Faktor yang disebabkan jenis basis bracket

Tidak Teratur Maloklusi 11 - Pembersihan yang tidak cukup - Pengeringan yang tidak cukup - Peng-etching-an yang berlebihan - Bahan adhesive yang sudah kadaluarsa

2. Kegagalan cohesive

Kegagalan cohesive dapat didefenisikan sebagai kegagalan bonding akibat bahan adhesive telah fraktur dan meninggalkan bahan adhesive pada email. Kegagalan cohesive pada bracket ditandai dengan bahan adhesive yang terlihat jelas pada gigi. Bahan adhesive yang tertinggal ini bila dilihat dari dekat mempunyai bentuk yang sama seperti basis bracket. Penyebab kegagalan cohesive yang paling umum adalah: - Tekanan yang berlebihan - Pergerakan bracket selama pengerasan bahan adhesive - Basis atau dasar bracket terkontaminasi Beberapa Cara untuk Mengurangi Kegagalan Sistem Bonding Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi kegagalan sistem bonding yaitu: 1. Melakukan tindakan profilaksis yang menyeluruh dan teliti. Semua gigi yang akan di-bonding dibersihkan secara seksama dengan sikat khusus dan memakai bubuk pumis. 2. Meng-etching permukaan email sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatannya. 3. Mengusahakan kontrol kelembaban yang maksimal pada saat keseluruhan prosedur bonding. Perlu diperhatikan, setelah fase etching permukaan email harus tetap kering sebelum bahan adhesive diletakkan. Oleh karena itu isolasi gigi yang di-etching harus baik selain dapat mengontrol saliva, juga memperluas daerah pandang operator. 4. Harus diperhatikan agar tidak menggosok atau menyentuh permukaan gigi yang telah di-etching dengan kapas, karena akan memperbesar kemungkinan untuk mematahkan ridge yang telah terbentuk, dan mengkontaminasi permukaan dengan kotoran-kotoran yang berpindah dari tangan operator. 5. Semua tahap dalam pengaturan posisi bracket harus selesai sebelum bahan adhesive mulai menjadi gel kira-kira 10 detik waktu kerja setelah berkontak dengan gigi. Jika bahan adhesive telah mulai mengeras dan prosedur kerja masih terus dilakukan, ini akan merusak perekatan dan akan mengakibatkan kegagalan cohesive. Bila setelah pemasangan terlihat perekatan bracket tidak tepat, segera lepaskan bracket tersebut, 12 bersihkan bahan adhesive dari permukaan gigi dan ulangi kembali prosedur bonding. 6. Pembersihan setelah etching email sering tidak sempuna, oleh karena itu pembersihan yang menyeluruh dengan menggunakan semprotan air dan udara yang kuat selama sekitar lima detik per gigi harus dilakukan dengan baik. 7. Bahan adhesive harus diperiksa secara periodik untuk memastikan apakah bahan tersebut masih baik atau sudah kadaluarsa. 14,15,16,17,18,19 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN GIGI SECARA ORTODONTI Reaksi-reaksi jaringan sekitar gigi dipengaruhi oleh karakteristik anatomi tulang pendukung gigi yang digerakkan, aktivitas fisiologis jaringan di sekitar gigi, dan kekuatan yang diberikan.

A. Karakteristik tulang

Tulang terdiri dari dua tipe yaitu tulang compacta atau tulang kortikal dan tulang concellous atau tulang spongiosa. Tulang compacta adalah tulang dengan struktur halus, keras, dan rapat yang membentuk lapisan vestibular dan oral dari prosesus alveolaris, sedangkan tulang concellous adalah tulang yang terletak di antara tulang compacta dan lamina dura. Pada tulang compacta terdapat kanal Havers yang dikelilingi oleh lamella tulang untuk mengalirkan nutrisi bagi pertumbuhan dan perbaikan tulang. Di dalam tulang concellous lamella tersusun sebagai lapisan- lapisan halus yang mengelilingi ruang sumsum. Dan di dalam ruang sumsum banyak terdapat jaringan ikat embrionik, pembuluh darah, dan pembuluh syaraf. Prosessus alveolaris dibentuk dari lapisan-lapisan tipis tulang compacta dimana terdapat lubang-lubang seperti ayakan yang disebut lamina dura. Tulang ini adalah tempat melekatnya ligamen periodontal. Tulang alveolar dapat beradaptasi dalam melakukan fungsinya sebagai penyangga gigi. Ketebalan dan kekuatannya tidak sama di semua tempat. Struktur tulang alveolar tidak hanya bervariasi pada regio anterior dan posterior rahang, tetapi juga pada rahang atas dan bawah. Pada rahang atas ketebalannya menipis dari atas ke bawah sedangkan pada rahang bawah ketebalannya berkurang dari bawah ke atas. Pergerakan gigi pada rahang atas lebih mudah daripada rahang bawah karena tingkat kepadatan tulang rahang atas lebih kecil dibandingkan rahang bawah.