Latar Belakang Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan

Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kckt Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia, telah terjadi peningkatan produksi minuman ringan yang beredar di masyarakat. Pada minuman ringan sering ditambahkan pengawet dan pemanis buatan yang kadarnya perlu diperhatikan, karena apabila konsumsinya berlebihan dapat membahayakan kesehatan Jacobson, 2000 . Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba. Baik yang bersifat pathogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun mikrobial yang nonpatogen yang menyebabkan kerusakan bahan pangan, misalnya pembusukan. Namun di sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila macam pemakaian bahan pangan dan dosisnya tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik yang bersifat langsung misalnya keracunan ataupun yang tidak bersifat langsung atau komulatif misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik. Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini banyak dijumpai pemakaian bahan pengawet secara luas.sebagai contoh, bahan pangan keluaran pabrik Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kckt Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008. USU Repository © 2009 pada umumnya menggunakan bahan tambahan pangan food additives termasuk didalamnya bahan pengawet secara sengaja ditambahkan agar bahan pangan yang dihasilkan dapat mempertahankan kualitasnya dan memiliki umur simpan lebih lama sehingga memperluas jangkauan distribusinya Wisnu, 2006 . Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori yang penting bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah yang terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama. Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun ketahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai menggunaan pemanis sintetis karena harganya relatif murah, tingkat kemanisan pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat. Menurut Undang-undang RI No.7 Tahun 1996 tentang pangan, pada bab II mengenai keamanan pangan. Pasal 10 tentang Bahan Tambahan Makanan dicantumkan, 1 “ Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apapun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan terlarang atau melampaui ambang batas maksimal yang telah ditetapkan. 2 “ Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang dilarang dan atau dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan dan kegiatan atau proses produksi pangan serta ambang batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Depkes RI, 1998 . Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kckt Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008. USU Repository © 2009 Apabila macam pemakaian bahan pangan dan dosisnya tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik yang bersifat langsung misalnya keracunan ataupun yang tidak bersifat langsung atau komulatif misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik. Beberapa pustaka menunjukkan bahwa metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik merupakan metode terpilih untuk analisis campuran bahan tambahan tersebut, karena zat- zat tersebut bersifat polar dan larut dalam air sehingga sulit dipisahkan menggunakan KCKT fase normal yang menggunakan kolom polar dan fase gerak yang bersifat non polar Meyers, 2000; Nollet, 1996 . Kromatgrafi fase terbalik sebenarnya sudah lama dipikirkan oleh Boscott 1947 , tetapi baru sekitar tahun 1948 Bonldingh berhasil memisahkan asam-asam lemak dengan rantai panjang melalui suatu kolom yang berisi bahan karet non polar dan dielusi dengan larutan pengembang campur yang polar yaitu campuran air- metanol-aseton.untuk mendapatkan fase yang non polar silika gel direaksikan dengan klorosilan Cl-Si-R n fase diam yang nonpolar yang banyak dipakai adalah jenis C 18 , C 8 , dan C 2 Mulja, 1995 . Untuk mempelajari analisis terhadap bahan tambahan yang terdapat dalam minuman ringan, yaitu asam benzoat dan asam sorbat sebagai pengawet, dan sakarin sebagai pemanis buatan pada identifikasi ini menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, Analisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi cepat, daya pisah baik, peka, penyiapan sampel mudah, dan dapat dihubungkan dengan detektor yang sesuai Johnson, 1991. Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kckt Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membuat Karya Ilmiah ini dengan judul: “ Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat, dan Natrium Sakarin dalam sirup dengan Metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi ”. I.2.Permasalahan Permasalahan yang di jumpai adalah : 1. Apakah kadar Na-Benzoat, K-Sorbat, dan Na-Sakarin yang terkandung di dalam sirup markisa pohon pisang tersebut sudah memenuhi standar Na-Skarin=1000 mgkg, K-Sorbat= 600 mgkg, dan Na-Sakarin= 300 mgkg yang telah ditetapkan oleh Permenkes : 722MEN.KESPERIX88 tentang bahan tambahan pangan. 2. Bagaimana metode yang digunakan dalam analisa sirup markisa pohon pisang Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kckt Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008. USU Repository © 2009

I.3. Tujuan