Pemberdayaan Masyarakat dan Proses Pembangunan

Suharto 2005 berpendapat bahwa pemberdayaan adalah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Inilah yang dilakukan P2KP dengan gerakan awal membentuk relawan yang berasal dari masyarakat itu sendiri.

2.3.1. Pemberdayaan Masyarakat dan Proses Pembangunan

Dengan P2KP maka masyarakat tidak menjadi objek melainkan subjek dari perubahan. Masyarakat harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan ini merupakan prinsip pembangunan berpusat pada rakyat. Perlunya restrukturisasi dalam system pembangunan sosial pada tingkat mikro masyarakat lokal, mikro kelembagaan dan makro kebijakan untuk mendukung prinsip pembangunan yang berpihak pada rakyat. Menurut Adimihardja dan Hikmat 2003 bahwa prinsip pembangunan berpusat pada rakyat menegaskan bahwa mayarakat harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan. Hal ini berimplikasi pada perlunya restrukturisasi system pembangunan sosial pada tingkat mikro, meso, dan makro agar masyarakat lokal tingkat mikro dapat mengembangkan potensi tanpa Universitas Sumatera Utara mengalami hambatan yang bersumber dari faktor-faktor eksternal pada struktur mikro kelembagaan dan makro kebijakan. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat, agar mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan. Menurut Hikmat 2001:3 konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarkat yang sekarang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan ketidak berdayaan. Dalam program pemberdayaan masyarakat harus diperhatikan bahwa masyarakat setempat yang mempunyai tempat tinggal tetap dan permanen biasanya mempunyai ikatan solidaritas yang tinggi sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya, adanya saling memerlukan diantara mereka, perasaan demikian yang pada dasarnya merupakan identifikasi tempat tinggal dinamakan perasaan komuniti community sentiment. Menurut Soekanto 1990:150 bahwa unsur- unsur perasaan komuniti antara lain : a. Seperasaan b. Sepenanggungan c. Saling memerlukan Dalam program pemberdayaan penting juga diperhatikan modal sosial yang dimiliki masyarakat setempat. Seperti yang dinyatakan oleh Fukuyama 2002 dalam Hasbullah 2006: 8, modal sosial adalah segala sesuatu yang Universitas Sumatera Utara membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan didalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi. Situasi ini akan menjadi kunci bagi keberhasilan program pemberdayaan yang terdapat di wilayah tersebut. Berbagai program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintahah akan jauh lebih efektif jika dilakukan di tengah masyarakat yang memiliki modal sosial yang kuat. Program infrastruktur perdesaan misalnya jalan melibatkan partisipasi penduduk desa secara maksimal dan demikian dana pemerintah tidak saja akan terbebas dari kemungkinan disalahgunakan,masyarakat sendiri akan memberikan sumbangan ide, tenaga, maupun sumbangan bentuk lainnya guna memaksimalkan pekerjaan pemerintah di kampung mereka. Pembangunan sosial merupakan sumber gagasan dari awal konsep pemberdayaan masyarakat, bermaksud membangun keberdayaan yaitu membangun kemampuan manusia dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Dalam pembangunan sosial ditekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat sebagai upaya mengentaskan kemiskinan Menurut Hadiman dan Midgley 1995 dalam Suharto 2005:5 model pembangunan sosial menekankan pentingnya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan kelompok marginal, yakni peningkatan taraf hidup masyarakat yang kurang memiliki kemampuan ekonomi secara berkelanjutan. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui : 1. Menumbuhkembangkan potensi diri produktivitas masyarakat yang lemah secara ekonomi sebagai suatu asset tenaga kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Menyediakan dan memberikan pelayanan social, khususnya pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, perumahan serta pelayanan yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan produktivitas dan partisipasi social dalam kehidupan masyarakatnya.

2.3.2. Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat