5
4. Sejauh pengamatan penulis, masalah tersebut belum pernah dibahas oleh mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Bertitik tolak pada pola fikir di atas, maka penulis marasa tertarik untuk menuangkan keinginan penulis, kemudian diwujudkan dalam bentuk skripsi yang
diberi judul: “ Peran Perpustakaan Sekolah Luar Biasa dalam Menumbuhkan Kemampuan Literasi Informasi Bagi Anak Tunanetra”. Tema ini menarik untuk
dikaji, karena implikasinya sangat luas, sehingga dapat menjadi bahan pemikiran bagi lembaga pendidikan lainnya dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai
salah satu sarana dalam rangka meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran.
B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah hanya pada kemampuan literasi informasi pada siswa tunanetra kelas 1, 2 dan 3 SMLB di
SLB-A PTN Jakarta.
C. Perumusan Masalah
Setelah objek penelitian dibatasi hanya pada kemampuan literasi informasi saja, dan agar penelitian lebih terarah dan lebih jelas, serta terorganisir dengan
baik, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra
2. Sejauhmana usaha anak tunanetra dalam menumbuhkan literasi informasi
6
3. Apasaja program dari perpustakaan SLB untuk meningkatkan kemampuan anak tunanetra dalam literasi informasi
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai berbagai macam tujuan, yaitu: 1. Mengetahui peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan
literasi informasi bagi anak tunanetra 2. Mengetahui usaha-usaha siswa tunanetra dalam menumbuhkan literasi
informasi 3. Mengetahui program dari perpustakaan SLB untuk meningkatkan
kemampuan siswa tunanetra dalam literasi informasi
E. Manfaat Penelitian
Dengan mempelajari peran dari perpustakaan Sekolah Luar Biasa dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra, maka kita dapat
mengetahui tingkat melek huruf pada anak tunanetra. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pihak sekolah dan pihak perpustakaan sebagai
langkah dasar dalam mengurangi dan memberantas buta huruf pada anak tunanetra.
F. Metodologi Penelitian
Agar penelitian ini dapat berjalan lancar, maka diperlukan suatu pedoman yang dapat digunakan ketika penelitian dilaksanakan. Metode penelitian yang
digunakan penulis adalah:
7
1. Metode Penelitian
Bentuk dari penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat gambaran-gambaran sifat sesuatu yang sedang
berlangsung. Dengan tujuan agar objek yang dikaji dapat dibahas secara mendalam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah sumber data yang berasal dari buku, internet, dokumen-dokumen,
dan dari jawaban-jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diartikan oleh penulis.
2. Sampel
Adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-
ciri keberadaan populasi yang sebenarnya dalam pengambilan sampel, peneliti
menggunakan sampel
bertujuan purposive
sampling. Penggunaan sampel ini dimaksud untuk menjaring informasi yang akan
menjadi dasar rancangan dan teori yang muncul Moleong, 2007: 155.
3. Teknik Pengumpulan Data
Ada dua cara dalam pengumpulan data yang penulis lakukan, adalah: 1. Study pustakadokumentasi, data-data yang digunakan penulis adalah
berasal dari sejumlah buku-buku, internet, dan dokumen-dokumen lainnya.
8
2. Penelitian Lapangan a. Pengamatan Observasi
Pengamatan biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti luas
sebenarnya tidak
hanya terbatas
kepada pengamatan
yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil
observasi kemudian dicatat dan ini sering disebut sebagai catatan lapangan.
b. Wawancara interview Observasi
saja tidak
cukup dalam
melakukan penelitian,
mengamati kegiatan dan kelakuan orang saja tidak dapat mengungkapkan apa yang diamati atau dirasakan orang lain. Itu
sebabnya, observasi harus dilengkapi oleh wawancara, dengan melakukan wawancara kita dapat memasuki dunia pikiran dan
perasaan responden. Karena wawancara adalah tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara langsung Nasution, 2002:
20. Dan yang akan diwawancara dalam penelitian ini adalah dari pihak kepala sekolah dan pengelola perpustakaan.
c. Kuesioner Yakni suatu daftar yang berisi suatu rangkaian pertanyaan
mengenai suatu hal. Kuesioner ini akan diberikan kepada siswa tunanetra. Untuk catatan karena responden yang akan diteliti
adalah siswa tunanetra, maka untuk mempermudah jalannya penelitian untuk pengisian kuesioner nanti akan penulis bacakan
9
satu persatu, jadi metodenya seperti wawancara tapi untuk jawabannya sudah disediakan.
4. Pengolahan Data dan Analisa Data
Dalam pengolahan dan analisa data, penulis memperoleh data melalui observasi, dan dari catatan lapangan kemudian diolah dan diedit yang
selanjutnya dianalisa, dan kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Untuk perolehan data kuesioner, data yang telah diperoleh kemudian akan
dianalisa melalui perhitungan frekuensi dengan rumus: P = F N x 100
Keterangan: P
= Prosentase jawaban F
= Frekuensi N
= Jumlah Responden 100 = Bilangan tetap Sudijojo, 1997: 40.
Adapun parameter untuk menafsirkan nilai prosentasi adalah: = Tidak ada satupun
1 - 25 = Sebagian kecil
26 - 49 = Hampir setengahnya atau kurang dari setengahnya
50 = Setengahnya
51 - 75 = Lebih dari setengahnya
76 - 99 = Hampir seluruhnya
100 = Seluruhnya Warsito, 1992: 11.
10
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika
penulisan ini,
penulis menguraikan
mengenai pembahasan-pembahasan yang akan dikaji dalam skripsi yang berjudul: “ Peran
Perpustakaan Sekolah Luar Biasa dalam menumbuhkan Kemampuan Literasi Informasi Bagi Anak Tunanetra”. Pembahasan-pembahasan tersebut antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penulisan, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat
penelitian, metodologi
penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Berisi tentang perpustakaan sekolah, sejarah, devinisi, visi dan misi, tugas dan fungsi, sekilas tentang perpustakaan sekolah luar biasa, peran
perpustakaan sekolah
luar biasa
dan program
literasi informasi.
Ketunanetraan pengertian, faktor penyebab ketunanetraan, perkembangan kognitif anak tunanetra, masalah ketunanetraan bagi keluarga, masyarakat,
dan penyelenggara pendidikan, dampak ketunanetraan, sistem pendidikan bagi tunanetra. Literasi Informasi.
BAB III GAMBARAN UMUM
Berisi sejarah singkat SLB-A PTN, tugas dan fungsi, visi dan misi, dan sejarah singkat perpustakaan.
11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang peran perpustakaan SLB-A PTN dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra, usaha-usaha yang
dilakukan siswa tunanetra dalam menumbuhkan literasi informasi, dan usaha-usaha perpustakaan SLB-A PTN untuk meningkatkan kemampuan
siswa tunanetra dalam literasi informasi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
12
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah 1. Definisi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan sarana pendukung sistem pendidikan di sekolah. Dan pengertian perpustakaan sekolah itu sendiri adalah perpustakaan
yang tergabung dalam sebuah sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah dalam mencapai tujuan
khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya Sulistyo-Basuki, 1993: 50.
Menurut UNESCO yaitu salah satu organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa PBB yang menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya dunia
mengemukakan definisi perpustakaan sekolah sebagai berikut:
Kumpulan koleksi dengan ragam yang luas yang menyatu dari bahan- bahan tercetak dan bahan pandang dengar yang diseleksi dengan penuh
hati-hati, diorganisasi dan diindeks menurut subjek agar dapat dengan mudah ditemukan kembali dan digunakan, bersama dengan penyediaan
layanan konsultasi, dan distribusi, penyediaan peralatan pokok yang dibutuhkan dalam proses belajar-mengajar, merangsang dan membantu
belajar kelompok, belajar perorangan dan belajar mandiri.
Dari kedua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang
bertugas menyediakan informasi dan gagasan yang sangat diperlukan untuk dapat