20
a Sebagai Pusat Kegiatan Belajar Mengajar Perpustakaan sekolah menyediakan informasi melalui bahan pustaka,
untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, mengembangkan kemampuan anak mencari dan menggunakan sumber informasi. Bagi guru perpustakaan
merupakan tempat yang dapat membantu mereka dalam melaksanakan tugasnya dan untuk menambah pengetahuan.
b Sebagai Pusat Penelitian Sederhana Yaitu membantu peserta didik dalam memperluas pengetahuannya tentang
suatu pelajaran di kelas dengan melakukan penelitian di perpustakaan.
c Sebagai Pusat Membaca Guna Menambah Ilmu Pengetahuan d Sebagai Tempat Rekreasi Perpustakaan Nasional RI, 2001: 4.
Dari beberapa uraian di atas tentang perpustakaan sekolah, pada intinya adalah perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai pusat informasi, pusat
kegiatan belajar mengajar, kebudayaan, penelitian dan tempat untuk rekreasi ilmu pengetahuan.
4. Peran Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu unit yang terdapat di sekolah menjadi unsur pelengkap dalam proses belajar mengajar, mempunyai peranan
yang sangat penting sebagai salah satu sumber belajar, diantara peranan peprustakaan adalah sebagai berikut:
21
a Mengembangkan kemampuan anak dalam mencari dan menggunakan
informasi b Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca yang baik pada murid
c Mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka d Memberikan dasar ke arah studi mandiri
e Membantu pekerjaan guru dalam melaksanakan pekerjaanya f Mengembangkan apresiasi hasil budaya dan karya seni
g Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah Nurhadi, 1981: 21.
Berdasarkan visi dan misi, tujuan dan fungsi, peran perpustakaan sekolah bahwa keberadaan perpustakaan sekolah itu sangatlah penting bagi siswa agar
siswa dapat mendapatkan ilmu pengetahuan selain dari kegiatan belajar mengajar. Untuk mewujudkan hal itu, siswa diharuskan mempunyai kemampuan dalam
menggunakan fasilitas yang ada, yaitu dengan cara mempunyai keterampilan literasi informasi.
5. Perpustakaan Sekolah Luar Biasa
Perpustakaan sekolah ada 2 macam, yang pertama perpustakaan sekolah untuk anak normal, dan yang kedua perpustakaan sekolah untuk anak luar biasa.
Sedangkan dari devinisi, keduanya memiliki devinisi yang sama yaitu
perpustakaan yang tergabung dalam sebuah sekolah dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan.
Kedua perpustakaan tersebut pada umumnya mempunyai tujuan untuk membuat penggunanya menjadi manusia yang berkualitas, menjadi pemikir yang
22
kritis dan mempunyai kemampuan literasi informasi. Pengguna yang menjadi perbedaannya, koleksi dan fasilitas yang tersedia. Hampir semua koleksi yang ada
di perpustakaan sekolah luar biasa adalah berbentuk braille. Adapun yang buku awas jumlahnya masih lebih sedikit dibanding buku braille.
Umumnya Sekolah Luar Biasa tidak memiliki tempat khusus untuk menempatkan buku-buku dalam ruang perpustakaan khusus. Bagi sekolah-sekolah
yang sudah atau akan mulai diakreditasi, keberadaan ruang perpustakaan sudah mulai diprioritaskan. Namun demikian, masih banyak ditemukan sekolah-sekolah
yang belum memprioritaskan atau belum menganggap penting keberadaan area ini.
Beberapa Sekolah Luar Biasa yang memiliki area yang luas dengan ruangan yang memadai, buku-buku kebutuhan anggota sekolah dapat ditempatkan
dalam perpustakaan sekolah, dan dikelola dengan baik. Sehingga memiliki kegiatan sirkulasi yang teratur. Bagi sekolah yang memiliki keterbatasan area dan
ruangan, bukan berarti mewujudkan perpustakaan sekolah sebagai hal yang mustahil. Sebab hal itu masih tetap memungkinkan. Idealnya, perpustakaan
sekolah berada dalam ruangan khusus. Namun demikian, setiap sudut kelas dapat diubah menjadi perpustakaan kelas sesuai dengan kebutuhan anggota kelas. Jika
hal ini perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga atau terlalu berisiko, mengingat aktivitas gerak siswa,
maka sudut ruangan tertentu di sekolah dapat diubah menjadi perpustakaan sekolah.
23
Suatu instansi atau perpustakaan sekolah yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur menurut sistem tertentu untuk
digunakan dalam menunjang kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Keberadaan perpustakaan sekolah secara umum bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang memiliki rasa percaya pada diri sendiri, bersikap dan berperilaku yang inovatif dan kreatif, sehingga mampu mewujudkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama- sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Perpustakaan sekolah selain
berfungsi edukatif, juga berfungsi informatif, penelitian dan rekreatif. Terselenggaranya perpustakaan sekolah dapat membangkitkan minat,
kemampuan dan kebiasaan membaca; mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan data; mendidik masyarakat pemakai agar dapat
memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka; belajar mandiri; memupuk minat dan bakat; menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif; memecahkan
masalah; dan menjadi fasilitas rekreasi pada waktu senggang. Mengingat masih banyak Sekolah Luar Biasa yang terbatas dari sisi lahan
tanah, ruangan juga personil sekolah, namun harus melengkapi sekolah dengan perpustakaan sekolah. Berikut ini cacatan penting yang dapat diperhatikan agar
perpustakaan sekolah di SLB dapat terkelola dengan baik. 1 Menentukan personil perpustakaan, yang terpenting terdiri dari kepala
perpustakaan, sekretaris, bendahara, dan anggota yang bertanggung jawab pada bagian layanan sirkulasi, layanan teknis, dan pengadaan.
24
2 Melengkapi area, ruangan atau sudut ruangan yang akan dipakai dengan rak-rak buku atau lemari buku, meja dan kursi baca, dan meja
administrasi. 3 Menyiapkan administrasi perpustakaan, meliputi buku induk, buku
anggota, buku peminjaman, buku tamu, dan buku-buku lain yang diperlukan
4 Menata perlengkapan buku, meliputi: label buku yang direkatkan pada punggung buku terdiri dari nomor klasifikasi tiga huruf pertama nama
pengarang, dan huruf pertama judul buku, kartu buku mencantumkan tanda buku, nama pengarang, judul buku, dan nomor inventaris, kantong
buku mencantumkan tanda buku, nama pengarang, judul buku dan nomor inventaris, dan lembar tanggal kembali mencantumkan tanggal pinjam
dan tanggal kembali. 5 Mengelompokan buku berdasarkan kebutuhan dan kemudahan sekolah.
Misalnya mengelompokan berdasarkan isinya, tebal dan tipisnya, atau berdasarkan kode tertentu. Pada perpustakaan besar, pengelompokan buku
dikenal dengan istilah sistem klasifikasi. Umumnya yang digunakan adalah
Klasifiaksi Persepuluhan
Dewey. Untuk
kebutuhan pengklasifikasian sistem Klasifikasi Persepuluhan Dewey, personil
perpustakaan sekolah dapat merujuk pada Buku Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey yang dapat diperoleh secara umum di toko buku.
6 Menyusun jadwal kegiatan sirkulasi, agar buku-buku yang keluar masuk dapat jelas diketahui. Hal ini juga melatih anggota sekolah untuk
25
bertanggung jawab atas buku-buku yang dipinjam. Mengingat hampir 75 buku-buku yang ada di SLB umumnya adalah milik Negara, maka
pengelolaan sirkulasi buku harus jelas. Melalui pengolahan yang baik, seluruh SLB diyakini akan memiliki perpustakaan yang ideal Puspita,
2003:43.
B. Ketunanetraan 1. Pengertian Ketunanetraan