Kedudukan Internal Auditor Proses Audit Operasional

74 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. perusahaan. Internal Auditor tidak turut dalam kegiatan usaha atau operasi perusahaan sehingga dalam melaksanakan pemeriksaan dapat dengan bebas menilai dan memberikan saran atau rekomendasi.

b. Tanggung Jawab Internal Auditor

Seperti telah disebutkan sebelumnya mengenai tanggung jawab internal auditor pada perusahaan yaitu melaksanakan tugas pemeriksaan operasional bank dan juga kebenaran data-data pada laporan keuangan. Bila melihat teori dan kenyataan yang ada pada perusahaan tidaklah jauh berbeda. Tanggung jawab yang diemban oleh Internal auditor ini mampu dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari prosedur yang dijalankan khusus pemeriksaan operasional kantor POK di kantor cabang Medan. Bidang-bidang pemeriksaan telah diuraikan dengan lengkap dan dilaksanakan dengan baik oleh internal auditor sehingga dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

2. Kedudukan Internal Auditor

Luas pemeriksaan yang diharapkan dari internal auditor pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan sangat dipengaruhi kedudukannya dalam organisasi. Kedudukannya dalam organisasi juga akan menjamin independensi dan objektivitasnya dalam melakukan pemeriksaan. Dalam BAB II telah diuraikan bahwa ada beberapa alternatif kedudukan bagian internal auditor didalam perusahaan. Secara teoritis semakain tinggi kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan maka akan 75 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. semakin luas cakupan pemeriksaannya serta memiliki kemungkinan yang sangat besar dalam mempertahankan independensi dan objektifitasnya. Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, kedudukan internal auditor adalah sebagai asisten manajer yang berada langsung di bawah Branch Manager. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan dari kedudukan internal auditor tersebut yaitu : a. Dukungan dari Branch Manager sepenuhnya diharapkan b. Bahwa perusahaan sangat menjungjung tinggi kebebasan independensi auditor internal dalam melaksanakan tugasnya.

3. Proses Audit Operasional

1. Penyajian Data dan Pembahasannya: a. Prosedur Membuka Deposito Berjangka dan Perhitungan Bunga Salah satu jasa Bank di dalam pelayanan kepada masyarakat adalah simpanan dalam bentuk deposito berjangka. Simpanan ini dapat dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam bentuk setoran oleh nasabah pada Bank. Bentuk setoran tersebut berupa : 1. Prosedur Pembukuan Deposito Berjangka dengan Setoran Tunai. a. Calon Deposan 1. Menghubungi dan menerima aplikasi pembukaan Deposito Berjangka rangkap 2 dari petugas loket Bank. 2. Menandatangani dan mengisi formulir tersebut. 3. Menandatangani kartu pembayaran bunga deposito. 76 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. 4. Menyarankan tanda bukti diri seperti KTP, SIM, Passport. 5. Menyetorkan uang yang akan didepositokan ke kasir. 6. Menerima bilyet Deposito Berjangka asli yang telah diperiksa dan ditandatangani oleh pimpinan Bank. b. Petugas Bank 1. Melayani dan menyerahkan formulir permohonan Deposito Berjangka Aplikasi Pembukaan Deposito. 2. Membukamengetik bilyet kartu pembayaran bunga deposito yang telah diketik. 3. Mencatat dalam buku register deposito. 4. Membuatmengetik bilyet deposito sesuai dengan aplikasi yang diisi oleh deposan kemudian diberi meterai dan stempel. 5. Diserahkan kepada seksi dana untuk diteliti dan ditandatangani. 6. Menyerahkan bilyet Deposito Berjangka asli telah diteliti dan disetujui oleh kepala bagian dalam negeri kepada deposan. c. Petugas Kasir Teller 1. Menerima aplikasi deposito beserta uang tunai dari calon deposan kemudian dilampiri dengan perincian setoran. 2. Meneliti aplikasi tersebut beserta jumlah uang tunai yang diterima. 3. MenandatanganiParaf pada aplikasi deposito dan pada waktu perincian setoran. 77 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. 4. Meneruskan data-data tersebut kepada seksi dana. d. Seksi Dana 1. Menerima Formulir aplikasi pembukuan deposito berjangka rangkap 2 dan perincian setoranlembar dari petugas kasir. 2. Menyiapkan bilyet deposito rangkap 5. 3. Mencatat bilyet deposito ke dalam buku register Control Deposito berjangka. 4. Meneruskan data-data seperti : a. Permohonan deposito rangkap 2. b. Bilyet Deposito rangkap 5. c. Perincian setoran 1 lembar. 5. Menyerahkan data-data tersebut kepada petugas loket untuk diketik. 6. Meneliti dan memeriksa kembali data-data tersebut setelah diketik oleh petugas loket. 7. Menandatangani bilyet deposito dengan counter sign. 8. Meneruskan bukti-bukti tersebut kepada bagian dalam negeri. e. Kepala Bagian Dalam Negeri. 1. Menerima aplikasi permohonan deposito rangkap 2, bilyet deposito rangkap 5 dan perincian setoran dari seksi bagian dana. 78 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. 2. Meneliti dan memeriksa kembali data-data tersebut kemudian membubuhi tanda tangan pada permohonan deposito dan paraf pada perincian setoran. 3. Meneruskan semua data-data itu kepada petugas yang membagi-bagikan dokumen dengan distribusi sebagai berikut: a. Permohonan Deposito Berjangka lembar ke-1 untuk bagian pembukuan. b. Permohonan Deposito Berjangka lembar ke-2 untuk seksi dana. c. Bilyet deposito berjangka. 4. Lembar ke-1 untuk deposan yang bersangkutan, yang asli bilyet Deposito Berjangka yang dibubuhi meterai atas beban Bank. 5. Lembar ke-2 untuk keperluan BI. 6. Lembat ke-3 untuk voucher pembukuan cabang yang bersangkutan, pada saat pembukuan Deposito Berjangka yang dimaksudkan. 7. Lembar ke-4 untuk bukti cabang yang bersangkutan pada saat penarikan kembali simpanan deposito tersebut dan simpan dalam file petugas yang mengelola deposito. 8. Lembat ke-5 untuk keperluan pasar modal BI yang dikirim secara sentral melalui KBTRS Kantor Besard Treasury. 79 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. 2. Prosedur Pembukaan Deposito Berjangka dengan menggunakan cek yang bersangkutan. a. Calon Deposan 1. Menghubungi dan meminta aplikasi pembukuan Deposito Berjangka rangkap 2 pada petugas Bank. 2. Mengisi formulir dan dibubuhi tandatangan pada permohonan deposito. 3. Menyerahkan tanda bukti diri berupa, KTP, SIM, Passport. 4. Menentukan tingkat suku bunga dan jangka waktu pengambilannya. 5. Menyetorkan cek sebesar uang yang akan didepositokan ke kasir. 6. Menerima bilyet deposito asli yang telah diperiksa dan ditandatangani oleh pimpinan Bank dari petugas loket sebagai bukti adanya simpanan Deposito Berjangka. b. Petugas Loket. 1. Melayani dan menyerahkan formulir permohonan Deposito Berjangka Aplikasi Pembukuan Berjangka Rangkap 2 kepala calon Deposan. 2. Membuatmengetik kartu pembayaran bunga deposito sesuai dengan bilyet deposito yang telah diketik. 80 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. 3. Mencatat ke dalam register deposito. 4. Diserahkan kepada seksi dana untuk diteliti dan ditandatangani. 5. Menyerahkan bilyet asli yang telah disetujui oleh kepala bagian dalam negeri kepada deposan. c. Seksi Kas 1. Menerima aplikasi pembukuan Deposito rangkap 2 beserta cek Bank yang bersangkutan dari petugas loket. 2. Meneliti aplikasi dan cek tersebut kemudian ditandatangani. 3. Meneruskan data-data seperti: rekening koran giro, aplikasi pembukuan deposito dan cek Bank yang bersangkutan kepada seksi dana. d. Petuga Seksi Dana 1. Menerima aplikasi pembukuan Deposito Berjangka rangkap 2, rekening giro dan cek yang bersangkutan dari petugas seksi dana. 2. Menyiapkan bilyet deposito rangkap 5. 3. Meneruskan data-data tersebut setelah diketik oleh petugas deposito. 4. Mencatat bilyet deposito ke dalam buku register control Deposito Berjangka. 5. Meneruskan data-data tersebut kepada pimpinan bagian dalam negeri untuk ditandatangani dengan counter sign. 81 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. e. Pimpinan Bagian Dalam Negeri. 1. Menerima aplikasi pembukuan Deposito Berjangka rangkap 2, RK giro, bilyet deposito rangkap 5 dan cek Bank yang bersangkutan dari petugas seksi dana. 2. Meneliti data-data yang diterima dari seksi dana kemudian membubuhi tanda tangan pada bilyet deposito dan paraf aplikasi pembukuan deposito. 3. Meneruskan data-data tersebut kepada petugas yang membagi-bagikan dokumen. 4. Menyiapkan bilyet asli Deposito Berjangka kemudian menandatangani, seterusnya menyerahkan kepada deposan. b. Cara Pembayaran Bunga Deposito Berjangka. Pembayaran bunga deposito dilakukan dengan cara: 1. Uang Tunai a. Menyerahkan bilyet deposito kepada Bank dan minta dibayar secara resmi. b. Bank menghitung bunga untuk tiap bulan. c. Membayar sejumlah uang sebesar bunga deposito tersebut untuk bulan-bulan yang belum diambil. d. Dalam perhitungan bunga deposito, basis perhitungan untuk 1 bulan adalah 30 hari, jadi 1 tahun dihitung 360 hari. 82 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. e. Untuk keperluan kontroladministrasi pembayaran dibuatkan kartu pembayaran bunga deposito. 2. Dipindahkan ke rekening Tabanas atau Taplus deposito yang bersangkutan : a. Petugas Bank bagian deposito membuat suatu rekening nota rangkap 4 untuk pemindahan bunga tersebut. b. Didalam rekening akan diisi : 1. Nama Deposan. 2. Nomor dari TabanasTaplus. 3. Rekening nota lembar ke-1 untuk TabanasTaplus. 4. Rekening nota lembar ke-2 untuk pembukuan. 5. Rekening nota lembar ke-3 untuk arsip bagi deposito. 6. Rekening nota lembar ke-4 untuk pengawasan intern. c. Bagian pembukuan membuat jurnal dari pada pemindahbukuan tersebut terdiri dari 3 rangkap yaitu : 1. Lembar ke-1 untuk pembukuan. 2. Lembar ke-2 untuk arsip. 3. Lembar ke-3 untuk pengawasan intern. 3.Ditransfer ke Bank lain pelaksanaan kliring antara Bank a. Petugas bagian deposito membuat suatu nota lalu lintas giro. b. Nota lalu lintas giro ditunjukkan kepada Bank yang telah ditujukan oleh deposan untuk menerima pemindahan bunga deposito berjangka. 83 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. c. Yang tercantum dalam lalu lintas Giro : - Nama dari orang yang memiliki rekening di Bank lain. - Nomor rekening dan alamat. c. Pembayaran Deposito Berjangka. 1. Deposito Berjangka Setelah Jatuh Tempo. a. Diambil secara tunai. 1. Bank berkewajiban memberikan kepada pemegang deposito, Pemberitahuan ini melalui pos, bahwa jangka waktu depositonya akan tiba. 2. Pada waktu jatuh tempo deposan datang ke Bank, mengatakan maksudnya akan mengambil depositonya tunai dengan menyerahkan asli bilyet depositonya tunai dengan menyerahkan asli bilyet deposito kepada petugas bank, setelah lebih dahulu ditandatangani pada tempat yang tersedia yaitu kolom terima uang di halaman belakang bilyet depositonya di atas meterai. 3. Bank membuat pembayaran kembali sejumlah yang tertera di dalam bilyet deposito tersebut, kemudian deposan diharuskan menandatangani bukti pelunasan nominal. 4. Sebagai tanda lunas maka halaman depan asli bilyet harus dibubuhi catatan “Lunas Setelah Jatuh Tempo”Dengan stempel. 84 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. b. Melalui pemindahbukuan untuk keuntungan rekening korantabungan. 1. Deposan datang ke Bank setelah menerima pemberitahuan melalui pos dari pihak Bank lalu menyerahkan bilyet deposito asli. 2. Selain bilyet deposito asli diserahkan, juga harus membuat harus permohonan di atas kertas bermeterai secukupnya dengan menyebutkan nominal deposito, untuk dipindahkan ke rekening giro atau tabungan dan harus disebutkan tanggal pelunasannya. 3. Deposan menerima bukti pelunasan pokok. 4. Menyiapkan bukti setoran yang telah dibubuhi tanda tangan dan menyerahkan kepada kasir Deposan menerima bukti setor untuk disimpan. 2. Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo Jika deposan membutuhkan uang, depositonya dapat diuangkan atau dicairkan kembali, walaupun belum jatuh tempo tetapi deposan bersangkutan akan dikenakan sanksi. Sanksi tersebut berupa penurunan prosentase suku bunga Deposito Berjangka. Bila Deposito Berjangka telah dicairkan maka sebagian tanda lunas dibubuhi catatan “LUNAS SEBELUM JATUH TEMPO” pada halaman aslu bilyet deposito dengan stempel. 85 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. Seperti diketahui bahwa Deposito Berjangka berdasarkan Inpres No. 28 tahun 1986 merupakan bentuk simpanan atas nama. Karena itu pada dasarnya pengambilan atau pencairan kembali hanya dilakukan oleh deposito-deposito telah jatuh tempo maupun untuk deposito belum jatuh tempo. Akan tetapi didapat terjadi adanya pencairan atau penguangan kembali deposito yang terpaksa dilakukan oleh orang lain, yaitu: a. Pencairan kembali dengan mempergunakan surat kuasa. Pemberian kuasa dapat dilakukan dengan mempergunakan surat kuasa secara bawah tangan, untuk ini harus dibuat di atas materai secukupnya yang berisi pemberian uang secara penuh dan tidak dapat dicabut kembali. Surat kuasa ini harus dilengkapi data-data seperti : 1. Asli bilyet Deposito Berjangka. 2. Foto Copy tanda bukti deposan yang bersangkutan dan dari yang diberi kuasa. Selain surat kuasa secara di bawah tangan dapat juga dilaksanakan dengan kuasa yang berupa akte notaris, dimana harus dinyatakan secara tegas adanya kata-kata pemberian kuasa untuk mencairkan kembali simpanan depositonya. Surat kuasa ini juga dilengkapi data-data tambahan : 1. Asli bilyet Deposito Berjangka. 2. Foto Copy tanda bukti diri yang diberi kuasa. 86 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. b. Pencairan kembali karena deposan meninggal dunia. Pencairan kembali Deposito Berjangka dapat dilaksanakan oleh ahli waris bila deposan yang bersangkutan meninggal dunia. Petunjuk ahli wari yang syah dapat dilakukan melalui : 1. Petunjuk sebagai ahli waris oleh pengadilan negeri atau pengadilan agama setempat. 2. Surat wasiat. Untuk pelaksanaan pencairan kembali Deposito Berjangka dilakukan melalui ahli waris memerlukan data-data tambahan antara lain : 1. Surat penunjukan sebagai ahli waris atau surat wasiat. 2. Asli bilyet Deposito Berjangka. 3. Foto Copy tanda bukti diri dari ahli waris. Bila ahli waris yang ditunjuk pengadilan negeri atau pengadilan agama ternyata lebih dari seorang, maka harus dimintakan surat penunjukan kuasa dibawah tangan atau notaris dari semua ahli waris pada salah seorang ahli waris untuk mewakili mereka melaksanakan pencarian Deposito Berjangka. c. Pencairan kembali karena deposan menjadi order curatele atau tidak cakap hukum. 87 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. Pencairan kembali deposito hanya dapat dilakukan melalui orang lain yang ditunjuk sebagai curator, bila deposan mendadak menjadi order curatele, seperti sakit ingatan. Penunjukkan curatele ini dilaksanakan melalui keputusan hakim dari pengadilan setempat. Disamping keputusan pengadilan tentang penunjukkan. Curatele ini diperlukan data-data tambahan yaitu ; 1. Asli bilyet deposito berjangka. 2. Foto copy tanda bukti diri orang yang ditunjuk sebagai curator dan juga dari deposan bersangkutan. d. Pencairan kembali karena deposan cacat fisik. Penunjukan orang lain untuk mewakili dalam pencairan kembali deposito berjangka harus dilakukan melalui akre notaris, bila mana deposan mendadak menjadi cacat fisik. Sehingga tidak dapat menandatangani asli bilyet deposito maupun surat kuasanya. Dalam pelaksanaan pencairan kembali deposito berjangka tersebut harus disertai data-data sebagai berikut : 1. Akte notaris penunjukan yang bersangkutan untuk mewakili deposan dalam pencairan depositonya yang dimaksud. 2. Asli bilyet deposito berjangka. 88 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. 3. Foto Copy tandatangan diri deposan yang bersangkutan dan juga dari orang yang ditunjuk untuk mewakili deposan bersangkutan. d. Perhitungan Bunga Deposito Berjangka. Dengan surat keputusan Direktur Bank Indonesia tentang deposito berjangka dan suku bunganya pada Bank-bank umum pemerintah dan Bank Pembangunan Indonesia No. 10104DirUpum; Tanggal 30 Desember1977, telah diatur tentang besarnya suku bunga, baik untuk deposito berjangka waktu 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan. Ketentuan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1978, merupakan perubahan dari ketentuan-ketentuan yang telah ada sebelumnya. Perubahan serta perbaikan itu dimaksud untuk menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan moneter dewasa ini dan waktu-waktu yang akan datang, oleh karena itulah maka perubahan ini lebih menitik beratkan pada besarnya suku bunga. Khusus untuk Deposito Rupiah Bank BNI, deposan dapat memilih pembayaran bunganya dengan sistem : 1. Bunga Berbunga - Hasil bunga bulan pertama akan menambah nominal depositonya. - Bunga bulan kedua dihitung dari nominal tambah bunga bulan pertama dan lebih jelasnya berikut ini contoh perhitungan bunga deposito dengan sistem bunga berbunga, yaitu : 89 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. Bulan kedua seterusnya sesuai dengan jangka waktu depositonya. Untuk Depositonya dibuka pada tanggal 1 Maret 1993 dengan jangka waktu 3 bulan, nominal deposito Rp. 10.000.000,00 dengan tingkat suku bunga 13 . Berdasarkan sistem ini, maka bunga yang akan diterima oleh deposan adalah : - Bunga bulan maret hari bunga 31 hari 31 x Rp 10.000.000,00 x 13 = Rp 111.944, 45 360 - Bunga bulan April hari bunga 30 hari 31 x Rp.10.000.000 + Rp 111.944,45 x13 = Rp 109.546,06 360 - Bunga bulan Mei hari bunga 31 hari 31 x Rp. 10.000.000 + 111.944,45 +109.546,06 x 13 = Rp 114.423,91 360 Dengan demikian total bunga yang diperoleh deposan tersebut adalah : Rp. 111.944,45 + Rp 109,546,06 + Rp. 114.423,91 = Rp 335.914,42 dan jika diperpanjang secara otomatis, maka deposito yang baru adalah Rp. 10.000.000 + 335.914,42 dan dibulatkan ke bawah menjadi Rp 10.335.940,- 2. Bunga Tunggal Dengan sistem ini bunga deposito akan dibayar pada saat jatuh tempo sesuai dengan tingkat bunga yang telah disepakati pada waktu deposito 90 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. diterbitkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini contoh perhitungan bunganya, yaitu : Rumus b = I + i “ – 1} 12n dengan keterangan : b = Bunga yang dicari n = Waktubulan i = Tingkat bunga bulanan Deposito dibuka pada tanggal 01 Maret 1992 dengan jangka waktu 3 bulan nominal deposito Rp 10.000.000,- dengan tingkat bunga 13 pertahun, Maka bunga yang diterima oleh deposan adalah : Sebelum menghitung bunga depositonya, maka anda harus terlebih dahulu menghitung bunga depositonya, maka anda harus terlebih dahulu menghitung persentase bunga yang sebenarnya dengan rumus tersebut diatas. Tingkat bunga yang sebenarnya. {1 + 1312 – 1}123 = {1 + 131.200 – 1} 4 0,0334 x 4 = 0,1336 x100 = 13,36 = 13, 3 dan bunga yang ditawarkan pada saat jatuh tempo adalah : - Hari bunga tanggal 1 Maret 1992 sd 31 Mei 1992 = 92 hari - Bunga yang diterima Deposan = 92 x Rp 10.000.000 x 13,30 = Rp 339,888,89 360 91 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. Penalty Rate Yang dimaksud dengan Penalty Rate adalah sangsi yang dikenakan terhadap pemilik deposito sehubungan dengan penarikan kembali simpanan dimaksud belum jatuh tempo. Berdasarkan ketentuan-ketentuan Bank Indonesia seperti di atas, maka terhadap deposan mencairkan depositonya sebelum jatuh tempo dikenakan untuk Penalty Rate setiap Bank berbeda, tergantung dari suku bunga yang berlaku dan juga mengalami perubahan sesuai dengan kondisi kebijakan moneter. e. Prosedur Perhitungan Bunga Deposito Berjangka 1. Petugas deposito Sub Bagian Dana a. Mengambil sub buku besar deposito KP dari file. b. Menghitung bunga deposito pada tiap-tiap kartu sub buku besar deposito KP Dan mencatat ke dalam daftar deposito berjangka yang masih harus dibayar DBD. c. Berdasarkan daftar ini, disiapkan bukti pelunasan pokokbunga deposito BPB, rangkap 2. d. Meneruskan KP, DBD rangkap 2 kepada bagian keuangan. e. Menerima KP dan DBD masing-masing dari kepala bagian keuangan dan bagian pembukuan. 2. Kasir bagian keuangan a. Meneliti KP, DBD, BPB, rangkap 2 dari petugas deposito Sub Bagian Dana 92 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. b. Meneliti dan menyetujui perhitungan bunga deposito yang telah dilakukan oleh petugas deposito. c. Meneruskan KP kepada petugas deposito, BPB rangkap 2 kepada kasir dan DBD kepada bagian pembukuan. 3. Kasir. a. Menerima bagian pembayaran bunga BPB rangkap 2 dari kepala bagian keuangan. b. Menahan bagian pembayaran di kemudian hari jika deposan datang ke Bank. 4. Bagian Pembukuan a. Menerima DBD dari kepala bagian keuangan. b. Atas dasar DBD dibuatkan bukti Pembukuan BP. c. BP ini dibukukan ke dalam Buku Besar BB. d. Meneruskan DBD kepada petugas deposito, untuk diisi perhitungan bunganya pada bulan-bulan yang akan datang. 2. Internal Control Yang Digunakan dalam deposito berjangka pada Bank BNI Di dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh Bank BNI, banyak mengelola berbagai barang-barang berharga yang sangat likuid Mudah sekali dicairkan. Mulai dari uang tunai sendiri bermacam-macam Bank Note Mata Uang Valas Asing, asing bilyet-bilyet saham obligasi, sertifikat-serttifikat barang jaminan ataupun berformulir surat berharga yang belum terpakai. Misalnya, Formulir Deposito, Formulir Traveller check dan lain-lain. 93 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. Bank BNI sendiri dalam mengelola kegiatan yang berhubungan dari setiap transaksi di atas menggunakan Sistem Kewenangan Bertingkat yang bertujuan untuk mengawasi segala bentuk transaksi-transaksi yang dilaksanakan, sesuai dengan persetujuan atau wewenang pimpinan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Bentuk dari pengawasan disini mempunyai tahapan-tahapan yang saling berurut dan berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan hasil yang baik. Disamping itu pembagian sistem kewenangan bertingkat dimaksud untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan atau transaksi karena apabila kewenangan tidak dibagi menurut tingkat jabatan maka akan terjadi pemupukan suatu pekerjaan pada seorang pegawai. Hal ini disamping mengurangi kecepatan penyelesaiana suatu kegiatan atau transaksi, juga kemungkinan terjadi kesalahan semakin besar. Internal Kontrol yang digunakan dalam Deposito Berjangka pada Bank BNI : a. Sistem prosedur Merupakan tata cara untuk mempermudah mengadakan pengawasan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi didalam suatu kegiatan yang terjadi. Prosedur dibuat mengacu kepada kebijaksanaan yang telah ditetapkan atas instruksi direksi. Bank BNI menerapkan sistem prosedur bertingkat misalnya Apakah Prosedur penerbitan Deposito Berjangka telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi Bank yang bersangkutan. b. Keuangan Dilingkungan perbankan terdapat pemisahan tingkat jabatan antara front office teller, teller, accounting. Petugas teller diberikan suatu tanggung jawab yang jelas 94 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. yaitu untuk melayani calon nasabah ataupun nasabah baik penerimaan setoran ataupun pembayaran. Untuk kelancaran pelaksanaan tersebut maka kepada masing-masing teller diberikan wewenang dalam jumlah tertentu. c. Internal Control 1. Bentuk-bentuk Permasalahan yang timbul Dalam Pelayanan Deposito Berjangka. Penyelenggaraan deposito melibatkan beberapa karyawan dari berbagai bagian yang ada di Bank. Mungkin setiap karyawan tidak hanya menangani satu macam tugas saja, misalnya deposito tetapi juga menangani bermacam- macam tugas yang berbeda. Bisa saja seorang pegawaikaryawan menangani sekaligus masalah Deposito, Giro, Tabungan atau yang lainnya. Kesibukan demikian dapat membuat seorang karyawan sering melalaikan atau mengindahkan satu prosedur kerja yang seharusnya dilaksanakan demi tercapainya kontrolpengawasan yang baik atas suatu pekerjaan sehingga kemungkinan mengakibatkan terjadinya kesalahan-kesalahan kecil maupun besar yang dapat merugikan Bank tersebut. Sistem internal control membutuhkan adanya ketelitian, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh hasil kerja yang memuaskan dan benar. Bila ditetapkan di Bank, ini berarti bahwa seorang karyawan sebaiknya tidak merangkap terlalu banyak pekerjaan dan penguasaan, seorang karyawan pada salah satu pekerjaan hendaknya dikaitkan dengan kualitas kerja serta kepribadianmental dari karyawan tersebut. Oleh karena hal ini erat kaitannya dengan tanggungjawab dari integritasnya terhadap pekerjaan. 95 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. Apabila intern control di atas dikaitkan dengan pelaksanaan deposito di Bank, setiap karyawan yang bertugas menangani deposito harus konsisten mengikuti prosedur-prosedur kerja penyelenggaraan deposito. Namum kenyataannya kondisi ini sangat diterapkan karena jumlah karyawan yang ada tidak cukup menangani salah satu masalah apalagi setiap harinya melibatkan berbagai macam transaksi dalam jumlah yang cukup besar. Adapun bentuk- bentuk permasalahan yang timbul dalam pelayanan Deposito Berjangka pada Bank BNI adalah : a. Pembukuan Deposito Berjangka Sebelum calon nasabah mendepositokan uangnya, pihak Bank memberikan aplikasi yang harus diisi oleh calon nasabah dan terdapat prosedur-prosedur yang harus dipenuhi, sebelum mengisi aplikasi. Masalahnya terjadi karena terjadi kesibukan kerja para karyawan sehingga pengawasan atas deposito kurang diperhatikan yaitu calon nasabah tidak menyerahkan tanda bukt i diri, seperti KTP, SIM, Passport. Sehingga pada saat deposan melakukan pengambilan bungna atas deposan akan mengalami hambatan. b. Tugas Teller Petugas teller menerima setoran dari deposan tanpa ada batasan kewenangan lain hal dengan pembayaran kepada deposan. Teller diberikan batasan kewenangan pembayaran dalam jumlah tertentu. Kesalahan yang terjadi teller membayarkan kepada deposan di atas kewenangan yang ditetapkan oleh Bank. 96 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. c.Kesalahan Pencatatan Sebagian besar kesalahan yang umum terjadi atas deposito adalah ketidaksesuaianketidakcocokan antara angka yang tertera di dalam bilyet deposito dengan aplikasi yang diisi oleh deposan yang dipegang oleh petugas rekening. Kejadian ini lazim disebut dengan “Human Error”. Jadi dalam kejadian tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan untuk melakukan kecuranganpenyelewengan. Yang ada hanya kesalahan pencatatan angka, misalanya seharusnya jumlah uang yang akan disetor adalah Rp 10.000.000 ternyata jumlah yang tertulis Rp 1.000.000. 2. Internal Control Yang Diperlukan Dalam Mencegah Agar Permasalahan Yang Ada Tidak Menjadi Kerugian. Berikut ini diuraikan mengenai cara mengatasi permasalahan, yaitu sebagai berikut : a. Pembukuan Deposito Berjangka Penyebab utama yang dominan dari masalah ini yaitu adanya petugas yang melalaikan tugasnya untuk memeriksa kelengkapan dari prosedur yang telah ditentukan oleh Bank. Hal ini tidak dapat terjadi apabila petugas melaksanakan tugas dan fungsinya dengan Bank, yaitu : 1. melakukan pemeriksaan ulang Check anda Recheck antara lain: memeriksa ulang bahwa calon deposan telah melengkapi seluruh prosedur yang ada di Bank. 97 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. 2. Secara berkala melakukan pemeriksaan terhadap dokumen- dokumen rekening deposito. 3. Mengadakan konfirmasi dengan pemilik rekening deposito bahwa ada kesalahan dari bank dan meminta deposan untuk melengkapi prosedur yang belum dilengkapi. b. Tugas Teller Petugas teller diberikan batasan kewenangan untuk membayar deposan sesuai yang diinginkan. Petugas teller diberi kewenangan menandatangani tanda terima sampai dengan Rp 5. 000.000 dan jika lebih dari jumlah tersebut diotorisasi oleh chief teller dan seterusnya. c. Kesalahan Pencatatan Melakukan pemeriksaan ulang atas backsheet atau setiap pembukuan mutasi deposito dengan cara membandingkan bilyet deposito dan aplikasi pembukaan deposito, maksudnya untuk melihat jumlah uang yang disetor oleh deposan. d. Pengawasan seharusnya lebih teliti di dalam menentukan hasil pekerjaan pegawai lain. e. Mungkin sudah saatnya dilakukan mutasi pegawai di suatu bagian guna menghindari kejenuhan dan memberi kesempatan pegawai lain untuk mendalami masalah deposito. 98 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. 3. Peranan Internal Control a. Efektifitas Internal Control Internal Control atas Deposito Berjangka meliputi organisasi, prosedur- prosedur, formulir-formulir, dokumen-dokumen, perbankan, penggunaan rekening dalam melaksanakan pencatatan, budget, peraturan-peraturan dalam instruksi- instruksi baik intern dan ekstern. Penelahan satu persatu mengenai efektifitas Internal Control atas deposito pada Bank menunjukkan adanya : 1. Organisasiunitbagian yang mengelola aktivitas deposito pada Bank BNI telah menunjukkan adanya fungsi yang jelas. Seperti adanya pemegang rekening, teller dan pengawasan. 2. Sudah adanya pemisahan wewenang yang cukup jelas antara petugas pemegang rekening, teller dan pengawasan, dimana tidak seorang pun dapat melakukan transaksi tersebut. 3. Adanya prosedur penerbitan Deposito Berjangka telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi Bank yang bersangkutan dan adanya setoran tunai pemindahbukuan. 4. Bilyet Deposito Berjangka telah ditandatangani oleh pejabat-pejabat yang berwenang. 5. Adanya spesimen tanda tangan deposan yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan disimpan. 6. Perhitungan suku bunga dan pembebanan pembayaran dilakukan dengan benar. 99 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. 7. Penerbitan Deposito dicatat dalam buku-buku pembantu yang disiapkan. 8. Dokumen-dokumen untuk pembukuan rekening deposito disimpan dalam map-map dan diarsipkan secara tertib dan aman. 9. Stock bilyet deposito yang belum digunakan telah diadministrasikan dengan tertib dan aman. 10. Pencairan kembali nilai pokok deposito dari bilyet deposito dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku pada Bank. 11. Bilyet deposito yang telah dicairkan tersebut diperformasi paid, sehingga tidak dapat digunakan kembali. 12. Terhadap bilyet – bilyet deposito yang hilang telah diambil pengamanan-pengamanan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Bank tersebut. 13. Untuk mengadministrasi deposito tersebut dibuat kartu – kartu deposito dan telah diisi dengan benar Diadministrasikan secara lengkap 14. Perincian deposito yang diterbitkan jumlah telah sesuai dengan buku besar yang disusun oleh bagiand accounting. b. Permasalahan-permasalahan yang ada yang menyebabkan Internal Control tidak efektif. Walaupun Bank BNI telah melakukan efektifitas internal control yang memadai tidaklah berarti bahwa dalam transaksi deposito yang selama ini 100 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008. dilakukan Bank BNI tidak terdapat permasalahan. Hal ini terjadi karene adanya beberapa kendala, yaitu : 1. Kekurangan pegawai yang membawa akibat pelayanan terhadap nasabah menjadi kurang dan dilain pihak badan kerja pegawai menjadi berat dampaknya adalah kesalahan-kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. 2. Oleh karen volume transaksi yang fungid ganda seorang Petugas atau pegawai Deposito tidak hanya mengenai deposito, tetapi juga menangani macam-macam transaksi baik berupa pengambilan maupun penyetoran, yang menyebabkan pegawai tersebut kurang konsentrasi dalam pelayanan deposito. 3. Kurangnya pengawasan Control yang seharusnya dilakukan oleh para petugaspengawas. Karena menganggap masalah sudah rutin maka pengawasan tidak melakukan tugas sebagaimana mestinya. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya mengenai langkah kerja audit dalam BAB II dan dibandingkan dengan yang terjadi pada perusahaan maka langkah kerja audit yang dilakukan oleh perusahaan sudah baik dan memadai. Khusus langkah-langkah audit tersebut sudah memungkinkan untuk dapat menghindari terjadinya kecurangan-kecurangan yang dapat merugikan perusahaan 101 Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Medan, 2008.

4. Laporan Internal Auditor