Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN

40 masalah pekerjaan dan lingkungannya dengan tujuan meningkatkan mutu usaha dengan menggunakan perangkat kendali mutu. Sedangkan sistem kendali biaya adalah proses atau usaha yang sistimatis untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, sistem informasi umpan balik, membandingkan pelaksanaan nyata dengan perencanaan, menentukan dan mengatur penyimpangan, serta melakukan koreksi perbaikan sesuai rencana, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.

2.6 Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN

Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN adalah sistem yang dijalankan oleh BPJS, yakni sebuah sistem gotong royong untuk kesehatan rakyat Indonesia. Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN merupakan sistem asuransi sosial yang wajib bagi seluruh penduduk Indonesia dan warga negara asing yang bekerja lebih dari enam bulan di Indonesia. Dasar hukum pelaksanaan SJSN ini adalah: 1. UUD 1945 dan perubahannya tahun 2002, pasal 5, pasal 20, pasal 28, dan pasal 34, 2. Deklarasi HAM PBB atau Universal Declaration of Human Rights tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952, 3. TAP.MPR.RI No. XMPR2001 yang menugaskan kepada presiden RI untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional, dan 4. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN. Universitas Sumatera Utara 41 SJSN dibuat sesuai dengan “paradigma tiga pilar” yang direkomendasikan oleh Organisasi Perburuhan Internasional ILO. Ketiga pilar tersebut adalah: 1. Program bantuan sosial untuk anggota masyarakat yang tidak mempunyai sumber keuangan atau akses terhadap pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti anggota masyarakat yang terbukti mempunyai kebutuhan mendesak, ada terjadi bencana alam, konflik sosial, menderita penyakit, atau kehilangan pekerjaan. Dana bantuan ini diambil dari APBN dan dari dana masyarakat setempat. 2. Program asuransi sosial yang bersifat wajib. Program ini dibiayai oleh iuran yang ditarik dari perusahaan dan pekerja sebesar iuran yang ditetapkan berdasarkan tingkat pendapatangaji dan berdasarkan suatu standar hidup minimum yang berlaku di masyarakat. 3. Asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara sukarela, yang dapat dibeli oleh peserta apabila mereka ingin mendapat perlindungan sosial lebih tinggi daripada jaminan sosial yang mereka peroleh dari iuran program asuransi sosial wajib. Oleh karena itu, maka iurannya berbeda menurut analisis risiko dari setiap peserta. Pada SJSN ini, masyarakat mempunyai hak dan kewajiban. Kewajibannya adalah bila seseorang itu pemberi kerja, maka dia wajib mendaftarkan pekerjanya. Bila tidak mendaftarkan, maka akan dikenakan sanksi. Sedangkan hak masyarakat tersebut adalah mendapatkan kartu untuk mengakes pelayanan kesehatan dan Universitas Sumatera Utara 42 menerima informasi tentang prosedur SJSN dan hal-hal yang dijamin, serta hak untuk mengeluh. SJSN ini menangani bagian promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Ketentuan pada Undang-Undang SJSN adalah: 1. Penerima manfaat dari jumlah anggota keluarga sebanyak-banyaknya lima orang yang terdiri dari istrisuami yang sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah dan anak angkat yang sah Pasal 20 ayat 1. 2. Fasilitas kesehatan yang menjalin kerjasama dengan BPJS bertugas memberikan manfaat jaminan kesehatan kepada peserta Pasal 23 ayat 1. 3. Pekerja yang memiliki anggota keluarga lebih dari lima orang dan ingin mengikutsertakan anggota keluarganya, maka wajib membayar tambahan iuran Pasal 28 ayat 1. 4. Bila peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit maka kelas pelayanan di rumah sakit diberikan berdasarkan kelas standar Pasal 23 ayat 4. Ketentuan ini dihubungkan dengan prinsip ekuitas jaminan kesehatan yang ditentukan dalam Pasal 19 ayat 1 UU SJSN. 5. Jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta akan dikenakan urun biaya. Jenis pelayanan dimaksud adalah pelayanan yang membuka peluang moral hazard sangat dipengaruhi oleh selera dan perilaku peserta, misalnya pemakaian suplemen, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan medis. Urun biaya dikenakan kepada setiap peserta yang meminta jenis pelayanan tertentu Pasal 22 ayat 2. Universitas Sumatera Utara 43 6. Tidak mewajibkan fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta untuk bekerjasama dengan BPJS. Secara hukum kerjasama dimaksud menghendaki adanya kesepakatan diantara para pihak Pasal 23 ayat 1. 7. Ketentuan mengenai unit pengendali mutu dan penanganan pengaduan peserta diatur dalam Peraturan BPJS Pasal 48. Tolak ukur dikatakan bahwa SJSN telah berhasil dilaksanakan BJPS dilihat dari jumlah orang yang dijamin. BPJS merencanakan pada tahun 2014 terdapat 70 masyarakat Indonesia ikut dalam program SJSN. Target lebih tinggi yang dicanangkan oleh BPJS lagi pada tahun 2017 terdapat 90 lebih rakyat Indonesia sudah mengikuti program SJSN. Walaupun dalam pelaksanaannya oleh pemerintah dilakukan secara bertahap hingga tahun 2019 ditargetkan seluruh warga di Indonesia masuk SJSN. Keberhasilan ini menjadi tanggung jawab bersama bagi seluruh lapisan masyarakat.

2.7 Jaminan Kesehatan Nasional JKN

Dokumen yang terkait

hubungan karateristik dan persepsi masyarakat tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap keikusertaan menjadi peserta JKN di Kota Medan tahun 2014

19 72 157

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

7 64 124

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2014.

1 58 114

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun 2016

0 6 110

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun 2016

2 1 16

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karateristik Dan Persepsi Masyarakat Tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Terhadap Keikusertaan Menjadi Peserta JKN Di Kota Medan Tahun 2014

0 0 36

Hubungan Karateristik Dan Persepsi Masyarakat Tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Terhadap Keikusertaan Menjadi Peserta JKN Di Kota Medan Tahun 2014

0 0 37

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Karateristik Dan Persepsi Masyarakat Tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Terhadap Keikusertaan Menjadi Peserta JKN Di Kota Medan Tahun 2014

0 0 10

Hubungan Karateristik Dan Persepsi Masyarakat Tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Terhadap Keikusertaan Menjadi Peserta JKN Di Kota Medan Tahun 2014

0 0 15