Teori Motivasi Berprestasi Need For Achievment

2.2 Teori Motivasi Berprestasi Need For Achievment

Dalam hidup ini setiap orang memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut seseorang harus memiliki motivasi. Masing-masing individu memiliki motivasi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan penggerak atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik dari dalam diri intrinsik maupun dari luar diri ekstrinsik. Motivasi diperlukan seseorang sebagai kekuatan dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan, kesuksesan, dan keberhasilan. Seberapa besar kuat motivasi yang dimiliki seseorang akan sangat menentukan kualitas perilaku dan sikap yang ditunjukkan dalam kegiatan sehari-hari, contohnya pada saat ia belajar atau bekerja. McClelland dan Atkinson 1987 menyebutkan setiap orang mempunyai tiga motivasi yakni motivasi berprestasi achievement motivation, motif bersahabat affiliation motivation, motif bersahabat affiliation motivation dan motif berkuasa power motivation. Dari ketiga motif itu dalam penelitian ini akan difokuskan pada teori motivasi berprestasi dalam kegiatan proses belajar mahasiswa. Pengertian motivasi berprestasi menurut McClelland 1987 adalah suatu daya Kemampun mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Teori ini mengatakan bahwa seseorang yang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain dalam banyak situasi. Dari McClelland dikenal tentang teori motivasi untuk Universitas Sumatera Utara mencapai prestasi atau Need for Acievemnt n-ach yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan berprestasi. Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu seseorang akan berusaha mencapai prestasi tertingginya yang bersifat realistis, dan akan menimbulkan kemajuan dalam pekerjaannya. Dan seseorang yang telah berprestasi perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut. Seseorang yang mendapat pengakuan berprestasi akan merasa bahwa dirinya dihargai serta akan merasa bangga atas keberhasilan yang telah dicapainya selama ini. Motivasi seperti ini akan menimbulkan semangat lebih maju dalam bekerja, lebih memacu seseorang menimbulkan ide-ide cemerlang yang bagus bagi kemajuan organisasi tersebut. Apabila yang menjadi tujuan itu telah tercapai, maka akan menimbulkan kepuasan pribadi atas kerja kerasnya tersebut. Sekali lagi ditekankan dalam Teori motivasi dari McClelland ini, umpan balik akan sangat diperlukan karena merupakan suatu ukuran prestasi atau keberhasilan seseorang. McClelland 1987 mengatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan kecendrungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh mahasiswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Mahasiswa yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya Universitas Sumatera Utara telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ahli lain yakni Gellerman 1963:67 menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan sangat senang kalau ia berhasil memenangkan suatu persaingan. Ia berani menanggung segala resiko sebagai konsekuensi dari usahannya untuk mencapai tujuan. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi menurut Gellerman antara lain : • Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif • Mencari feedback tentang perbuatannya • Memilih resiko yang sedang di dalam perbuatannya • Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya Menurut McClelland 1987, Sebuah tindakan dapat dikatakan memiliki motivasi tinggi, jika perilaku itu menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Individu menunjukkan tanggapan yang menggejolak dengan bentuk-bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi 2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan 3. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu 4. Pengaruh positif menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulang-ulang Universitas Sumatera Utara 5. Kekuatan perilaku akan melemah, bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak mengenakkan Reksohasidiprodjo dan Handoko 1989 : 256 mendefenisikan bahwa motifasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Pola motivasi didefenisikan sebagai sikap yang mempengaruhi cara-cara orang memandang pekerjaan dan menjalani kehidupan mereka Keith dan Newstorm, 1996. Menurut Keith dan Newstorm 1996, motivasi prestasi archievement motivation adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan. Dengan demikian dalam hubungannya dengan penelitian ini maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu doronga, hasrat, ataupun energi penggerak yang ada dalam diri mahasiswa untuk dapat memperoleh indeks prestasi mahasiswa. Motivasi berprestasi tersebut akan berkembang terus sesuai dengna pengalaman, pengetahuan interaksi serta tindakan seseorang untuk mencapai tujuannya. Berbagai keinginan atau kebutuhan untuk mencapai suatu prestasi akan memunculkan dorongan. Dorongan merupakan desakan yang dialami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecendrungan untuk mempertahankan hidup. Pencapaian suatu prestasi tergantung dari tindakan yang dilakukan seseorang. Namun terkadang tidak semua orang melakukan cara atau tindakan yang tepat dalam mencapai suatu prestasi. Adakala tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu prestasi mengarah pada bentuk perilaku yang menyimpang. Universitas Sumatera Utara Dalam kegiatanproses belajar tentunya mahasiswa membutuhkan banyak bahan referensi literatur perkuliahan. Adanya kehadiran fasilitas wifi memberikan kemudahan dan efisiensitas bagi mahasiswa pada saat mencari bahan-bahan perkuliahannya. Hal ini menimbulkan suatu motivasi dan dorongan bagi mahasiswa untuk terus dapat meningkatkan prestasi seperti yang diharapkannya. Dengan demikian fasilitas wifi sebagai salah satu sub sistem dalam institusi pendidikan diharapkan membawa dampak positif atau dengan kata lain memudahkan para generasi mudah khususnya mahasiswa untuk menggali kemampuan intelektualitasnya serta menjadi individu-individu yang berwawasan luas namun tetap berada pada norma-norma positif. Diharapkan kehadiran fasilitas pendorong sistem belajar yakni wifi tersebut dapat memunculkan semangat motivasi berprestasi di kalangan mahasiswa dan mampu menciptakan manusia-manusia yang berwawasan luas dan memiliki potensi untuk memajukan negara dan bangsa ditingkat nasional maupun internasional.

2.3. Teori Kebutuhan