Kegagalan adhesive Peranan Ortodonti pada Perawatan Kelainan Susunan Gigi Geligi yang tidak Teratur (Maloklusi)

12 bersihkan bahan adhesive dari permukaan gigi dan ulangi kembali prosedur bonding. 6. Pembersihan setelah etching email sering tidak sempuna, oleh karena itu pembersihan yang menyeluruh dengan menggunakan semprotan air dan udara yang kuat selama sekitar lima detik per gigi harus dilakukan dengan baik. 7. Bahan adhesive harus diperiksa secara periodik untuk memastikan apakah bahan tersebut masih baik atau sudah kadaluarsa. 14,15,16,17,18,19 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN GIGI SECARA ORTODONTI Reaksi-reaksi jaringan sekitar gigi dipengaruhi oleh karakteristik anatomi tulang pendukung gigi yang digerakkan, aktivitas fisiologis jaringan di sekitar gigi, dan kekuatan yang diberikan.

A. Karakteristik tulang

Tulang terdiri dari dua tipe yaitu tulang compacta atau tulang kortikal dan tulang concellous atau tulang spongiosa. Tulang compacta adalah tulang dengan struktur halus, keras, dan rapat yang membentuk lapisan vestibular dan oral dari prosesus alveolaris, sedangkan tulang concellous adalah tulang yang terletak di antara tulang compacta dan lamina dura. Pada tulang compacta terdapat kanal Havers yang dikelilingi oleh lamella tulang untuk mengalirkan nutrisi bagi pertumbuhan dan perbaikan tulang. Di dalam tulang concellous lamella tersusun sebagai lapisan- lapisan halus yang mengelilingi ruang sumsum. Dan di dalam ruang sumsum banyak terdapat jaringan ikat embrionik, pembuluh darah, dan pembuluh syaraf. Prosessus alveolaris dibentuk dari lapisan-lapisan tipis tulang compacta dimana terdapat lubang-lubang seperti ayakan yang disebut lamina dura. Tulang ini adalah tempat melekatnya ligamen periodontal. Tulang alveolar dapat beradaptasi dalam melakukan fungsinya sebagai penyangga gigi. Ketebalan dan kekuatannya tidak sama di semua tempat. Struktur tulang alveolar tidak hanya bervariasi pada regio anterior dan posterior rahang, tetapi juga pada rahang atas dan bawah. Pada rahang atas ketebalannya menipis dari atas ke bawah sedangkan pada rahang bawah ketebalannya berkurang dari bawah ke atas. Pergerakan gigi pada rahang atas lebih mudah daripada rahang bawah karena tingkat kepadatan tulang rahang atas lebih kecil dibandingkan rahang bawah. Tidak Teratur Maloklusi 13 Proses remodeling pada tulang tergantung pada aktivitas sel-sel pada permukaannya. Oleh karena itu diperlukan banyak kanal yang masuk ke tulang alveolar untuk mengirimkan pembuluh-pembuluh darah, dan bagian yang lebih dalam terdiri dari tulang concellous dan ruangan untuk sumsum tulang. Ruangan sumsum itu memerlukan daerah yang cukup luas untuk aktivitas sel-sel, yang sangat diperlukan untuk pergerakan gigi. Di samping itu jika tulang yang terlibat dalam pergerakan gigi merupakan tulang yang kompak cortical bone, reaksi selular yang terjadi akan sangat menurun di daerah permukaan. Kemudian pergerakan gigi akan lebih sulit dan lebih lambat, dan kemungkinan terjadinya tekanan berlebihan dan hialinisasi akan lebih besar. Bila seorang pasien direncanakan untuk mendapatkan perawatan ortodonti, gigi harus dipertahankan pada tulang spongious selama pergerakan. Oleh karena itu sedapat mungkin gigi harus dijaga pada pusat prosessus alveolaris, daripada membiarkan gigi bergerak di daerah tulang kortikal yang padat, yang menempati posisi lebih ke permukaan pada prosessus alveolaris. Pergerakan gigi dalam arah labiolingual akan lebih mudah mengenai lapisan permukaan dari tulang kortikal, contohnya pada gerakan ke lingual dari akar torque pada gigi insisivus atas. Ruang bekas pencabutan gigi pada kasus dengan pencabutan terdiri dari jaringan yang mengalami rekonstruksi, yang kaya akan sel-sel dan supplai vascular. Daerah tersebut sangat ideal untuk pergerakan gigi, oleh karena itu keuntungan ini harus dimanfaatkan dengan melakukan perawatan beberapa hari setelah pencabutan, agar atropi dan penciutan prosessus alveolaris dapat dicegah untuk menghindari kehilangan tulang dan terbentuknya tulang kortikal pada daerah pencabutan.

B. Aktivitas fisiologis

Restrukturisasi sistim serat supra-alveolar setelah pergerakan gigi lebih lambat daripada ligament periodontal. Oleh karena itu tendensi untuk rilep yang kuat akan terlihat setelah mengoreksi rotasi gigi secara ortodonti. Hal itu terjadi oleh karena adanya perubahan pada kolagen gingival. Perubahan kolagen tersebut berbeda pada setiap orang, tergantung pada sejumlah variabel seperti keseimbangan hormonal, usia dan, kesehatan pasien. Gambaran histology ligamen periodontal dari seseorang yang sedang dalam pertumbuhan sangat berbeda dengan yang telah dewasa. Pada orang dewasa ruangan ligamen periodontal ini lebih lebar dibandingkan pada anak muda. Begitu juga dengan strukturnya yang berkaitan dengan faktor usia, jumlah sel-sel sementoblas, fibroblast, dan osteoblas terlihat lebih banyak pada pasien muda, ditandai dengan aktivitasnya yang lebih tinggi. Kesiapan jaringan