Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kckt Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository © 2009
percobaan memperlihatkan toksisitas yang sangat rendah dari asam sorbat dan sorbat pada hewan mamalia bahkan pada pemeriksaan tingkat kronik sorbat 10 pada diet
dan tanpa menimbulkan aktivitas karsinogenik. Rendahnya tingkat toksisitas, memberikan kenyataan bahwa asam sorbat dan sorbat dimetabolisme seperti asam
lemak lainnnya. Kondisi yang ekstrem suhu dan konsentrasi yang tinggi asam sorbat dapat bereaksi dengan nitrit membentuk produk mutagen yang tidak terdeteksi
dibawah kondisi normal penggunaan, bahkan dalam curing asinan. Asam sorbat kemungkinan juga memberikan efek iritasi kulit apabila langsung dipakai pada kulit,
sedangkan untuk garam sorbat belum diketahui efeknya terhadap tubuhWisnu,2006 .
2.2. Bahan Pemanis
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis
berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori
yang penting bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah yang terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat
badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama. Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun
ketahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai menggunaan pemanis sintetis karena harganya relatif murah, tingkat kemanisan
pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat
Wisnu, 2006 .
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kckt Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Tambahan bahan makanan lain yang secara khusus menarik perhatian adalah pemanis berkalori rendah atau tanpa energi sama sekali. zat pemanis sintetis
merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang
dihasilkannya jauh lebih rendah daripada gula Winarno, 1997.
Diterimanya pangan oleh suatu individu dipengaruhi oleh sifat estetika seperti rasa, warna, bau, dan tekstur. Rasa bergantung pada selera dan bau. Tanpa adanya
rasa, rasa pangan terasa hambar karena membedakan kemanisan, rasa asin, keasaman,rasa pahit, atau kombinasi keempat rasa, hanya bisa dengan penasaran. Rasa
manis dapat dirasakan pada ujung sebelah lidah. Rasa manis dihasilkan pada ujung lidah sebelah luar lidah. Rasa manis dihasilkan oleh berbagai senyawa organik,
termaksud alkohol, glikol, gula, dan turunan gula. Sukrosa adalah turunan bahan pemanis pertama yang digunakan secara komersial karena pengusahaannya paling
ekonomis Wisnu, 2006.
2.2.1. Tujuan Penggunaan Pemanis Sintetis
Pemanis ditambahkan kedalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan di antaranya sebagai berikut, Wisnu, 2006 :
1. Sebagai pangan bagi penderita diabetes mellitus karena tidak menimbulkan kelebihan gula darah
2. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan 3. Sebagai penyalur obat
4. Menghindari kerusakan gigi 5. Pada industri pangan, minuman, termaksud industri rokok, pemanis sintetis
dipergunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi karena pemanis
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kckt Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository © 2009
sintetis ini selain mempunyai tingkat rasa manis yang lebih tinggi juga harganya relatif murah dibandingkan dengan gula yang di produksi di alam.
2.2.2. Persyaratan bahan Pemanis Sintetis yang Diizinkan oleh Pemerintah
persyaratan pemanis sintetis menurut peraturan Menkes Republik Indonesia No.208MenkesPer IV 1985.
Tabel 2.2. Persyaratan bahan pemanis sintetis yang diizinkan pemerintah : Nama
Pemanis ADI
Jenis Bahan Batas Maksimal
Buatan Makanan
Penggunaan Aspartan
0-40 mg -
- Sakarin
serta garam
Makanan berkalori rendah : Natrium
a. Permen karet 50 mgkg sakarin
b. Permen 100 mgkg Na-Sakarin
c. Saus 300 mgkg Na-Sakarin
d. Es lilin 300 mgkg Na-Sakarin
e. Jem dan Jeli 200 mgkg Na-Sakarin
0-2,5 mg f. Minuman ringan 300 mgkg Na-Sakarin
g. Minuman Yoghurt 300 mgkg Na-Sakarin
h. Es krim dan sejenisnya 200 mgkg Na-Sakarin
Sikamat serta
Makanan berkalori rendah : garam
Natrium a. Permen karet
500 mgkg dihitung sebagai Asam siklamat
dan garam kalsium
b. Permen 1 gkg dihitung sebagai
Asam siklamat c. Saus
3 gkg dihitung sebagai Asam siklamat
d. Es krim dan sejenisnya 2 gkg dihitung sebagai
Asam siklamat e Es Lilin
1 gkg dihitung sebagai Asam siklamat
f. Jem dan Jeli 1 gkg dihitung sebagai
Asam siklamat g. Minuman ringan
1 gkg dihitung sebagai Asam siklamat
h. Minuman Yoghurt 1 gkg dihitung sebagai
Asam siklamat
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kckt Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.