Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga

perkembangan pendidikan anak dalam kehidupannya. Islam memandang bahwa orang tua memiliki tanggung jawab penuh dalam mengantarkan anak-anaknya, untuk bekal kehidupan kelak, baik kehidupan dunia maupun ukhrawi.” 46 Pendidikan agama di lingkungan keluarga sangat besar peranannya dalam pembentukan kepribadian bagi anak-anak, karena di lingkungan keluargalah anak- anak pertama kali menerima pendidikan yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Agar anak-anak memiliki kepribadian yang baik dan terhindar dari pelanggaran-pelanggaran moral, maka perlu adanya pembinaan agama sejak dini kepada anak-anak dalam keluarga. Proses pembinaan nilai-nilai agama dalam membentuk kepribadian aak- anak dapat dimulai sejak anak lahir sampai ia dewasa. Ketika lahir diperkenalkan dengan kalimah thoyyibah, kemudian setelah mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak, maka yang pertama harus ditanamkan ialah nilai-nilai agama yang berkaitan dengan keimanan, sehingga anak meyakini adanya Allah dan dapat mengenal Allah dengan seyakin-yakinnya . Bersamaan dengan itu, anak-anak juga dibimbing mengenai nilai-nilai moral, seperti cara bertutur kata yang baik, berpakaian yang baik, bergaul dengan baik, dan lain-lainnya. Kepada anak-anak juga ditanamkan sifat-sifat yang baik, seperti nilai-nilai kejujuran, keadilan, hidup serderhana, sabar dan lain-lainnya. Selain itu, agar anak-anak memiliki nilai-nilai moral yang baik, juga di dalam keluarga, khususnya antara ibu dan bapak harus menjaga harmonisasi hubungan antara keduanya dan harus menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya

H. Hasil Penelitian yang Relevan

Sepanjang pengetahuan dan kajian pustaka yang penulis lakukan, terdapat beberapa karya tulis, baik berbentuk skripsi, tesis maupun karya buku utuh yang telah mengkaji lebih dahulu terkait dengan pemikiran Nurcholish Madjid. Namun demikian berdasarkan analisis penulis, dari seluruh kajian ilmiah tersebut, belum ada satupun penelitian yang mengangkat tentang pendidikan agama dalam keluarga menurut Nurcholish Madjid. Untuk menunjukan asumsi tersebut, maka 46 Yasin, op. cit, h. 220 disini penulis akan menguraikan satu persatu, namun hanya sebagian saja yang penulis anggap sudah mewakili beberapa karya lainnya. Pertama, adalah karya tulis Drs. Yasmadi, MA. Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, dalam bukunya beliau membahas tentang kekecewaan Nurcholish Madjid terhadap lembaga pendidikan Islam Tradisional pesantren, menurutnya pendidikan Islam tradisional sudah mulai meninggalkan akar sejarahnya. Buku ini berupaya membedah secara tuntas akar kekecewaan dan kelemahan pesantren di Indonesia. Kritikan Cak Nur sebenarnya dalam rangka menemukan landasan filosofis yang lebih mendasar dan konstruktif guna menata kembali dunia pendidikan Tradisional Islam Indonesia. Bagi Cak Nur, perwujudan masyarakat madani merupakan tanggung jawab institusi pesantren. Karena itu pesantren seyogianya respon dengan perkembangan dunia modern dan modernisasi pendidikan pesantren. Kedua, adalah karya tulis Yusuf. E, Analisa Gagasan Nurcholish Madjid Tentang Pengembangan Kurikulum Pesantren. Skripsi ini membahas gagasan Nurcholish Madjid tentang kurikulum pesantren, menurutnya kurikulum pesantren masih di dominasi dengan pelajaran-pelajaran agama, bahkan materinya hanya khusus disajikan dalam bahasa Arab. Adapun mata pelajarannya meliputi fiqih paling utama, aqaid, nahwu-sharaf juga mendapat kedudukan penting, dan lain-lain. Sedangkan tasawuf menurutnya inti dari kurikulum “keagamaan” cenderung terabaikan. Disisi lain, pengetahuan umum nampaknya masih dilaksanakan setengah-setengah sehingga kemampuan santri sangat terbatas dan kurang mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Jadi pada umumnya pembagian keahlian dilingkungan pesantren yang pada; nahwu-sharaf, fiqih, aqaid, tasawuf, bahasa arab dan lain-lain. Dan penyempitan orientasi kurikulum pesantren ini menurutnya selain ada sisi positifnya, tetapi juga mempunyai dampak negatif bagin pesantren itu sendiri. Ketiga, adalah sebuah tesis yang berjudul Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Nurcholish Madjid karya Abdul Rahman, konsep pembaharuan pendidikan menurut Nurcholish Madjid sangat dipengaruhi oleh faham pembaharuannya dalam ajaran Islam, yaitu rasionalis, kristis, inklusif, pluralis dan liberal. Visi dan misi pendidikan menurut Nurcholish Madjid adalah mewujudkan suatu sistem pendidikan yang memiliki keterpaduan antara unsur keislaman, keindonesian dan keilmuan. Sedangkan tujuan pendidikan menurutnya ialah selain menumbuhkan nilai-nilai yang universal seperti masyarakat madani tujuan pendidikan menurut Nurcholish Madjid juga untuk mengembangkan SDM yang unggul. Selain itu, menurut Nurcholish Madjid lembaga pendidikan sebaiknya dengan sungguh-sungguh memikirkan pengadaan gedung atau ruang perpustakaan yang memadai. Lembaga- lembaga pendidikan dan keilmuan yang tinggi yang bermutu biasanya menempatkan gedung perpustakaan sebagai bangunan sentral kompleks atau kampusnya. Sementara itu, isi perpustakaan adalah faktor yang lebih-lebih lagi amat menentukan tinggi rendahnya mutu pendidikan, penelitian dan keilmuan lembaga ilmiah itu. Dari uraian beberapa karya ilmiah diatas yaitu sebuah buku yang berjudul Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional , skripsi yang berjudul Analisa Gagasan Nurcholish Madjid Tentang Pengembangan Kurikulum Pesantren dan tesis yang berjudul Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Nurcholish Madjid, dari hasil pengaamatan penulis maka apa yang ingin dikaji penulis dalam penelitian ini berbeda. Pada penelitian ini, penulis ingin lebih memfokuskan kajian terhadap pandangan Nurcholish Madjid tentang pendidikan agama dalam keluarga , yang menurut dugaan kuat sementara penulis syarat sekali dengan nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya adalah sebuah keharusan ilmiah dan intelektual untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut. Maka masih terbuka lebar bagi penulis untuk melalakukan penelitian skripsi ini, disamping juga belum ada yang meneliti sebagaimana telah penulis kemukakan.