Koefisien Korelasi Product Moment Koefisien Determinasi

hanya melihat, bertanya, mendengar, mencatat, merekam, dan memperhatikan lalu berusaha menjabarkan atau menginterpretasikan data tersebut untuk dianalisis sehingga dapat memberikan kesimpulan setelah dilakukan pengecekan ulang atas data tersebut. Data dianalisis dengan cara mengklasifikasikan pada masing-masing program, kemudian masing-masing variabel X dan Y pada program tersebut dianalisis secara terpisah. Hasil dari analisis masing-masing program untuk masing-masing variabel kemudian diakumulasikan kembali untuk mengetahui pengaruh dari variabel X kepada variabel Y secara keseluruhan. Ada kemungkinan dalam pengklasifikasian ini terungkap pula yang masih diperlukan, untuk itu dapat dicatat agar penelitian berikutnya data yang diperlukan dapat terjaring. Hasil dari pengolahan data antara variabel X dan Y disajikan dalam bentuk diagram batang.

3.6.1. Koefisien Korelasi Product Moment

Metode pengujian ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = y y n x x n y x xy n r xy terhadap variabel terikat Kesejahteraan. Koefisien Korelasi Product Moment Bungin 2005:197: dapat diperoleh melalui rumus sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Keterangan : r xy : koefisien korelasi x : variabel bebas y : variabel terikat n : jumlah sampelresponden Hasil perhitungan akan memperlihatkan 3 kemungkinan yaitu: 1. Koefisien korelasi r xy bernilai positif, artinya kenaikan salah satu variabel diikuti oleh variabel lainnya. Dalam hal ini terjadi korelasi searah. 2. Koefisien korelasi r xy bernilai negatif, artinya kenaikan salah satu variabel diikuti dengan turunnya variabel yang lain. Dalam hal ini terjadi korelasi berlawanan. 3. Koefisien korelasi r xy bernilai 0, artinya salah satu variabel tetap meskipun variabel yang lain mengalami perubahan. Dalah hal ini kedua variabel tidak ada asosiasi atau dengan kata lain kedua variabel tidak mempunyai hubungan. Untuk mengetahui besar kecilnya hubungan yang ada tersebut, maka digunakan penafsiran sebagai berikut : Antara 0,00 sd 0,19 : hubungan sangat rendah Antara 0,20 sd 0,39 : hubungan rendah Antara 0,40 sd 0,59 : hubungan sedang Antara 0,60 sd 0,79 : hubungan tinggi Antara 0,80 sd 1,00 : hubungan sangat tinggi Sugiyono, 2002 : 149. Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : D = r 2 x 100 Keterangan : D : Koefisien determinasi r : Koefisien korelasi product moment Sugiyono, 2002 : 149 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Gedung Johor 4.1.1. Sejarah Terbentuknya Kelurahan Gedung Johor Kelurahan Gedung Johor adalah salah satu dari 6 Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Medan Johor, dengan luas areal lebih kurang ± 315 Ha. Pada mulanya Kelurahan Gedung Johor dulunya termasuk wilayah Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, akan tetapi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1973 tanggal 9 Mei 1973 tentang Daerah Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, maka Kelurahan Gedung Johor menjadi salah satu Kelurahan di Kecamatan Medan Johor.

4.2. Profil Kelurahan Gedung Johor

Keadaan wilayah : Kelurahan : Gedung Johor Kecamatan : Medan Johor Kota : Medan Propinsi : Sumatera Utara Luas Wilayah : ± 315 KM 2 Universitas Sumatera Utara