2.1.4 Pengetahuan Anggaran dan Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah ………. 11

2.1.5 Partisipasi Masyarakat dan Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah ………. 12

2.1.6 Transparansi Kebijakan Publik dan Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah ………. 14

2.1.7 Komitmen Profesional dan Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah ………. 15


(12)

2.2 Review Penelitian Terdahulu ……… 17

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ……….…. 23

3.1 Kerangka Konsep……….………. 23

3.2 Hipotesis Penelitian……….…. 24

BAB IV METODE PENELITIAN ………. 25

4.1 Jenis Penelitian ……… 25

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….…. 25

4.3 Populasi dan Sampel ………..…. 25

4.3.1 Populasi ……… 25

4.3.2 Penentuan Sampel ……….. 26

4.4 Metode Pengumpulan Data ………. 26

4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel …… 27

4.5.1 Varabel Penelitian ……….. 27

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ……… 27

4.6 Pengukuran Variabel ……… 31

4.7 Metode Analisis ……… 34

4.7.1 Uji Kualitas Data ………. 36

4.7.1.1 Uji validitas ……….. 36

4.7.1.2 Uji reliabilitas ………... 36

4.7.2 Pengujian Asumsi Klasik ………... 36

4.7.2.1 Uji normalitas ……… ……….. 37

4.7.2.2 Uji multikolinearitas ………. 37

4.7.2.3 Uji heteroskedastisitas……….. 38

4.8 Pengujian Hipotesis ……….. 39

4.8.1 Pengujian hipotesis I ……….. 39


(13)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 41

5.1 Hasil Penelitian ……….... 41

5.1.1 Deskripsi Data ……….. 41

5.1.2 Demograpi Responden ………. 41

5.1.3 Karakteristik Penelitian ……… 43

5.2 Analisis Data ………. 44

5.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data ……… 44

5.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ………. 46

5.2.2.1 Pengujian normalitas ………... 46

5.2.2.2 Pengujian heteroskedastisitas ………. 47

5.2.2.3 Pengujian multikolinearitas ……… 48

5.3 Pengujian Hipotesis ……….. 49

5.3.1 Pengujian Hipotesis I ……….. 49

5.3.2 Pengujian Hipotesis II ……… 52

5.4 Pembahasan ……….. 54

5.4.1 Pengaruh Pengetahuan tentang Anggaran terhadap Kinerja DPRD ………. 55

5.4.2 Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap kinerja DPRD……….. 56

5.4.3 Pengaruh Transparansi Kebijakan Publik terhadap Kinerja DPRD ………. 56

5.4.4 Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kinerja DPRD……….. 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……… 59

6.1 Kesimpulan ……… 59

6.2 Keterbatasan Penelitian ……… 60

6.3 Saran ………... 61


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu ……… 20

4.1 Distribusi Populasi dan Sampel ……… 26

4.2 Definisi Operasional Varabel ……… 32

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 41

5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….. …… 42

5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ……… 42

5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Komisi Bidang ………. 43

5.5 Karakteristik Penelitian ………. 43

5.6 Uji Validitas Data ……….. 45

5.7 Uji Reliabilitas Data ……….. …… 46

5.8 Pengujian Multikolinearitas ……….. 49

5.9 Ringkasan Pengujian Hipotesis 1 ……….. 50


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep ………. 23

5.1 Pengujian Normalitas Data……… 47


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Data Responden ……… 67

2 Uji Kualitas Data……… 69

3 Uji Asumsi Klasik………. 81

4 Uji Hipotesis………. 86


(17)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah dengan Komitmen Profesional sebagai variabel moderating.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, metode pengumpulan data adalah menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui pengisian kuesioner. Subjek penelitian ini adalah anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara pada komisi C dan panitia anggaran yang berjumlah 48 orang. Dari 48 kuesioner yang disebar dikembalikan dan yang dapat dievaluasi sebanyak 38 kuesioner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Penelitian ini menghasilkan 2 penemuan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.Pertama Pengetahuan dewan tentang Anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik berpengaruh signifikan terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Kedua tidak ditemukan pengaruh interaksi komitmen profesional terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.

Kata Kunci: Pengetahuan tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat, Transparansi Kebijakan Publik, Komitmen Profesional, Kinerja DPRD.


(18)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the influences of Parliament Member’s knowledge in Budgeting, Community participations, and Public policy Transparency towards the Parliament member (DPRD) performance in Province Finance Supervision by using Professional Commitment as the moderating varabel.

The data used in this research was primer data. The method used in collecting data was simple random sampling, thus by spreading the written questions which were filled by the responden. The subjects of the research were the DPRD of North Sumatera Province in Commission C and budgeting committee, which involved 48 people. The data were collected by using 48 questionnaires. Out of the 48 questionnaires, only 38 were returned and evaluated. The method used in this research was multiple regression analysis.

There were two fundings achieved as the result of this research that matched to the hypothesis proposed. Firstly, the Parliament Members knowledge in Budgeting, Community Participations, and Public Policy Transparency had significant influences towards the performance of Province Finance Supervision. Secondly, there was no professional commitment interaction influence towards the relationship of the Parliament Members knowledge in Budgeting, Community participations, and Public Policy Transparency on the Parliament member performance in Province Finance Supervision.

Keywords: Knowledge of budgeting, Community Participation, Public Policy Transparency, Professional commitment, Performance of parliament member.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perubahan sistem politik, sosial dan kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi telah menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan pemerintah yang baik (good governance). Pada prinsipnya terdapat tiga pilar utama good governance, yaitu akuntabilitas, transparansi dan partisipasi masyarakat luas yang telah menjadi komitmen pemerintah sejak dimulainya era reformasi hingga saat ini.

Salah satu bagian dari reformasi adalah adanya desentralisasi keuangan dan otonomi daerah. Dalam Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, mengatur penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang lebih mengutamakan pelaksanaan asas desentralisasi. Adanya undang-undang tersebut terjadi perubahan yang signifikan mengenai hubungan legislatif dan eksekutif didaerah karena kedua lembaga tersebut memiliki kekuatan yang sama dan bersifat sejajar menjadi mitra. Dalam pasal 14 ayat (1) dinyatakan bahwa didaerah dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai Badan legislatif daerah dan Pemerintah daerah sebagai Badan eksekutif daerah, yang dimaksud dengan Pemerintah Daerah adalah Kepala daerah beserta perangkat daerah lainnya.

Implikasi positif dari berlakunya Undang-undang tentang Otonomi Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, diharapkan DPRD


(20)

yang selanjutnya disebut Dewan akan lebih aktif didalam menangkap aspirasi yang berkembang dimasyarakat, yang kemudian mengadopsinya dalam berbagai bentuk kebijakan publik didaerah bersama-sama Kepala Daerah.

Menurut PP Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pasal 132 menjelaskan bahwa: DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Pasal 133 menjelaskan bahwa pengawasan pengelolaan keuangan daerah perpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan, sehubungan dengan hal itu maka peran Dewan menjadi sangat meningkat dalam mengontrol kebijakan Pemerintah. DPRD sebagai Lembaga legislatif mempunyai tiga fungsi yaitu: 1) fungsi legislasi (fungsi membuat peraturan perundang-undangan), 2) fungsi anggaran (fungsi menyusun anggaran), 3) fungsi pengawasan (fungsi untuk mengawasi kinerja Eksekutif).

DPRD Sebagai bagian dari unsur penyelenggaraan Pemerintah daerah yang menjalankan fungsi pengawasan tentunya harus mampu mempersiapkan semua kompetensi, agar dapat menjalankan fungsi pengawasan dengan sebaik-baiknya, Permasalahannya adalah apakah dalam melaksanakan fungsi pengawasan, pengetahuan Dewan tentang anggaran merupakan masalah utamanya ataukah disebabkan masalah lain yang bersifat eksternal misalkan partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik.

Pengawasan anggaran yang dilakukan oleh Dewan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Sopanah: 2003), Faktor internal adalah faktor yang


(21)

dimiliki oleh Dewan, salah satunya adalah pengetahuan tentang anggaran, sedangkan faktor eksternal adalah partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik.

Penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2002), menyimpulkan bahwa pengetahuan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah yang dilakukan oleh Dewan, beberapa penelitian yang menguji hubungan antara kualitas anggota Dewan dengan kinerjanya diantaranya dilakukan oleh Indradi (2001). Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa kualitas Dewan yang diukur dengan pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dan keahlian berpengaruh terhadap kinerja Dewan salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan. Penelitian terdahulu yang dilakukan Sopanah (2003), membuktikan bahwa pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan.

Di Indonesia saat ini terdapat beberapa mantan anggota dan anggota legislatif yang divonis bersalah oleh pengadilan karena menyalahgunakan APBD, hal ini dimungkinkan terkait dengan peran legislatif yang sangat besar dalam penganggaran, terutama pada tahap perencanaan atau perumusan kebijakan anggaran dan pengesahan anggaran.Dugaan adanya salah alokasi dalam anggaran karena politisi memiliki kepentingan pribadi dalam penganggaran seperti dinyatakan Andriani (2002)

Kondisi “powerful” yang dimiliki legislatif menyebabkan tekanan kepada eksekutif menjadi semakin besar. Posisi eksekutif yang “lebih rendah” dari legislatif membuat eksekutif sulit menolak “rekomendasi” legislatif dalam pengalokasian


(22)

sumberdaya yang memberikan keuntungan kepada legislatif sehingga menyebabkan outcome anggaran dalam bentuk pelayanan publik mengalami distorsi dan merugikan publik Winarna dan Murni (2007).

Hal yang sangat kritis pada tahap perencanaan anggaran adalah perlunya penguatan pada sisi pengawasan.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan lembaga yang memiliki posisi dan peran strategis terkait dengan pengawasan keuangan daerah. Peraturan Pemerintah (PP) RI No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa pengawasan atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dilakukan oleh DPRD.

Berdasarkan pada pekerjaan tersebut di atas, maka peranan DPRD dalam pengawasan keuangan daerah sangat besar dan memiliki nilai yang sangat strategis untuk dapat mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel, walaupun pada kenyataanya masih terdapat masalah dan kelemahan dalam pengelolaan keuangan daerah dari aspek lembaga legislatif. Menurut Estiningsih (2005), secara umum adanya pengaturan tentang badan legislatif dimaksudkan untuk: pertama, mencegah (defend) dari kepentingan kelompok tertentu (privileged in the masses), kedua menjaga berlakunya hukum agar sesuai dengan tujuan dan harapan pembentukan hukum, karena itu pengawasan yang dilakukan legislatif penting untuk memantau dinamika berlaku dan efektifnya peraturan yang mereka buat.


(23)

Fenomena yang terjadi di DPRD provinsi Sumatera Utara yang beranggotakan dari berbagai partai politik menyebabkan anggota DPRD sulit melaksanakan perannya sebagai fungsi pengawas bila dalam suatu masalah terlibat didalamnya dari anggota partai politik yang sama. Penyebabnya adalah pada awal karir mereka anggota Dewan dari berbagai partai politik sudah tertanam partai adalah rumah mereka, padahal seharusnya ketika mereka terpilih sebagai wakil rakyat maka atribut partai tidak lagi jadi patokan utama tetapi amanat rakyat yang seharusnya dikedepankan.

Lemahnya fungsi pengawasan legislatif merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja legislatif terhadap eksekutif (Werfete: 2009). Hal ini dapat terlihat bahwa selama ini ada panitia anggaran, yang seharusnya melakukan pengawasan dari mulai perencanaan sampai pada pelaporan tetapi dalam pelaksanaannya fungsi pengawasan belum berjalan dengan baik. Di sinilah benang merah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk meneliti Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap Kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah dengan menambahkan Komitmen Profesional sebagai variabel moderating yang merupakan suatu hal yang sangat vital untuk memantau dinamika berlaku dan efektifnya peraturan yang dibuat sebagai upaya pencegah dari adanya unsur kepentingan kelompok tertentu dan menjaga berlakunya hukum agar sesuai dengan tujuan dan harapan pembentukan hukum yang ada.


(24)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah pengetahuan Dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat, dan transparansi kebijakan publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah (APBD)?

2. Apakah Komitmen Profesional Anggota DPRD memperkuat / memperlemah pengaruh pengetahuan Dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat, dan transparansi kebijakan publik terhadap Kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah (APBD)?

1.3. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas,maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk memberikan bukti empiris bahwa pengetahuan Dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat, dan transparansi kebijakan publik akan mempengaruhi kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah (APBD). 2. Untuk memberikan bukti empiris bahwa komitmen profesional memperkuat

atau memperlemah pengaruh pengetahuan Dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah (APBD).


(25)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pikiran dan manfaat yang berarti yaitu:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan Akuntansi Sektor Publik.

2. Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memberikan informasi sejauhmana kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah di DPRD Provinsi Sumatera Utara

3. Bagi Akademisi dan peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.5. Originalitas

Penelitian tentang anggaran berbasis kinerja pada Pemerintah daerah telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Anwar (2008) meneliti hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran terhadap pengawasan keuangan daerah dengan akuntabilitas, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik sebagai pemoderating. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh positif terhadap pengawasan keuangan daerah, sedangkan Akuntabilitas, partisipasi masyarakat,tranparansi publik yang berperan sebagai pemoderasi tidak


(26)

mempengaruhi hubungan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah.

Peneliti lainnya Werimon et.al (2007) meneliti partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik sebagai pemoderating hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah (APBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, terdapat hubungan yang positif signifikan antara variabel pengetahuan dengan pengawasan keuangan daerah (APBD), kedua interaksi antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh negatif signifikan terhadap pengawasan Keuangan Daerah, ketiga interaksi antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD, keempat interaksi antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD.

Penelitian ini merupakan lanjutan dari peneliti terdahulu dengan menambahkan 1 (satu) variabel yaitu komitmen profesional, dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lingkup penelitian, daerah penelitian, periode waktu penelitian, serta variabel yang digunakan.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Pengertian Keuangan Daerah

Dalam Pasal 1 butir 1 Undang-undang no.17 tahun 2003 menyatakan bahwa

Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Pengertian keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara serta segala sesuatu yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban tersebut yang dapat dinilai dengan uang (Bazwir, 1999).

Dari pengertian keuangan di atas, maka pengertian keuangan daerah pada dasarnya sama dengan pengertian keuangan negara di mana “negara” dianalogikan dengan “daerah”. Hanya saja dalam konteks ini keuangan daerah adalah semua hak-hak dan kewajiban daerah yang dapat menjadi kekayaan daerah berhubungan dengan pelaksanaan hak-hak kewajiban tersebut dan tentunya dalam batas-batas kewenangan daerah (Ichsan et.al,1997).

2.1.2. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan (Mangkunegara, 2007).


(28)

Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu :kompetisi; berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya. Produktivitas; kompetisi tersebut dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja atau outcome (Wibowo,2007).

Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa dalam memahami kinerja DPRD dapat menggunakan peran dan statusnya yang diimplementasikan kedalam tugas dan fungsinya. Mengenai tugas dan fungsi DPRD bahwa “Tugas utama badan Legislatif adalah dibidang perundang-undangan, menentukan policy (kebijakan) dan membuat undang-undang,termasuk mengadakan amandemen terhadap perundang-undangan yang diajukan oleh Pemerintah dan hak budget serta mengontrol badan-badan eksekutif agar semua tindakannya sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan (Budiardjo dan Ambong,1993).

2.1.3. Pengawasan Keuangan Daerah

Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah disusun dapat berjalan secara efisien, efektif, dan ekonomis.

Pengawasan menurut Keputusan Presiden No.74 tahun 2001 (Tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah) Pasal (16) menyebutkan bahwa pengawasan Pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.


(29)

Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan dapat berupa pengawasan secara langsung dan tidak langsung serta preventif dan represif. Pengawasan langsung dilakukan secara pribadi dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri ditempat pekerjaan dan meminta secara langsung dari pelaksana dengan cara inspeksi. Sedangkan pengawasan tidak langsung dilakukan dengan cara mempelajari laporan yang diterima dari pelaksana. Pengawasan preventif dilakukan melalui Pre-audit yaitu sebelum pekerjaan dimulai. Pengawasan represif dilakukan melalui post-audit dengan pemeriksaan terhadap pelaksanaan ditempat (Inspeksi).

Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap bukan hanya pada tahap evaluasi saja (Mardiasmo,2001). Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan dimulai pada saat proses penyusunan APBD, pengesahan APBD, pelaksanaan APBD, dan pertanggungjawaban APBD. Alamsyah (1997) menyebutkan bahwa tujuan adanya pengawasan APBD adalah untuk: (1) menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dijalankan, (2) menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran yang telah digariskan, dan (3) menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.

2.1.4. Pengetahuan Anggaran dan Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah

Dalam menjalankan fungsi dan peran anggota Dewan, kapasitas, dan profesi Dewan sangat ditentukan oleh kemampuan bargaining position dalam memproduk sebuah kebijakan. Kapabilitas dan kemampuan Dewan yang harus dimiliki antara lain


(30)

pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman dalam menyusun berbagai peraturan daerah selain kepiawaian Dewan dalam berpolitik mewakili konstituen dan kepentingan kelompok dan partainya. Beberapa penelitian yang menguji hubungan antara kualitas anggota Dewan dengan kinerjanya diantaranya dilakukan oleh (Indradi, 2001; Sutamoto, 2002, Sopanah, 2003). Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kualitas Dewan yang diukur dengan pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dan keahlian berpengaruh terhadap kinerja Dewan yang salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan. Pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan pengetahuan untuk masa yang akan datang. Yudono (2002) mengatakan bahwa DPRD akan mampu menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif serta menempatkan kedudukannya secara proporsional jika setiap anggota mempunyai pengetahuan yang cukup dalam hal konsepsi teknis penyelenggaraan Pemerintahan, kebijakan publik, dan lain sebagainya. Pengetahuan yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan keuangan daerah salah satunya adalah pengetahuan tentang anggaran.

Dengan meningkatnya pengetahuan Dewan khususnya tentang anggaran diharapkan kinerja Dewan dalam pengawasan keuangan daerah pun semakin baik.

2.15. Partisipasi Masyarakat dan Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah

Secara umum pengertian partisipasi adalah suatu tindakan dalam keterlibatan dan berbagi pengaruh didalam proses pengambilan keputusan (Zainuddin dan Gaffar, 2002). Mikkelsen (1999) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:


(31)

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan;

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan;

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri;

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu;

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial; 6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan, dan lingkungan mereka.

Achmadi et.al (2002) menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan kunci sukses dari pelaksanaan otonomi daerah karena dalam partisipasi menyangkut aspek pengawasan dan aspirasi. Pengawasan yang dimaksud di sini termasuk pengawasan terhadap pihak eksekutif melalui pihak legislatif. Peranan Dewan dalam melakukan pengawasan keuangan daerah akan dipengaruhi oleh keterlibatan masyarakat dalam advokasi anggaran. Jadi, selain pengetahuan tentang anggaran


(32)

yang mempengaruhi pengawasan yang dilakukan oleh Dewan, partisipasi masyarakat diharapkan akan meningkatkan fungsi pengawasan.

2.1.6. Transparansi Kebijakan Publik dan Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Prinsip Transparansi memiliki 2 aspek, (1) komunikasi publik oleh pemerintah, dan (2) hak masyarakat terhadap akses informasi.Transparan merupakan salah satu prinsip good governance. Mardiasmo (2003) menyebutkan bahwa, kerangka konseptual dalam membangun transparansi dan akuntabilitas organisasi sektor publik dibutuhkan empat komponen yang terdiri dari: 1) Adanya sistem pelaporan keuangan; 2) Adanya sistem pengukuran kinerja; 3) Dilakukannya auditing sektor publik; dan 4) Berfungsinya saluran akuntabilitas publik (channel of accountability).

Mardiasmo (2003) menyebutkan Anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif dikatakan transparan jika memenuhi beberapa kriteria berikut : 1)Terdapat pengumuman kebijakan anggaran, 2) Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses, 3) Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu, 4) Terakomodasinya suara/usulan rakyat, 5) Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik. Asumsinya semakin transparan kebijakan publik, yang dalam hal ini adalah APBN maka pengawasan yang dilakukan oleh Dewan akan semakin meningkat karena masyarakat juga terlibat dalam mengawasi kebijakan publik tersebut.    


(33)

2.1.7. Komitmen Profesional dan Kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah

Komitmen profesional merupakan peristiwa di mana individu sangat tertarik pada (mempunyai keterikatan terhadap) nilai-nilai, aturan-aturan dan tujuan dari profesinya. Seorang professional dalam menjalankan tugasnya pasti akan berdasarkan pada perilaku, sikap dan orientasi terhadap profesinya tersebut, hal ini akan memunculkan loyalitas kepada profesinya. Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan individu tersebut, Trisnaningsih (2003). Secara khusus, komitmen profesi yang tinggi seharusnya mendorong seseorang ke perilaku yang sesuai dengan kepentingan publik dan menjauh dari perilaku yang membahayakan profesi.

Aranya dan Ferris (1984) menyatakan bahwa komitmen adalah suatu keyakinan dan penerimaan tujuan dalam nilai suatu profesi, kemauan untuk memainkan upaya tertentu atas nama profesi. Dengan demikian komitmen profesional adalah suatu bentuk penerimaan dan kesediaan terhadap pelaksanaan tujuan dan nilai-nilai profesi. Komitmen profesional menjadi daya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan tugas-tugas profesinya sebaik mungkin atau daya pemacu bagi pencapaian kinerja yang baik dalam pekerjaan. Komitmen membentuk seseorang menjadi setia dan loyal, ulet, giat, dan aktif dalam melakukan pekerjaannya.

Komitmen profesional dibangun atas dasar keprofesionalan anggota Dewan karena disitulah diuji komitmen anggota Dewan apakah masih menjunjung tinggi


(34)

kepentingan rakyat atau justru ikut dalam kepentingan politik masing-masing partai politik. Jeffrey dan Weatherholt (1996) menguji hubungan antara komitmen profesional, pemahaman etika dan sikap ketaatan terhadap aturan. Aturan yang dimaksud adalah fungsi yang diberlakukan kepada para anggota legislatif yang diantaranya fungsi pengawasan.

Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh DPRD sesuai dengan tugas dan fungsinya yakni sebagai perumus peraturan daerah,penyusun anggaran, dan sebagai pengawas atas pelaksanaan peraturan daerah yang dijalankan oleh Kepala Daerah. Ukuran kinerja adalah sebagai berikut:

1. Produktivitas, untuk mengukur sejauhmana tingkat pencapaian hasil implementasi tugas dan fungsi DPRD. Produktivitas ini ditentukan oleh: jumlah peraturan daerah yang dihasilkan oleh DPRD dan jumlah keterlibatan DPRD dalam penentuan pajak, retribusi, dan hutang yang membebani rakyat.

2. Efektifitas, untuk mengukur sejauhmana implementasi hak-hak dan fungsi DPRD dapat mencapai tujuan dan sasaran. Efektivitas ini ditentukan oleh: tersalurkannya aspirasi dan tuntutan rakyat dalam bentuk peraturan daerah, terealisasinya APBD sesuai dengan tujuan dan sasaran.

3. Tanggung jawab atau responsibilitas, untuk mengukur sejauhmana kepekaan DPRD dalam mengimplementasikan tugas dan fungsinya. Tanggung jawab ini ditentukan oleh: adanya upaya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan


(35)

adanya tanggung jawab DPRD kepada rakyat dalam penyusunan APBD (Rahman dan Azis, 2006).

Kinerja DPRD dalam pengawasan pelaksanaan anggaran Pemerintah Daerah harus benar-benar optimal, hal ini untuk memantau apakah pelaksanaan anggaran tersebut telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, serta berjalan efisien, efektif dan ekonomis. Proses pengawasan di sini diartikan sebagai proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan Pemerintah daerah sesuai dengan perencanaan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Keppres No. 74 Tahun 2001).

Penelitian ini, proses pengawasan akan difokuskan pada pengawasan yang dilakukan oleh DPRD. Dalam melaksanakan tugas pengawasan tersebut, DPRD memiliki bagian khusus yang disebut Panitia Anggaran. Pengawasan yang dilakukan DPRD atau Dewan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung serta preventif dan represif. Pengawasan yang bersifat langsung dilakukan secara pribadi dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri di tempat pekerjaan dan minta secara langsung dari pelaksana dengan cara inspeksi. Sedangkan pengawasan tidak langsung dilakukan dengan cara mempelajari laporan yang diterima dari pelaksana.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan Anggaran dan Pengawasan keuangan daerah (APBD) telah banyak dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan Sari dan Anwar


(36)

(2009).Dalam penelitian tersebut pengetahuan Dewan sebagai variabel Independen, Pengawasan keuangan daerah sebagai variabel dependen, sedangkan Akuntabilitas, Partisipasi masyarakat, Transparansi kebijakan publik sebagai variabel Pemoderasi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan Pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh positif terhadap pengawasan keuangan daerah, sedangkan Akuntabilitas, Partisipasi masyarakat, Transparansi Kebijakan publik bukan merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran dan pengawasan keuangan daerah (APBD).

Peneliti berikutnya Werimon et.al (2007) meneliti pengaruh partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Dalam penelitian ini pengetahuan Dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik dijadikan sebagai variabel Independen, dan pengawasan keuangan daerah dijadikan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Pengetahuan anggaran berpengaruh positif signifkan terhadap pengawasan keuangan daerah.namun interaksi antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh negatif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah, interaksi pengetahuan Dewan dengan transparansi kebijakan publik berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD, Interaksi antara pengetahuan Dewan terhadap anggaran dengan partisipasi masyarakat tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD.


(37)

Selanjutnya Coryanata (2007) melakukan penelitian tentang Akuntabilitas, partisipasi Masyarakat, transparansi kebijakan publik sebagai pemoderating hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran terhadap Pengawasan keuangan daerah pada anggota Dewan DPRD di kota Bengkulu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah, dengan tingkat signifikan 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa anggota Dewan sadar bahwa pengetahuan tentang anggaran harus mutlak mereka kuasai dalam rangka pengawasan terhadap keuangan daerah nantinya. Partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik serta akuntabilitas, yang disebut dengan variabel moderating, semuanya ikut mempengaruhi hubungan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan publik secara signifikan dengan tingkat signifikan 0,000.

Peneliti berikutnya, Werfete (2009) melakukan kajian terhadap pelaksanaan salah satu fungsi pada DPRD Kabupaten Kaimana yaitu fungsi pengawasan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa membenarkan dugaan tentang lemahnya pelaksanaan pengawasan fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Kaimana. Lemahnya fungsi pengawasan ini disebabkan oleh kualitas SDM anggota Dewan, komitmen para wakil rakyat, kontrol masyarakat, serta kemampuan Sekretariat Dewan yang minim.Sopanah (2003) membuktikan bahwa pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD) dan interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan Partisipasi Masyarakat berpengaruh signfikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD), sedangkan


(38)

interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak signfikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD).

Menurut Indradi (2001) hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa kualitas Dewan yang diukur dengan Pendidikan, Pengetahuan, Pengalaman, dan Keahlian berpengaruh terhadap Kinerja Dewan salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan. Hasil penelitian Winarna dan Murni (2007) membuktikan bahwa Personal background dan political background tidak berpengaruh terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah, tetapi pengetahuan dewan berpengaruh terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.

Review penelitian sebelumnya dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Rida Perwita Sari,

Syaiful Anwar

2009 Akuntabilitas, partisipasi

masyarakat dan transparansi kebijakan publik sebagai

pemoderating hubungan dewan tentang anggaran dan pengawasan keuangan daerah.

Variabel Independen:

Pengetahuan dewan tentang anggaran

Variabel dependen:

,pengawasan keuangan daerah

Variabel moderasi:

Akuntabilitas,partisipasi masyarakat,transparansi kebijakan publik (variabel moderasi)

Pengetahuan Dewan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah sedangkan akuntabilitas, partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik bukan merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan pengetahuan Dewan dengan pengawasan keuangan daerah.

2 Simson Werimon

Imam Ghozali, Mohamad Nazir

2007 Pengaruh partisipasi

masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah

Variabel Independen:

Pengetahuan dewan tentang anggaran,

Variabel dependen:

pengawasan keuangan daerah

Variabel moderasi:

Partisipasi masyarakat dan

Pengetahuan anggaran berpengaruh positif signifkan terhadap pengawasan keuangan daerah.namun variabel berikutnya yaitu interaksi antara pengetahuan Dewan tentang anggaran


(39)

transparansi kebijakan publik dengan partisipasi masyarakat berpengaruh negatif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah, interaksi pengetahuan Dewan dengan transparansi kebijakan publik berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD, Interaksi antara pengetahuan Dewan terhadap anggaran dengan partisipasi masyarakat tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD

3 Isma Coryanata 2007 Akuntabilitas, Partisipasi

Masyarakat dan Transparansi kebijakan publik sebagai

pemoderating hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran dan pengawasan keuangan daerah

Variabel Independen:

Pengetahuan dewan tentang anggaran Variabel dependen: Pengawasan keuangan daerah Variabel moderasi: Akuntabilitas,partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik sebagai

menunjukkan hubungan yang sangat signifikan dengan tingkat signifikan 0,000. antara pengetahuan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik serta akuntabilitas, yang disebut dengan variabel

moderating, semuanya ikut mempengaruhi hubungan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan publik secara signifikan dengan tingkat signifikan 0,000

4 Jafar Werfete 2009 Pengaruh kualitas SDM

anggota dewan, Komitmen profesional, dan control masyarakat terhadap pengawasan keuangan daerah Kabupaten Kaimana

Variabel independen:

Kualitas SDM dan Komitmen Profesional Variabel dependen: Pengawasan keuangan daerah Menunjukan bahwa membenarkan dugaan tentang lemahnya pelaksanaan pengawasan fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Kaimana. Lemahnya fungsi pengawasan ini disebabkan oleh kualitas SDM anggota Dewan, komitmen para wakil rakyat, kontrol masyarakat, serta kemampuan Sekretariat Dewan yang minim

5 Sopanah 2003 Pengaruh Partisipasi

Masya rakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan

Variabel independen:

Pengetahuan dewan tentang anggaran

Pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan Lanjutan Tabel 2.1


(40)

Lanjutan Tabel 2.1

antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah

Variabel dependen:

pengawasan keuangan daerah

Variabel moderasi:

Partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik

keuangan

daerah (APBD) dan interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan Partisipasi Masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD), sedangkan interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD)

6 Syamsiar Indradi 2001 Pengaruh Pendidikan dan

Pengalaman anggota DPRD dengan Proses Pembuatan Peraturan Daerah

Variabel independen:

Pendidikan dan Pengalaman anggota DPRD

Variabel dependen: Pembuatan peraturan Daerah

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa kualitas Dewan yang diukur dengan

Pendidikan, Pengetahuan, Pengalaman, dan Keahlian berpengaruh terhadap kinerja Dewan salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan

7 Jaka Winarna dan

Sri Murni

2007 Pengaruh Personal

Background, Political Background, Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Peran DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah

Variabel independen:

Personal

background,Political background,Pengetahuan dewan tentang anggaran

Variabel dependen:

Peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah

Personal background dan

political background tidak berpengaruh terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah, tetapi pengetahuan dewan berpengaruh terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah


(41)

39

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian,peneliti mengidentifikasi variabel independen yaitu Pengetahuan Anggaran (X1), Partisipasi

Masyarakat (X2), Transparansi Kebijakan Publik (X3), variabel moderasi yaitu

Komitmen professional (Z), yang diperkirakan mempengaruhi baik simultan maupun parsial terhadap variabel dependen yaitu Kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah (Y).

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel moderasi Variabel dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Pengetahuan Anggaran (X1)

Komitmen Profesional (Z)

Kinerja DPRD dalam pengawasan

keuangan Daerah (Y)

Partisipasi Masyarakat (X2)

Transparansi Kebijakan Publik (X3)


(42)

40

Keterkaitan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Semakin tinggi/rendah pengetahuan Dewan tentang anggaran, Partisipasi

masyarakat dan Transparansi kebijakan publik maka semakin tinggi/rendah kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah;

b. Semakian tinggi/rendah komitmen profesional anggota DPRD maka semakin

tinggi/rendah tinggi pengaruh pengetahuan anggaran, partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.

3.2. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2008) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis ditetapkan sebagai berikut:

H1: Pengetahuan Dewan tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat, Transparansi Kebijakan Publik berpengaruh signifikan baik secara simultan dan parsial terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.

H2: Komitmen Profesional Anggota DPRD memperkuat atau memperlemah pengaruh pengetahuan Dewan tentang anggaran, Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.


(43)

41

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal yaitu untuk melihat hubungan beberapa variabel yang belum pasti, Umar (2003) menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen di mana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependen secara langsung.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Anggota DPRD di Provinsi Sumatera Utara, adapun alasan dipilihnya Provinsi Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena Provinsi Sumatera Utara merupakan Provinsi terbesar yang memiliki banyak Kota Madya dan Kota Kabupaten sehingga perlu pengawasan dari legislatif terhadap keuangan yang dijalankan Pemerintah Daerah.Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari – Mei 2010.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota DPRD di Provinsi Sumatera Utara. Sampel penelitian ini adalah anggota Dewan di komisi C dan panitia anggaran dikarenakan komisi ini sangat erat hubungannya dengan anggaran dan pengawasan.


(44)

42

4.3.2 Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, Menurut Erlina dan Mulyani (2007) dikatakan simple random sampling karena setiap elemen populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi Sampel penelitian. Keseluruhan populasi dalam hal ini seluruh anggota DPRD pada Komisi C dan Panitia Anggaran sebanyak 48 orang, namun dalam pengembalian instrument penelitian hanya terdapat 38 orang, hal ini disebabkan karena 4 orang dari Komisi C juga merupakan anggota dari panitia anggaran dan 6 orang tidak mengembalikan karena tidak berada ditempat.

Rincian distribusi populasi dan sampel dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Populasi dan Sampel

No. Keterangan Anggota

Populasi

Jumlah Sampel

1 Anggota DPRD Komisi C 18 18

2 Panitia Anggaran 30 30

Total Populasi dan Sampel 48 48

Sumber: DPRD Provsu

4.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008) bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk


(45)

43

dijawabnya”. Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner sebanyak 48 orang adalah Anggota Dewan di Komisi C dan Panitia Anggaran.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, menurut Indriantoro dan Supomo (1999) “data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara)”.

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang oleh Coryanata (2007), Sopanah (2003) dan ditambah sendiri oleh peneliti pada pertanyaan di variabel moderating .Sebagaimana pendapat Sugiyono (2008) bahwa “peneliti-peneliti dalam bidang sosial instrument penelitian yang digunakan sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan realibilitasnya”.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel 4.5.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari 3 variabel meliputi: a).Variabel independen: pengetahuan Dewan tentang anggaran (X1), Partisipasi Masyarakat (X2) dan

Transparansi Kebijakan Publik (X3) b) Variabel dependen: kinerja DPRD dalam

pengawasan keuangan daerah (Y), c) Variabel moderasi: komitmen professional (Z).

4.5.2. Definisi Operasional Variabel

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungan antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. Menurut Jogiyanto (2004) definisi operasional adalah “...hasil dari pengoperasian konsep


(46)

44

(operationalizing the concept) ke dalam elemen-elemen yang dapat di observsi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan”.

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala interval. Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “skala interval adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka absolut”. Apabila skalanya interval maka rata-rata hitung dipakai sebagai ukuran nilai sentral dan prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji F dan lain-lain uji parametrik.

Konsep dan definisi secara operasional masing-masing variabel yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan Anggaran

Pengetahuan anggaran adalah persepsi responden tentang anggaran (RAPBD/ APBD) dan deteksi terhadap pemborosan atau kegagalan dan kebocoran anggaran. Indikator-indaktor yang digunakan untuk mengukur variabel Pengetahuan Anggaran ini adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan terhadap penyusunan APBD b. Pengetahuan terhadap pelaksanaan APBD

c. Pengetahuan untuk mendeteksi terjadinya kebocoran dalam pelaksanaan

APBD

d. Pengetahuan untuk mendeteksi terjadinya pemborosan atau kegagalan dalam pelaksanaan APBD.


(47)

45

2.Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah persepsi responden tentang pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak sosial. Indikator-indaktor yang digunakan untuk mengukur variabel partisipasi masyarakat ini adalah sebagai berikut:

a. Partisipasi Masyarakat diperlukan untuk membantu Dewan dalam menjalankan fungsi tugas sebagai pengawas keuangan daerah

b. Kritik dan saran masyarakat selalu dijadikan masukan dalam melakukan

pengawasan

c. Dalam konsultasi dan konfirmasi antara Dewan dan Pemerintah daerah

berkaitan dengan rancangan APBD selalu melibatkan masyarakat d. Dalam Penyusunan APBD selalu melibatkan masyarakat

3. Transparansi Kebijakan Publik

Transparansi Kebijakan Publik adalah keterbukaan tentang anggaran yang mudah diakses oleh masyarakat. Kebijakan publik merupakan tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah dan sebagai keputusan yang mempunyai tujuan tertentu. Indikator-indaktor yang digunakan untuk mengukur variabel Transparansi Kebijakan Publik ini adalah sebagai berikut:

a. Pengumuman atau pemberian informasi oleh Pemerintah daerah berkaitan dengan kebijakan anggaran yang telah disusun.


(48)

46

b. Kemudahan dokumen-dokumen kebijakan anggaran yang telah disusun oleh Pemerintah daerah untuk diketahui publik.

c. Kemampuan transparansi anggaran dalam meningkatkan dan mengakomodasi usulan masyarakat.

d. Adanya sistem penyampaian informasi anggaran kepada publik.

4. Komitmen professional

Komitmen professional adalah Komitmen responden sebagai wakil rakyat

bukan wakil sekelompok orang/golongan untuk melakukan pengawasan yang optimal dalam pengawasan keuangan daerah.

Indikator-indaktor yang digunakan untuk mengukur variabel komitmen profesional ini adalah sebagai berikut:

a. Komitmen bahwa anggota legislatif adalah wakil rakyat

b. Komitmen dalam pemahaman etika dan sikap ketaatan terhadap aturan

perundang-undangan.

c. Komitmen bahwa anggota legislatif mempunyai tanggung jawab untuk

menjaga kredibilitas Lembaga.

d. Dewan harus selalu bersikap netral dalam mempertimbangkan

usulan/kebutuhan masyarakat, tanpa melihat apakah mendukung partainya ataukah pendukung partai lain.

5. Kinerja DPRD

Kinerja adalah hasil kerja yang dilakukan DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah yang meliputi pengawasan pada saat penyusunan, pengesahan,


(49)

47

pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Indikator-indaktor yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah ini adalah sebagai berikut:

a. Keterlibatan Dewan dalam penyusunan arah dan kebijakan umum APBD. b. Keterlibatan Dewan dalam pengesahan APBD.

c. Kemampuan menjelaskan APBD yang telah disusun.

d. Keyakinan Dewan bahwa APBD telah memiliki transparansi. e. Keterlibatan Dewan dalam memantau pelaksanaan APBD.

f. Evaluasi yang dilakukan Dewan terhadap Laporan Pertanggungjawaban. g. Evaluasi yang dilakukan Dewan terhadap faktor-faktor atau alasan-alasan

yang mendorong timbulnya revisi APBD.

h. Permintaan keterangan oleh Dewan terhadap Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) APBD yang disampaikan Kepala Daerah.

i. Tindak lanjut dari Dewan jika terjadi kejanggalan dalam LPJ APBD.

4.6. Pengukuran Variabel

Alat pengukur dalam penelitian ini menggunakan kuisioner, sedangkan skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala likert, yaitu skala yang mengukur respon subyek kedalam lima (5) poin skala dengan interval yang sama, dengan demikian tipe data yang digunakan adalah tipe interval, Jogiyanto (2004).


(50)

48

Skala masing-masing variabel diukur dengan model skala likert yaitu mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan dengan skor 5 yaitu:

1. 5 (SS=Sangat Setuju), 4 (S=Setuju), 3 (TT= Tidak Tahu), 2 (TS=Tidak Setuju), dan 1 (STS= Sangat Tidak Setuju).

2. 5 (SP = Sangat Pernah), 4 (P=Pernah), 3 (J = Jarang), 2 (TP = Tidak Pernah) 1 (STP = Sangat Tidak pernah).

Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Parameter Skala

Dependen

Kinerja DPRD (Y)

hasil kerja yang dilakukan DPRD dalam menjalankan salah satu fungsi tugasnya sebagai pengawas keuangan daerah, yang meliputi pengawasan pada saat penyusunan, pengesahan, pelaksanaan, dan

pertanggung jawaban anggaran (APBD)

- Keterlibatan Dewan dalam penyusunan arah dan kebijakan umum APBD. - Keterlibatan Dewan dalam

pengesahan APBD. - Kemampuan menjelaskan

APBD yang telah disusun. - Keyakinan Dewan bahwa

APBD telah memiliki transparansi

- Keterlibatan Dewan dalam memantau pelaksanaan APBD.

- Evaluasi yang dilakukan Dewan terhadap Laporan Pertanggungjawaban. - Evaluasi yang dilakukan

Dewan terhadap faktor-faktor atau alasan-alasan yang mendorong timbulnya revisi APBD.

- Permintaan keterangan oleh Dewan terhadap Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) APBD yang disampaikan Kepala Daerah.

- Tindak lanjut dari Dewan jika terjadi kejanggalan dalam LPJ APBD.


(51)

49 Independen Pengetahuan Anggaran (X1) Partisipasi Masyarakat (X2) Transparansi Kebijakan Publik (X3) Persepsi responden tentang anggaran (RAPBD/ APBD) dan deteksi terhadap pemborosan atau kegagalan dan kebocoran anggaran

Partisipasi masyarakat adalah partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakat terlibat dalam setiap diskusi/forum dalam rangka untuk mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama

Keterbukaan informasi tentang anggaran yang mudah diakses oleh masyarakat

- Pengetahuan tehadap penyusunan APBD. - Pengetahuan terhadap

pelaksanaan APBD. - Pengetahuan untuk

mendeteksi terjadinya kebocoran dalam pelaksanaan APBD.

- Pengetahuan untuk mendeteksi terjadinya pemborosan atau kegagalan dalam pelaksanaan APBD

- Pelibatan masyarakat untuk membantu Dewan dalam menjalankan fungsi tugas sebagai pengawas keuangan daerah.

- Kritik dan saran masyarakat dijadikan sebagai masukan dalam melakukan

pengawasan.

- Pelibatan masyarakat dalam penyusunan APBD. - Pelibatan masyarakat dalam

konsultasi dan konfirmasi antara Dewan dan Pemerintah daerah berkaitan dengan rancangan APBD.

- Pengumuman atau pemberian informasi oleh Pemerintah daerah berkaitan dengan kebijakan anggaran yang telah disusun.

- Kemudahan dokumen-dokumen kebijakan anggaran yang telah disusun oleh Pemerintah daerah untuk diketahui publik. - Ketepatan waktu

penyampaian laporan pertanggungjawaban. - Kemampuan transparansi

anggaran dalam meningkatkan dan mengakomodasi usulan masyarakat.

Interval


(52)

50

- Adanya sistem penyampaian informasi anggaran kepada publik

Moderating Defenisi operasional - Parameter skala

Komitmen professional (Z)

Komitmen responden sebagai wakil rakyat bukan wakil sekelompok orang/golongan untuk melakukan pengawasan yang optimal dalam pengawasan keuangan daerah

- Komitmen bahwa Anggota Legislatif adalah wakil rakyat - Komitmen dalam

pemahaman etika dan sikap ketaatan terhadap aturan perundang-undangan - Anggota Dewan mempunyai

tanggung jawab untuk menjaga kredibilitas lembaga - Dewan harus selalu bersikap

netral dalam mempertimbangkan usulan/kebutuhan

masyarakat, tanpa melihat apakah mendukung partainya ataukah pendukung partai lain

Interval

4.7. Metode Analisis

Setelah data dikumpulkan dan diuji validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya dilakukan pengujian yang berhubungan dengan model statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis.Alat analisis untuk menguji hipotesis–hipotesis tersebut digunakan adalah analisis regresi berganda (multiple regression). Pengolahan data dilakukan dengan SPSS versi 17 for windows. Pengujian hipotesis dilakukan setelah model regresi berganda yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik, agar hasil pengujian dapat diinterpretasikan dengan tepat, Persamaan regresi untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji hipotesis 1 (H1)

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e ... (1)

Keterangan :Y = Kinerja DPRD dalam Pengawasan keuangan daerah Lanjutan Tabel 2.1


(53)

51

a = Konstanta

X1 = Pengetahuan anggaran

X2 = Partisipasi masyarakat

X3 = Transparansi kebijakan publik

b1,b2,b3 = Koefisien regresi

e = Error

2.Untuk menguji hipotesis 2 (H2)

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 +b4 Z+ b5|X1 Z|+ b6 |X2 Z| + b7|X3 Z| + e... (2)

Keterangan :Y = Kinerja DPRD dalam Pengawasan keuangan daerah a = Konstanta

X1 = Pengetahuan anggaran

X2 = Partisipasi Masyarakat

X3 = Transparansi Kebijakan Publik

Z = Komitmen Profesional

|X1 Z| = Interaksi antara Pengetahuan tentang anggaran dan

Komitmen professional diukur dengan nilai selisih mutlak

|X2 Z| = Interaksi antara Partisipasi Masyarakat dan Komitmen

Profesional diukur dengan nilai selisih mutlak

|X3 Z| = Interaksi antara Transparansi Kebijakan Publik dan

Komitmen Profesional diukur dengan nilai selisih mutlak

b1 b2 b3 b4 b5 b6b7 = Koefisien Regresi


(54)

52

4.7.1. Uji Kualitas Data

4.7.1.1. Uji validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaan atau pernyataan kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas pertanyaan atau pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan ketentuan: jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaan atau pernyataan kuesioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka skor butir pertanyaan atau pernyataan kuesioner tidak valid.

4.7.1.2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil pengamatan dengan instrument atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang berbeda-beda. Teknik yang digunakan untuk mengukur realibilitas pengamatan adalah dengan menggunakan koefisien cronbach alpha, yaitu instrumen dikatakan reliable jika memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Menurut Ghozali (2002) “Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60”.

4.7.2. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.


(55)

53

4.7.2.1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji model regresi (varibel bebas dan variabel terikat) apakah mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan terhadap variabel-variabel independen dengan resuidual model penelitian yang diajukan.Nilai - nilai residual berasal dari gabungan seluruh variabel independen. Uji

normalitas dilakukan untuk membandingkan distribusi kumulatif dari nilai data aktual

dengan kumulatif dari distribusi normal (Hair et al, 1998). Model regresi yang memiliki

variabel berdisribusi normal dapat dilihat secara grafis melalui grafik normal probability

plot. Apabila normal probability plot menunjukkan penyebaran titik-titik di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka mengindikasikan bahwa model regresi

memenuhi asumsi normalitas. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola

seperti bentuk lonceng pada diagram histogram. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pengujian satu sisi yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu yaitu:

1. Nilai Signifikan atau probabilitas < 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.

2. Nilai Signifikan atau probabilitas > 0,05 maka distribusi data adalah normal.

4.7.2.2. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji, apakah ditemukan atau tidak korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel independen


(56)

54

maka akan ditemukan adanya masalah multikolinearitas. Selain itu uji multikolinearitas diperlukan untuk mendeteksi kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh uji parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.Suatu model regresi yang baik harus tidak menimbulkan masalah multikolinearitas. Untuk itu diperlukan uji multikolinearitas terhadap setiap data variabel bebas yaitu dengan melihat angka collinearity Statistics yang ditunjukkan oleh Nilai Variance inflation Factor (VIF). Jika angka VIF lebih besar dari 10, maka variabel bebas yang ada tidak memiliki masalah multikolinearitas (Ghozali, 2002). Melihat nilai tolerance pada output penilaian multikolinearitas yang tidak menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas antar variabel bebas dalam model.

4.7.2.3. Uji heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan metode grafik plot, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Metode grafik plot dilakukan dengan cara mendiagnosa diagram residual plot. Residual plot (Studentized) dibandingkan dengan hasil prediksi. Jika titik-titik sebar membentuk


(57)

55

pola tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

4.8. Pengujian Hipotesis

4.8.1. Pengujian Hipotesis I

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif dan negatif. Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban poin 4 dan poin 5 merupakan jawaban positif karena jawaban poin 4 setuju dan poin 5 adalah sangat setuju.

Model penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) secara simultan dan parsial. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji F, jika F hitung > F Tabel maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.atau dapat juga dilihat pada tabel koefisien kolom signifikansi, yang menunjukkan nilai < α 5 %. Selanjutnya dalam pengujian ini dilakukan pula penilaian setiap variabel bebas untuk melihat variabel bebas mana yang memberikan pengaruh paling dominan diantara variabel yang ada, pengujian dilakukan dengan uji t atau sering disebut uji parsial. Jika nilai t hitung > t tabel, maka pengaruh yang terjadi signifikan sebaliknya jika t hitung < t tabel maka pengaruh yang terjadi tidak signifikan.


(58)

56

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah komitmen professional dapat dijadikan sebagai variabel moderasi atau tidak, untuk itu perlu dilakukan uji terhadap model penelitian dengan menggunakan analisa regresi berganda. Komitmen professional dianggap sebagai variabel moderasi jika interaksi variabel tersebut dengan variabel independen mempunyai koefisien interval yang signifikan dengan nilai < α 5 %, jika tidak signifikan maka variabel tersebut dianggap bukan sebagai

variabel moderasi. Ada tiga cara menguji regresi dengan variabel moderasi yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, (3) uji residual. Dalam penelitian ini

menggunakan uji nilai selisih mutlak.Menurut Ghozali (2002) untuk menguji pengaruh moderasi dilakukan dengan model selisih mutlak dari variabel independen yaitu (|X1-X2|).Interaksi seperti ini lebih disukai karena ekspektasi sebelumnya


(59)

57

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama menyebarkan 18 set kuesioner kepada anggota DPRD komisi C dan tahap dua menyebarkan 30 set kuesioner kepada Panitia anggaran DPRD Provinsi Sumatera Utara,dari 48 kuesioner yang disebarkan diterima kembali sebanyak 38 kuesioner dan sebanyak 10 kuesioner tidak dikembalikan oleh responden dari komisi C karena 4 orang dari anggota komisi C merupakan panitia anggaran dan 6 orang tidak berada ditempat ketika kuesioner dibagikan. Jadi data yang dapat diolah sebanyak 38 set.

5.1.2. Demograpi Responden

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data tentang responden penelitian yang terdiri dari: (1) Jenis kelamin, (2) Usia, (3) Tingkat pendidikan, (4) Komisi bidang. Tabel 5.1 sampai 5.4 menyajikan data tentang demograpi responden.

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekwensi Persen

Pria 29 76,3

Wanita 9 23,7

Total 38 100 Sumber: Lampiran 1


(60)

58

Hasil penelitian berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara di komisi C dan panitia anggaran paling banyak berjenis kelamin Pria sebanyak 29 orang (76,3%) dan berjenis kelamin wanita sebanyak 9 orang (23,7%).

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekwensi Persen

21 - 35 7 18,4

36 – 45 15 39,5

>46 16 42,1

Total 38  100.00 

Sumber: Lampiran 1

Hasil penelitian berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara di komisi C dan panitia anggaran paling banyak berusia >46 tahun sebanyak 16 orang (42,1%), usia 36-45 tahun sebanyak 15 orang (39,5%) dan usia 21-35 tahun sebanyak 7 orang (18,4%).

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekwensi Persen

SLTA 5 13,2

D3 4 10,5

S1 17 44,7

S2 12 31,6

S3 0

Total 38 100.00

Sumber: Lampiran 1

Hasil penelitian berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara di komisi C dan panitia anggaran paling banyak


(61)

59

berpendidikan S1 sebanyak 17 orang (44,7%), S2sebanyak 12 orang (31,6%), pendidikan SLTA 5 orang (13,2%) dan pendidikan D3 sebanyak 4 orang (10,5%).

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Komisi Bidang

Komisi bidang Frekwensi Persen

Komisi C 8 21,1

Panitia Anggaran 30 78,9

Total 38 100.00

Sumber: Lampiran 1

Hasil penelitian berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara di komisi C dan panitia anggaran paling banyak berada di panitia anggaran, sebanyak 30 orang (78,9%) dan Komisi C sebanyak 8 orang (21,1%).

5.1.3. Karakteristik Penelitian

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.5. Karakteristik Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pengetahuan Dewan Tentang

Anggaran

38 13.00 20.00 17.1053 1.76741

Partisipasi Masyarakat 38 13.00 20.00 17.3421 1.92110

Transparansi Kebijakan Publik 38 14.00 20.00 16.4211 1.42623

Komitmen Profesional 38 12.00 20.00 16.2368 2.88926


(1)

1 Komitmen Profesional, Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran, X3_Z, Partisipasi Masyarakat, X2_Z, Transparansi Kebijakan Publik, X1_Za

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .890a .792 .743 2.31892

a. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran, X3_Z, Partisipasi Masyarakat, X2_Z, Transparansi Kebijakan Publik, X1_Z

b. Dependent Variable: Kinerja DPRD

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 614.152 7 87.736 16.316 .000a

Residual 161.322 30 5.377

1

Total 775.474 37

a. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran, X3_Z, Partisipasi Masyarakat, X2_Z, Transparansi Kebijakan Publik, X1_Z

b. Dependent Variable: Kinerja DPRD

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics


(2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .890a .792 .743 2.31892

a. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran, X3_Z, Partisipasi Masyarakat, X2_Z, Transparansi Kebijakan Publik, X1_Z

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -11.356 6.427 -1.767 .087

Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran

1.447 .268 .559 5.401 .000 .648 1.543

Partisipasi Masyarakat

.590 .212 .248 2.787 .009 .877 1.140

Transparansi Kebijakan Publik

.996 .371 .310 2.681 .012 .518 1.931

X1_Z -.044 .301 -.019 -.146 .885 .421 2.376

X2_Z .163 .257 .069 .633 .532 .577 1.734

X3_Z -.192 .315 -.078 -.611 .546 .421 2.374

1

Komitmen Profesional

-.016 .162 -.010 -.102 .920 .663 1.507

a. Dependent Variable: Kinerja DPRD

Lanpiran 5. Kuesioner

Petunjuk pengisian kuesioner

Perihal

: Pengisian angket

Lampiran

: Satu berkas

Judul Tesisi

: Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran,Partisipasi

Masyarakat,Tranparansi Kebijakan Publik terhadap Kinerja DPRD

dalam Pengawasan Keuangan Daerah,dengan Komitmen Profesional

sebagai

variable moderating

.


(3)

Bapak/Ibu

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

Di

Tempat

Dengan hormat,

Teriring salam dan doa kami semoga Bapak/ibu selalu dalam Lindungan Tuhan

Yang Maha Esa dalam menjalankan aktifitas keseharian.Amin….

Dalam rangka penelitian dan penulisan tesis sebagai salah satu syarat penyelesaian

studi di Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) Program studi Ilmu

Akuntansi , maka saya mohon kepada Bapak/ibu untuk dapat mengisi kuesioner

yang telah disediakan.

Kuesioner ini bukan merupakan test atau ujian, tetapi kuesioner ini bertujuan

penelitian dan dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara

ilmiah.

Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi

peneliti.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terima

kasih.

Medan,15 April 2010

Hormat saya

Wardayani

DAFTAR PERTANYAAN

IDENTITAS RESPONDEN:

Berikan tanda silang (×) pada jawaban yang Saudara anggap sesuai:

Jenis Kelamin :

a. Pria

b. Wanita

Usia :


(4)

a.

21 - 35 tahun

b.

36 - 45 tahun

c.

> 46 tahun

Pendidikan Terakhir :

a.

SLTA

d.

S2

b.

Akademi/D3

e.

S3

c.

S1

Komisi :

a.

Komisi C

b.

Panita Anggaran

Petunjuk Pengisian :

Berikan tanda silang pada kolom alernatif jawaban yang telah tersedia, untuk jawaban

yang paling tepat menurut persepsi Anda.

Keterangan :

1.

STS : Sangat Tidak Setuju

(Skor 1)

S : Setuju

(Sko r 4)

TS : Tidak Setuju

(Skor 2) SS: Sangat Setuju

(Skor 5)

TT : Tidak Tahu

(Skor 3)

2.

STP : Sangat Tidak Pernah

(Skor 1)

P : Pernah

TP : Tidak Pernah

(Skor 2)

SP : Sangat Pernah

J : Jarang

(Skor 3)

PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN

No. Pertanyaan STS TS TT S SS

1. Anda sebagai anggota Dewan perlu untuk memiliki pengetahuan tentang penyusunan APBD.

2. Anda sebagai anggota Dewan perlu untuk memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan APBD.

3. Anda sebagai anggota Dewan perlu memiliki pengetahuan untuk mendeteksi terjadinya kebocoran dalam pelaksanaan APBD. 4. Anda sebagai anggota Dewan perlu memiliki

pengetahuan untuk mendeteksi terjadinya pemborosan dan kegagalan dalam pelaksanaan APBD.

Partisipasi Masyarakat

No. Pertanyaan STP TP J P SP

1. Dalam melakukan penjaringan aspirasi masyarakat, DPRD aktif mengadakan dialog interaktif dengan masyarakat secara langsung


(5)

2. Kritik dan saran masyarakat selalu dijadikan masukan dalam melakukan pengawasan 3 Dalam konsultasi dan konfirmasi antara dewan

dan pemerintah daerah berkaitan dengan rancangan APBD selalu melibatkan masyarakat.

4 Dalam Penyusunan APBD melibatkan masyarakat.

Transparansi Kebijakan Publik

No. Pertanyaan STS TS TT S SS

1. Pengumuman atau pemberian informasi oleh pemerintah daerah berkaitan dengan kebijakan anggaran yang telah disusun

2. Kemudahan dokumen-dokumen kebijakan anggaran yang telah disusun oleh pemerintah daerah untuk diketahui publik

3 Kemampuan transparasi anggaran dalam meningkatkan dan mengakomodasi usulan masyarakat.

4 Adanya sistem penyampaian informasi anggaran kepada publik.

KOMITMEN PROFESIONAL

No. Pertanyaan STS TS TT S SS

1. Anda sebagai anggota Dewan dalam menjalankan tugas bertindak sebagai wakil rakyat .

2. Anda sebagai anggota Dewan dalam menjalankan tugas paham dengan etika serta menunjukan sikap ketaatan terhadap aturan perundang-undangan

3 Anda sebagai anggota Dewan mempunyai

tanggung jawab untuk menjaga kredibilitas lembaga.

4 Dewan harus selalu bersikap netral dalam

mempertimbangkan usulan/kebutuhan masyarakat, tanpa melihat apakah mendukung partainya ataukah pendukung partai lainnya

KINERJA DPRD DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

No. Pertanyaan STS TS TT S SS

1. Anggota Dewan selalu dilibatkan dalam penyusunan arah dan kebijakan umum APBD

2. Anggota Dewan selalu dilibatkan dalam pengesahan APBD


(6)

APBD yang telah disusun pihak pemerintah

4 Anggota Dewan harus meyakinkan bahwAPBD telah

memiliki transparasi

5 Anggota Dewan harus selalu memantau pelaksanaan APBD

6 Anggota Dewan selalu mengevaluasi Laporan Pertanggungjawaban yang disusun pemerintah 7 Evaluasi yang dilakukan Dewan mencakup

faktor-faktor atau alasan-alasan yang mendorong timbulnya revisi APBD.

8 Anggota Dewan selalu meminta keterangan berkaitan dengan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) APBD yang disampaikan Kepala daerah

9. Anggota Dewan selalu mengusut dan menindaklanjuti jika terjadi kejanggalan dalam LPJ APBD


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN VARIABEL MODERATOR PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK DI P

0 3 13

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Variabel Pemoderasi Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik (St

0 5 19

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Modera

0 10 22

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Modera

1 5 14

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Variabel Pemoderasi Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik (St

0 2 17

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Variabel Pemoderasi Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik (St

0 1 14

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN VARIABEL MODERATOR PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK (Stu

0 0 14

PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODE

0 1 15

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN KOMITMEN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Komitmen Organisasi Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel

0 1 15

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN KOMITMEN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Komitmen Organisasi Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel

0 1 16