83
tangga pada kecamatan ini sebanyak 19.301 keluarga dengan rata-rata anggota rumah tangganya sebanyak 4 orang. Sebagian besar penduduk kecamatan ini adalah
pendatang suku Tionghoa, Minang, Batak, Aceh, dan Jawa sedangkan suku asli Suku Melayu Deli hanya 40.
Di kecamatan ini terdapat fasilitas kesehatan walau jumlahnya masih sedikit dan belum merata tersebar di tiap kelurahan. Dicatat bahwa Kelurahan Sidomulyo,
Lau Cih, dan Namu Gajah belum ada fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Tenaga medis di kecamatan ini sudah cukup tersebar di tiap kelurahan dengan
pendistribusian sesuai dengan kebutuhan setiap kelurahan. Ada 4 rumah sakit, 6 puskesmas, 10 Balai Pengobatan Umum, 5 Balai Kesehatan Ibu dan Anak, 55
posyandu, 28 dokter, dan 60 bidan di kecamatan ini.
4.1.4.1 Kelurahan Simpang Selayang
Luas Kelurahan Simpang Selayang adalah 5,12 Km² dengan persentase terhadap luas kecamatan sebesar 23,80. Kelurahan ini terdiri dari 17 lingkungan
dengan 47 blok sensus. Jarak kelurahan ke kantor camatnya adalah 1,00 Km. Lurah kelurahan ini adalah Arman E. Perangin-Angin, SP yang sudah menjabat sejak 2013
hingga sekarang. Alamat kantor kelurahan ini berada di Jl. Setia Budi No.34, Medan. Jumlah penduduk kelurahan ini ada sebanyak 18.426 jiwa dengan kepadatan
penduduk 3.599 jiwa per Km². Jumlah penduduk laki-laki ada sebanyak 8.999 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 9.427 jiwa. Penduduk di kelurahan ini penduduk
kedua paling banyak di Kecamatan Medan Tuntungan. Banyak rumah tangga pada
Universitas Sumatera Utara
84
kelurahan ini ada 4.341 keluarga dengan rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 4 orang. Pada kelurahan ini terdapat 1 rmah sakit, 2 Balai Pengobatan Umum, 17
posyandu, 3 orang dokter, dan 7 orang bidan.
4.1.4.2 Kelurahan Tanjung Selamat
Luas Kelurahan Tanjung Selamat adalah 3,00 Km² dengan persentase terhadap luas kecamatan sebesar 13,95. Kelurahan ini terdiri dari 9 lingkungan
dengan 36 blok sensus. Jarak kelurahan ke kantor camatnya adalah 4,00 Km yang berarti kelurahan ini jauh dari kantor camat. Lurah kelurahan ini adalah H.
Achyaruddin, S.Sos yang sudah menjabat sejak 2013 hingga sekarang. Alamat kantor kelurahan ini berada di Jl. Sakura Raya. Jumlah penduduk kelurahan ini ada sebanyak
11.878 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.959 jiwa per Km². Jumlah penduduk laki- laki ada sebanyak 5.892 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 5.986 jiwa. Banyak
rumah tangga pada kelurahan ini ada 2.796 keluarga dengan rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 4 orang. Pada kelurahan ini terdapat 1 rumah sakit, 2 Balai
Pengobatan Umum, 4 posyandu, 8 orang dokter, dan 12 orang bidan.
4.2 Keadaan Kesehatan Kota Medan
Profil kesehatan kota Medan tahun 2012 menunjukkan bahwa proporsi anggaran kesehatan untuk kota Medan pada tahun 2012 bersumber dari APBD Kota
Medan sebesar 95. Anggaran biaya kesehatan bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara tidak ada atau 0 sedangkan anggaran biaya kesehatan yang
bersumber dari APBN hanya 5. Tetapi kalau anggaran kesehatan yang dari
Universitas Sumatera Utara
85
PinjamanHibah Luar Negeri PHLN tidak ada juga atau 0. Oleh karena itu, persentase untuk APBD kesehatan terhadap APBD Kota Medan hanya 13,22.
Dari keseluruhan penduduk kota Medan pada tahun 2012, terdapat sejumlah 412.249 orang berpenduduk miskin atau sebanyak 19,65 dari jumlah keseluruhan
penduduk kota Medan. Semua penduduk miskin di kota ini tercakup dalam asuransi kesehatan warga miskin askeskin, yang berarti 100. Penduduk miskin itu juga
mendapat pelayanan kesehatan rawat jalan di puskesmas. Tetapi pada kenyataan di lapangan tidak menunjukkan bahwa semua penduduk miskin masuk ke dalam
Askeskin tersebut. Menurut standar pelayanan minimal, target pencapaian askeskin Kota Medan mencapai 75.
Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan yang ada di Kota Medan menunjukkan bahwa penduduk yang ikut dalam kepesertaan jaminan kesehatan pra
bayar seperti Asuransi Kesehatan Askes ada sebanyak 176.968 orang dan pada Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas ada sebanyak 412.249 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa hanya 28,09 penduduk Kota Medan yang ikut dalam kepesertaan jaminan pemliharaan kesehatan prabayar.
4.3 Keadaan Penyelenggaraan JKN
Setelah hampir empat bulan perjalanan JKN yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan, ada banyak permasalahan yang perlu dievaluasi oleh para pengambil
keputusan. Berdasarkan informasi di Koran Kompas edisi tahun 2014, permasalahan penyelenggaraan JKN muncul dari pihak pelaksana JKN, penyedia layanan
Universitas Sumatera Utara
86
kesehatan, masyarakat umum, dan peserta JKN tersebut. Berikut ini adalah beberapa permasalahan tersebut dijelaskan berdasarkan edisi terbitan Koran Kompas.
Pada edisi “Rasionalitas Tarif Jaminan Kesehatan” dikatakan bahwa pembayaran pada fasilitas kesehatan pada prinsipnya dilakukan dengan cara kapitasi
untuk fasilitas pelayanan kesehatan primer dan dengan menggunakan INA-CBG untuk fasilitas rumah sakit. Pembayar iuran BPJS merasa iuran tersebut telah
rasional karena telah naik cukup lumayan. Bagi penyedia jasa merasa bahwa iuran itu perlu dinaikkan lagi. Bagi peserta yang membayari orang miskin dan tidak mampu
merasa cukup atau tinggi Kompas, 2014. Pada edisi “Banyak Warga Belum Paham Prosedur JKN” dikatakan bahwa
banyak warga di berbagai daerah belum paham akan prosedur mendapat pelayanan JKN karena sistemnya berubah, yakni setelah menyerahkan formulir pendaftaran dan
surat rujukan, pasien harus menunggu formulir diproses dan membawa ke poli penyakit. Salah satu penarik masyarakat ikut JKN adalah iurannya yang cukup
terjangkau dan pelayanan kesehatan yang akan dijamin lengkap. Sebenarnya sosialisasi secara umum sudah dilaksanakan sejak tahun 2013 lewat media massa, di
fasilitas kesehatan, tokoh agama, jalur instansi dan persatuan pensiunan Kompas, 2014.
Pada edisi “Proses Berobat Peserta Masih Sama” dikatakan bahwa sosialisasi program JKN dinilai belum cukup karena banyak warga belum paham mengenai
program yang sudah terintegrasi dengan Askes, Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek,
Universitas Sumatera Utara
87
jaminan kesehatan TNI- Polri, Jamkesmas, dan Jamkesda. Pada edisi “Paradigma Para
Pihak Belum Berubah ” dikatakan bahwa berbagai keluhan pasien, tenaga kesehatan,
dan pengelola rumah sakit pada bulan pertama pelaksanaan JKN karena belum sempurnanya sistem dan kurang
nya sosialisasi. Pada edisi “Implementasi Konsep JKN Perlu Dicermati Serius
” dikatakan bahwa JKN dirancang sebagai suatu asuransi sosial yang menjamin pembiayaan kesehatan seluruh rakyat secara adil berdasarkan
prinsip gotong royong dan berlaku di seluruh Indonesia. JKN kemungkinan hanya akan dinikmati oleh kelompok mampu karena premi JKN untuk layanan kelas I
sangat rendah padahal keasadaran berobatnya tinggi dengan banyak jenis penyakit Kompas, 2014.
Pada edisi “Rumah Sakit Tak Ikuti Standar Internasional Akan Ditinggalkan” ditulis bahwa beragam masalah yang mewarnai pelaksanaan awal JKN bersumber
dari sosialisasi yang buruk, yakni sudah dilaksanakan tetapi tidak efektif sehingga di lapangan masih banyak yang belum paham. Jadi perlu bagi BPJS Kesehatan untuk
mengalokasikan anggaran yang cukup untuk sosialisasi Kompas, 2014. Pada edisi “Sosialisasi dan Koordinasi Terus Ditingkatkan” dikatakan bahwa
pada bulan pertama pelaksanaan dikeluhkan prosedur pengobatan peserta JKN karena merasa terhambat prosedur berbelit, keterbatasan perawatan, dan obat. Persoalan
mendasar adalah perbedaan pemahaman antara rumah sakit dan pemerintah terkait paket pengobatan JKN. Peserta dan penyedia layanan kesehatan juga belum
memahami proses pengobatan, sistem rujuk balik, atau tarif obat. BPJS Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
88
terus mengupayakan agar prosedur pendaftaran lebih cepat, seperti menyiapkan situs web pada pendaftar daring dan prosedur pendaftaran cepat PPC Kompas, 2014.
Pada edisi “Pasien Bingung, Layanan Gamang” dikatakan bahwa pada bulan ketiga pelaksanaan JKN masih banyak keluhan pasien seperti penurunan mutu
pelayanan, prosedur yang berbelit, dan antrean yang panjang. Berdasarkan data Litbang Kompas ada beberapa permasalahan pelaksanaan JKN, salah satunya bidang
sosialisasi, yaitu sebagian masyarakat belum tahu prosedur JKN dan peralihan peserta belum lancar Kompas, 2014.
4.4 Kepesertaan JKN Menurut BPJS Kesehatan Kota Medan
Beradasarkan wawancara dengan kepala bidang kepesertaan CU BPJS Kesehatan Kota Medan mengatakan bahwa masyarakat Kota Medan yang termasuk
menjadi peserta JKN hingga saat ini adalah peserta peralihan dari Askes dan Jamkesmas Kota Medan ditambah dengan peserta mandiri. Iuran peserta Jamkesmas
dibayarkan oleh pemerintah Kota Medan dan peserta mandiri membayar iuran sendiri. Tetapi peserta Jamkesda dan Medan Sehat belum masuk ke kepesertaan JKN
karena mereka ingin mengolah sendiri jaminan kesehatannya. Menurut Medan Berita, Kepala Cabang BPJS Divisi Regional I Medan,
Mariamah, di Medan, Senin, 20 Januari 2014 mengatakan bahwa data peserta mandiri BPJS Kesehatan terakhir sampai hari Jumat, 17 Januari 2014 telah mencapai 10.655
orang yang meliputi Kota Medan, Binjai dan Langkat. Warga yang menjadi peserta BPJS Kesehatan tersebut akan mendapat fasilitas kesehatan yang lebih banyak di 40
Universitas Sumatera Utara
89
rumah sakit di Kota Medan dan 8 rumah sakit di Kota Binjai dan Kabupaten Langkat yang resmi terdaftar sebagai provider.
Menurut Republika.co.id, Medan, pada hari Rabu, 12 Februari 2014 warga provinsi Sumatera Utara sangat berminat menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan
dan dengan minat yang cukup tinggi tersebut menduduki peringkat kedua secara nasional. Peserta mandiri yang tercatat menjadi peserta BPJS Kesehatan di Sumatera
Utara hingga 12 Februari 2014 sudah sebanyak 44.441 peserta. Peserta BPJS Kesehatan di Sumatera Utara yang termasuk ke dalam kelompok PBI atau kelompok
yang iurannya ditanggung pemerintah ada sebanyak 4.192.297 orang.
Menurut Medan Bisnis, Medan pada hari Rabu, 12 Maret 2014, peserta mandiri BPJS Kesehatan Sumatera Utara hingga 11 Maret 2014 tersebut sudah
mencapai 82.000 orang. Kebanyakan peserta ini terdiri dari masyarakat yang sedang sakit dan belum mengerti asuransi. Peserta yang termasuk kelompok PBI terdiri dari
Jamkesmas dan ada tambahan sebanyak 89.809 orang yang preminya dibayar oleh APBD Sumatera Utara. Tetapi peserta Jamkesda Sumut belum bisa dimasukkan ke
peserta BPJS Kesehatan karena masih ada dua kabupaten belum menyerahkan data warga miskin sesuai dengan Nomor Induk Kependudukan, alamat, dan nama warga.
4.5 Analisis Univariat
Analisa statistik univariat ini dilakukan untuk menggambarkan masing- masing distribusi variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
90
Variabel tersebut adalah karakteristik responden, persepsi responden, dan keikutsertaan responden menjadi peserta JKN.
4.5.1 Karakteristik Responden