Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah

Sekuritas Sekunder Sekuritas Primer Arus Tabungan Pembiayaan Kredit c. Keharaman, terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 173, surat An-Nahl ayat 115, dan surat Al-Maidah ayat 3. d. Riba, terdapat dalam surat Ali Imran ayat 130, surat An-Nisa ayat 160 – 161, dan surat Al-Baqarah ayat 270 – 280. e. Kebatilan, terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 188.

2.6.3 Modal Lembaga Keuangan Syariah

Sumber modal utama lembaga keuangan dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat berupa modal pribadi, pinjaman, dan investasi dari pemegang saham. Kemudian dalam kegiatan usahanya lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dana dari unit surplus ekonomi, baik sektor usaha, lembaga pemerintah maupun individu rumah tangga untuk penyediaan dana bagi unit ekonomi lain. Veitzhal Rivai dkk. mengatakan bahwa intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana dari unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit. Gambar 2.2 : Metode Intermediasi Keuangan UNIT SURPLUS LEMBAGA KEUANGAN UNIT DEFISIT Pada proses intermediasi keuangan diatas, unit surplus unit yang memiliki kelebihan dana akan menyimpan dana tabungan berdasarkan kebutuhan likuiditas, keamanan, kenyamanan, kemudahan akses, dan operasional lembaga keuangan. Sedangkan bagi unit defisit penggguna dana, lembaga keuangan akan menyalurkan dana pembiayaan berdasarkan pada kebutuhan jangka waktu, jumlah, dan prinsip operasional yang digunakan. Sekuritas primer bisa berbentuk saham, obligasi dan yang sejenisnya. Sedangkan sekuritas sekunder bisa berbentuk giro, tabungan, deposito, polis asuransi, program pensiun, reksa dana, dan sebagainya Soemitra, 2009. 2.7 Pembiayaan Al-Murabahah 2.7.1 Pengertian Pembiayaan Murabahah Murabahah adalah bagian dari jenis ba’i, yaitu jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang yang dijual ditambah dengan sejumlah keuntungan ribhun yang disepakati oleh kedua belah pihak, pembeli dan penjual. Pada transaksi murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, tangguh ataupun dicicil Wiyono, 2009. Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli Rizal dkk, 2009. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli PSAK 102 paragraf 5.

2.7.2 Dasar Hukum Pembiayaan Murabahah

Dalil yang mendasari kegiatan muamalat ini adalah sebagai berikut: 1 Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah2 ayat 275 : ﺲَﻤْﻟا َﻦِﻣ ُنﺎَﻄْﻴﺸﻟا ُﻪُﻄﺒَﺨَﺘَـﻳ يِﺬﻟا ُمﻮُﻘَـﻳ ﺎَﻤَﻛ ﻻِإ َنﻮُﻣﻮُﻘَـﻳ َﻻ ﺎَﺑﺮﻟا َنﻮُﻠُﻛْﺄَﻳ َﻦﻳِﺬﻟ ُﻩءﺎَﺟ ﻦَﻤَﻓ ﺎَﺑﺮﻟا َمﺮَﺣَو َﻊْﻴَـﺒْﻟا ُﻪّﻠﻟا ﻞَﺣَأَو ﺎَﺑﺮﻟا ُﻞْﺜِﻣ ُﻊْﻴَـﺒْﻟا ﺎَﻤﻧِإ ْاﻮُﻟﺎَﻗ ْﻢُﻬـﻧَﺄِﺑ َﻚِﻟَذ ر ﻦﻣ ٌﺔَﻈِﻋْﻮَﻣ ُبﺎَﺤْﺻَأ َﻚِﺌـَﻟْوُﺄَﻓ َدﺎَﻋ ْﻦَﻣَو ِﻪّﻠﻟا ﻰَﻟِإ ُﻩُﺮْﻣَأَو َﻒَﻠَﺳ ﺎَﻣ ُﻪَﻠَـﻓ َﻰَﻬَـﺘﻧﺎَﻓ ِﻪﺑ َنوُﺪِﻟﺎَﺧ ﺎَﻬﻴِﻓ ْﻢُﻫ ِرﺎﻨﻟا Artinya: “Orang-orang yang makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan; dan