79
dan juga pengaruh lingkungan sekitar.” Sumber : Wawancara dengan Bapak Amrin, 25 Maret 2013
4.8.3. Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah 4.8.3.1. Kebudayaan
4.8.3.1.1. Anak Mulai Putus Sekolah di Kelurahan Pasar II Natal
Putus sekolah di Kelurahan Pasar II Natal bukan lagi menjadi hal atau sesuatu yang baru dengan keseharian masyarakatnya, khususnya di lingkungan masyarakat nelayan yang ada di
Kelurahan Pasar II Natal. Putus sekolah sudah menjadi suatu hal yang dianggap wajar bagi sebagian besar anak-anak maupun orang tua yang ada di lingkungan masyarakat nelayan di
Kelurahan Pasar II Natal, Kecamatan Natal. Jenjang pendidikan terkahir yang ditempuh oleh anak-anak yang ada di lingkungan masyarakat nelayan di Pasar II Natal ini bermacam-macam,
ada yang putus sekolah pada tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan ada pula yang putus sekolah pada tingkat Sekolah Menengah Atas, tetapi mayoritas anak-anak di
lingkungan masyarakat nelayan Pasar II Natal ini putus sekolah pada tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Secara rinci komposisi anak mulai putus sekolah di lingkungan
masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal terwakili oleh data responden dalam penelitian yang tercantum pada tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
80
Tabel 6. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkatan Anak Mulai Putus Sekolah di Kelurahan Pasar II Natal.
Anak Mulai Putus Sekolah Frekuensi F
Persentase
SD 7
50 SMP
7 50
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa anak-anak di Kelurahan Pasar II Natal
mulai putus sekolah pada tingkatan Sekolah Dasar SD dan pada tingkatan Sekolah Menengah Pertama SMP dengan persentase yang sama, yakni 50 di tingkat SD dan 50 di tingkat
SMP. Hal ini menunjukkan bahwa putus sekolah di lingkungan masyarakat nelayan tidak bergantung pada tingkatan sekolah yang sudah dijalani, meskipun sudah duduk dibangku
Sekolah Menengah Pertama mereka tidak merasa rugi jika harus putus sekolah pada tingkatan sekolah tersebut. Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan dari salah satu anak yang putus
sekolah pada tingkat SMP, yakni Amdan yang menyatakan bahwa : “Anak-anak yang putus sekolah di Pasar II ini mana ada yang mikir bang
kalo mau berhenti sekolah, biarpun udah sekolah sampe SMP atau SMA pun dia kalo udah ada aja sikit masalahnya pasti milih berhenti sekolah,
kayak aku inilah bang contohnya, padahal masalah berantam aja nya dulu sama kawan di sekolah.”
Sumber : Wawancara dengan Amdan, 26 Maret 2013
4.8.3.1.2. Penyebab Anak Putus Sekolah
Anak-anak yang putus sekolah pada umumnya bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang menyebabkan mereka memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya, begitu juga hal nya dengan
Universitas Sumatera Utara
81
yang terjadi pada anak-anak putus sekolah yang ada di lingkungan masyarakat nelayan yang ada di Kelurahan Pasar II Natal ini. Faktor – faktor tersebut bisa timbul dari segi ekonomi, desakan
dari orang tua, dan bisa juga dari keinginan si anak tersebut untuk berhenti sekolah. Adapun rincian mengenai penyebab anak putus sekolah di lingkungan masyarakat nelayan di Kelurahan
Pasar II Natal dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Komposisi Responden Berdasarkan Penyebab Anak Putus Sekolah Uraian
Frekuensi F Persentase
Faktor ekonomi 5
35,71 Dorongan orang tua
Keinginan sendiri 8
57,14 Lain – lain
1 7,14
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa faktor penyebab yang terbesar anak-anak putus
sekolah di lingkungan masyarakat nelayan Pasar II Natal adalah karena berdasarkan keinginannya sendiri yaitu sekitar 57,14 yang sebagian besar dipicu oleh pengaruh dari
lingkungan sekitarnya ataupun teman sepermainan mereka yang sudah putus sekolah terlebih dahulu. Hal ini didukung oleh pengakuan dari salah satu anak putus sekolah, yaitu Dahril yang
menuturkan seperti berikut ini :
“ Aku berhenti sekolah waktu itu karena terpengaruh sama kawan-kawan
disini bang, hampir tiap malam kami ngumpul sama kawan-kawan, waktu ngumpul-ngumpul itu kawan-kawan aku kan minum-minuman keras, jadi
aku pun ditawari dan ikut minum juga sama orang itu, dari situ lama-
Universitas Sumatera Utara
82
kelamaan aku sering telat bangun pagi untuk sekolah karena sering begadang dan akhirnya aku pun memutuskan untuk berhenti sekolah.”
Sumber : Wawancara dengan Dahril 26 Maret 2013
4.8.3.1.3. Persetujuan Orang Tua untuk Tidak Melanjutkan Sekolah
Keputusan untuk berhenti sekolah bagi anak-anak putus sekolah di lingkungan masyarakat nelayan Pasar II Natal bukanlah serta merta mendapat persetujuan dari keluarga
mereka termasuk dalam hal ini adalah orang tua mereka. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut mengenai setuju atau tidaknya orang tua mereka dengan kondisi putus sekolah yag
dialami oleh anak-anak putus sekolah tersebut.
Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Tentang Persetujuan Orang Tua untuk Tidak Melanjutkan Sekolah
Uraian Frekuensi F
Persentase
Setuju Tidak Setuju
14 100
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Berdasarkan data pada Tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa tidak ada satu orang pun
dari orang tua anak putus sekolah yang menyetujui anaknya untuk berhenti sekolah, yakni dengan persentase 100 . Hal ini menunjukkan bahwa para orang tua dari anak-anak yang putus
sekolah tersebut juga tidak menganggap remeh tentang pendidikan anak-anaknya. Hal ini juga
Universitas Sumatera Utara
83
diperkuat dengan pernyataan Bapak Zidan, yakni salah satu orang tua dari anak putus sekolah yang menyatakan :
“Kalau harapan saya sebenarnya bisalah anak saya si Rizky sekolah setinggi-tingginya supaya jangan dirasakannya nanti kalo udah besar apa
yang kurasakan saat ini, setidaknya lebih lah dia dari orang tuanya saat ini biar bisa dia menyekolahkan anak-anaknya nanti.”
Sumber : Wawancara dengan Bapak Zidan, 25 Maret 2013
4.8.3.1.4. Pemahaman Tentang Pentingnya Pendidikan dalam Keluarga
Didalam setiap keluarga tentu ada berbagai paham atau budaya yang dianut ataupun diwariskan dari nenek moyang terhadap generasi berikutnya didalam sebuah keluarga pada suku
tertentu. Seperti halnya juga pada keluarga anak putus sekolah yang ada di lingkungan masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal ini. Berikut akan disajikan data mengenai ada atau
tidaknya paham atau ajaran tentang pentingnya pendidikan didalam keluarga anak putus sekolah yang ada di lingkungan masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal.
Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Tentang Ada atau Tidak Paham Tentang Pentingnya Pendidikan dalam Keluarga
Uraian Frekuensi F
Persentase
Ada 14
100 Tidak ada
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Dari uraian berdasarkan data pada tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa setiap keluarga anak
putus sekolah di lingkungan masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal semuanya memiliki
Universitas Sumatera Utara
84
paham atau ajaran mengenai pentingnya pendidikan didalam kehidupan dengan persentase 100. Hal ini juga menunjukkan bahwa pandangan masyarakat nelayan terhadap pendidikan
tidak begitu buruk meskipun banyak dari anak-anak di lingkungan masyarakat nelayan yang akhirnya putus sekolah. Pernyataan dari Bapak Zidan berikut ini dapat memperkuat argumen
tersebut diatas : “Sebetulnya saya lah yang ingin sekali menyekolahkan si Rizky ini sampai ke
SMA,kalau bisa pun sampai kuliah dia, tapi gimana lah mau saya buat, untuk dimakan sehari-hari saja pun setengah mati saya mencarinya, belum lagi
ditambah adik-adiknya yang masih kecil-kecil, mau tak mau sekolahnya lah yang jadi korban.”
sumber : Wawancara dengan Bapak Zidan, 25 Maret 2013
4.8.3.1.5. Adanya Anggota Keluarga yang juga Putus Sekolah
Kualitas pendidikan didalam satu keluarga dapat tercermin dari tingkat pendidikan dari masing – masing anggota keluarga yang ada dalam keluarga tersebut, baik orang tua maupun
anak – anaknya. Bila tingkat pendidikan terakhir yang dicapai tinggi, maka dapat dikatakan kualitas pendidikan dari keluarga tersebut dalam kategori baik dalam pandangan masyarakat
pada umumnya. Menyangkut dengan anak – anak putus sekolah yang ada di Kelurahan Pasar II Natal, didalam satu keluarga anak putus sekolah bisa ditemukan tidak hanya ada satu anak yang
mengalami putus sekolah dalam satu keluarga tersebut, bisa ditemukan ada lebih dari satu anak yang mengalami putus sekolah dalam satu keluarga seperti yang terdapat pada data dalam tabel
berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
85
Tabel 10. Distribusi Jawaban Responden tentang Ada atau Tidaknya Anggota Keluarga yang juga Putus Sekolah
Uraian Frekuensi F
Persentase
Ada 7
50 Tidak ada
7 50
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Dari tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa adanya anggota keluarga dari anak putus sekolah
yang juga mengalami putus sekolah, hal ini berarti didalam satu keluarga bisa terdapat satu atau lebih anggota keluarga yang mengalami putus sekolah dari setiap keluarga. Dari tabel diatas
menunjukkan bahwa ada sekitar setengah atau 50 dari jumlah anak putus sekolah yang saudaranya juga mengalami putus sekolah. Faktor penyebabnya juga tidak jauh berbeda antara
anggota keluarga yang satu dengan anggota keluarga lain yang juga putus sekolah. Hal ini didukung oleh pernyataan dari salah satu anak putus sekolah dimana saudaranya juga mengalami
putus sekolah, yakni Mahmudin : “ Didalam keluarga kami ada juga adik saya yang putus sekolah ketika ia
duduk di kelas 1 Tsanawiyah, dia memilih untuk berhenti sekolah karena sudah terbiasa sejak kecil menghasilkan uang sendiri seperti saya dengan
ikut melaut dengan orang tua kami.”
Sumber : Wawancara dengan mahmudin, 26 Maret 2013 Berdasarkan dari pemaparan diatas, tidak sedikit juga dari anak – anak yang mengalami
putus sekolah ini merasa terasing ataupun minder ketika bergaul dengan teman – teman sebayanya yang masih bersekolah ataupun yang sudah tamat sekolah, meskipun keputusan untuk
Universitas Sumatera Utara
86
berhenti sekolah tersebut berasal dari dalam dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden yang tercantum pada tabel berikut ini.
Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden tentang Adanya Rasa Keterasingan karena Putus Sekolah
Uraian Frekuensi F
Persentase
Ada 13
92,85 Tidak ada
1 7,14
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Data pada tabel 11 diatas menunjukkan bahwa banyak anak putus sekolah yang merasa
terasing ataupun minder ketika bergaul dengan teman – temannya yang masih bersekolah dengan persentase sebanyak 92,85 .
4.8.3.1.6. Pengaruh Teman untuk Tidak Melanjutkan Sekolah
Berbagai faktor telah menyebabkan anak – anak di lingkungan masyarakat nelayan di Kelurahan Pasar II Natal menjadi anak putus sekolah. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri
mereka atau keluarga mereka sendiri dan bisa juga berasal dari pihak luar ataupun pengaruh dari lingkungan sekitar mereka. Dalam tabel berikut ini akan dijelaskan mengenai apakah ada atau
tidak pengaruh dari teman untuk tidak melanjutkan sekolah.
Universitas Sumatera Utara
87
Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden mengenai Ada atau Tidaknya Pengaruh Teman untuk Tidak Melanjutkan Sekolah
Uraian Frekuensi F
Persentase
Ada 3
21,42 Tidak ada
11 78,57
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Dari tabel 12 diatas menunjukkan bahwa pengaruh teman untuk tidak melanjutkan
sekolah tidak begitu dominan sebagai penyebab anak putus sekolah di lingkungan masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal, yakni dengan persentase sebanyak 78,57 , meskipun ada
juga beberapa dari mereka yang putus sekolah diakibatkan oleh pengaruh temannya untuk berhenti sekolah. Meskipun pada saat ini sebagian besar dari anak – anak di lingkungan
masyarakat nelayan sudah putus sekolah, namun tidak sedikit dari mereka yang menyatakan keinginannya untuk bisa melanjutkan sekolahnya kembali jika itu bisa terjadi. Pada tabel berikut
ini akan diuraikan mengenai ada atau tidaknya keinginan anak – anak yang sudah putus sekolah untuk melanjutkan sekolah kembali.
Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden tentang Keinginan untuk Melanjutkan Sekolah Uraian
Frekuensi F Persentase
Ada 14
100 Tidak ada
Total 14
100
Universitas Sumatera Utara
88
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Berdasarkan data pada tabel 13 diatas, dapat dilihat bahwa semua anak yang sudah putus
sekolah di Kelurahan Pasar II Natal menyatakan adanya keinginannya untuk bisa melanjutkan sekolah kembali jika saja ha tersebut bisa terjadi. Hal tersebut dapat dilihat dengan persentase
sebanyak 100 . Beberapa dari anak – anak putus sekolah tersebut juga menyatakan penyesalannya karena sudah mengambil keputusan untuk berhenti sekolah dan ingin
melanjutkan sekolahnya lagi, hal tersebut didukung oleh pernyataan salah satu anak putus sekolah yakni Amdan yang menyatakan :
“ Saat ini setelah berhenti sekolah dan usia semakin tua ada juga muncul rasa penyesalan dalam diri saya karena sudah berhenti sekolah, kalau
seandainya saja bisa menyambung sekolah lagi untuk melanjutkan sekolah lagi agar bisa meningkatkan kesejahteraan hidup di masa depan.”
Sumber : Wawancara dengan Amdan, 26 Maret 2013
4.8.3.2. Ekonomi 4.8.3.2.1. Ketidakmampuan Orang Tua dalam Membiayai Sekolah Anak
Pada tabel berikut ini akan disajikan data mengenai jawaban responden tentang penyebab mereka putus sekolah, apakah disebabkan oleh ketidakmampuan orang tuanya dalam membiayai
pendidikannya atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
89
Tabel 14. Distribusi Jawaban Responden tentang Penyebab Mereka Putus Sekolah, Apakah karena Ketidakmampuan Orang Tua dalam Membiayai Sekolah atau
Tidak Uraian
Frekuensi F Persentase
Ya 5
35,71 Tidak
9 64,28
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Dari data yang telah dipaparkan diatas, dapat dilihat bahwa faktor ekonomi atau
ketidakmampuan orang tua tidak begitu dominan sebagai penyebab anak – anak putus sekolah di lingkungan masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal dengan persentasenya yang hanya
mencapai angka 35,71 . Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang lebih utama sebagai penyebab banyaknya anak – anak memilih untuk berhenti sekolah, salah satunya yaitu karena
faktor lingkungan ataupun pengaruh dari teman – teman sepermainan mereka.
4.8.3.2.2. Dorongan Orang Tua untuk Ikut Bekerja Mencari Nafkah
Berikut ini akan disajikan data mengenai apakah ada dorongan dari orang tua terhadap anaknya untuk ikut bekerja mencari nafkah untuk meringankan beban perekonomian keluarga
sehingga anak tersebut berhenti sekolah.
Universitas Sumatera Utara
90
Tabel 15. Distribusi Jawaban Responden tentang Ada atau Tidaknya Dorongan Orang Tua untuk Ikut Bekerja Mencari Nafkah
Uraian Frekuensi F
Persentase
Ada 5
35,71 Tidak ada
9 64,28
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dorongan orang tua untuk bekerja mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan keluarga tidak menjadi peyebab utama anak – anak di lingkungan masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal menjadi putus sekolah, hal ini juga sejalan dengan
pemaparan – pemaparan dari data – data sebelumnya yang menunjukkan bahwa memang penyebab anak – anak tersebut putus sekolah tidak semata-mata karena faktor ekonomi orang tua
mereka yang tidak mampu untuk membiayai sekolah mereka. Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan salah seorang anak putus sekolah yang ada di lingkungan masyarakat nelayan Pasar
II Natal yaitu Mahmudin yang menyatakan : “Kami bekerja melaut mencari ikan ini untuk membiayai kebutuhan kami
aja nya ini bang, walaupun sekali-sekali kami juga menyisihkan hasil kerja kami untuk dikasih sama orang tua, sebenarnya gak ada disuruh
sama orang tua untuk kerja cari duit sendiri, Cuma disuruh kerja karena biar gak jadi pengangguran aja bang, lagian awak kan mau becewek juga,
jadi perlu uang sendiri bang.”
Sumber : Wawancara dengan Mahmudin, 26 Maret 2013
Universitas Sumatera Utara
91
4.8.3.2.3. Penghasilan Orang Tua Anak Putus Sekolah per Bulan di Masyarakat Nelayan Pasar II Natal
Penghasilan orang tua dalam satu keluarga sangat berperan penting dalam menentukan kesejahteraan kehidupan keluarga tersebut, jika penghasilannya besar maka kesejahteraan
keluarga tersebut tentu sudah terjamin, begitu juga sebaliknya. Begitu jiga halnya dalam bidang pendidikan, penghasilan orang tua juga sangat menentukan tingkat pendidikan anak – anaknya
mengingat pada saat ini biaya pendidikan yang mahal mulai dari tingkat dasar sampai akhir. Berikut ini akan disajikan data mengenai penghasilan orang tua per bulannya dari anak putus
sekolah yang ada di lingkungan masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal.
Tabel 16. Komposisi Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua per Bulan di Masyarakat Nelayan Pasar II Natal
Penghasilan per Bulan Frekuensi F
Persentase
Rp 500.000 – Rp 1.000.000 5
35,71 Rp 1.100.000 – Rp 1.500.000
1 7,14
Rp 1.600.000 – Rp 2.000.000 6
42,85 Rp 2.100.000 – Rp 2.500.000
2 14,29
Rp 2.500.000
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Dari tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa masyarakat nelayan di Kelurahan Pasar II Natal
memiliki penghasilan antara Rp 1.600.000 – Rp 2.000.000 42,85 . Kondisi ini menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
92
bahwa taraf hidup masyarakat nelayan di Kelurahan Pasar II Natal tidaklah rendah. Ekonomi masyarakat nelayan di Kelurahan Pasar II Natal tergolong baik, meskipun tidak sedikit juga dari
mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan.
4.8.3.2.4. Kecenderungan Anak dalam Membayar Uang Keperluan Sekolah ketika Masih Bersekolah
Pada tabel berikut ini akan disajikan data mengenai kecenderungan anak – anak masyarakat nelayan dalam membayar uang sekolah ketika mereka masih duduk di bangku
sekolah, apakah mereka sering menunggak membayar uang sekolah, uang buku ataupun keperluan sekolah lainnya.
Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden tentang Kecenderungan Anak Menunggak dalam Membayar Uang Keperluan Sekolah di Masyarakat Nelayan Kelurahan Pasar II
Natal Uraian
Frekuensi F Persentase
Sering 2
14,29 Jarang
6 42,85
Tidak pernah 6
42,85
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa anak – anak putus sekolah yang ada di masyarakat
nelayan Kelurahan Pasar II Natal tidak sering menunggak dalam melakukan pembayaran uang untuk keperluan sekolah mereka, yakni dengan persentase sebanyak 42,85 .
Universitas Sumatera Utara
93
4.8.3.3. Infrastruktur 4.8.3.3.1. Kondisi Bangunan Sekolah di Kelurahan Pasar II Natal
Infrastrukstur dalam pendidikan juga mempunyai peran penting dalam menunjang suskesnya pendidikan disuatu daerah, infrastruktur tersebut antara lain adalah bangunan sekolah.
Apabila infrastruktur penunjang dalam pendidikan di suatu daerah baik, maka hal itu juga akan dapat menjadi salah satu kunci suksesnya pendidikan di suatu daerah. Pada tabel berikut ini akan
dipaparkan mengenai kondisi bangunan sekolah yang ada di Kelurahan Pasar II Natal.
Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden mengenai Kondisi Bangunan Sekolah di Kelurahan Pasar II Natal
Uraian Frekuensi F
Persentase
Baik 14
100 Sedang
Buruk
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kondisi bangunan sekolah di Kelurahan Pasar II
Natal dalam kondisi baik yakni dengan persentase sebanyak 100 . Hal ini menunjukkan bahwa kondisi bangunan sekolah ataupun infrastruktur yang ada tidak menjadi faktor penyebab utama
banyaknya anak putus sekolah yang ada di Kelurahan Pasar II Natal.
Universitas Sumatera Utara
94
4.8.3.3.2. Tingkat Kepuasan terhadap Infrastruktur atau Fasilitas Sekolah
Tabel berikut ini akan menyajikan data mengenai tingkat kepuasan anak – anak putus sekolah di Kelurahan Pasar II Natal terhadap infrastruktur atau fasilitas sekolahnya ketika
mereka masih bersekolah.
Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden mengenai Tingkat Kepuasan Anak Putus Sekolah terhadap Infrastruktur atau Fasilitas Sekolahnya ketika Masih Bersekolah
Uraian Frekuensi F
Persentase
Puas 14
100 Tidak puas
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Data tersebut diatas menunjukkan bahwa anak-anak putus sekolah di masyarakat nelayan
Kelurahan Pasar II Natal tidak merasa ada kendala mengenai infrastruktur ataupun fasilitas di sekolahnya dulu ketika mereka masih bersekolah, mereka semua menjawab puas dengan
infrastruktur dan fasilitas yang ada di sekolah mereka dulu. Kemudian menyangkut juga dengan infrastruktur dan fasilitas sekolah berikut ini juga akan dipaparkan mengenai memadai atau
tidaknya ketersediaan jumlah guru yang ada di sekolah mereka dulu sewaktu mereka bersekolah. Dalam tabel 20 berikut ini akan dipaparkan mengenai hal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
95
Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden tentang Memadai atau Tidaknya Ketersediaan Jumlah Tenaga Pengajar di Sekolah
Uraian Frekuensi F
Persentase
Memadai 14
100 Tidak memadai
Total 14
100
Sumber : Data Primer Kuesioner 2013 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa faktor jumlah tenaga pengajar di sekolah
tidak termasuk menjadi penyebab banyaknya anak putus sekolah yang ada di masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal, karena dari segi jumlah tenaga pengajar yang ada disekolah semuanya
sudah memadai.
Universitas Sumatera Utara
96
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN