Pengaruh Penggunaan Fasilitas WiFi Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa

(1)

Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

PENGARUH PENGGUNAAN FASILITAS WIFI

TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA

(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

INDRA ANTIAN SITOMPUL

NIM : 050901054

Departemen Sosiologi

Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Studi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara 2010


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

NAMA : INDRA ANTIAN SITOMPUL

NIM : 050901054

DEPERTEMEN : SOSIOLOGI

JUDUL : PENGARUH PENGGUNAAN FASILITAS WIFI

TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara)

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Hadriana Marhaeni Munthe,M.Si

NIP : 196305261990032001 NIP : 196805251992031002 Prof.Dr. Badaruddin, M.Si

Dekan

NIP : 196805251992031002 Prof.Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

ABSTRAKSI

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi terutama teknologi informasi, pemanfaatan internet dalam bidang pendidikan terus berkembang. Pemanfaatan internet ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. E-learning adalah suatu model pembelajaran yang dibuat dalam format digital melalui perangkat elektronik. Tujuan digunakannya e-learning dalam sistem pembelajaran adalah untuk memperluas akses pendidikan ke masyarakat luas. Modernisasi pendidikan sekarang ini membuat segala sesuatunya menjadi lebih mudah, salah satu faktor pendukung yang menjadi sub-sistem pendidikan adalah hadirnya fasilitas WiFi di dalam institusi pendidikan yang diharapkan mampu menambah motivasi belajar mahasiswa. Sebagai agent of exchange, mahasiswa tersebut harus mampu melakukan kontrol sosial atas dirinya sendiri dengan kata lain kelompok sosial tersebut harus mampu menahan diri dari pengaruh-pengaruh buruk yang ditimbulkan dari kebebasan dalam mengakses internet melalui fasilitas WiFi tersebut sehingga sistem pendidikan tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun yang menjadi lokasi penelitiannya adalah di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang aktif menggunakan fasilitas WiFi dikampus tersebut. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner, survei, observasi (pengamatan) dan wawancara. Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang serta uji korelasi yang menggunakan rumus Spearman.

Penelitian ini menemukan bahwa 92 responden atau 94,8 % mengatakan bahwa hadirnya fasilitas WiFi tersebut memberikan motivasi belajar bagi mahasiswa karena dianggap lebih memudahkan mahasiswa dalam mencari literatur kuliah. Namun akses gratis yang diberikan oleh kampus tersebut ternyata sering disalahgunakan oleh mahasiswa dimana mereka terlalu larut didalamnya sehingga menjadi lupa waktu. Hal yang paling mendasar dari kesemuanya adalah telah terjadi kondisi ketergantungan pada mahasiswa karena keberadaan fasilitas WiFi tersebut dianggap sangat mendukung aktifitas mereka yang memiliki berbagai aktivitas baik formal yaitu kegiatan didalam perkuliahan maupun aktivitas non-formal yaitu kegiatan diluar kampus seperti organisasi kemahasiswaan yang kesemua hal tersebut merupakan sarana untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semestinya. Penulisan skripsi ini merupakan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, dengan judul : “Pengaruh Penggunaan Fasilitas WiFi Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa (Studi Deskriptif Pada

Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sumatera Utara)”.

Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada orangtua tercinta dan tersayang penulis, Ayahanda Almarhum Harla Sitompul (+) dan Ibunda tercinta Rumondang Hutasoit, atas semua doa, dukungan, pengorbanan dan kasih sayangnya yang telah diberikan kepada penulis sampai saat ini. Penulis bisa berhasil sampai saat ini karena cara mendidik papa dan mama yang begitu keras, penuh disiplin dan rasa tanggungjawab untuk menghargai waktu, belajar dengan sungguh-sungguh, tekun dan giat serta selalu bersikap rendah hati. Tak lupa juga kepada abang dan adik-adik penulis tersayang, Doan Reinhard Poniton Sitompul, Amd., Dewi Mery Cristine Sitompul, Amd. dan Yogi Arnaldo Sitompul, terima kasih buat doa, dukungan dan kasih sayangnya. Penulis akan ingat selalu dengan pesan-pesan yang pernah abang dan adik-adik berikan. Sayang sama kalian semua.


(5)

Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima saran, komentar, motivasi, dukungan dan bantuan dari beberapa pihak. Dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan FISIP USU sekaligus Ketua Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu, Dra. Rosmiani, MA. Selaku Sekretaris Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Hadriana Marhaeni Munthe,M.Si. selaku dosen pembimbing penulis yang selalu meluangkan waktunya ditengah-tengah kesibukkan beliau serta sabar dalam membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini selesai.

4. Bapak Drs. Sismudjito, M.Si. selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran, pendapat, dan kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi saya ini.

5. Bapak Henri F. Sitorus, S.Sos.,M.Sc. yang bersedia menjadi teman sharing sekaligus memberikan masukan yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kak Fenni Khairifa, S,Sos, M.Si, selaku Staf Administrasi di Departemen Sosiologi. Terima kasih atas segala bantuannya.

7. Kak Nurbaiti, selaku Pegawai Pendidikan bagian Departemen Sosiologi. Terima kasih buat bantuannya selama ini.


(6)

8. Kepada seluruh Dosen Sosiologi dan Staff pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan berbagai materi kuliah selama penulis menjalani perkuliahan.

9. Untuk seluruh keluarga penulis mulai dari keluarga mama hingga keluarga papa yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Aku sayang kalian semua.

10.Buat teman-teman yang sudah mendahului penulis sekaligus rekan Stambuk 2005 : Ade Rahma Ayu Siregar S.Sos, Anaestasya S.M Bessie S.Sos, Andrian Hermad S.Sos, dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan disini terima kasih buat kebersamaan dan semangatnya serta semoga kita menjadi orang yang berhasil dan berguna untuk masyarakat luas. Amin.

11.Untuk rekan-rekan sejawat penulis : Leo Krispat Saragih, Bobby Andrian Nainggolan, Purnawan zaron, Deddy Sinaga, Fridolin, Benny, dan lain-lain. terima kasih banyak telah memberikan sumbangan pemikiran, motivasi dan pertemanannya kepada penulis.

12.Buat Senior dan Junior penulis di Departemen Sosiologi, terima kasih buat doa dan dukungannya.

13.Buat teman-teman 1st Imagination dan Medan Movement : Milzam Rafdi Asmara S.Ked, M. Isan kamil, Fandy Siagian SH, Bayu Asmara Amd, Teuku Qaedy Aufar, Fahrul Deri Akbar, Nicko Rangkuti SH, M. Faisal Hanafi, Dll yang senantiasa memotivasi penulis agar segera menyelesaikan perkuliahan. Aku sangat sayang kalian semua.


(7)

14.Untuk Rekan-rekan INTeRAKSI, terima kasih atas supportnya selama ini. Semoga Visi dan Misi kita dapat kita laksanakan.

15.Buat semua responden yang telah meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner yang diberikan penulis

16.Buat semua pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih buat bantuan dan kerjasamanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menambah kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2010 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Kerangka Teori ... 8

1.6. Hipotesis ... 11

1.7. Defenisi Konsep ... 12

1.8. Operasional Variabel ... 14

1.9. Bagan Operasional Variabel ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktural Fungsional ... 17

2.2. Teori Motivasi Berprestasi (N-Ach) ... 19

2.3. Teori Kebutuhan ... 24


(9)

2.5. Teori Gaya Hidup (Life Style) ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 29

3.2. Lokasi Penelitian ... 29

3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 3.3.1. Populasi ... 30

3.3.2. Sampel ... 31

3.3.3. Purposive Sampling ... 32

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5. Teknik Analisis Data ... 34

3.6. Jadwal Kegiatan ... 37

3.7. Keterbatasan Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi 4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara ... 39

4.1.2. Letak Universitas Sumatera Utara ... 40

4.1.3. Sejarah Singkat Fakultas MIPA ... 40

4.2. Penyajian Data Penelitian... 43

4.2.1. Komposisi dan Karakteristik Responden ... 44

4.3. Profil Informan ... 49

4.4. Tabel Variabel Bebas (X) ... 54


(10)

4.6. Analisa Pertanyaan Terbuka ... 68 4.7. Analisa Tabel Silang ... 70 4.8. Pengujian Hipotesis ... 74 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... 78 5.2. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Skala Indeks Prestasi Mahasiswa ... 15

Tabel 3.1. Klasifikasi Fakultas di Universitas Sumatera Utara ... 30

Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 37

Tabel 4.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2. Komposisi Responden Berdasarkan Usia ... 46

Tabel 4.3. Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 47

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan ... 48

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan ... 54

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Penggunaan ... 55

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Hotspot ... 56

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kendala Yang Sering Dihadapi ... 57

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kebebasan Mengakses... 58

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kecenderungan Mengakses Fitur Internet ... 59

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Situs/Web Yang Sering Diakses .... 60

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Keterbantuan Mahasiswa Terhadap Keberadaan WiFi di Kampus ... 61

Tabel 4.13. Distribusi Responden Tentang Kontribusi WiFi Dalam Aktifitas Perkuliahan ... 62


(12)

Tabel 4.15. Distribusi Responden Tentang Kehadiran WiFi Memberikan Motivasi Belajar Mahasiswa ... 64 Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh WiFi Terhadap Indeks

Prestasi ... 65 Tabel 4.17. Distribusi Responden Terhadap Besarnya Pengaruh WiFi Terhadap

Indeks Prestasi ... 66 Tabel 4.18. Distribusi Responden terhadap keberadaan WiFi Berpengaruh Terhadap Indeks Prestasi ... 67 Tabel 4.19. Hubungan Antara Sejak Menggunakan WiFi Dengan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa ... 71 Tabel 4.20. Hubungan Antara Kendala Yang Sering Dialami Terhadap Besarnya Pengaruh Yang Ditimbulkan Dari Kehadiran Fasilitas WiFi ... 72 Tabel 4.21. Hubungan Antara Adanya Lokasi Khusus / Hotspot Terhadap Fungsinya Membantu Mahasiswa Dalam Perkuliahan... 73


(13)

ABSTRAKSI

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi terutama teknologi informasi, pemanfaatan internet dalam bidang pendidikan terus berkembang. Pemanfaatan internet ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. E-learning adalah suatu model pembelajaran yang dibuat dalam format digital melalui perangkat elektronik. Tujuan digunakannya e-learning dalam sistem pembelajaran adalah untuk memperluas akses pendidikan ke masyarakat luas. Modernisasi pendidikan sekarang ini membuat segala sesuatunya menjadi lebih mudah, salah satu faktor pendukung yang menjadi sub-sistem pendidikan adalah hadirnya fasilitas WiFi di dalam institusi pendidikan yang diharapkan mampu menambah motivasi belajar mahasiswa. Sebagai agent of exchange, mahasiswa tersebut harus mampu melakukan kontrol sosial atas dirinya sendiri dengan kata lain kelompok sosial tersebut harus mampu menahan diri dari pengaruh-pengaruh buruk yang ditimbulkan dari kebebasan dalam mengakses internet melalui fasilitas WiFi tersebut sehingga sistem pendidikan tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun yang menjadi lokasi penelitiannya adalah di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang aktif menggunakan fasilitas WiFi dikampus tersebut. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner, survei, observasi (pengamatan) dan wawancara. Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang serta uji korelasi yang menggunakan rumus Spearman.

Penelitian ini menemukan bahwa 92 responden atau 94,8 % mengatakan bahwa hadirnya fasilitas WiFi tersebut memberikan motivasi belajar bagi mahasiswa karena dianggap lebih memudahkan mahasiswa dalam mencari literatur kuliah. Namun akses gratis yang diberikan oleh kampus tersebut ternyata sering disalahgunakan oleh mahasiswa dimana mereka terlalu larut didalamnya sehingga menjadi lupa waktu. Hal yang paling mendasar dari kesemuanya adalah telah terjadi kondisi ketergantungan pada mahasiswa karena keberadaan fasilitas WiFi tersebut dianggap sangat mendukung aktifitas mereka yang memiliki berbagai aktivitas baik formal yaitu kegiatan didalam perkuliahan maupun aktivitas non-formal yaitu kegiatan diluar kampus seperti organisasi kemahasiswaan yang kesemua hal tersebut merupakan sarana untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Di Indonesia pemanfaatan teknologi internet dimulai sekitar tahun 1995 ketika IndoInternet membuka jasa layanan internet dan tahun 1997-an mulai berkembang pesat. Namun kini pemanfaatan teknologi ini masih didominasi oleh lembaga seperti perbankan, perdagangan, media massa, atau kalangan industri. Bila dilihat potensinya, dalam waktu mendatang mungkin saja lembaga pendidikan akan mendominasinya. Pemanfatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 1996.

Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan internet untuk pendidikan di Indonesia khususnya di perguruan tinggi terus berkembang yang dipelopori oleh Institut Teknologi Bandung. Pemanfaatan internet untuk pendidikan ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. Kini sudah banyak lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi yang sudah mulai merintis dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung sistem pendidikan konvensional.

Internet sebagai media baru belum memasyarakat. Demikian pula orang-orang yang terlibat dalam lembaga pendidikan belum terbiasa menggunakan internet. Penyelenggaraan pendidikan nasional yang bersifat konvensional, mengalami banyak kendala ketika dituntut untuk memberikan pelayanannya bagi masyarakat luas yang


(15)

tersebar di seluruh Nusantara. Kendala tersebut antara lain keterbatasan finansial, jauhnya lokasi, dan keterbatasan jumlah institusi. Saat ini telah berkembang teknologi informasi yang dapat dimanfaatan untuk mengatasi kendala tersebut. Sudah saatnya teknologi informasi dimanfaatkan secara optimal dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Terlebih di masa depan pendidikan akan mengahadapi persaingan global yang sangat ketat. Agar dapat memenangkan ataupun dapat ikut bermain dalam dinamika global membutuhkan prasyarat kekuatan kepercayaan diri dan kemandirian.

Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan informasi yang membuat setiap orang harus dapat meng-update informasi tersebut setiap saat, maka teknologi sekarang ini menghasilkan sebuah layanan pendukung yang lebih instan untuk dapat merealisasikan hal tesebut. Wi-Fi adalah teknologi jaringan dengan tidak menggunakan kabel seperti handphone, yaitu melakukan hubungan komunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman. Gelombang elektromagnetik yang dipakai yaitu gelombang radio dan infra merah melakukan komunikasi data dengan menyalurkan data dari satu titik ke titik yang lain dengan frekuensi tertentu.

Teknologi wireless ini telah berkembang pesat yang bisa kita lihat yaitu banyaknya infrastruktur, sarana dan prasarana wireless yang digunakan dalam hal akses internet. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, tetapi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “Kebebasan” karena teknologi tersebut


(16)

memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer data dari tempat mana saja yang bertanda Wi-Fi Hot Spot. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kepraktisan, tidak perlu repot memasang kabel network. Perkembangan teknologi wireless dapat dilihat pada perkantoran, pertokoan, pabrik, sekolah, kampus, dan bahkan kafe - kafe dan tempat makan telah terpasang Access Point (AP) untuk menghubungkan ke internet. Akses internet yang kian berkembang pesat membuat banyak orang menggunakannya sebagai alat atau media untuk mendapatkan setiap informasi yang dibutuhkannya, dan juga berhubungan antar yang satu dengan yang lainnya.

Eksistensi dari Wi-Fi tentu memiliki kelemahan dan keunggulan dalam setiap aplikasi penggunaannya. Disatu sisi berbagai kemudahan akan tersaji ketika menggunakan fasilitas tersebut. Disisi yang lain, fasilitas tersebut juga digunakan untuk mengakses hal- hal yang di luar jalur pendidikan. Misalnya, hate speech), adalah biasa dan sulit dijaga dan gambar- gambar, cerita- cerita yang “berbau” pornografi, yang dapat merusak mental psikis mahasiswa, sehingga kurang bahkan tidak dapat fokus pada kuliah yang sedang dijalaninya.,

Merebaknya fasilitas Wi-Fi di berbagai tempat menimbulkan permasalahannya sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi saat ini diiringi dengan perubahan sikap pada nilai- nilai pendidikan yang seyogyanya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia, dalam hal ini adalah mahasiswa yang banyak dipengaruhi oleh fasilitas internet.


(17)

Mahasiswa merupakan salah satu subjek yang menggunakan akses internet. Mahasiswa akan merasa hampa tanpa internet. Ibaratnya, sedetik saja mereka tak bisa lepas dari internet. Bagi mahasiswa internet merupakan media yang dapat digunakan untuk mengakses tugas yang diberikan oleh dosen, bahkan mungkin juga mengembangkan diri dengan membentuk jaringan. Bahkan kebutuhan akan akses internet bisa melampaui kebutuhan primer seperti makan.

Di dalam dunia kampus, perkembangan teknologi wireless juga merajalela. Hal itu bisa dilihat pada Access Point (AP) yang dipasang pada tiap jurusan, kantor dan perpustakaan. Hanya dengan bermodal laptop atau handphone yang telah memiliki fasilitas wireless maka kita dapat menikmati teknologi wireless di manapun dan kapanpun. Seperti kita ketahui bahwa laptop di era sekarang ini bukan merupakan barang yang mewah bagi sebagian mahasiswa. Laptop seperti kata “wajib” bagi mereka. Hal itu dikarenakan laptop digunakan sebagai kebutuhan primer untuk menjalani aktifitas memperoleh ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran di kampus.

Kampus Universitas Sumatera Utara kini telah menyediakan fasilitas Wi-Fi. Fasilitas Wi-Fi ini mulai diperkenalkan di Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2004 dan hanya terpasang di perpustakan dan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kemudian pada pertengahan tahun 2007 fasilitas Wi-Fi tersebut dapat dinikmati secara merata di setiap fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara. Penyediaan layanan teknologi informasi (TI) diselenggarakan oleh Pusat Sistem Informasi (PSI), suatu divisi yang mengelola pelayanan akses terhadap


(18)

infrastruktur teknologi informasi dan lingkungannya baik di dalam maupun dari luar kampus.

Penyediaan layanan TI dimaksudkan terutama untuk memudahkan sivitas akademika (mahasiswa dan dosen) mengakses seluruh spektrum sumber daya informasi dan pengetahuan berbasis elektronik baik yang disediakan oleh Universitas maupun yang tersedia secara global untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian sebagai program utama Universitas. Hal ini menunjang mahasiswa, dosen dan para staff yang bekerja di setiap bidang kampus Universitas Sumatera Utara dalam kegiatannya. Mahasiswa dapat mengakses berbagai sumber dari internet sebagai bahan atau referensi tugas dan diskusi, juga dapat mengembangkan pengetahuan akan dunia pendidikan, serta dapat mencurahkan pandangan- pandangan mereka tentang segala sesuatu melalui fasilitas blogspot, yang pada akhirnya semakin berkembang dan menjadi objek diskusi di internet.

Selain itu, infrastruktur TI juga digunakan untuk mendukung sistem informasi manajemen (SIM) Universitas. Seluruh sivitas akademika dan staf Universitas dapat menggunakan layanan akses jaringan di dalam kampus secara gratis baik melalui jaringan kabel dengan terminal PC maupun jaringan tanpa kabel (wireless) yang tersedia di seluruh gedung dan sekitarnya di dalam kampus. Penyediaan fasilitas jaringan tanpa kabel atau Wi-Fi ditujukan bagi mereka yang memiliki laptop maupun PDA. Layanan akses jaringan Universitas diberi sticker logo USUNETA untuk memudahkan para sivitas akademika mengidentifikasi lokasi dimana layanan tersebut tersedia untuk digunakan.


(19)

Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa mahasiswa Universitas Sumatera Utara telah banyak menggunakan fasilitas Wi-Fi untuk mendapatkan akses dalam mengerjakan tugas- tugas kuliah, mengembangkan jaringan dan juga untuk membuat tulisan, dan mengakses hal- hal di luar pendidikan. Penggunaan fasilitas Internet tidak serta merta memberikan dampak yang positif. Disamping penggunaannya yang mudah dan praktis, Internet juga dapat membawa dampak yang negatif bila penggunaanya menyimpang. Apalagi Internet saat ini telah banyak digunakan oleh mahasiswa, sehingga apabila penggunaanya bersifat negatif maka akan terjadi penyimpangan pada sikap maupun perilaku mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.

Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk membahasnya, sehingga mengangkat judul skripsi yaitu: “Pengaruh Penggunaan Fasilitas Wi-Fi Terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Fakultas

MIPA Universitas Sumatera Utara )”.

1.2.Perumusan Masalah

Dalam suatu penelitian, yang sangat signifikan untuk dapat memulai penelitian adalah adanya masalah yang akan diteliti. Menurut Arikunto, agar dapat dilaksanakan penelitian dengan sebaik-baiknya maka peneliti harus merumuskan masalah dengan jelas, sehingga akan jelas darimana harus dimulai, ke mana harus pergi dan dengan apa (Arikunto, 1996:19). Berdasarkan uraian tersebut dan


(20)

berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

• “Seberapa sering mahasiswa yang mempergunakan fasilitas wifi dalam proses belajar?”

• “Seberapa besar pengaruh penggunaan wifi terhadap indeks prestasi belajar mahasiswa?”

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan fasilitas Wi-Fi sebagai salah satu sub-sistem didalam institusi pendidikan terhadap indeks prestasi belajar mahasiswa sebagai kelompok sosial di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara.

1.4.Manfaat Penelitian

Setelah mengadakan penelitian ini, diharapkan manfaat penelitian ini berupa :

a. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan maupun wawasan ilmiah kepada penulis dan juga pembaca mengenai fungsi dan disfungsi penggunaan fasilitas Wi-Fi bagi proses belajar mahasiswa sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori ilmu- ilmu sosial khususnya


(21)

sosiologi. Selain itu diharapkan juga dapat memberikan kontribusi kepada pihak yang memerlukannya.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti berupa fakta-fakta temuan dilapangan dalam meningkatkan daya, kritis dan analisis penelitian sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Dan khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti berikutnya.

1.5.Kerangka Teori

Robert K Merton, yang menulis beberapa pernyataan penting tentang fungsionalisme strukt ural dalam sosiologi. Dari ketiga postulat yang dikeluarkan oleh Merton yang menyatakan bahwa tidak semua struktur, adat, gagasan, kepentingan dan sebagainya mempengaruhi fungsi positif. Menurut merton, fungsi di defenisikan sebagai “konsekuensi – konsekuensi yang dapat diamati dan menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sisi tertentu. Tetapi, jelas ada bias idiologis bila ada orang yang hanya memusatkan perhatian pada adaptasi dan penyesuaian diri, karena adaptasi selalu mempunyai akibat positif. Perlu diperhatikan bahwa suatu faktor sosial dapat mempunyai akibat negatif terhadap faktor sosial lain. Untuk meralat kelalaian serius dalam fungsionalisme struktural awal ini, merton mengembangkan gagasan tentang disfungsi. Sebagaimana struktur atau institusi dapat menyumbangkan pemeliharaan bagian – bagian dari sistem sosial, struktur, atau institusi pun dapat menimbulkan


(22)

akibat negatif terhadap sistem sosial. Manfaat Internet yang besar dalam mengerjakan tugas - tugas kuliah, mengembangkan jaringan dan juga untuk membuat tulisan, dan mengakses hal- hal di luar pendidikan, penggunaan fasilitas Internet tidak selalu memberikan dampak yang positif. Disamping penggunaannya yang mudah dan praktis, Internet juga dapat membawa dampak yang negatif bila penggunaannya menyimpang apalagi Internet banyak digunakan oleh mahasiswa, sehingga apabila penggunaanya bersifat negatif maka akan terjadi penyimpangan. Terhadap sikap maupun perilaku individu.

Teorti Kebutuhan Abraham Maslow menyatakan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin memenuhi kebutuhan mahasiswa yang bersifat intelektual yang mendukung pencapaian indeks prestasi yang diinginkan.

Dalam membuat pilihan, suatu individu diawali dengan adanya keinginan terhadap sesuatu dan kenyakinan terhadap tujuan-tujuan tertentu yang disusun dalam suatu keyakinan. Keyakinan - keyakinan inilah yang pada akhirnya akan menciptakan pilihan rasional pada individu. Teori Pilihan Rasional James S. Coleman pusatnya adalah aktor atau manusia yang mempunyai tujuan. Teori ini memperhatikan dua pemaksa utama, yaitu sumber daya dan lembaga sosial. Dalam Teori Pilihan Rasional


(23)

dikenal adanya preferensi-preferensi atau keinginan-keinginan yang paling dominan yang muncul dari warga masyarakat. Setiap individu maupun mahasiswa tentu memiliki keinginan yang berbeda-beda dimana mahasiswa memilih Informasi Teknologi (IT) sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup. Untuk itu diperlukan mekanisme pilihan yang berorientasi pada pemilihan rasional dan pada akhirnya akan menimbulkan gaya hidup mahasiswa itu sendiri.

Gaya hidup atau life style merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi untuk merefleksikan nilai-nilai, rasa dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Gaya hidup yang diinginkan seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada di dalam dirinya dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut yang pada akhirnya mengakibatkan ketergantungan (dependensi) terhadap segala sesuatu, seperti kita ketahui bahwa laptop di era sekarang ini bukan merupakan barang yang mewah bagi sebagian mahasiswa. Laptop seperti kata “wajib” bagi mereka. Hal itu dikarenakan laptop digunakan sebagai kebutuhan primer untuk menjalani aktifitas memperoleh ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran di kampus termasuk dalam mempergunakan fasilitas wi-fi tersebut.


(24)

1.6. Hipotesis

Hipotesis adalah dalil atau prinsip yang logis yang dapat diterima secara rasional mempercayainya sebagai kebenaran sebelum diuji atau disesuaikan dengan fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan yang mendukung atau menolak kebenarannya (Nawawi; 1995).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam suatu penelitian harus diuji. Oleh karena itu, perumusan hipotesa yang baik adalah hipotesa yang dapat diuji kebenarannya atau ketidakbenarannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesa yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah :

Ho : tidak terdapat pengaruh penggunaan fasilitas Wi-Fi terhadap Indeks Prestasi belajar mahasiswa

Ha : terdapat pengaruh penggunaan fasilitas Wi-Fi terhadap Indeks Prestasi belajar mahasiswa

Dan hipotesa sementara peneliti adalah terdapat pengaruh penggunaan fasilitas Wi-Fi terhadap Indeks Prestasi belajar mahasiswa di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

1.7.Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide maupun gagasan (Hasan, 2002:17). Untuk menjelaskan maksud dan pengertian konsep-konsep yang terdapat di


(25)

dalam penelitian ini, maka akan dibuat batasan-batasan konsep yang dipakai adalah sebagai berikut.

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:849).

2. Fasilitas WiFi

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan unt faktor pendukung ataupun sub-sistem dari sistem pendidikan

3. Indeks Prestasi Belajar

Keberhasilan studi yang tercermin dalam serangkaian nilai yang telah diperoleh mahasiswa dalam pendidikan formal di universitas selama masa studi 4 – 6 tahun

4. Mahasiwa

Mahasiswa sebagai pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual, memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab, dan dewasa.


(26)

1.8. Operasional Variabel

Defenisi operasional adalah spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau memanipulasi suatu variabel. Defenisi operasional memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Sarwono, 2006:12).

Dalam penelitian kuantitatif, secara umum terdiri dari 2 (dua) variabel, yaitu variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent). Dalam penelitian ini yang menjadi variabelnya adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan WiFi ( X )

- Wi-Fi merupakan sebuah sub-sistem dalam institusi pendidikan yang fungsinya sebagai faktor pendukung dalam sistem pembelajaran yang konvensional atau secara tatap muka.

- Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet.

- Bagi mahasiswa internet merupakan media yang dapat digunakan untuk mengakses tugas yang diberikan oleh dosen, bahkan mungkin juga mengembangkan diri dengan membentuk jaringan.


(27)

2. Indeks Prestasi Mahasiswa ( Y )

- Mahasiswa sebagai pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual, yang memandang segala sesuatunya dengan pikiran jernih, positif, kritis, bertanggung jawab, dan dewasa. Indikator yang Lazim digunakan dalam lingkungan civitas akademika dalam mengukur tingkat intlektualitas pada mahasiswa disebut dengan IP ( Indeks Prestasi Kumulatif ).

Dari IP itulah nantinya dapat diketahui kemapuan akademik dari tiap mahasiswa yang akan menetukan nilai akhir dari mahasiswa. Adapun yang menjadi skala dalam penetuan IP adalah :

Tabel 1.1. Skala Indeks Prestasi Mahasiswa

Indeks Predikat

> 3,51 Cumlaud

3,01 - 3,50 Sangat Memuaskan 2,51 - 3,00 Memuaskan

1,51 - 2,50 Cukup < 1,50 Kurang


(28)

1.9. Bagan Operasional Variabel

Untuk lebih jelasnya kerangka konsep operasionalisasi dapat kita lihat dari diagram dibawah ini :

Variabel Bebas (X) Penggunaan Wi-Fi

Variabel Terikat (Y) IP Mahasiswa

Penggunaan WiFi ( X )

- Wi-Fi merupakan sebuah sub-sistem dalam institusi pendidikan yang fungsinya sebagai faktor pendukung dalam sistem pembelajaran yang konvensional atau secara tatap muka. - Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk

penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet.

- Bagi mahasiswa internet merupakan media yang dapat digunakan untuk mengakses tugas yang diberikan oleh dosen, bahkan mungkin juga mengembangkan diri dengan membentuk jaringan.

Indeks Prestasi Mahasiswa ( Y ) Mahasiswa sebagai pelaku utama dan

agent of exchange dalam gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual, yang memandang segala sesuatunya dengan pikiran jernih, positif, kritis, bertanggung jawab, dan dewasa. Indikator yang Lazim digunakan dalam lingkungan civitas akademika dalam mengukur tingkat intelektualitas pada mahasiswa disebut dengan IP ( Indeks Prestasi Kumulatif ). Dari IP itulah nantinya dapat diketahui kemapuan akademik dari tiap mahasiswa yang akan menetukan nilai akhir dari mahasiswa.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Struktural Fungsional

Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang fungsionalisme struktural dalam sosiologi (Sztompka, 2000;Tiryakin, 1991). Merton menjelaskan bahwa analisis struktural – fungsional memusatkan perhatian bahwa setiap objek dapat dijadikan sasaran analisis struktural – fungsional. Di dalam pikiran Merton, sasaran studi struktural – fungsional antara lain adalah peran sosial, pola institusional , proses sosial, pola kultur, emosi yang terpola secara kultural, norma sosial, organisasi kelompok, struktur sosial, perlengkapan untuk pengendalian sosial dan sebagainya (Merton, 1949/1968:104).

Perhatian analisis struktur fungsional mestinya lebih dipusatkan pada fungsi sosial ketimbang pada motif individual. Dari ketiga postulat yang dikeluarkan oleh Merton yang menyatakan bahwa tidak semua struktur, adat, gagasan, kepentingan dan sebagainya mempengaruhi fungsi positif. Menurut merton, fungsi di defenisikan sebagai “konsekuensi – konsekuensi yang dapat diamati dan menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sisi tertentu. Tetapi, jelas ada bias idiologis bila ada orang yang hanya memusatkan perhatian pada adaptasi dan penyesuaian diri, karena adaptasi selalu mempunyai akibat positif. Perlu diperhatikan bahwa suatu faktor sosial dapat mempunyai akibat negatif terhadap faktor sosial lain. Untuk meralat kelalaian serius dalam fungsionalisme struktural awal ini, merton mengembangkan gagasan tentang


(30)

disfungsi. Sebagaimana struktur atau institusi dapat menyumbangkan pemeliharaan bagian – bagian dari sistem sosial, struktur, atau institusi pun dapat menimbulkan akibat negatif terhadap sistem sosial.

Pemikiran Merton tersebut dijadikan sebagai landasan teori dalam penulisan ini. Sebagaimana yang menjadi bahasan dalam penulisan ini mengenai penggunaan fasilitas WiFi pada mahasiswa, dimana sistem pendidikan sekarang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas institusi pendidikan tersebut. Wifi sebagai salah satu infrastruktur yang ada dikampus memungkinkan mahasiswanya dapat mengakses berbagai kebutuhan akademik mahasiswa yang mampu mendorong/meningkatkan prestasi belajar mereka. Namun Internet juga menimbulkan dampak yang negatif apabila tidak diiringi dengan kontrol sosial yang kuat dalam sistem pendidikan tersebut. Untuk itu peneliti melihatnya dari aspek fungsional dan disfungsional. Adapun manfaat Internet sebagai “media” yang memberikan kemudahan khususnya bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas - tugas kuliah, mengembangkan jaringan dan juga untuk membuat tulisan/karya ilmiah. Namun, penggunaan fasilitas Internet tidak selalu memberikan dampak yang positif. Disamping penggunaannya yang mudah dan praktis, Internet juga dapat membawa dampak yang negatif bila digunakan dalam hal – hal yang menyimpang seperti membuka situs – situs terlarang, maupun untuk maksud kejahatan (kriminalitas). Apalagi saat ini Internet banyak digunakan oleh mahasiswa, sehingga apabila penggunaanya bersifat negatif maka akan terjadi penyimpangan dikalangan generasi muda bangsa terhadap sikap maupun perilaku individu.


(31)

2.2 Teori Motivasi Berprestasi (Need For Achievment)

Dalam hidup ini setiap orang memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut seseorang harus memiliki motivasi. Masing-masing individu memiliki motivasi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan penggerak atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). Motivasi diperlukan seseorang sebagai kekuatan dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan, kesuksesan, dan keberhasilan. Seberapa besar kuat motivasi yang dimiliki seseorang akan sangat menentukan kualitas perilaku dan sikap yang ditunjukkan dalam kegiatan sehari-hari, contohnya pada saat ia belajar atau bekerja.

McClelland dan Atkinson (1987) menyebutkan setiap orang mempunyai tiga motivasi yakni motivasi berprestasi (achievement motivation), motif bersahabat (affiliation motivation), motif bersahabat (affiliation motivation) dan motif berkuasa (power motivation). Dari ketiga motif itu dalam penelitian ini akan difokuskan pada teori motivasi berprestasi dalam kegiatan proses belajar mahasiswa. Pengertian motivasi berprestasi menurut McClelland (1987) adalah suatu daya Kemampun mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Teori ini mengatakan bahwa seseorang yang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain dalam banyak situasi. Dari McClelland dikenal tentang teori motivasi untuk


(32)

mencapai prestasi atau Need for Acievemnt (n-ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan berprestasi.

Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu seseorang akan berusaha mencapai prestasi tertingginya yang bersifat realistis, dan akan menimbulkan kemajuan dalam pekerjaannya. Dan seseorang yang telah berprestasi perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut. Seseorang yang mendapat pengakuan berprestasi akan merasa bahwa dirinya dihargai serta akan merasa bangga atas keberhasilan yang telah dicapainya selama ini. Motivasi seperti ini akan menimbulkan semangat lebih maju dalam bekerja, lebih memacu seseorang menimbulkan ide-ide cemerlang yang bagus bagi kemajuan organisasi tersebut. Apabila yang menjadi tujuan itu telah tercapai, maka akan menimbulkan kepuasan pribadi atas kerja kerasnya tersebut. Sekali lagi ditekankan dalam Teori motivasi dari McClelland ini, umpan balik akan sangat diperlukan karena merupakan suatu ukuran prestasi atau keberhasilan seseorang.

McClelland (1987) mengatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan kecendrungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh mahasiswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Mahasiswa yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya


(33)

telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ahli lain yakni Gellerman (1963:67) menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan sangat senang kalau ia berhasil memenangkan suatu persaingan. Ia berani menanggung segala resiko sebagai konsekuensi dari usahannya untuk mencapai tujuan. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi menurut Gellerman antara lain :

• Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif

• Mencari feedback tentang perbuatannya

• Memilih resiko yang sedang di dalam perbuatannya

• Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya

Menurut McClelland (1987), Sebuah tindakan dapat dikatakan memiliki motivasi tinggi, jika perilaku itu menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Individu menunjukkan tanggapan yang menggejolak dengan bentuk-bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi

2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan

3. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu

4. Pengaruh positif menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulang-ulang


(34)

5. Kekuatan perilaku akan melemah, bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak mengenakkan

Reksohasidiprodjo dan Handoko (1989 : 256) mendefenisikan bahwa motifasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Pola motivasi didefenisikan sebagai sikap yang mempengaruhi cara-cara orang memandang pekerjaan dan menjalani kehidupan mereka (Keith dan Newstorm, 1996). Menurut Keith dan Newstorm (1996), motivasi prestasi (archievement motivation) adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.

Dengan demikian dalam hubungannya dengan penelitian ini maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu doronga, hasrat, ataupun energi penggerak yang ada dalam diri mahasiswa untuk dapat memperoleh indeks prestasi mahasiswa. Motivasi berprestasi tersebut akan berkembang terus sesuai dengna pengalaman, pengetahuan interaksi serta tindakan seseorang untuk mencapai tujuannya. Berbagai keinginan atau kebutuhan untuk mencapai suatu prestasi akan memunculkan dorongan. Dorongan merupakan desakan yang dialami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecendrungan untuk mempertahankan hidup. Pencapaian suatu prestasi tergantung dari tindakan yang dilakukan seseorang. Namun terkadang tidak semua orang melakukan cara atau tindakan yang tepat dalam mencapai suatu prestasi. Adakala tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu prestasi mengarah pada bentuk perilaku yang menyimpang.


(35)

Dalam kegiatan/proses belajar tentunya mahasiswa membutuhkan banyak bahan / referensi literatur perkuliahan. Adanya kehadiran fasilitas wifi memberikan kemudahan dan efisiensitas bagi mahasiswa pada saat mencari bahan-bahan perkuliahannya. Hal ini menimbulkan suatu motivasi dan dorongan bagi mahasiswa untuk terus dapat meningkatkan prestasi seperti yang diharapkannya. Dengan demikian fasilitas wifi sebagai salah satu sub sistem dalam institusi pendidikan diharapkan membawa dampak positif atau dengan kata lain memudahkan para generasi mudah khususnya mahasiswa untuk menggali kemampuan intelektualitasnya serta menjadi individu-individu yang berwawasan luas namun tetap berada pada norma-norma positif.

Diharapkan kehadiran fasilitas pendorong sistem belajar yakni wifi tersebut dapat memunculkan semangat motivasi berprestasi di kalangan mahasiswa dan mampu menciptakan manusia-manusia yang berwawasan luas dan memiliki potensi untuk memajukan negara dan bangsa ditingkat nasional maupun internasional.

2.3. Teori Kebutuhan

Manusia memiliki banyak sekali kebutuhan untuk hidupnya. Pada waktu tertentu kebutuhan manakah yang mereka coba untuk dipenuhi. Maslow mengemukakan hierarki atau tingkatan kebutuhan yang terdiri atas dua bagian utama, yaitu, kebutuhan dasar yang berada pada hierarki paling bawah berturut-turut terdiri dari :

1. Kebutuhan fisiologis


(36)

3. Kebutuhan untuk dicintai 4. Kebutuhan untuk dihargai, dan

5. Kebutuhan tumbuh, yang berada di atas kebutuhan dasar, berturut-turut dari bawah terdiri dari :

a. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami b. Kebutuhan keindahan, dan

c. Kebutuhan aktualisasi diri.

Menurut Teori Kebutuhan Maslow, kebutuhan yang berada pada hierarki lebih paling bawah tidak harus dipenuhi sebagian sebelum seseorang akan mencoba untuk memiliki kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Sebagai contoh, seorang yang lapar atau seorang yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu menghiraukan untuk mempertahankan konsep diri positif (gambaran terhadap diri sendiri sebagai orang baik) dibandingkan untuk mendapatkan makanan atau keamanan. Namun begitu, orang yang tidak lagi lapar atau tidak lagi dicekam oleh rasa takut, kebutuhan akan harga diri menjadi penting.

Satu konsep penting yang diperkenalkan Maslow adalah perbedaan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, cinta dan penghargaan) adalah kebutuhan yang penting untuk kebutuhan fisik dan psikologis dan kebutuhan ini harus dipenuhi. Sekali kebutuhan ini dipenuhi, motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhan ini surut. Sebaliknya, kebutuhan tumbuh, seperti kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, menghargai keindahan atau menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi (penghargaan) dari orang lain, tidak pernah dapat dipenuhi seluruhnya. Dalam kenyataannya, semakin orang dapat


(37)

memenuhi kebutuhan mereka untuk mengetahui dan memahami dunia di sekeliling mereka, motivasi belajar mereka dapat menjadi semakin besar dan kuat.

Kebutuhan individu saat ini, khususnya mahasiswa terhadap Internet sebagai media yang menyediakan berbagai fitur yang memudahkan mahasiswa dalam mencari dan menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya, merupakan hal tidak bisa terelakkan lagi. Adanya fasilitas yang memudahkan manusia dalam mengakses segala informasi dunia menjadikan Internet sebagai suatu subsistem yang tidak bisa dipisahkan lagi dari mobilitas manusia. Siapapun orangnya, dimanapun tempatnya dan apapun pekerjaannya pasti akan selalu membutuhkan Internet. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Internet saat ini merupakan bagian dari kebutuhan aktualisasi diri individu ( manusia ).

2.4. Teori Pilihan Rasional

Pada dasarnya, teori pilihan rasional memusatkan perhatian pada aktor. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud. Artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakannya tertuju pada upaya mencapai tujuan itu. Aktor pun dipandang mempunyai pilihan. Teori pilihan rasional tak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor. Yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan/pilihan aktor tersebut.

Teori Pilihan Rasional Coleman tampak jelas dalam gagasan dasarnya bahwa tindakan perseorangan mengarah pada suatu tujuan dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan, tetapi selain Coleman menyatakan bahwa untuk maksud yang sangat teoritis, ia memerlukan konsep yang lebih tepat mengenai aktor rasional yang


(38)

berasal dari ilmu ekonomi, dimana memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka (Ritzer, 2004 : 394).

Dalam membuat pilihan, individu diawali dengan adanya keinginan terhadap sesuatu dan keyakinan terhadap tujuan-tujuan tertentu yang disusun dalam suatu keyakinan. Keyakinan-keyakinan inilah yang pada akhirnya akan menciptakan pilihan rasional pada individu. Teori pilihan rasional pusatnya adalah aktor atau manusia yang mempunyai tujuan. Ada dua unsur utama dalam teori Coleman, yakni aktor dan sumber daya. Sumber daya adalah sesuatu yang menarik perhatian dan yang dapat dikontrol oleh aktor. Untuk itu diperlukan mekanisme pilihan pilihan yang berorientasi pada pemilihan rasional dan pada akhirnya akan menimbulkan gaya hidup masyarakat itu sendiri.

Pilihan manusia dalam menggunakan media untuk mengemmbangkan dirinya merupakan bagian dari pilihan rasional. Menggunakan cara – cara yang berbasis Hi-Tech mengindikasikan bahwa manusia membutuhkan IPTEK dalam kehidupannya. Telah ter – integrasinya teknologi dalam kehidupan manusia merupakan pilihan aktor atau manusia dalam mencapai tujuan – tujuannya.

2.5. Teori Gaya Hidup ( Life Style )

Menurut Adler (2000), seorang psikolog mengatakan bahwa masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesejahteraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut.


(39)

1. Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal.

2. Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadarkan atau direncanakan dan sebagian tidak disadari. Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi. Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai.

3. Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow feeling” atau ”gemeinschaft gefuhli”, yang fokus pada kesejahteraan orang lain dan ia menyebutnya sebagai minat sosial.

4. Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut dengan Fictional Goals.

WiFi, Intenet dan Laptop telah menjadi bagian dari gaya hidup ( Life Style ), apalagi di kalangan mahasiswa. Rutinitas kuliah yang mendekatkan mereka pada keberadaan WiFi, Internet dan Laptop sebagai sarana yang menyediakan kemudahan membuat mereka terdifusi ke dalam cengkraman fasilitas – fasilitas tersebut. Tingginya intensitas mereka terhadap penggunaan fasilitas tersebut telah menrubah pola pembelajaran mahasiswa sekarang ini. Fasilitas WiFi sebagai media penghubung antara Internet dan Laptop dianggap lebih praktis dalam memenuhi kebutuhan pendidikan. Hal ini diperlihatkan dari menurunnya minat mahasiswa dalam membaca buku yang mereka anggap ribet dan sudah kuno sehingga beralih ke pola pembelajaran yang modern.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeteksi sejauh mana Variabel bebas mempengaruhi Variabel terikat. Jenis penelitian deskriptif dimaksud untuk ekspolarasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkanaan dengan masalah yang diteliti.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang terletak di Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Alasan penelitian dilakukan disana karena :

1. Efektifitas dan efesiensi waktu saat penelitian karena jarak yang tidak begitu jauh dari pusat kota.

2. Beberapa jurusan / program studi pada fakultas tersebut berhubungan langsung dengan fasilitas WiFi tersebut.

3. Banyak ditemukan mahasiswa yang mempergunakan fasilitas WiFi.

3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel


(41)

Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk menyebutkan sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karena itu, populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian (Burhan, 2005: 99). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa di Fakultas MIPA di universitas tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 3643 orang seperti yang tertulis pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1. Klasifikasi Fakultas di Universitas Sumatera Utara

No FAKULTAS JUMLAH

1 Sastra 2318

2 Hukum 1803

3 Kedokteran 1413

4 Kedokteran Gigi 927

5 Psikologi 507

6 Keperawatan 685

7 Matematika dan IPA 3643

8 Farmasi 911

9 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2985

10 Pertanian 3109

11 Kesehatan Masyarakat 1202

12 Ekonomi 7639

13 Teknik 3846

Sumber : Database PUSKOM USU

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu, sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi


(42)

itu sendiri (Bailey, 1994:83). Untuk menghitung besarnya sampel didasarkan pada pendapat Taro Yamane (Rakhmat, 1995:99) yang mengajukan pilihan ukuran sampel berdasarkan tingkat presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%.

Rumus yang dikemukakan Taro Yamane adalah : N

n =

N (d)2 + 1

Dimana,` n : Besarnya sampel N : Besarnya populasi

d : Presisi atau derajat kebebasan (peneliti menetapkan 10% atau d = 0,1) Dari rumus Taro Yamane tersebut, maka besar sampel yang ditarik pada penelitian ini adalah :

N n =

N (d)2 + 1

3643 n =

3643 (0,1)2 + 1

3643 n =

36,43 + 1

3643 n =


(43)

37,43 n = 97,32

n = 97 orang mahasiswa

Dari proses penjumlahan melalui rumus Taro Yamane diatas maka didapat sampel sebanyak 97 orang responden. Sedangkan teknik untuk menarik sampelnya dilakukan dengan cara :

3.3.3 Purposive Sampling

Purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai kaitan dengan karakteristik populasi yang diketahui sebelumnya. Tehnik sampling ini digunakan berdasarkan pengetahuan terhadap populasi, maka unit-unit populasi yang dianggap “kunci” diambil sebagai sampel penelitian (Bungin 2006:115).

Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU b. Mahasiswa dengan masa studi minimal 2 semester

c. Mahasiswa yang menggunakan fasilitas WiFi

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a) Data primer adalah data yang di peroleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian.

Langkah-langkah pengumpulan data primer adalah dengan cara :


(44)

Pengamatan dan pengambilan gambar yang di lakukan atau diambil secara langsung dari lapangan penelitian.

• Kuesioner

Menyebarkan kuesioner dengan pertanyaan tertutup, dimana responden bebas menentukan jawaban yang terbaik. Bentuk seperti ini dengan memakai pedoman untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang penelitian sehingga hasilnya bersifat valid.

b) Data Sekunder

Data yang di peroleh dari data kedua atau sumber-sumber yang di butuhkan dalam penelitian ini sebelum menuju tahap berikutnya. Data sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal,artikel dan dari internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Teknik Analisis Data

Singarimbun dalam (Nanawi 1994:263) mengatakan analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa, yaitu dengan menggunakan beberapa analisis yaitu:

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisa Tabel Tunggal merupakan yaitu suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas


(45)

dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori (Nanawi 1994:266).

2. Analisis Tabel Silang

Teknik yang dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Nanawi 1994: 273).

3. Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah pengujian dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman. Kriyantono dalam (Jonathan 2006:174) mengatakan teknik data setiap data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (diranking).

Rumus koefisien adalah : 6 -

d2 Rho = 1 -

N (N2 – 1 ) Keterangan :

Rs (Rho) : Koefisien korelasi rank order Angka 1 : Angka satu; yaitu bilangan konstan Angka 6 : Angka enam ; yaitu bilangan konstan


(46)

d : Perbedaan antara pasangan jenjang

: Sigma atau jumlah

N : Jumlah individu atau sampel

Untuk melihat tinggi rendahnya korelasi, digunakan skala Guilford (dalam Sugiyono, 1994:149) sebagai berikut.

0,00 – 0,199 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,399 : Hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,599 : Hubungan yang cukup berarti 0,60 – 0,799 : hubungan yang tinggi; kuat

0,80 – 1,000 : Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.


(47)

3.6. Jadwal Kegiatan

Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan Proposal Penelitian √ √ 4 Seminar Proposal Penelitian √

5 Revisi Proposal Penelitian √

6 Penelitian Ke Lapangan √

7 Pengumpulan Data dan Analisis Data √

8 Bimbingan √ √ √ √

9 Penulisan Laporan Akhir √ √


(48)

3.7. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian mencakup uraian tentang keterbatasan dan hambatan yang ditemui dalam penelitian, baik yang berkaitan dengan metode dan teknik penulisan yang digunakan, maupun keterbatasan peneliti sendiri.

1. Dalam penelitian tersebut penulis melakukan penelitian pada bulan september 2010 sehingga data yang ditemukan berasal dari responden yang sedang aktif pada masa itu.

2. kendala yang dihadapi adalah terbatasnya waktu responden dalam mengisi kuesioner yang dibagikan. Hal ini dikarenakan kebanyakan responden sedang mengerjakan tugas perkuliahan dan ada juga yang sedang buru-buru sehingga menolak untuk mengisi kuesioner tersebut. 3. Keterbatasan lain yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah

kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti di dalam kuesioner kurang dimengerti oleh mereka, sehingga jawaban yang diberikan ada yang tidak mereka isi atau jawab. Akhirnya membuat peneliti harus melakukan pengulangan untuk menyebarkan kuesioner yang baru.


(49)

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal 04 Juni 1952 berdiri Yayasan Universitas Sumatera Utara yang dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara Abdul Hakim. Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia Persiapan Pendirian Perguruan Tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono (Kepala Jawatan Kesehatan Rakyat Provinsi Sumatera Utara). Pada tanggal 20 Agustus 1952 didirikan Fakultas Kedokteran yang kemudian disusul dengan Fakultas Hukum & Pengetahuan Kemasyarakatan (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956) dan Fakultas Pertanian (1956).

Pada tanggal 20 bulan November tahun 1957, Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno meresmikan berdirinya Universitas Sumatera Utara (USU) yang merupakan perguruan tinggi negeri ke tujuh di Indonesia. Pada perkembangan selanjutnya pada tahun 1959 berdiri Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi yang disusul kemudian berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Politeknik (1980), Fakultas Ilmu Sosial & Politik (1980) dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Psykologi (2007) dan Fakultas Farmasi (2007).


(50)

4.1.2. Letak Universitas Sumatera Utara

Kampus USU sebagai kampus utama berlokasi di Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, namun sebelumnya beberapa Fakultas di lingkungan USU menggunakan sejumlah gedung yang tersebar di kota Medan termasuk di antaranya berlokasi di Jalan Seram, Jalan Cik Ditiro, Jalan Sempali, dan Jalan Gandhi. Kampus Padang Bulan yang pada awalnya terdapat di pinggiran kota Medan, kemudiaan dengan perkembangan kota Medan sehingga sekarang berada di tengah-tengah kota. Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada ditengahnya.

4.1.3. Sejarah Singkat Berdirinya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sumatera Utara

Pendirian Fakultas Ilmu Pasti & Ilmu Alam Universitas Sumatera Utara (FIPIA USU) mulai dirintis sejak tahun 1959. Universitas Sumatera Utara saat itu dipimpin oleh Presiden USU yang dijabat Prof. dr. A. Sofjan. Namun dengan terjadinya pergolakan di USU sehingga pendiriannya ditangguhkan. Pada tahun 1965 keadaan di USU mulai stabil dan saat itu USU dijabat oleh seorang Rektor yaitu drg. Nazir Alwi. Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 9683/Sekret/BUP/1965 tertanggal: 30 November 1965 yang ditanda tangani oleh Prof. dr. Syarief Thayeb. Tetapi sebelum Surat Keputusan diterbitkan, pimpinan FIPIA USU telah terlebih dahulu dilantik oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 25 Agustus 1965 dengan susunan sebagai berikut:


(51)

Dekan : Andreas Teman Barus, M.Sc. Pembantu Dekan – I : Drs. Pemimpin Siagian Pembantu Dekan – II : Drs. Dj. Pinem

Pembantu Dekan – III : Drs. Raden Achmad Soekemi, Apt.

Hasil musyawarah dan mufakat para pimpinan FIPIA USU dengan Rektor USU ditetapkan bahwa: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara resmi berdiri pada tanggal 25 Agustus 1965 Peresmian berdirinya FIPIA USU ditandai dengan dibukanya tiga jurusan yaitu: Jurusan Matematika, Fisika dan Kimia. Pada tahun 1969, FIPIA USU membuka Jurusan Farmasi dengan tenaga pengajar adalah apoteker alumnus ITB dan UGM. Pada tahun 1974 FIPIA USU berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (FIPPA) USU, namun beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1982 kembali merubah nama dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU.

Pada tanggal 20 November 1981 melalui Surat Keputusan Rektor USU Nomor. 3491/PT05/SK/C/1981, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU membuka Program Diploma-3 Pendidikan Ahli Kimia Analis (PAKA). Pada tahun 1985 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU dipercayakan pemerintah Republik Indonesia untuk menyelenggarakan Program Diploma-3 Kependidikan meliputi Program Studi: Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Program ini dimaksudkan untuk pengadaan guru-guru dalam bidang eksakta yang akan ditempatkan di daerah dan seluruh mahasiswanya memperoleh bea siswa.


(52)

Pada tahun 1988, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU kembali mengembangkan sayapnya dengan membuka Program Studi Strata-1 Biologi kemudian pada tahun 1993 membuka Program Studi Diploma-3 Komputer dan Statistika dan tahun berikutnya yaitu tahun 1994 awal dibukanya Program Studi Diploma-3 Fisika Instrumentasi, Kimia Industri dan Analis Farmasi. Pada tahun 1994 ini juga terjadi peleburan Program Diploma-3 Pendidikan Ahli Kimia Analis (PAKA) menjadi Program Diploma-3 Kimia Analis. Pada tahun 2002, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU membuka Program Studi Strata-1 Ilmu Komputer.

Awal tahun 2007, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU membuka Program Studi Strata-1 Teknik Perangkat Lunak diiringi dengan pelepasan Jurusan Farmasi dan Program Diploma-3 Analis Farmasi yang secara resmi memisahkan diri dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU. Pada tahun 2003 dimana USU secara resmi sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN) nama Jurusan berubah menjadi Departemen.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU dalam pengembangan sumber daya manusia dan proses belajar mengajar bukan hanya membuka Program Studi Strata-1 dan Diploma-3 tetapi pada tahun 1997 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU telah membuka dan melaksanakan Program Magister Ilmu Kimia kemudian berturut-turut menyusul Program Magister Matematika, Program Magister Ilmu Fisika, Program Magister Ilmu Biologi dan Program Doktor Ilmu Kimia. Program Magister dan Doktor secara administratif dilaksanakan oleh Sekolah Pascasarjana USU.


(53)

Secara keseluruhan, sampai dengan saat ini Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU mengasuh 6 (enam) Departemen Strata-1, 5 (lima) Program Studi Diploma-3, 5(lima) Program Studi Magister dan 1 (satu) Program Studi Doktor.

4.2. Penyajian Data

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, informasi yang diperoleh merupakan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada Mahasiswa yang berada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian ini akan ditampilkan melalui tabel tunggal dan tabel silang dengan menggunakan SPSS yang disertai dengan analisis data. Didalam penyajian tabel tunggal, peneliti membagi kedalam 3 bagian, yaitu :

1. 4.2.1. Membahas mengenai karakteristik responden. 2. 4.2.2. Pengaruh WiFi terhadap indeks prestasi mahasiswa. 3. 4.2.3. Pengetahuan responden terhadap WiFi.

4. 4.2.4. Analisi pertanyaan terbuka dan semi terbuka

Didalam penyajian tabel silang, peneliti memfokuskan penilaian hubungan antara variabel X dan variabel Y kedalam 3 bagian, yaitu :

1. Hubungan antara mengetahui WiFi terhadap apakah kehadiran fasilitas Wifi dikampus memberikan pengaruh positif bagi prestasi belajar. 2 Hubungan antara lama menggunakan WiFi terhadap keberadaan

fasilitas WiFi dikampus membantu mahasiswa dalam hal bidang akademis/perkuliahan.


(54)

3 Hubungan antara lokasi khusus bagi pengguna wifi terhadap ketepatan sasaran keberadaan fasilitas WiFi dalam kontribusinya pada kegiatan/aktivitas perkuliahan.

Pembagian kelompok tersebut akan dijelaskan secara berurutan yang disesuaikan dengan kuesioner penelitian. Penyajian data yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel Tunggal

Tabel tersebut mengemukakan data variabel penelitian dan penganalisaannya dalam bentuk analisa tabel tunggal yang berasal dari data temuan yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan di kuesioner. Data-data yang lebih terperinci akan disajikan berikut ini:

4.2.1 Komposisi dan Karakteristik Responden

Maksud dari penyajian data karakteristik responden adalah agar penulis lebih mengenal responden yang diteliti sehingga dapat lebih memudahkan menulis dalam melakukan penganalisaan data. Adapun karakteristik responden adalah sebagai berikut :


(55)

4.2.1.1 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi responden lebih besar jumlah jenis kelamin perempuan dari pada laki-laki, perbedaan ini dapat dilihat dari Tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Laki - Laki 45 46,4

2 Perempuan 52 53,6

Jumlah 97 100

Sumber : Data Penelitan Lapangan (Kuesioner) September 2010

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tujuh responden perempuan lebih banyak dari pada responden laki-laki, yakni responden laki-laki berjumlah 45 responden atau (46,4 %), sedangkan perempuan sebanyak 52 responden atau (53,6 %). Dari hasil penyebaran kuesioner di lapangan responden perempuan lebih banyak meluangkan waktunya mengisi kuesioner di banding responden laki-laki, hal ini dikarenakan sewaktu penulis melakukan penelitian responden laki-laki sangat jarang dijumpai. selain itu pada saat penyebaran kuesioner berlangsung responden perempuan lebih banyak dijumpai pada saat sedang menggunakan fasilitas Wi-Fi. Dalam penelitian ini penulis melihat bahwa kemauan untuk mengakses informasi yang terkait dengan perkuliahan ditunjukkan oleh responden perempuan dalam arti kata responden perempuan lebih rajin belajar daripada responden laki-laki.


(56)

4.2.1.2 Komposisi responden berdasarkan usia

Adapun yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki usia antara 20 tahun hingga 24 tahun seperti yang terlihat dibawah ini :

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi (F) Persentase (%)

1 20 Tahun 1 1,0

2 21 Tahun 34 35,1

3 22 Tahun 34 35,1

4 23 Tahun 26 26,8

5 24 Tahun 2 2,1

Jumlah 97 100

Sumber : Data Penelitian Lapangan (Kuesioner) September 2010

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa usia responden dalam penelitian ini bervariasi. Tujuan dibuatnya penyebaran kuesioner dengan usia yang bervariasi agar peneliti dapat memperoleh data yang lebih lengkap berdasarkan lama tinggal responden dari total keseluruhan mahasiswa di fakultas tersebut. dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat responden dengan usia 20 tahun memiliki frekuensi 1 dengan persentase 1,0 %, usia 21 – 22 tahun memiliki frekuensi yang berimbang yakni 34 responden dengan persentase 35,1 %, sedangkan responden dengan usia 24 tahun memiliki frekuensi 2 responden dengan persentase 2,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berusia 21-22 tahun di fakultas tersebut lebih banyak dari responden lainnya sehingga memunculkan pemahaman yang berbeda-beda terhadap penggunaan Wi-Fi di fakultas tersebut.


(57)

4.2.1.3 Komposisi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No. Jenjang Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Strata 1 (S1) 42 43,3

2 Diploma 3 (D3) 55 56,7

Jumlah 97 100

Sumber : Data Penelitian Lapangan (Kuesioner) September 2010

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden berdasarkan jenjang pendidikan yang jumlahnya paling besar adalah Diploma-3 (D3), yaitu 55 responden (56,7 %) dan Strata-1 (S1), yaitu 42 responden (43,3 %). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak dalam penelitian tersebut adalah Diploma 3 (D3). Hal ini dikarenakan pada saat penyebaran kuesioner di lapangan responden yang paling banyak meluangkan waktunya adalah responden jenjang pendidikan Diploma 3 (D3) dan juga responden Diploma 3 tersebut banyak yang sedang menggunakan fasilitas Wi-Fi di fakultas tersebut.


(58)

4.2.1.4 Komposisi Responden Berdasarkan Jurusan / Program Studi

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan / Program Studi No. Jurusan / Prodi Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Biologi 20 20,6

2 Teknik Komputer 2 2,1

3 Fisika 12 12,4

4 Ilmu Komputer 42 43,3

5 Kimia 6 6,2

6 Kimia Analis 4 4,1

7 Kimia Industri 9 9,3

8 Matematika 2 2,1

Jumlah 47 100

Sumber : Data Penelitian Lapangan (Kuesioner) September 2010

Dari Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa jurusan pada responden penelitian ini yaitu Jurusan Biologi berjumlah 20 responden atau (20,6 %), Jurusan Teknik Komputer 2 responden atau (2,1 %), Jurusan Fisika 12 responden atau (12,4 %), Jurusan Ilmu Komputer 42 responden atau (43,3 %), Jurusan Kimia 6 responden atau (6,2 %), Jurusan Kimia Analis 4 responden atau (4,1 %), Jurusan Kimia Industri 9 responden atau ( 9,3 %), dan Jurusan Matematika 2 responden atau (2,1 %). Dari penjelasan diatas bahwa mayoritas jurusan pada responden ini adalah jurusan Ilmu Komputer dimana jurusan tersebut sangat bergantung kepada fasilitas pendudukung akademis yaitu fasilitas Wi-Fi dalam mendorong setiap mata kuliah dijurusan tersebut.


(59)

4.2.2 Penggunaan Wifi Oleh Mahasiswa

Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.

Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insane-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannyadengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual. Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.

Mahasiswa yang diharapkan sebagai generasi muda yang berintelektualitas tinggi tentunya akan terlahir apabila memiliki wawasan yang luas baik dalam skala nasional maupun internasional. Internet sebagai fasilitas canggih yang mampu memberikan jangkauan yang tiada batasnya dalam menginput berbagai informasi di seluruh dunia tentunya memberikan manfaat bagi daya intelektulitas mahasiswa.


(60)

4.2.2.1 Lama Menggunakan Fasilitas WiFi Di Kampus

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Menggunakan Wifi di Kampus

Sumber : Data Penelitian Lapangan (Kuesioner) September 2010

Dari data temuan diatas yakni tabel 4.5 mengenai distribusi responden berdasarkan lamanya menggunakan WiFi di kampus di dapat 37 responden dengan persentase 38,2 % telah menggunakan fasilitas tersebut selama kurang dari satu tahun, kemudian 28 responden dengan persentase 28,9 % telah menggunakan fasilitas tersebut selama 2 tahun dan responden yang telah menggunakan fasilitas WiFi selama lebih dari 2 tahun sebanyak 32 responden dengan persentase 33,0 %. Hal ini memperlihatkan bahwa responden di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU sebagai pengguna fasilitas tersebut mengalami pertambahan dari tahun ke tahun. Pertambahan pengguna dari tahun ketahun ini juga dipengaruhi oleh dampak menurunnya harga barang-barang elektronik khususnya laptop sehingga banyak mahasiswa yang telah memiliki laptop tersebut

No. Sejak Kapan Menggunakan Wifi di Kampus

Frekuensi (F) Persentase (%)

1 < 1 Tahun 37 38,2

2 2 Tahun 28 28,9

3 > 2 Tahun 32 33,0


(61)

4.2.2.2 Intensitas Penggunaan WiFi Perhari

Tabel 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Penggunaan Wifi Perhari No. Intensitas Penggunaan Per Hari Frekuensi (F) Persentase (%)

1 < 2 Jam 61 62,9

2 2 – 4 jam 33 34,0

3 > 4 Jam 3 3,1

Jumlah 97 100,0

Sumber : Data Penelitian Lapangan (Kuesioner) September 2010

Tersedianya fasilitas WiFi tersebut juga mempengaruhi efisiensi waktu pada mahasiswa. Mereka terkadang seolah-olah terhanyut dalam penelusurannya sehingga terkadang lupa waktu bahkan ada beberapa mahasiswa yang sengaja datang ke kampus hanya untuk memanfaatkan fasilitas online gratis yang didapat dari adanya fasilitas WiFi tersebut. Berdasarkan data yang didapat dilapangan mengenai lama penggunaan WiFi di kampus sebanyak sebanyak 61 orang (62,9%) menggunakan WiFi kurang dari 2 jam per hari, sebanyak 33 orang (34,0 %) menggunakannya sekitar 2-4 jam per hari dan selebihnya ada sebanyak 3 orang (3,1%) menggunakannya lebih dari 4 jam per harinya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan fasilitas WiFi oleh responden masih berada dalam keadan wajar seperti yang terlihat pada tabel diatas yaitu 2 – 4 jam perhari


(62)

4.2.2.3 Ketersediaan Lokasi Khusus Bagi Pengguna WiFi

Tabel 4.7

Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Tempat Khusus Bagi Pengguna Wifi

Sumber : Data Penelitian Lapangan (Kuesioner) September 2010

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat sebanyak 83 orang (85,6%) menjawab tersedianya tempat khusus bagi pengguna WiFi sedangkan selebihnya yaitu sebanyak 14 orang (14,4%) menjawab tidak ada tersedianya tempat khusus bagi pengguna WiFi. Hal tesebut diatas menunjukkan bahwa ada tempat khusus yang diperuntukkan bagi responden dalam mengakses fasilitas WiFi tersebut namun tempat tersebut masih kurang memadai dimana tempat tersebut berada diteras-teras kampus. Ketersediaan fasilitas WiFi di kampus akan lebih baik lagi apabila dibarengi dengan fasilitas penunjang lainnya seperti didalam ruangan tertutup sehingga tidak terlalu berisik, suasana yang tenang dan nyaman membuat responden dapat fokus dalam belajar maupun mencari literatur perkuliahannya sehingga menimbulkan keinginan yang besar untuk belajar bagi para penggunanya.

No. Ketersediaan Tempat Khusus Bagi Pengguna wifi

Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Ya 83 85,6

2 Tidak 14 14,4


(63)

4.2.2.4 Kendala Yang Sering Dialami Saat Menggunakan Fasilitas WiFi

Tabel 4.8

Distribusi Responden Berdasarkan Kendala Yang Paling Sering Dialami No. Kendala yang paling sering dialami

saat menggunakan fasilitas Wifi

Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Koneksi lambat 73 75,3

2 Sering error 8 8,2

3 Minimnya tempat mencarger 16 16,5

Jumlah 97 100,0

Sumber : Data Penelitian Lapangan (Kuesioner) September 2010

Sebagai fasilitas nir kabel dan menggunakan tenaga listrik dalam pengadaannya, tentu saja tidak luput dari berbagai kendala ataupun kesulitan yang dialami oleh para pengguna. Apalagi bila WiFi itu digunakan secara bersamaan oleh banyak orang maka akan terjadi kegagalan dalam proses loading – nya. Berdasarkan hasil data dilapangan tentang kendala – kendala yang paling sering dialami responden saat menggunakan WiFi yaitu sebanyak 73 orang (75,3%0 menjawab koneksi lambat, sebanyak 8 orang (8,2%) menjawab sering eror dan selebihnya menjawab minimnya tempat mencarger yaitu sebanyak 16 orang (16,5%). Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa semakin banyaknya pengguna yang memanfaatkan fasilitas tersebut maka akan mempengaruhi kecepatan kinerja WiFi tersebut. seperti yang diungkapkan oleh beberapa responden yang sangat mengeluh terhadap kendala tersebut.


(64)

4.2.2.5 Kebebasan Dalam Mengakses Website

Tabel 4.9

Distribusi Responden Berdasarkan Kebebasan Dalam Mengakses Website No. Bebas mengakses website Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Ya 86 88,7

2 Tidak 11 11,7

Jumlah 97 100,0

Sumber : Data Penelitian Lapangan (Kuesioner) September 2010

Dari data temuan diatas dapat dilihat bahwa 86 responden dengan persentase 88,7 % mengatakan bahwa mahasiswa dibebaskan dalam mengakses website di internet sedangkan 11 responden dengan persentase 11,7 % mengatakan tidak bebas dalam mengakses website di internet. Dari hasil wawancara singkat terhadap responden yang mengatakan tidak ditemukan bahwa di lokasi penelitian tersebut memiliki admin yang bertugas untuk mengontrol penggunaan fasilitas wifi tersebut. Admin ini memblokir semua situs jejaring sosial, situs porno, dan akses untuk game online. Mereka mengatakan bahwa fasilitas WiFi tersebut hanya untuk browsing dalam hal pencarian literatur kuliah saja. Sedangkan responden yang mengatakan Ya menjelaskan bahwa pemblokiran akses yang dilakukan oleh admin tersebut dapat di atasi dengan mengganti proxy internetnya sehingga dapat bebas mengakses situs yang diinginkan kecuali situs porno.


(65)

4.2.2.6 Kecenderungan Dalam Mengakses Fitur-Fitur Di Internet

Tabel 4.10

Distribusi Responden Berdasarkan Kecenderungan Dalam Mengakses Fitur-fitur Di Internet No. Fitur-fitur yg digunakan sewaktu

online

Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mencari literatur kuliah 48 49,5

2 Email / Chating 3 3,1

3 Facebook, Twitter, Friendster (situs -jejaring sosial)

18 18,6

4 Browsing 28 28,9

5 Lainnya 0 0,0

Jumlah 97 100,0

Sumber : Data Penelitian Lapangan (Kuesioner) September 2010

Internet juga menyediakan berbagai macam fitur yang dapat digunakan oleh semua usernya. Tersedianya berbagai fitur yang juga dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya namun bisa saja berdampak negatif. Dari data yang didapat dilapangan ditemukan bahwa responden cenderung mengakses internet untuk mencari literatur kuliah sebanyak 48 orang (49,5%), untuk email/chating 3 orang (3,1%), untuk Facebook-Twiter-Friendster (situs jejaring sosial) sebanyak 18 orang (18,6%), untuk browsing sebanyak 28 orang (28,9%). Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa kebanyakan responden benar-benar memanfaatkan fasilitas tersebut untuk menambah wawasan yang berhubungan dengan perkuliahannya dan tentunya hal tersebut adalah fungsi sebenarnya dari fasilitas WiFi tersebut. Namun ada sebagaian responden yang mempergunakannya untuk kepentingan pribadinya sendiri.


(1)

7. Menurut anda, seberapa besar pengaruh wifi terhadap indeks prestasi mahasiswa

a. Sangat berpengaruh b. Berpengaruh

c. Tidak berpengaruh

7. Menurut pendapat anda apakah keberadaan fasilitas wifi dikampus memiliki pengaruh terhadap Indeks Prestasi (IP) mahasiswa

a. Ya, Sebutkan alasannya ... b. Tidak, Sebutkan alasannya ...

8. Menurut anda apakah fungsi positif dan fungsi negatif dari keberadaan fasilitas wifi

a. Positif :

... ... ...

b. Negatif :

... ... ...


(2)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 23

Alamat : Jl. Beringin Gg. Amal No. 2 Medan

Pendidikan : S-1

Jurusan / Prodi : Matematika Ip Semester lalu : 3,5

2. Nama : Dhea Fhitaloka

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 21

Alamat : Komp. KPR BTN Blok AU/12 Martubung

Pendidikan : Ilmu Komputer

Jurusan / Prodi : D-3 Ip Semester lalu : 3,1

3. Nama : Fika

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 22

Alamat : Jl. Guru Sinumba no. 11

Pendidikan : D-3

Jurusan / Prodi : Ilmu Komputer Ip Semester lalu : 2,9


(3)

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 22

Alamat : Jl. Dr. Mansyur Gg. kenari

Pendidikan : S-1

Jurusan / Prodi : Kimia Ip Semester lalu : 2,7

5. Nama : Rian Budi Prasetya Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 23

Alamat : Jl. Setia budi Gg. famili no. 3

Pendidikan : S-1

Jurusan / Prodi : Teknik Komputer Ip Semester lalu : 2,5

6. Nama : Hari Prawoto

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 21

Alamat : Jl. Jamin Ginting Gg. Diponegoro 30 Medan

Pendidikan : D-3

Jurusan / Prodi : Kimia Analis Ip Semester lalu : 2,6


(4)

Alamat : Jamin Ginting Gg. Dipanegara No. 7c

Pendidikan : S-1

Jurusan / Prodi : Biologi Ip Semester lalu : 3,3

8. Nama : Fino Skundano Rozzaq Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 21

Alamat : Komp. Stella Residence 6/7

Pendidikan : D-3

Jurusan / Prodi : Kimia Industri Ip Semester lalu : 2,4

9. Nama : Arifah Hidayah Pulungan Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 22

Alamat : Jl. Abd. Hakim No. 35

Pendidikan : S-1

Jurusan / Prodi : Fisika Ip Semester lalu : 2,9


(5)

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 23

Alamat : Jamin Ginting Gg. Dipanegara No. 7c

Pendidikan : S-1

Jurusan / Prodi : Biologi Ip Semester lalu : 3,3

11. Nama : Siti Solfiya Nst Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 22

Alamat : Jl. Dr. Mansyur Gg. Sipirok

Pendidikan : S-1

Jurusan / Prodi : Biologi Ip Semester lalu : 3,5

12. Nama : Dedi Hartono Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 21

Alamat : Jl. Bilal no. 30

Pendidikan : D-3

Jurusan / Prodi : Kimia Industri Ip Semester lalu : 3,2


(6)

Alamat : Jl. Wonosari no.1 perdamaian stabat

Pendidikan : D-3

Jurusan / Prodi : Ilmu Komputer Ip Semester lalu : 3,2

14. Nama : Ervina N. Tambunan Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 23

Alamat : Jl. Pasar 2 No. 567 P. Bulan Medan

Pendidikan : S-1

Jurusan / Prodi : Fisika Ip Semester lalu : 2,6

15. Nama : Farid Akhsani Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 24

Alamat : Jl. Binjai Km 11 No. 27

Pendidikan : S-1

Jurusan / Prodi : Biologi Ip Semester lalu : 3,3